PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Kunjungan Ketua IGGI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 12 November 1973 --- Pukul 09.00 pagi ini, bertempat di Istana Merdeka, Presiden Soeharto menerima kunjungan ketua IGGI, JP Pronk, yang juga menjabat sebagai Menteri Kerjasama Ekonomi Luar Negeri Belanda. Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Menteri Negara Ekuin/Ketua Bappenas, Widjojo Nitisastro, itu telah membahas masalah kerjasama ekonomi Internasional, terutama dalam kaitan dengan peranan IGGI. Selain Ibukota, Pronk juga akan mengunjungi beberapa daerah.

Kemudian pada jam 10.30 Kepala Negara menirima misi kelompok perusahaan raksasa Jepang. Sumitomo Group. Misi ini dipimpin oleh Shoozo Hotta, yang tidak lain dari pada Presiden Sumitomo Group, meliputi lima pengusaha penting dalam group tersebut dikantor pusatnya. mereka membawahi antara lain bidang-bidang perbankan, kimia, listrik, dan pertambangan.
 
 

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Pertimbangan DPA Tentang Replita III

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 2 November 1978 --- Pukul 09.00 pagi ini,  selama hampir satu jam, Presiden Soeharto menerima pimpinan DPA di Bina Graha. Pimpinan DPA yang hadir adalah Ketua Idham Chalid , keempat Wakil Ketua, yaitu Sunawar Sukowati, Kartakusumah, J Naro dan dr. Sudjono, serta Sekretaris Jenderal, Piet Wiryawan. Menemui Kepala Negara untuk menyampaikan pertimbangan DPA tentang Replita III. Pretimbangan tersebut merupakan hasil sidang pleno DPA baru-baru ini.

Gubernur NTB, Gatot Suherman, menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini. Dalam pertemuan yang berlangsung  selama  lebih kurang setengah jam itu, ia telah melaporkan tentang perkembangan di daerahnya. Usai menghadap Kepala Negara,  ia mengatakan bahwa Presiden mengharapkan agar Pulau Sumbawa dapat diperkembangkan menjadi pusat pengembangan peternakan nasional, khususnya untuk jenis sapi Bali.

Sebelumnya, di tempat yang sama, telah pula menghadap Presiden, Gubernur Sulawesi Tengah, Munafri SH. Dalam pertemuan itu, Kepala Negara meminta agar Provinsi  Sulawesi  Tengah dapat dikembangkan menjadi daerah penerima transmigrasi yang baik. Walaupun begitu, Presiden menegaskan bahwa kelestarian lingkungan harus diperhatikan.

Setelah menerima kedua Gubernur tersebut, Presiden Soeharto pagi ini menerima pula Direktur Utama  Merpati  Nusantara Airlines, Ramli Sunardi. Pada kesempatan itu, Kepala Negara meminta agar merpati lebih  memperhatikan usaha penerbangan perintis,  pengangkutan transmigran, dikemukakan sehubungan dengan berpengalamannya anak perusahaan Garuda ini di dalam mengenai hal-hal tersebut. Sebagaimana diketahui, dalam hal penerbangan Lintas batas misalnya, Merpati selama ini telah menerbangi jalur Kalimantan Barat ke Serawak dan Sulawesi Utara ke Filipina.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Raja Boundwijn dan Ratu Fabiola Mengakhiri Kunjungan Resminya di Indonesia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 30 Oktober 1974--- Raja Boundewijn dan Ratu Fabiola jam 10.30 pagi ini mengakhiri kunjungan resminya di Indonesia. Tamu Negara yang tiba di Jakarta pada taggal 21 Oktober, selanjutnya akan mengunjungi Bali dan tinggal di sana sampai tanggal 2 November. Keberangkatannya di langan udara internasional Halim Perdanakusuma dilepas oleh Presiden dan Ibu Tie Soeharto dalam suatu ucapan militer.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Pembicaraan Dengan Panglima Kodam dan Komandan RPKAD

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,


Sabtu, 18 Oktober 1969 --- Presiden Soeharto siang ini telah mengadakan pembicaraan dengan Panglima Kodam se-Jawa, serta Pangkostrad dan Komandan RPKAD di Istana Merdeka. tidak diketahui apa yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Hato
Publikasi : Oval Andrianto

Pesan Untuk Presiden Soeharto dari Republik Demokrasi Somalia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 9 Oktober 1978 --- Presiden Soeharto jam 11.00 pagi ini menerima utusan khusus presiden Presiden Republik Demokrasi Somalia, Mohamad Nur Galal, di Bina Graha. Utusan khusus  Presiden Somalia ini diantar oleh Menko Polkam, jendral panggabean, dan duta besar Somalia untuk Indonesia, Ishak Ahmed. Usai meghadap kepala Negara, utusan khusus itu mengetakan bahwa ia membawa pesan  dari presidenya. Isi pesan itu antara lain keinginan pemerintahanya untuk meningkatkan hubungan atar kedua Negara dalam bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Hal ini akan dibahas lebih lanjut oleh kelompok-kelompok teknis melalui pertukaran kunjungan.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Soeharto Menerima Jendral dan Perwira Tertinggi

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,,
Kamis, 10 Oktober 1974 --- Pukul 10.30 pagi ini, bertempat di Bina Graha. Presiden Soeharto menerima Kasad Jenderal Makmun Murod yang didampingi oleh Pangdam V-IX dan Komandan Jendral Kopasandha. Kepada para perwira tinggi Angkatan Darat itu, Presiden telah memberikan petunjuk-petunjuk mengenai usaha-usaha untuk meningkatkan pembinaan ke dalam, khususnya personil, yang menyangkut perbaikan kesejahteraan prajurit dan keluarganya.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Wakil Presiden Eropa diterima Presiden Soeharto di Istana Merdeka

