PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Perundingan Presiden Soeharto dan Presiden Franz Jonas

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 17 November 1972 --- Sore ini Presiden Soeharto berunding dengan Presiden Franz Jonas di Istana Habsbrug. Tidak ada pemberitaan resmi mengenai pembicaraan kedua negara tersebut. Akan tetapi diduga kedua kepala negara telah membicarakan kemungkinan-kemungkinan untuk memperluas kerjasama yang selama ini telah ada diantara kedua bangsa.


Sore ini Presiden soeharto bertemu dengan pengusaha-pengusaha Austria. Pada kesempatan itu Presiden mengajak pengusaha-pengusaha tersebut untuk menanamkan modal meraka di Indonesia. Dalam hubungan ini Presiden mengatakan bahwa kesempatan untuk menanam modal di Indonesia masih terbuka luas. Indonesia dewasa ini sedang menyempurnakan prosedur penanaman modal, sehingga akan memperlancar pelaksanaan penanaman modal dan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.




Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Pembentukan Dana Pengasuhan Putera-Puteri Pedalaman Irian Barat

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 17 November 1969 --- Presiden Soeharto mengeluarkan keputusan Presiden No. 93 tahun 1969 tentang pembentukan Panitia Dana Pengasuhan Putera-Puteri Pedalaman Irian Barat. Lembaga ini dipimpin langsung oleh Presiden Soeharto, dengan dibantu oleh sektor I/Irian Barat. Adapun tugas lembaga ini adalah menyelenggarakan pengurusan dana serta segala bentuk sumbangan lainya sebangai usaha untuk meningkatkan kehidupan putera-puteri pedalaman Irian Barat.


Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Amanat Presiden pada Pembukaan Musyawarah Kerja Nasional ( ISBM )

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 17 November 1966 --- Penjabat Presiden dalam amanat tertulisnya pada pembukaan musyawarah kerja nasional dan simposisium budaya dan festival seni dari Ikatan Seniman Budayawan Muhammadiyah (ISBM) seluruh Indonesia di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, mengatakan bahwa melalui seni budaya hendaknya dapat dibina masyarakat yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang cinta kepada tanah air dan bangsanya, yang menjunjung tinggi dan akhlak kemanusiaan, yang berani berjuang untuk keadilan dan kebenaran, serta berjiwa dinamis untuk kemajuan lahiriah dan batiniah.


Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Rapat Kaum Buruh di Lapangan Benteng Jakarta

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 17 November 1965 --- Pagi ini berlangsung rapat umum kaum buruh di lapangan benteng, Jakarta. Rapat umum tersebut dihadiri oleh kurang-lebih 100.000 oarang buruh yang tergabung dalam beberapa organisasi buruh, seperti KBM, Saburmusi, Kubu Pancasila, KBKI, Kespekri, Sentral Organisasi Buruh Pancasila, Gasbiindo, GOBSI Indonesia, Kongkarbusoksi, dan KB1M. Rapat umum tersebut mengeluarkan resolusi yang berbunyi:

1.    Beretekad bulat menumpas habis sampai ke akar-akarnya petualang kontrev Gestapu yang didalangi/dilakukan/didukung oleh PKI serta organisasi-organisasi masanya, yang nyata-nyata melakukan penyelewengan, terhadap revolusi 17 Agustus 1945.

2.    Memohon kepada Presiden Soekarno untuk membersihkan kabinet dan rapat-rapat revolusi lainya dalam segala tingkat dari unsur-unsur/oknum-oknum kontrev, karena untuk ini mutlak diperlukan pembantu-pembantu Presiden yang tidak diragukan kesetiaannya kepada Presiden soekarno.

3.    Meminta Presiden Soekarno untuk memberikan penjelasan politik terhadap petualang kontrev Gestapu dan pembubaran PKI, SOBSI, serta organisasi-organisasi massanya, termasuk Bakperi, sehingga semua kekuatan disatupadukan guna mengemban Ampera, mengamankan revolusi Indonesia yang anti-Nekolim  dan anti-Feodal

4.     Mohon kepada Presiden Soekarno agar didalam segala kegiatan revolusi dapat ditempatkan wakil-wakil buruh progresif-revolusioner sebagai sokoguru revolusi, khususnya, bidang ekonomi, dapat diikut sertakan didalam task force-task force  ekonomi, sehingga secapa positif lebih memperhebat usaha-usaha mempertinggi produksi, mengamankan alat-alat didalam produksi, demi tercapainya prinsip berdikari dibidang ekonomi.



Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Pembicaraan Tidak Resmi Tahap Pertama Dengan PM Tun Abdul Razak

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Minggu, 16 November  1975 --- Presiden Soeharto hari ini mengadakan pembicaraan tidak resmi tahap pertama dengan PM Tun Abdul Razak di Prapat, Sumatera Utara. Menurut Menteri Luar Negeri Adam Malik, pembicaraan tahap pertama ini baru bersifat tukar pikiran saja sekitar penyelenggaraan KTT ASEAN. Ternyata pada tahap ini tidak ada perbedaan yang bersifat fundamental antara kedua pemimpin itu.

Dalam pembicaraan tidak resmi tahap kedua antara Presiden Soeharto dan PM Razak, kedua pemimpin pemerintahan itu berhasil menyepakati beberapa hal. Keduanya antara lain sepakat bahwa Indonesia dan Malaysia perlu meningkatkan kewaspadaan nasional masing-masing. Untuk itu kedua negara akan meningkatkan kerjasama di berbagai bidang.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Soeharto Menerima Delegasi Parlemen Rumania

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 16 November  1974 --- Delegasi Parlemen Rumania yang terdiri atas enam anggota Parlemen dan dipimpin oleh Ketua Parlemen Nicolas Giosan, pagi ini diterima oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Yang menjadi fokus perhatian dalam pertemuan itu adalah kemungkinan partisipasi Rumania dalam pembangunan industri petrokimia, kimia, bahan-bahan bangunan dan konstruksi di Indonesia. Selesai bertemu dengan Kepala Negara, Dr. Giosan mengatakan kepada para wartawan bahwa delegasinya menilai pembicaraan itu sangat bermanfaat untuk mengembangkan hubungan kedua negara dalam bidang politik, kebudayaan, teknik, dan trauma dalam bidang ekonomi dan perdagangan.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Pembukaan Kongres ke-3 LVRI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 16 November  1973 --- Presiden Soeharto pagi ini membuka Kongres Nasional ke-3 LVRI di Gedung Granada, Jakarta. Dalam sambutannya, Kepala Negara mengatakan bahwa kita jangan mengharapkan keajaiban, sebab pembangunan merupakan proses yang panjang dan sambung menyambung. Banyak masalah yang kita hadapi, sehingga kita harus menggarap lebih dahulu masalah yang paling mendesak.

Kepala Negara membantah bahwa kita hanya memperhatikan pembangunan di bidang ekonomi dan mengabaikan bidang non-ekonomi. Dikatakannya bahwa meskipun kita memprioritaskan pembangunan ekonomi, kita juga berusaha mengembangkan kehidupan demokrasi, mendewasakan kebebasan, memperkokoh kehidupan konstitusional dan mengusahakan kepastian hukum. Jadi, pembangunan bangsa dalam arti luas tetap kita kerjakan. Kita menyadari bahwa pembangunan ekonomi saja tanpa usaha memberi tempat dan arti terhadap nilai-nilai kemanusiaan tidak akan mendatangkan kebahagiaan. Sebaliknya, kebahagiaan dan perbaikan mutu kehidupan juga tidak akan mungkin tercapai dalam keadaan ekonomi yang buruk.




Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Soeharto Mengakhiri Kunjungan di Prancis

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 16 November  1972 --- Presiden Soeharto dan rombongan hari mengakhiri kunjungannya di Prancis dan menuju Wina, Austria, dengan menumpang pesawat Fokker 28 milik Prancis. Setiba di Wina, Presiden dan rombongan disambut oleh Presiden Franz Jonas dan Menlu Austria Rudolf Kirchs.

Dalam jamuan makan malam yang diselenggarakan oleh Presiden Austria, Franz Jonas, untuk menghormati kunjungannya, Presiden Soeharto antara lain mengharapkan adanya kerjasama dari semua bangsa dalam tatanan hubungan internasional yang baru, demi memecahkan masalah-masalah dunia yang dewasa ini sudah bersifat universal.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Mengajak Umat Islam Mengejar Kemajuan dan Meninggalkan Keterbelakangan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 16 November  1970 --- Malam ini di Istana Negara berlangsung peringatan Nuzulul Qur’an yang juga dihadiri oleh Presiden Soeharto. Dalam sambutannya, Presiden mengajak umat Islam untuk mengejar kemajuan, dan meninggalkan keterbelakangan. Menurut Kepala Negara, keterbelakangan dan kemelaratan bukan saja merupakan penderitaan lahiriah, melainkan juga dapat menjadi sumber kegelisahan batiniah dan moral. Sebaliknya, kemajuan bukan saja harus diusahakan, tetapi harus dijadikan satu tekad dan sikap mental bagi setiap warganegara. Demikian Presiden Soeharto.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Sambutan Tertulis Jenderal Soeharto pada Seminar II Serikat Sekerja Pos Telepon dan Komunikasi

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 16 November  1966 --- Jenderal Soeharto dalam sambutan tertulisnya pada Seminar II Serikat Sekerja Pos Telepon dan Telekomunikasi (Sekber Golkar) di Lawang, Jawa Timur, baru-baru ini telah menekankan betapa pentingnya peranan ekonomi bagi proses stabilisasi politik. Dikatakan juga, kemerosotan ekonomi merupakan salah satu sumber dari ketidak stabilan politik yang senantiasa dihadapi Indonesia pada masa lalu. Oleh sebab itu, dalam rangka penciptaan stabilitas politik perlu adanya pembangunan ekonomi.

Sementara itu penekanan dalam bidang politik telah dikemukakan Jenderal Soeharto dalam sambutannya pada peringatan ulang tahun Korps Pierre Tendean beberapa waktu yang lalu. Pada kesempatan ini, Jenderal Soeharto antara lain mengemukakan perlunya tiga syarat pokok bagi perjuangan Orde Baru. Ketiga syarat pokok itu ialah kemurnian Pancasila, kemurnian pelaksanaan asas dan sendi-sendi UUD 1945 dan bersih dari mental G-30-S/PKI.

Untuk memperlancar pelaksanaan tugas di departemen-departemen dan penegasan struktur organisasi masing-masing departemen dalam kaitannya dengan keseluruhan jaringan kabinet, maka Presidium Kabinet Ampera telah menggariskan struktur organisasi dan pembagian tugas dari departemen-departemen pemerintahan dalam Kabinet Ampera. Hal ini tercantum dalam Keputusan Kabinet Ampera No. 75/U/Kep/11/1966. Yang dikecualikan dalam pengaturan ini adalah departemen-departemen di lingkungan Angkatan Bersenjata.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

ABRI dan Angkatan Kepolisian Bersedia Membantu Menpagad Letjen Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 16 November  1965 --- Bertempat di War Room Staf Angkatan Bersenjata telah berlangsung rapat kerja menteri/panglima dari keempat angkatan, yang merupakan rapat pertama sejak terjadinya G-30-S/PKI. Rapat yang dipimpin oleh Menko Hankam/KASAB Jenderal AH Nasution ini membahas masalah kekompakan ABRI, baik lahir maupun batin, terutama akibat dari petualangan Gestapu yang memang menimbulkan keretakan lahir dan bathin diantara angkatan bersenjata. Dalam rapat tersebut diputuskan secara bulat bahwa kekompakan ABRI adalah mutlak diperlukan. Dalam hubungan ini pimpinan Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian, telah menyatakan kesediaan untuk membantu Menpangad Letjen. Soeharto dalam hal pengumpulan fakta-fakta dan persaksian dalam angkatannya masing-masing.

Segenap anggota DPR-GR yang merupakan wakil-wakil dari golongan Nasionalis, Agama Islam/Kristen/Katolik, dan Karya, dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh Harsono Tjokroaminoto di Jakarta memberikan dukungan sepenuhnya atas kebijaksanaan yang dijalankan oleh Pimpinan DPR-GR yang telah membekukan keanggotaan DPR-GR bagi semua anggota DPR-GR yang mewakili PKI beserta organisasi-organisasi massanya yang terlibat dan atau diduga terlibat dalam G-30-S/PKI yang kontrev itu. Mereka juga meminta kepada Presiden Soeharto untuk segera mengambil keputusan politik terhadap Gerakan 30 September sesuai dengan tanggung-jawab Bung Karno kepada negara, revolusi dan tuhan, dan sesuai dengan tuntutan-tuntutan rakyat, yaitu membubarkan PKI beserta organisasi-organisasi massanya tanpa embel-embel.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Kunjungan Kerja di Medan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 15 November 1975 --- Presiden Soeharto bertolak ke Medan pagi ini untuk kunjungan kerja selama dua hari.  Siang ini di Lumbanjulu, Tapanuli Utara, Kepala Negara menghadiri Pekan Penghijauan Nasional yang ikut juga 
dihadiri oleh PM Malaysia, Tun Abdul Razak. Dalam sambutanya pada acara ini, Presiden mengatakan bahwa kesuburan tanah harus dipelihara, begitu pula dengan hutan. Ia mengatakan bahwa kita tidak boleh menebang kayu semau kita, walaupun kayu itu diperlukan untuk merenggakan  pembangunan yang semakin meningkat. Dikemukakanya penghijauan yang merupakan usaha pokok untuk menyelamatkan tanah air, bertujuan untuk memelihara kelestarian tanah sebaga unsur produksi pertanian, pengaturan tata air dan perlindungan alam lingkungan.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Soeharto Membuka Pameran Uang

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 15 November 1973 --- Pameran Uang dibuka oleh Presiden Soeharto pagi ini di gedung Pola, Jakarta. Pameran ini diselenggarakan oleh Departemen Keuangan, dan secara keseluruhan menampilkan sejarah mata uang Indonesia, dari masa lalu hingga masa kini. Kepala Negara membuka pameran dengan memukul gong,
Yang kemudian dengan pengguntingan pita oleh Ibu Soeharto.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Amanat Presiden Soeharto dalam Ulang Tahun XXIII KKO- AL

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 15 November 1968 --- Tidak ada satu golonganpun, dan angkatanpun, terlebih-lebih satu korpspun yang berhak merasa dirinya berjasa dalam menyelesaikan tugas-tugas nasional kita, karena tidak ada satu golongan di Indonesia yang dapat mencapai hasil-hasil perjuangan nasional secara sendiri-sendiri saja. Hanya dengan persatuan, kita dapat menyelesaikan tugas-tugas besar masih menunggu didepan kita. Demikian dikatakan Presiden Soeharto dalam amanat tertulis menyambut ulang tahun XXIII KKO-AL.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Penertiban dan Pembersihan Gerakan 30 September

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 15 November  1965 --- Letjen. Soeharto, atas nama Presiden/Panglima tertinggi  ABRI/KOTI mengeluarkan instruksi No 22/KOTI/1965. Melalui instruksi ini, kompratemen-kompratemen, departemen- depertemen, Badan-badan/lembaga-lembaga pemerintah di instruksikan  untuk melaksanakan penertiban/pembersihan  personil sipil lingkungan masing-masing dari oknum-oknum dan unsur-unsur  “Gerakan 30 September “, termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan sebelum dan sesudah lahirnya gerakan tersebut. Dalam instruksi ini dimuat secara terperinci klasifikasi bagi yang terlibat G-30-S/PKI dan cara-cara penindakanya serta alat-alat pertimbanganya.

NU, PSII, IPKI, Parakindo, Perti, Partai Katolik, dan Muhamadmadiyah mengeluarkan pernyataan menolak Menteri/Sekjen Front Nasional, yang mengharuskan setiap aksi penggayangan G-30-S/PKI beserta antek-anteknya dan dalang-dalangnya baik pusat maupun didaerah untuk dikordinasikan dan disatukan dalam rangka Front Nasional. Menrut mereka, badan yang resmi itu harus terlebih dahulu membersihkan dirinya dari unsur-unsur G-30-S/PKI.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto


Peresmian Bali Hyatt di Denpasar

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 14 November  1973 --- Masih berada di Bali, Presiden Soeharto pukul 10.30 pagi ini meresmikan penggunaan Bali Hyatt Hotel di Denpasar. Acara peresmian ini ditandai oleh pembukaan selubung plakat oleh Presiden, dan pengguntingan pita oleh Ibu Soeharto. 

Dalam sambuatannya, Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa Indonesia memiliki berbagai kebudayaan dan kesenian yang khas dan menarik, sementara alam kita merupakan pemandangan yang sering mempesonakan disamping pembawaan kita yang ramah tamah. Menurut Kepala Negara, semua unsur itu merupakan daya tarik yang kuat terhadap wisatawan. Akan tetapi ia mengakui bahwa hal itu saja belumlah cukup; karena itu diperlukan fasilitas-fasilitas untuk para wisatawan.

Dikatakan oleh Presiden bahwa pembangunan hotel adalah bertujuan ekonomi, yaitu untuk memperoleh devisa bagi pembangunan, dan salah satu sumber devisa adalah wisatawan. Akan tetapi diingatkannya bahwa pembangunan kepariwisataan bukan hanya sekedar untuk mencapai tujuan ekonomi saja. Melalui kepariwisataan kita juga mengharapkan dapat tumbung saling pengertian dan hormat menghormati antara bangsa-bangsa. Ditegaskannya pula bahwa kita perlu menjaga agar membanjirnya arus wisatawan kemarin tidak akan menggoyahkan nilai-nilai yang kita anggap luhur dan terpeliharanya kebudayaan daerah. Demikian antara lain dikatakan Presiden.

Selesai acara peresmian Bali Hyatt Hotel, Presiden dan Ibu Soeharto meninjau pembangunan fasilitas kepariwisataan lainya. Yang ditinjau oleh Kepala Negara dan Ibu Tien adalah Bali Seaside Cottage, Extension Bali Beach Hotel, dan Pertamina Cottage.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Ziarah Makam Pahlawan di Prancis

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 14 November  1972  --- Pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto beserta rombongan berziarah ke makam pahlawan tak dikenal Prancis di L’Arc de Triomphe, dimana Presiden meletakkan karangan bunga. Kemudian rombongan mengunjungi pusat penyelidikan nuklir di Saclay, sebuah kota di pinggiran Paris.

Siang ini Presiden Soeharto menghadiri jamuan makan yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Paris. Kepada para pengusaha Prancis, Presiden mengatakan bahwa bagi Indonesia, kerjasama internasional bukan sesuatu hal yang tabu asal didasarkan pada saling hormat-menghormati tanpa mencampuri urusan dalam negeri masing-masing dan saling menguntungkan. Lebih jauh dikatakannya bahwa kaidah penting dalam demokrasi ekonomi Indonesia adalah bahwa negara tidak menguasai atau melaksanakan sendiri seluruh kegiatan ekonomi.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Nasib Proyek Besi Baja di Cilegon

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 14 November  1970 --- Di Istana Merdeka pagi ini, Presiden Soeharto bertemu dengan Duta Besar Uni Soviet untuk Indonesia, Mikhail Mikhailovich Volvov. Dalam pertemuan yang memakan waktu satu jam itu telah dibicarakan nasib proyek besi baja di Cilegon, Jawa Barat, dan proyek super-posphat di Cilacap, Jawa Tengah. Kedua proyek yang dibiayai dan dibangun oleh Uni Soviet itu telah terhenti kegiatannya selama ini.

Menteri Negara Mintaredja SH, yang juga merupakan seorang tokoh Muhammadiyah, diminta oleh Presiden Soeharto menjadi Ketua Parmusi. Ini merupakan jalan keluar atau penyelesaian yang ditempuh oleh Presiden untuk mengatasi perpecahan yang terjadi dalam partai tersebut, yaitu antara kelompok Djarnawi Hadikusumo dengan kelompok John Naro. Presiden turun tangan dalam masalah ini setelah kedua belah pihak yang bertikai dalam Parmusi menyerahkan masalah kepemimpinan partai itu sepenuhnya kepada Presiden. Kedua belah pihak menyetujui kebijaksanaan yang diambil oleh Jenderal Soeharto.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

RUU Penanaman Modal Asing di Harpakan Berfungsi Membantu Pembangunan Nasional

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 14 November  1966 --- Ketua Presidium Kabinet Ampera Jenderal Soeharto hari ini memimpin sidang presidium yang dihadiri oleh para menteri, sekretaris jenderal, direktur jenderal, dan ahli-ahli ekonomi. Dalam sidang itu antara lain telah ditetapkan besarnya anggaran belanja untuk tahun 1967 yaitu Rp. 81.300.000.000,- uang baru. Berdasarkan prinsip anggaran berimbang pengeluaran disusun atas dasar jumlah pemasukan negara yang diperoleh dari perpajakan dan hasil ekspor selama satu tahun. Termasuk dalam jumlah pengeluaran ini adalah biaya pemilihan umum yang menurut rencana akan diselenggarakan pada tahun 1968. Hal-hal lain yang dibahas dalam sidang hari ini ialah RUU penanaman modal asing yang di harapkan akan berfungsi membantu pembangunan nasional.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Pemilihan Umum Akan Diselenggarakan dalam Tahun 1977

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 13 November  1975 --- Presiden Soeharto menegaskan bahwa pemilihan umum pasti akan diselenggarakan dalam tahun 1977. Untuk pelaksanaan pemilihan umum itu, pemerintah akan memilih hari yang tepat, sehingga sebanyak mungkin rakyat dapat menggunakan hak pilihnya. Demikian dikatakan Kepala Negara ketika menerima pimpinan pusat PPP hari ini di Bina Graha. Diantara tokoh-tokoh PPP yang menghadap Kepala Negara itu tampak Ketua Umum, HMS Mintaredja SH, Sekretaris Jenderal Yahya Ubaid, Presiden Partai, KH Idham Chalid, Ketua Dewan Pertimbangan Partai, KH Masykur, serta Rusli Chalil, Udin Sjamsuddin, Bahrun Djamil SH, dan MA Gani MA.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto JIlid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto