PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Kunjungan Kerja di Medan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 15 November 1975 --- Presiden Soeharto bertolak ke Medan pagi ini untuk kunjungan kerja selama dua hari.  Siang ini di Lumbanjulu, Tapanuli Utara, Kepala Negara menghadiri Pekan Penghijauan Nasional yang ikut juga 
dihadiri oleh PM Malaysia, Tun Abdul Razak. Dalam sambutanya pada acara ini, Presiden mengatakan bahwa kesuburan tanah harus dipelihara, begitu pula dengan hutan. Ia mengatakan bahwa kita tidak boleh menebang kayu semau kita, walaupun kayu itu diperlukan untuk merenggakan  pembangunan yang semakin meningkat. Dikemukakanya penghijauan yang merupakan usaha pokok untuk menyelamatkan tanah air, bertujuan untuk memelihara kelestarian tanah sebaga unsur produksi pertanian, pengaturan tata air dan perlindungan alam lingkungan.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Harapan Terbesar Presiden Soeharto Terkait Pertemuan Antara Negara-Negara Kreditor

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,
Kamis, 11 November 1971---Presiden Soeharto menyatakan harapan agar pertemuan negara-negara kreditor Indonesia yang tergabung dalam kelompok IGGI dalam pertemuan mereka di Negeri Belanda pada bulan Desember ini dapat mencapai hasil seperti di masa-masa lampau. Hari ini dinyatakan Presiden kepada Ketua Delegasi Belanda  dalam  IGGI, PC Witte, yang menemui hari ini di Bina Graha. Kepada PC Witte, Jenderal Soeharto menjelaskan bahwa bantuan luar negeri yang berasal dari negara-negara IGGI diperlukan untuk melancarkan usaha-usaha pembangunan di Indonesia.

Presiden Soeharto memberikan pakaian seharga Rp. 100 juta untuk masyarakat Irian Barat. Pemberian itu disampaikan melalui Menteri Dalam Negeri. Dalam hubungan ini Presiden mengharapkan agar pakaian-pakaian tersebut sudah sampai di tangan rakyat Irian Barat sebelum hari natal. Pakaian tersebut seluruhnya berjumlah 200.000 potong pakaian pria dan 100.000 potong pakaian wanita.

Presiden Soeharto memberikan zakat fitrah untuk fakir miskin di Kota Bandung dan Kota Madya Bogor masing-masing sebanyak 25 ton dan 20 ton beras.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Sidang Dewan Stabilitas Politik dan Keamanan di Pimpin Langsung Presiden Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,
Selasa, 11 November 1975---Presiden Soeharto hari ini di Bina Graha memimpin sidang Dewan Stabilisasi Politik dan Keamanan Nasional yang antara lain telah membahas masalah Timor Portugis. Sidang tersebut menyepakati bahwa Indonesia tidak boleh tinggal diam, melainkan harus menanggapi aspirasi rakyat Timor Portugis yang diteror oleh pihak Fretilin. Untuk itu Indonesia akan meningkatkan kemampuan rakyat yang menentang Fretilin, agar mereka dapat membela diri.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sekur Patakondo

Paket Bantuan untuk Desa yang Terkena Kemarau Panjang

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 2 November 1977 --- Pemerintah Daerah Kabupaten Demak hari ini mulai membagi-bagikan paket bantuan Presiden untuk desa-desa yang terkena akibat kemarau panjang. Bupati Demak mengatakan bahwa bantuan paket tersebut terdiri dari 100 ton beras sebagai bahan pangan, 5 ton benih padi jenis VUTW, sebuah mobil truk tangki minum, 5 unit proyek padat karya 12 lumbung paceklik yang akan ditempatkan di 12 desa. Kuhus mengenai paket proyek padat karya dan lumbunng paceklik, setiap proyek dibantu Rp 10,9 juta dan tiap lumbung paceklik diberi modal Rp 2,5 juta.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Bantuan AS Kepada Indonesia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 30 Oktober 1972 --- Direktur AID, John Hanna, mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka hari ini dalam pertemuan itu telah dibicarakan masalah bantuan AS kepada Indonesia dan segala sesuatu yang menyangkut bantuan AS kepada Indonesia yang akan dibicarakan dalam sidang IGGI pada bulan Desember yang akan datang di Negeri Belanda.


Sumber : Buku jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Editor : Sukur Patakondo

Harapan Terwujudnya Kerja Sama Antara Presiden dan DPR

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 28 Oktober 1971 --- Apabila pengelompokan partai-partai seperti yang ada di DPR dapat dikembangkan di luarnya, maka dalam pemilihan umum pada tahun 1976 dapat di munculkan tiga tanda gambar saja, yaitu  “Kelompok Demokrasi”, “Kelompok Persatuan Pembangunan”, dan “Golkar”. Keyakinan Presiden Soeharto ini disampaikannya pada upacara pengambilan sumpah anggota-anggota baru DPR hasil pemilihan umum, hari ini di Jakarta.

Lebih jauh Presiden mengaharapkan terwujudnya kerjasama yang serasi antara pemerintah dengan DPR yaitu dengan menerapkan semangat dan sistem yang ditetapkan dalam UUD. Presiden mengatakan bahwa sesuai dengan Jiwa UUD 1945 kita tidak menghendaki adanya “Oposisi permanen”,artinya, adanya fraksi-fraksi di DPR atau partai-partai politik golongan dalam masyarakat yang sejak semula menempatkan diri pada kedudukan oposisi terhadap pemerintah. Namun diingatkannya bahwa tanpa adanya kekuatan oposisi, tidaklah berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu tanpa kontrol. Menurut Presiden, pengawasan pertama terhadap Presiden sebenarnya telah muncul dalam haluan Negara yang digariskan oleh MPR.Dengan adanya GBHN sebenarnya gerak pemerintah telah dibatasi dan diberi arah.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Peninjauan Proyek Pasang - Surut di Riam Kanan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 28 Oktober 1970 --- Hari ini Presiden Soeharto meninjau proyek persawahan pasang-surut di Riam Kanan, kira-kira 60 Kilometer dari Banjarmasin. Selain itu, Presiden meninjau pula proyek Pasang-surut di Tambau.

Malam ini sejumlah alim ulama se-Kalimantan Selatan menemui Presiden Soeharto di Banjarmasin. Pada kesempatan ini Presiden menyerahkan sumbangan sebesar Rp. 21.900.000,- yang dananya berasal dari subsidi haji yang telah dihapuskan itu.

 
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo


Ketua DPR-GR Berpamitan Sehubungan Dengan Berakhirnya Masa Jabatan Mereka

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 27 OKTOBER 1971 --- Ketua DPR-GR HA Sjaichu dan Wakil-wakil Ketua Isnaeni, Ben Mang Reng Say, dan Sulistio di Istana Merdeka hari ini berpamitan kepada Presiden Soeharto, sehubungan dengan berakhirnya masa jabatan mereka. Masa jabatan mereka berakhir hari kamis tanggal 28 Oktober dengan dilantiknya anggota-anggota DPR baru hasil pemilihan umum. Dalam sistem parlemen Indonesia, pimpinan DPR dipilih oleh para anggota parlemen.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Proyek Pembangunan Pulau Batam

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 26 Oktober 1971 --- Hari ini melalui keputusan Presiden No. 74 tahun 1971, Presiden membentuk Badan/Pimpinan Daerah Industri Batam. Badan yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden ini merupakan badan penguasa daerah itu, dan bertugas untuk mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan dalam bidang pembangunan proyek-proyek  di Pulau Batam. Sebagai mana diketahui P. Batam telah dijadikan daerah industri dengan status entreport partikelir. Untuk kelancaran tugasnya, Presiden memberi wewenang kepada Badan Pimpinan Daerah Industri Batam untuk mengadakan hubungan dengan semua industri pemerintah tingakat pusat maupun daerah serta pengusaha-pengusaha yang ada hubungan dengan pengembangan daerah industri tersebut. Presiden juga memberikan wewenang kepada Badan ini untuk megkoordinasikan kegiatan pejabat-pejabat dari instasi pemerintah yang ditugaskan dalam rangka pelaksanaan pembangunan proyek-proyek di daerah industri tersebut. Dengan keluarga kepperes No. 65 tahun 1970 tentang pelaksanaan proyek pembangunan Pulau Batam dinyatakan tidak berlaku lagi.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Bintang Pelawak AS di Terima Presiden Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 24 Okrober 1971 --- Hari ini  di Bina Graha  Presiden Soeharto  menerima bintang dan  pelawak terkenal dari AS , Danny Kaye, yang  sedang berada  di Indonesia  dalam rangka  pembuatan film dokumnter untuk  UNICEF. dalam kesempatan itu Presiden  telah menjelaskan  tentang  perkembangan  itu Presiden telah menjelaskan tentang  perkembangan anak-anak dan pemuda yang memang  menjadi  titik  perhatian Danny Kaye dakam  kegiatannya  di UNICEF.



Sumber : Buku jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Persiapan Indonesia Dalam Menghadapi KTT ASEAN

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 21 Oktober 1975 --- Sidang Dewan Stabilitasi politik dan keamanan Nasional berlangsung pagi ini di Bina Graha dibawah pimpinan Presiden Soeharto. Sidang yang berlangsung sejak jam 10.00 itu telah mendengar laporan Menteri Luar Negeri Adam Malik mengenai persiapan KTT ASEAN yang akan datang , disamping menyambut masalah-masalah sosial, dalam pembangunan. Menyangkut penyelenggaraan KTT ASEAN itu, Kepala Negara menekan agar dalam kertas-kertas kerja nanti ditonjolkan pula masalah dalam bidang sosial dan budaya. Hal ini ditekannya mengingat selama ini telah terbukti bahwa kerjasama dalam bidang sosial dan budaya dapat meningkatkan hubungan batin antara bangsa-bangsa ASEAN.

Mengenai Aspek sosial dari pembangunan, Kepala Negara telah meminta perhatian peserta rapat akan keadaan para nelayan. Menurutnya, untuk memanfatkan pembangunan, terutama dalam meningkatkan produk perikanan, kita perlu mengadakan motorisai perahu-perahu nelayan dan memperbaiki cara-cara penagkapan ikan. Akan tetapi dikonstartir oleh Presiden bahwa perahu-perahu yang sudah dimotorisasi itu sering melakukan pelanggaran-pelanggaran  dengan jalan memasuki wilayah nelayan tradisional. Dalam hubungan ini Presiden Soeharto mengistruksikan Menteri Dalam Negeri., Menteri Pertanian, Menteri Kehakiman, dan Menteri Negara Ekuin guna mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya.

Selesai sidang, Kepala Negara meinta kunjungan lima orang delegasi Kamar Dagang Singapura yang dipimpin oleh Ketuanya, KC Tan. Dalam pertemuan yang didampingi oleh Ketua Kadin, Suwoto Sukendar, Ketua Kamar Dagang Singapura telah menyerahkan sumbagan sebesar Rp32 juta kepada Presiden Soeharto selaku Ketua yayasan Supersemar. Ketika menerima sumbangan tersebut, melainkan rasa persahabatan yang telah diperliratkan oleh pengusaha singapura terhadap bangsa Indonesia Demikian antara lain dikatakan oleh Presiden. Anggota Kamar Dagang Singapura lang telah hadir dalam pertemuan tersebut adalah Chew Teng Hoo, Thio Keng Soei, Tong Djoe, dan CM Wong.


Sumber : Buku Jejak langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Ulang Tahun Golkar yang Kesepuluh

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Minggu, 20 Oktober 1974 --- Malam ini Golkar merayakan ulang tahunya yang kesepuluh, dan Presiden Soeharto menyamppaikan amanat tertulisya pada pernyataan itu. Dalam amanatnya, Kepala Negara mengatakan bahwa memperbaharui kehidupan sosial politik yang cocok dengan pembangunan merupakan tugas kita semua. Tugas ini lebih sangat penting bagi Golkar yang telah mendapat kepercayaan yang besar dari rakyat Indonesia. Menurut Presiden, tujuan pembaharuan itu adalah membengkitkan kesadaran politik yang dapat membengkitkan kesadaran politik yang dapat menembah kokohnya persatuan bangsa Indonesia, yang dapat menggairahkan kokohnya masyarakat dalam mengambil bagian dalam pembangunan, yang dapat menjemin keberhasilan dan kelancaran pembangunan itu. Selanjutnya Kepala Negara menggariskan tugas untuk Golkar dalam pembangunan. Tugas kekuatan politik ini adalah memupuk semangat pembangunan dan mengembangkan sikap membangun; ini merupakan salah satu tugas penting bagi Golkar, karena justru untuk itulah Golkar lahir. Demikian Presiden Soeharto.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Soeharto Memberikan Pidatonya Dalam Rangka Mengikuti Shalat Idhul Fitri

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,
Kamis, 17 Oktober 1974 --- Presiden Soeharto pagi ini bersama-sama masyarakat ibukota mengikuti shalat Idhul Fitri di Masjid Itiqlal. Seusai shalat, Kepala Negara memberikan amanatnya menyambut kedatangan hari raya yang dirayakan secara meriah oleh kaum muslimin Indonesia itu. Ia mengatakan bahwa sebagaimana tujuan pembangunan untuk menghilangkan penderitaan dan meratakan kemakmuran serta kebahagiaan, maka tujuan zakat adalah untuk memeratakan kekayaan. Pada kesempatan itu pula Kepala Negara melontarkan gagasan apakah tidak lebih baik kaum muslimin pergi haji hanya satu kali saja, sedangkan biaya yang semula dicadangkan untuk membiayai perjalanan haji yang kedua dan seterusnya, dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan. biaya tersebut dapat dipergunakan untuk membangun tempat ibadah agama dan sosial, seperti masjid, madrasah, rumah yatim piatu dan lain-lain. Untuk itu ia mengharapkan pengertian dan bantuan para pemimpin dan tokoh-tokoh Islam untuk meneruskan dan memberikan penjelasan kepada umat Islam Indonesia.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Peran Agraria Sebagai Stabilitas Pembangunan Bangsa

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,
Rabu, 17 Oktober 1973 --- Presiden Soeharto mengatakan bahwa peranan agraria harus menjamin stabilitas, sebab tanpa stabilitas, pembangunan tidak akan berhasil. Hal ini disampaikan Kepala Negara kepada Mentei Dalam Negeri Amirmachmud dan Direktur Jenderal Agraria, Abdurrachman, ketika mereka menghadapnya pagi ini di Istana Merdeka.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Presiden Soeharto Memberikan Sumbangan Untuk Pembangunan Gedung Islamic Center

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,
Minggu, 17 Oktober 1971 --- Presiden Soeharto kembali menegaskan bahwa pemerintah tidak akan meninggalkan, bahkan sebaliknya akan mendorong usaha-usaha pembangunan dibidang spiritual, meskipun saat ini pemerintah menitik beratkan perhatian pada pembangunan dalam bidang material. Penegasan ini disampaikan Jenderal Soeharto pada waktu meresmikan "Islamic Center Indonesia" di Kwitang, di hadapan ribuan kaum muslimin dan muslimat ibukota. Dikemukakan pula oleh Presiden bahwa pemerintah menitiberatkan pembangunan pada bidang material mengingat sebagian besar rakyat Indonesia masih berada dalam keadaan kekurangan dalam bidang ini. Presiden menyatakan keyakinannya bahwa kemampuan umat Islam untuk membantu kegiatan-kegiatan agamanya akan bertambah jika taraf hidup mereka telah dapat ditingkatkan.
Pada kesempatan itu pula Presiden memberikan sumbangan sebesar Rp. 15 juta untuk pembangunan gedung Islamic Center.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Penyampaian Presiden Soeharto Kepada Utusan Istimewa Pemerintah Jepang

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 16 Oktober 1972 --- Indonesia tidak akan mudah melupakan, dan akan selalu menjadikan pelajaran, bantuan peking kepada PKI yang telah melancarkan terhadap kudeta yang sah. Demikian disampaikan kepada Presiden Soeharto kepada Kiichi Aichi, utusan istimewa pemerintah jepang yang bekas menteri luar negeri itu.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Kunjungan Pertuni Kepada Kepala Negara

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 15 Oktober 1973 --- Pukul 11.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima pengurus pusat pertuni (Persatuan Tunanetra Indonesia) di Istana Merdeka. Kunjungan mereka kepada Kepala Negara merupakan keputusan rapat pleno lengkap pengurus pusat pertuni pertama 1973, dan dilakukan dalam Hari Tongkat Putih Internasional yang jatuh pada tanggal 15 Oktober.Organisasi tunanetra nasional ini dipimpin oleh Wali Utama Moh. Ali Partokoesmono, Wakil Wali utama, Hr. Roebandhi, dan Sekertaris Umum, Anton Prasista Sastraningrat.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Pertemuan Antara Presiden dan Menteri Luar Negeri

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,
Senin, 13 Oktober 1975 --- Menteri Luar Negeri Adam Malik menghadap Kepala Negara pagi ini di Bina Graha. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir satu jam itu antara lain dibicarakan persoalan Timor Portugis.
Usai pertemuan dengan Menteri Adam Malik, Presiden penerima Raj Bahadur, Menteri Pariwisata/Penerbangan Sipil India, yang dalam hal ini bertindak sebagai utusan khusus PM India kepada Presiden Soeharto. Pada kesempatan itu Bahadur telah membicarakan dengan Presiden Soeharto pandangan kedua negara tentang Gerakan Non-Blok dan masalah-masalah yang dihadapinya.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Pemerintah Mendesak Dewan Keamanan PBB Untuk Menghentikan Perang Arab-Israel

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,,
Sabtu, 13 Oktober 1973 --- Pemerintah hari ini menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk berusaha sekeras-kerasnya menghentikan perang Arab-Israel yang tengah berlangsung saat ini. Pemerintah juga menyatakan bahwa rasa simpati yang sedalam-dalamnya dari seluruh rakyat Indonesia menyertai bangsa Arab yang berjuang untuk memperoleh kembali wilayah negaranya. Pernyataan sikap pemerintah Indonesia itu dibacakan oleh Menteri Luar Negeri a.i., Oemar Senoadji, seusai menghadap Presiden Soeharto di Cendana pagi ini.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Soeharto Menerima Presiden Bechtel Broup Amerika Serikat

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,,
Jum'at, 11 Oktober 1974 --- Di kediamannya pagi ini Presiden Soeharto menerima Stephen D Bechtel Jr, Presiden Bechtel Group dari Amerika Serikat, yang disertai oleh N Wilson, perwakilan Bechtel di Asia. Dalam pertemuan itu telah dibicarakan partisipasi Bechtel dalam pembangunan di Indonesia, seperti dalam proyek LNG yang akan dibangun di Kalimantan Timur dan Aceh. Proyek-proyek tersebut akan dibangun dalam rangka kerjasama dengan Pertamina. Pada kesempatan itu Kepala Negara mengharapkan agar proyek-proyek Bechtel tersebut bisa berhasil dengan baik, sehingga bermanfaat bagi pembangunan Indonesia.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo