PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Gubernur Irian Jaya Menghadap Kepala Negara

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 17 November 1982 --- Gubernur Irian Jaya yang baru, Izaac Hindom, pagi ini menghadap Kepala Negara di Cendana. Setelah menghadap, ia mengatakan bahwa pada prinsipnya Presiden sependapat dengan dengan pemerintah daerah agar Provinsi Irian Jaya di kemudian hari dapat dikembangkan menjadi tiga provinsi.Dikemukakan oleh Gubernur Hindom bahwa dengan hanya satu provinsi sekarang ini, maka dirasa sangat berat untuk menangani wilayah yang begitu luas dengan medan yang sangat sulit.


Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Direktur Bea dan Cukai Menghadap Presiden Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 17 November 1978 --- Direktur Jenderal Bea dan Cukai menghadap Presiden soeharto di Cendana. Pada kesempatan itu Kepala Negara telah meminta semua petugas Bea Cukai untuk memeberikan pelayanan yang cepat bagi pengeluaran barang impor jenis bahan baku dan penolong untuk keperluan industri dalam negeri. Dengan pelayanan cepat akan dapat dihindari beban tambahan biaya produksi bahan dalam negeri, karena ongkos gudang dapat ditekan, serta kemungkinan hilang dan rusaknya barang digudang pelabuhan dapat diperkecil.

Kepala Negara juga mengharapkan agar para petugas Bea dan Cukai dapat terus meningkatkan kewaspadaan dalam penyelesaian barang impor, sehingga barang impor tidak merusak harga barang dalam negeri. Untuk itu setiap petugas Bea dan Cukai diperintahkan untuk menetapkan Bea masuk dan pungutan impor lainya sesuai dengan jenis (tarif), harga

Dalam pertemuan itu, Presiden juga memerintahkan agar usaha pemberantasan penyeludupan terus ditingkatkan, kerna barang seludupan akan menggangu perkembangan industri dalam negari. Demikian dikatakan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Tahir, sesuai menghadap Kepala Negara.


Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto 






Amanat Presiden pada Pembukaan Musyawarah Kerja Nasional ( ISBM )

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 17 November 1966 --- Penjabat Presiden dalam amanat tertulisnya pada pembukaan musyawarah kerja nasional dan simposisium budaya dan festival seni dari Ikatan Seniman Budayawan Muhammadiyah (ISBM) seluruh Indonesia di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, mengatakan bahwa melalui seni budaya hendaknya dapat dibina masyarakat yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang cinta kepada tanah air dan bangsanya, yang menjunjung tinggi dan akhlak kemanusiaan, yang berani berjuang untuk keadilan dan kebenaran, serta berjiwa dinamis untuk kemajuan lahiriah dan batiniah.


Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Sambutan Tertulis Jenderal Soeharto pada Seminar II Serikat Sekerja Pos Telepon dan Komunikasi

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 16 November  1966 --- Jenderal Soeharto dalam sambutan tertulisnya pada Seminar II Serikat Sekerja Pos Telepon dan Telekomunikasi (Sekber Golkar) di Lawang, Jawa Timur, baru-baru ini telah menekankan betapa pentingnya peranan ekonomi bagi proses stabilisasi politik. Dikatakan juga, kemerosotan ekonomi merupakan salah satu sumber dari ketidak stabilan politik yang senantiasa dihadapi Indonesia pada masa lalu. Oleh sebab itu, dalam rangka penciptaan stabilitas politik perlu adanya pembangunan ekonomi.

Sementara itu penekanan dalam bidang politik telah dikemukakan Jenderal Soeharto dalam sambutannya pada peringatan ulang tahun Korps Pierre Tendean beberapa waktu yang lalu. Pada kesempatan ini, Jenderal Soeharto antara lain mengemukakan perlunya tiga syarat pokok bagi perjuangan Orde Baru. Ketiga syarat pokok itu ialah kemurnian Pancasila, kemurnian pelaksanaan asas dan sendi-sendi UUD 1945 dan bersih dari mental G-30-S/PKI.

Untuk memperlancar pelaksanaan tugas di departemen-departemen dan penegasan struktur organisasi masing-masing departemen dalam kaitannya dengan keseluruhan jaringan kabinet, maka Presidium Kabinet Ampera telah menggariskan struktur organisasi dan pembagian tugas dari departemen-departemen pemerintahan dalam Kabinet Ampera. Hal ini tercantum dalam Keputusan Kabinet Ampera No. 75/U/Kep/11/1966. Yang dikecualikan dalam pengaturan ini adalah departemen-departemen di lingkungan Angkatan Bersenjata.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Penataran Pegawai Republik Indonesia Tingkat Nasional Angkatan Pertama

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,
Rabu, 15 November  1978 --- Pukul 08.30 pagi ini, bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharto membuka Penataran Pegawai Republik Indonesia Tingkat Nasional Angkatan Pertama. Penataran ini diikuti oleh penjabat-penjabat tinggi pemerintahan, sejumlah besar gubernur/kepala daerah dan rektor universitas.

Dalam sambutanya Prsiden, mengatakan bahwa sebagai bangsa yang telah mengalami krisis dan kemelut pergolakan politik di masa lampau, kita harus mencegah terulangya kembali kejadian-kejadian dekstruktif  yang mendatangkan penderitaan kepada rakyat banyak kejadian yang menyedihkan itu mungkin timbul, apa bila kita lupa atau alpa dalam menghayati dan meramalkan gagasan-gagasan dasar yang telah kita terima dan kita miliki bersama. Dan gagasan-gagasan dasar itu, demikian ditegaskanya, tidak lain adalah apa yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945.

Selanjutnya dikatakan Kepala Negara sejak kita melaksanakan UUD 1945 secara semestinya selama belasan tahun sekarang ini dengan segala kekurangan-kekuranganya kita telah mampu meciptakan stabilitas dinamis. Dengan demikian kita dapat melaksanakan pembangunan ini dengan hasil-hasil yang memadai, seperti yang kita saksikan bersama sekarang ini. Menurut Presiden, semuanya itu menambah keyakinan klita bahwa dengan landasan falsafah Pancasila dengan dasar-dasar “ aturan permainan” yang terkandung dalam UUD 1945, kita dapat menggerakan masyarakat dan pembangunan secara tertib dan teratur menurut saran-saran yang ditetapkan oleh rakyat sendiri ialah, sesuai dengan GBHN. Demikian Presiden.

Bertempat di Bina Graha, pukul 10.00 pagi ini Presiden soeharto memimpin sidang terbatas bidang Polkam. Setelah istirahat, sidang ini dilanjutkan dengan sidang kabinet lengkap, yaitu merupakan gabungan bidang-bidang Ekuin, Kesra, dan Polkam.

Usai sidang, Menko Ekuin widjojo Nitisastro, Menteri keuangan Ali Wardana, Menteri Perdagangan dan Koperasi Radius Prawiro, dan Menteri Penerangan menjelaskan kepada pers bahwa pemerintah telah mengambil kebijaksanaan untuk mengembangakan secara terkendali kurs rupiah terhadap beberapa mata uang asing dan melepas kaitanya dengan dolar Amerika Serikat sejak hari kamis.

Sehubungan dengan itu, mulai hari ini Bank Indonesia memberlakukan kurs tengah baru terhadap mata uang asing berikut ini.
U$S1 = Rp 625,-
DMI = Rp 310,-
Y100 = Rp 331,-
S$1 = Rp 285,-
Franc 1 = Rp 144,-
A$1 = Rp 719,-
Pound = Rp1.232,-

Dikatakan pula  bahwa sejalan dengan ini, Pemerintah mengambil serangkangan kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut diambil untuk meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia memasuki pelita III.
Ditegaskan bahwa kebijaksanaan lalu lintas devisa tidak berubah. Pemasukan devisa ke dan pengeluaran devisa dari Indonesia adalah sepenuhnya bebas. Dengan kebijaksanaan ini diharapkan dapat lebih mendorong lagi kegiatan produksi dan kesempatan kerja. Oleh sebab itu, pemasukan bahan baku dari luar negeri diberikan keringanan bea masuk.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Amanat Presiden Soeharto dalam Ulang Tahun XXIII KKO- AL

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 15 November 1968 --- Tidak ada satu golonganpun, dan angkatanpun, terlebih-lebih satu korpspun yang berhak merasa dirinya berjasa dalam menyelesaikan tugas-tugas nasional kita, karena tidak ada satu golongan di Indonesia yang dapat mencapai hasil-hasil perjuangan nasional secara sendiri-sendiri saja. Hanya dengan persatuan, kita dapat menyelesaikan tugas-tugas besar masih menunggu didepan kita. Demikian dikatakan Presiden Soeharto dalam amanat tertulis menyambut ulang tahun XXIII KKO-AL.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

RUU Penanaman Modal Asing di Harpakan Berfungsi Membantu Pembangunan Nasional

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 14 November  1966 --- Ketua Presidium Kabinet Ampera Jenderal Soeharto hari ini memimpin sidang presidium yang dihadiri oleh para menteri, sekretaris jenderal, direktur jenderal, dan ahli-ahli ekonomi. Dalam sidang itu antara lain telah ditetapkan besarnya anggaran belanja untuk tahun 1967 yaitu Rp. 81.300.000.000,- uang baru. Berdasarkan prinsip anggaran berimbang pengeluaran disusun atas dasar jumlah pemasukan negara yang diperoleh dari perpajakan dan hasil ekspor selama satu tahun. Termasuk dalam jumlah pengeluaran ini adalah biaya pemilihan umum yang menurut rencana akan diselenggarakan pada tahun 1968. Hal-hal lain yang dibahas dalam sidang hari ini ialah RUU penanaman modal asing yang di harapkan akan berfungsi membantu pembangunan nasional.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Tiga Orang Duta Negara Sahabat Menyerahkan Surat Kepercayaan Kepada Presiden Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 13 November  1982 --- Pagi ini, bertempat di Istana Merdeka, tiga orang duta besar negara sahabat secara berturut-turut menyerahkan surat kepercayaan mereka kepada Presiden Soeharto. Ketiga duta besar itu adalah Duta Besar Finlandia, Pertti AO Karkkainen, Duta Besar Meksiko, Guillermo Corona Munoz, dan Duta Besar Thailand, Rongphet Sucharitkul.

Menyambut surat kepercayaan Duta Besar Finlandia, Kepala Negara mengatakan bahwa hubungan persahabatan dan kerjasama erat antara kedua negara memang masih dapat terus ditingkatkan lagi, karena adanya persamaan yang menjadi dasar kebijaksanaan politik luar negeri kedua negara. Politik luar negeri Finlandia yang berciri netralitas aktif dan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, sama-sama bertujuan untuk menciptakan dunia yang damai dan lebih adil, sehingga semua bangsa dapat hidup rukun dan sejahtera. Karena itu, menurut Presiden, tidaklah mengherankan jika dalam menjalankan politik luar negerinya antara kedua negara kita mempunyai persamaan-persamaan sikap dan pandangan dalam berbagai persoalan dunia.

Sementara itu kepada Duta Besar Meksiko, Presiden Soeharto mengatakan bahwa walaupun letak kedua negara sangat berjauhan, tapi hal itu tidaklah mempengaruhi eratnya hubungan persahabatan dan adanya saling pengertian yang baik antara kedua negara. Sebab, demikian Presiden, hubungan persahabatan dan saling pengertian yang baik antara kedua negara didukung dan dilandasi oleh dasar-dasar yang kuat, yaitu kesamaan cita-cita dan prinsip-prinsip hubungan antar bangsa. Kedua negara sama-sama berjuang untuk mewujudkan dunia yang penuh kedamaian dan keadilan, dan sama-sama menjunjung tinggi prinsip hidup berdampingan secara damai tanpa mencampuri urusan dalam negeri negara lain.

Kepada Duta Besar Sucharitkul, Presiden Soeharto mengungkapkan kebahagiannya menyaksikan hubungan persahabatan yang makin erat dan kerjasama yang makin meningkat antara kedua negara. Dikatakannya, adalah keinginan kita bersama untuk terus mempererat hubungan persahabatan dan meningkatkan kerjasama antara kedua negara kita. Sebab, hubungan yang demikian tidak saja membawa manfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan kedua bangsa, melainkan juga turut memberi sumbangan bagi stabilitas dan ketenangan di wilayah kita ini.

Menteri PPLH, Emil Salim, menghadap Kepala Negara siang ini di Istana Merdeka. Ia datang untuk melaporkan tentang adanya konflik dalam beberapa sektor pembangunan yang berbeda kepentingan satu sama lain. Usai menghadap, ia mengatakan bahwa Presiden Soeharto telah memberikan petunjuk agar pembangunan dalam setiap sektor harus juga memperhatikan sektor lain, sehingga pembangunan dalam sektor tertentu tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan tidak mengorbankan rencana jangka panjang.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto JIlid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Preseiden Menyetujui Penggunaan Uang Zakat

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 13 November  1970 --- Presiden Soeharto, sebagai amil zakat, telah menyetujui penggunaan uang zakat sebesar Rp. 18.200.000,- bagi bantuan pembangunan dan perbaikan 728 buah masjid, musholla, madrasah, panti asuhan, yayasan, dan badan dakwah Islam di seluruh Indonesia.
 
 
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto JIlid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Surat Kepercayaan dari Duta Besar Belgia dan Kolombia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 12 November 1983 --- Pukul 09.00 pagi ini, bertempat di Istana Merdeka Presiden Soeharto menerima surat kepercayaan dari Duta Besar Belgia, Dr Jan Hellemans. menyambut pidato Duta Besar Hellemans, Presiden menyatakan keyakinan bahwa hubungan persahabatan dan kerjasama yang selama ini berkembang antara kedua negara akan dapat lebih meningkatkan lagi ke masa depan yang akan datang. Dikatakanya bahwa kerjasama yang selama ini telah makin meluas antara kedua negara, juga telah memberikan sumbangan positif bagi perkembangan hubungan antar regional, yaitu antara ASEAN dan MEE.

Empat puluh lima menit kemuadian, di tempat yang sama, Presiden menerima surat kepercayaan dari Duta Besar Republik Kolombia, Dr Antonio Bayona Oritiz. Membehas pidato Duta Besar Oritiz, kepala negara menyatakan sependapat bahwa hubungan persahabatan atar kedua negara itu perlu terus menerus ditingkatkan, walaupun letak geografis kedua negara sangat berjauhan. Presiden percaya bahwa dengan adanya persamaan besar dan cita-cita antar kedua negara, maka hubungan persahabatan dan kerjasama yang saling menguntungkan akan kedua bangsa makin berkembang lagi di masa-masa yang akan datang.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Soeharto Membuka Calon Penatar Tingkat Nasional

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 10 November 1986 --- Bertepatan dengan hari Pahlawan pagi ini Presiden Soeharto membuka calon penatar tingkat Nasional yang diadakan di Istana Bogor. Dalam kata sambutannya, Kepala Negara antara lain meminta agar penataran-penataran kita memberi suasana dan arah sebagai gerakan untuk terus menerus mendalami, menghayati dan mengamalkan Pancasila. Penataran hendaknya jangan menjadi kegiatan yang formal dan rutin yang justru dapat menghambat berkembangnya sikap kritis  dan dinamis dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan Pancasila. Setiap penataran harus membangkitkan kegairahan pesertanya, karena melalui penataran itu makin banyak ditemukan kedalaman dan keseluruhan gagasan-gagasan bangsa kita yang terungkap dalam Pancasila.

Kemudian ditegaskan oleh Presiden bahwa walaupun pemberian nilai-nilai dalam penataran merupakan salah satu cara yang baik untuk memberi kegairahan kepada peserta penataran. Kepancasilaan kita ditentukan oleh sikap dan perbuatan-perbuatan nyata kita dalam mengamalkan Pancasila itu.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Bintang Mahaputera Adipradana Kepada 32 putera Indonesia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 10 November 1982 --- Dalam rangka peringatan Hari Pahlawan, di Istana Negara pagi ini Presiden Soeharto menyematkan Bintang Mahaputera Adiprana kepada 32 putera Indonesia. Diantaranya para penerima tanda jasa tersebut adalah Ibu Nelly Adam Malik, 17 Menteri dan para Kepala staf angkatan dan kepala kepolisian RI.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Dokter Tetap Bagian dari Masyarakat Kita

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,
Rabu, 10 November 1976 --- Presiden Soeharto mengatakan bahwa para dokter adalah tetap bagian dari ada masyarakat kita. Oleh karena itu, Kepala Negara menyerukan para dokter untuk terjun dan menyebar ke seluruh penjuru tanah air pusat-pusat Kesehatan Masyarakat yang sekarang telah tersebar di segenap wilayah tanah air dan masyarakat luas di pelosok-pelosok menanti-nanti sentuhan tangan dokter, kata Presiden.

Seruan tersebut dikemukakan Kepala Negara ketika pagi ini menghadiri acara peringatan 125 tahun pendidikan kedokteran di Indonesia yang diselenggarakan di Gedung Kebangkitan Nasional, Jakarta. pada kesempatan itu Presiden meresmikan Tugu Peringatan dengan menandatangani prasastinya.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Tiga Putera Terbaik Bangsa Diangkat Presiden soeharto Sebagai Pahlawan Nasional

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin 10 November 1975 --- Utusan khusus Presiden Houari Boumedienne, Muhammad El Kellou menghadap Presiden Soeharto di Istana Merdeka pagi ini. Dalam pertemuan itu utusan tersebut telah menyampaikan pesan pribadi Presiden Aljazair kepada Presiden Soeharto menyangkut masalah sahara barat yang kini menjadi persengketaan antara Muritania, Morokko dan Al Jazair. Sebenarnya masalah ini telah dibicarakan oleh ketiga negara tersebut dalam suatu pertemuan di Algadir, Marokko, beberapa waktu berselang. Menanggapi pesan presiden Boumedienne itu, presiden soeharto mengharapkan agar ketiga negara yang bersengketa itu mau mematuhi apa yang telah mereka sepakati dan tidak bertindak sendiri-sendiri.

Tiga orang putera terbaik bangsa, Sultan Agung, Untung Surapati, dan Tengku Amir Hamzah, hari ini diangkat Presiden Soeharto sebagai pahlawan Nasional. Penghargaan dan gelar ini dianugerahkan Kepala Negara kepada ahli waris mereka hari ini di Istana Negara, dalam rangka peringatan hari Pahlawan. Bertindak sebagai ahli waris Sultan Agung adalah Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan ketua DPRD Jawa Timur, Brigjen. Blegoh Sumarto, mewakili ahli waris Untung Surapati. Penghargaan kepada almarhum pujangga Amir Hamzah diserahkan kepada puteri tunggalnya, Tengku Pahura.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo


Peringatan Hari Pahlawan Dipusatkan di Tanam Makam Pahlawan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Minggu, 10 November 1974 --- Peringatan hari pahlawan pagi ini dipusatkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta dimana Presiden Soeharto bertindak selaku Inspektur upacara. Upacara peringatan kali ini ditandai dengan peresmian monumen Pahlawan oleh Presiden Soeharto dan pemakaman kembali Jenazah Pahlawan tak dikenal di Kalibata. Dalam amanatnya pada peringatan hari pahlawan ini, Kepala Negara mengtakan bahwa bangsa Indonesia telah membangun monumen pahlawan-pahlawan, sebagai tanda penghargaan terhadap mereka disamping untuk mengingatkan diri sendiri, bahwa bangsa ini masih harus menerukan perjuangan para Pahlawannya. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa salah satu unsur semangat perjuangan kemerdekaan di zaman revolusi, yaitu kepercayaan kepada kekuatan sendiri, harus tetap dipelihara, karena dibutuhkan dalam masa pembangunan sekarang ini.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

12 Putera Terbaik Indonesia Sebagai Pahlawan Nasional

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 10 November 1973 --- Dalam rangka hari pahlawan, dalam suatu upacara di Istana Negara, Presiden Soeharto pagi ini menetapkan 12 orang putera terbaik Indonesia sebagai pahlawan Nasional. Para pahlawan Nasional itu adalah almarhum-almarhum Sultan Hasanuddin, Kapiten Pattimura, Pangeran Doponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Teungku Cik Ditiro, Teuku Umar, Dr. Wahidin Soedirohoesodo, R Otto Iskandardinata, Robert Wolter Mongonsidi, Prof Muhammad Yamin, dan Laksda TNI (Anumerta) Josaphat Sudarso dan Prof Dr. R Soeharso.

Pada kesempatan itu pula kepala negara menganugerahkan tanda-tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradhana kepada almarhum-almarhum KH Moh. Ilyas, Haji Arudji Kartawinata, Sukarni Kartodiwirjo, KH Ahmad Badawi, dan H Djamaluddin Malik, yang semuanya diterima oleh ahli waris mereka. Sementara itu Bintang Mahaputera Nararya dianugerahkan kepada almarhum Sudjarwo.

Selesai penganugerahan tanda-tanda kehormatan Presiden Soeharto memberikan hadiah kepada pemenang sayembara tugu pahlawan. Kemudian dilanjutkan dengan peninjauan tugu maket tersebut.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Anugerah Pahlawan Nasional Kepada Almarhum WR Soepratman dan Kyai Achmad Dahlan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 10 November 1971 --- Presiden Soeharto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum WR Soepratman dan almarhum Kyai Achmad Dahlan dan Bintang Mahaputera Kelas III untuk almarhum Osa Maliki Wangsadinata dalam upacara Hari Pahlawan di Istana Negara. Penganugerahan gelar dan bintang itu disampaikan oleh Kepala Negara kepada istri dan masing-masing penerima tanda penghargaan tersebut.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Gelar Pahlawan untuk Panglima Besar Sudirman dan Sultan Agung Tritiyasa

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 10 November 1970 --- Dalam rangka hari Pahlawan, Presiden Soeharto hari ini menganugerahkan gelar pahlawan Nasional kepada almarhum Panglima Besar Sudirman dan almrhum Sultan Agung Tirtayasa. Selain itu telah pula dihadiahkan Bintang Mahaputera, Bintang Jasa, Bintang Dharma dan Bintang Sakti kepada tujuh orang putera Indonesia terbaik lainnya. Dalam amanatnya Presiden mengatakan bahwa kita harus tetap memelihara semangat yang melahirkan kejadian-kejadian besar, tetap mengenang jasa-jasa pahlawan dan meneruskan cita-cita mereka semua. Namun Jenderal Soeharto mengingatkan bahwa sekalipun kita bangga atas kebesaran Sriwijaya dan Majapahit, tetapi yang sangat menentukan adalah apa yang kita kerjakan hari ini dalam mmbangun masa depan itu. Menurut Presiden, dalam tahap pembangunan sekarang ini kita memerlukan pahlawan-pahlawan pembangunan dalam segala bidang dan tingkatan.

Sore ini Presiden Soeharto meresmikan monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman di Surabaya. Bertindak sebagai Inspektur Upacara, dalam amanatnya Presiden mengatakan bahwa dengan semangat pahlawan kita berjuang terus untuk menjadi pahlawan pembangunan. Menurut Presiden, sekarang ini musuh kita yang utama adalah kemiskinan dan keterbelakangan.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo


Pidato Presiden Soeharto dalam Peringatan Hari Pahlawan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Minggu, 10 November 1968 --- Dalam pidato memperingati hari Pahlawan 10 November di Istana Negara, Presiden Soeharto antara lain mengatakan bahwa para pahlawan perlu ada, bukan hanya dalam perang kemerdekaan tetapi juga di bidang pembangunan. Oleh sebab itu kita perlu melanjutkan perjuangan para pahlawan tersebut dengan melaksanakan pembangunan sehingga tercapai cita-cita pahlawan yakni masyarakat adil dan makmur.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Sambutan Presiden Soeharto dalam Seminar Nasional Perumahan dan Pemukiman

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 9 November 1987 --- Seminar nasional tentang perumahan  dan pemukiman sebagai  penggerak ekonomi dan kesempatan kerja dibuka secara resmi oleh Presiden Soeharto di Istana Negara  pada pukul 09.00 pagi i ini.

Dalam sambutannya pada peristiwa itu, Kepala Negara mengatakan bahwa kami tidak akan menbangun manusia Indonesia yang utuh, dan tidak mungkin merasakan kesejahteraan lahir batin  kami tidak akan mengalami perbaikan kualitas kehidupan,  jika masalah perumahan dan pemukiman belum terslesaikan secara mendasar. Dalam kata sambutannya, Presiden mengatakan bahwa penggunaan perumahan dan pemukiman di Indonesia bertujuan meningkatkan perumahan dalam jumlah yang makin meningkat dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat terutama, bagi golongan berpenghasilan rendah. Lebih jauh dikatakannya karena pembangunan perumahan merupakan usaha peningkatan kesejahteraan, maka kendatipun rumah murah yang di  prioritaskan, tapi Indonesia dapat memperhatikan persyaratan minimum bagi perumahan dan pemukiman yang layak, sehat, aman, dan serasi.

Dikatakannya pula, agar pembangunan perumahan dan pemukiman dapat ikut menggerakan roda perekonomian nasional dalam meningkatkan dan mensejahterakan rakyat maka pembangunannya dilakukan dengan cara-cara memperluas kesempatan berusaha mendorong berkembangnya industri dan bangunan, dan dengan mengutamakan bahan-bahan yang tersedia setempat. Dalam hubungan ini pemanfaatan sumber alam dan pengolahan barang-barang penyuluhan serta teknis dan pemasarannya terus disempurnakan dan dikembangkan.

Duta besar Filipina, Ramon J Forlan, jam 10.30, pagi ini menghadap Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Ia datang untuk menyampaikan undanga resmi dari Presiden Filipina , Nonya Corazon Aquino , Kepada Presiden dan Ibu Soeharto untuk mengunjungi Manila  dan menghadiri KTT ASEAN Ke-3 . KTT ASEAN itu di jadwalkan akan berlangsung pada tanggal Desember mendatang.

Preisden Soeharto menerima baik undangan tersebut. Kepala Negara  menyatakan sendiri bahwa ia akan menghadiri KTT tersebut, namun Ibu Tidak akan dapat mengunjungi Manila pada saat itu.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto 
Editor : Sukur Patakondo