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,


Rabu, 25 September 1974 --- Wakil Presiden Masyarakat Ekonomi Eropa, Sir Christopher Saomes, diterima oleh Presiden Soeharto pagi ini di Istana Merdeka. Masalah-masalah yang menyangkut hubungan antara MEE dengan Indonesia telah dibicarakan dalam pertemuan tersebut. Kepada Wakil Presiden MEE itu Kepala Negara telah mengemukaka persoalan-persoalan yang dihadapi Indonesia dalam melaksanakan pembangunan dewasa ini. Selain itu telah disinggung masalah-masalah internasional yang menonjol sekarang ini.
Menteri Pertahanan dan Keamanan/Pangab, Jenderal Maraden Panggabean, menghadap Kepala Negara siang ini di Istana Merdeka. Dalam pertemuan yang berlangsung selama satu jam itu, Jenderal Panggabean telah melaporkan dan memohon petunjuk kepada Presiden sehubungan dengan dilaksanakannya Rapim ABRI yang akan dimulai hari ini. Presiden Soeharto telsh memberikan tekanan pada asas-asas integrasi, prioritas dan kontinuitas dalam pembinaan Hankam/ABRI.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo

Pertuan Agong Sultan Azlan Muhibuddin Shah dan Raja Permaisuri Agong Malaysia Memenuhi Undangan Presiden Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,


Senin, 24 September 1990 --- Memenuhi undangan Presiden Soeharto, siang ini yang di Pertuan Agong Sultan Azlan Muhibuddin Shah dan Raja Permaisuri Agong Malaysia tiba di Jakarta. Mereka akan berada di Indonesia sampai tanggal 30 September. Kedatangan mereka akan disambut oleh Presiden dan Ibu Soeharto dalam upacara kebesaran kenegaraan di halaman Istana Merdeka, lengkap dengan 21 kali tembakan meriam. Setelah diperkenalkan kepada para pembesar Indonesia dan korps diplomatik, kedua tamu negara melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Ruang Jepara Istana Merdeka.
Pukul 20.00 malam ini, di Istana Negara, Presiden dan Ibu Soeharto mengadakan jamuan santap malam kenegaraan untk menghormat kunjungan Yang di Pertuan Agong dan Raja Permaisuri Agong Malaysia. Dalam upacara selamat datangnya, Presiden Soeharto mengatakan bahwa hubungan persaudaraan antara kedua negara perlu terus dipererat, lebih-lebih karena kedua bangsa dewasa ini sedang mengalami proses alih generasi. Dalam kaitan ini, pengenalan secara lebih dekat antara generasi  baru saling kunjung mengunjungi antara pejabat pemerintah dan masyarakat, khususnya generasi muda, akan membawa manfaat.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi ; Rayvan Lesilolo

Presiden Soeharto Menerima Presiden Sudan di Istana Merdeka

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,


Rabu, 18 September 1991 --- Presiden Sudan, Omar Hasan Ahmad AL Bashir siang ini tiba di Jakarta dalam rangka kunjungan kenegaraan sampai tanggal 21 September. Di Istana Merdeka, ia disambut dengan upacara kebesaran militer oleh Presiden Soeharto dan wakil Presiden Sudharmono. Setelah melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Ruang Jepara Istana Merdeka, Kepala Negara pertama dari Sudan yang pernah berkunjungan ke Indonesia itu menuju Hotel Borobudur dimana ia menginap selama berada di Jakarta.
Pukul 22.00 malam ini, bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharto mangadakan jamuan santap malam kenegraan untuk menghormat Presiden Republik Sudan. Dalam pidato selamat datangnya Presiden Soeharto menyatakan rasa percayanya bahwa ku jungan Presiden Omar Hasan akan memperdalam saling pengertian, yang penting bagi usaha mempererat persahabatan antara kedua bangsa dan negara, yang selama ini telah terjalin akrab. Ia yakin bahwa persahabatan, kerja sama dan saling pengertian merupakan unsur penting bagi usaha untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa-bangsa. Presiden Soeharto juga mengharapkan kesediaan Presiden Omar untuk menghadiri KTT Non-Blok yang akan berlangsung di Jakarta tahun depan. 

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo

Presiden dan Ibu Soeharto Menyambut Kedatangan Presiden Prancis dan Nyonya Francois Mitterrand

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,


Selasa, 16 September 1986 --- Pukul 10.30 pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto menyambut dengan hangat kedatangan Presiden Prancis dan Nyonya Francois Mitterrand di pelabuhan udara Halim Perdanakusuma. Kunjungan ini merupakan peristiwa bersejarah dalam hubugan antara kedua negara, sebab inilah kunjungan pertama seorang Kepala Negara Prancis ke Indonesia. Dalam kunjungan ini, kedua tamu akan berada di Jakarta sampai pagi har tanggal 18 September.
Pukul 15.00 sore ini Presiden Soeharto mengadakan pembicaran resmi dengan Presiden Mitterrand di Istana Merdeka. Serentak dengan itu berlangsung pula perundingan antara menteri dan pejabat tinggi kedua negara. Dalam pembicaraan yang berlangsung selama dua jam itu, kedua Kepala Negara telah membahas masalah-masalah bilateral, regional, dan internasional yang kaitannya dengan kepentingan kedua negara. Menurut Menteri/Sekretaris Negara, Sudharmono, kedua Presiden memiliki pandangan yang sama mengenai bencana  yang dapat mengancam dunia, seperti perang nuklir dan ketimpangan negara kaya dan miskin. Oleh karena itu keduanya sependapat untuk memperjuangkan tata ekonomi dunia baru dalam rangka melenyapkan jurang pemisah antara negara kaya dan miskin.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo