Kamis, 17 Agustus 1967
Hari ini bangsa Indonesia memperingati Hari Kemerdekaan yang
ke – 22 di jakrta, upacara dilangsungkan di Istana Merdeka, dipimpin oleh
Pejabat Presiden Soeharto. Dalam upacara hari ini Pejabat Presiden Soeharto
tidak menyampaikan sesuatau amanat, karena pidato kenegaraan telah dilakukan
kemarin di depan siding pleno terbuka DPR-GR. Dengan demikian, untuk pertama
kalinya sejak Indonesia merdeka, upacara peringatan hari kemerdekaan dapat
berlangsung secara dalam suasana hikmat, yang dapat mengingatkan seluruh rakyat
akan detik-detik proklamasi 17 Agustus 1945.
Minggu, 17 Agustus 1969
Seluruh rakyat Indoenesia pagi ini memperingati kemerdekaan
Indonesia. Di Istana Negara, Acara yang Khidmat ini dipimpin oleh Presiden
Soeharto. Peringatan kemerdekaan kali ini mempunyai makna khusus karena dengan
kemenangan RI dalam Pepera di Irian Barat, maka daerah itu telah mutlak menjadi
Wilayah RI sehingga pengertian kasatuan Sabang-Merauke sudah terwujud.
Senin, 17 Agustus 1970
Peringatan Hari Peroklamasi Kemerdekaan RI ke – 23
berlangsung pagi ini di halaman depan Istana Merdeka. Bersama – sama Presiden
dan Ibu Soeharto tampak hadir dalam Peringatan itu para pembesar sipil maupun
militer sarta para korps diplomatic. Acara dimulai pada jam 10.05 yang ditandai
oleh tembakan meriyam sebayak 17 kali, dilanjutkan dengan pembacaan naskah asli
Proklamasi oleh Ketua DPR-GR, HA sjaichu. Di antara rangkaian acara Hari
Kemerdekaan, sore ini Presiden Soeharto menerima aubade pelajar-pelajar ibu
kota, dan malamnya dilanjutkan dengan resepsi kenegaraan.
Selasa, 17 Agustus 1971
Upacara peringatn kemerdekaan RI yang ke – 26 dilaksanakan
di Istana Merdeka, Jakarta, dimana Presiden Soeharto bertindak sebagai
Inspektur Upacara. Upacara yang khikmat ini dihadiri oleh Ibu Tien Soeharto,
Pejabat-pejabat pemerintahan, perwakilan – perwakilan Negara sahabat dan para
undangan lainnya.
Upacara penurunan sangsaka Merah Putih di Istana Merdeka,
sore ini dimeriahkan dengan aubade yang diikuti oleh 6.000 pejabat ibu kota.
Dalam amanatnya kepada para pejabat tersebut, Presiden Soeharto menyerukan agar
mereka yang merupakan pemuda dan pemudi Indonesia supaya rajin menuntut ilmu,
terutama dalam bidang keterampilan dan teknologi, yang sangat dibutuhkan Negara
sebagai syarat yang penting dalam pembangunan. Mereka diingatkan oleh Presiden
Soeharto bahwa sangat salah jika orang belajar untuk mengejar gelar saja,
karena yang dibutuhkan Negara untuk pembangunan bukanlah gelar belaka,
melainkan ilmu, pengabdiaan dan keahlian,
Kamis, 17 Agustus 1972
Nasi tumpeng pertama kalinya di hidangkan pada malam resepsi
uloang tahun kemerdekaan RI ke – 27 di Istana Merdeka. Penyajian nasi tumpeng
ini atas keinginan Presiden dan Ibu Soeharto dalam usaha untuk lebih
memperkenalkan teradisi Indonesia, dan akan menggantikan pemotongan kue Tart
yang mulai tahun ini di tiyadakan. Presiden
dan Ibu Soeharto beserta Keluarga akan bermalam bersama dua hari di
Istana Merdeka selama Peringatan Ulangtahun Kemerdekaan ini. Selanjutnya 17
nasi tumpeng dan satu nasi tumpeng besar dibuat oleh Ibu Tien Soeharti sendiri.
Juma’at, 17 Agustus 1973
Presiden dan Ibu Tien Soeharto menghadiri upacara peringatan
detik-detik proklamasi yang berlangsung pagi ini di beranda Istana Merdeka.
Sebagimana tahun-tahun sebelumnya dalam masa Orde Baru, Peringtan Kali ini pun
berlangsung secara sederhana namun khidmat.resepsi kenegaraan dan malam
kesenian akan diadakan malam nanti.
Sementara itu, pukul 00.00 dini hari, Presiden dan Ibu
Soeharto telah menghadiri renungan suci di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Acara
yang Khidmat ini pun di hadiri segenap pembesar Negara.
Sabtu, 17 Agustus 1974
Detik-detik proklamasi pagi ini di peringati di seluruh
tanah air. Di Jakarta, sebagaimana tahun-tahun lalu, uapacara hari nasional ini
berlangsung dengan khidmat di halaman Istana Merdeka dibawah pimpinan Presiden
Soeharto.
Sore hari, setelah acara penurunan bendera, Presiden dan Ibu
soeharto mengadakan pertemuan ramah tamah denga para veteran, pernawirawan
ABRI, wredatama dan warakawuri di Istana Negara. Malamnya Presiden Soeharto
mengadakan resepsi kenegaraan dan menerima upacara selamatan dari Korps
diplomatika. Acara ini dilanjutkan dengan malam kesenian yang diadakan di Balai
Sidang Jakarta.
Minggu, 17 Agustus 1975
Tiga puluh tahun kemerdekaan Indonesia hari ini diperingati
dengan khidmat di seluruh tanah air, secara nasional, peringatan detik-detik
proklamasi dipusatkan di Istana Merdeka dalam suatu upacara kenegaraan yang
dipimpin oleh presiden Soeharto.
Dalam rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan, di Istana
merdeka mala ini dilangsungkan resepsi kenegaraan yang di hadiri oleh
pejabat-pejabat tinggi Negara dan korps diplomatika. Sebelumnya, Presiden
Soeharto telah beramah tamah dengan para perintis kemerdekaan Indonesia
veteran, purnawirawanm wredhatama, dan warakawuri. Dalam acara ini Presiden
Soeharto memotong nasi tumpeng dan menyerahkan kepada wakil-wakil mereka.
Selasa, 17 Agustus 1976
Hari ini genap 31 tahun usia Kemerdekaan Indonesia.
Peringatan ulang tahun hari kemerdekaan hari ini diperingati secara nasional di
Istana Merdeka dalam suatu upacara yang berlangsung kidmat dibaeah pimpinan
Presiden Soeharto. Sebagaimana tradisi yang mulai dilakukan pada masa awal Orde
Baru, upacara khidmat ini berlangsung dalam waktu singkat tanpa pidato dari
Kepala Negara.
Kamis, 17 Agustus 1978
Peringatan detik-detik Proklamasi berlangsung mulai jam
10.00 pagi ini di halaman depan Istana Merdeka Upacara yang sederhana tetapi
khidmat itu dipimpin oleh Presiden Soeharto, yang di damping oleh Ibu Tien Soeharto,
Wakil Presiden beserta Ibu Adam Malik. Puncak upacara, yang juga dimeriahkan
oleh Aubade para pelajar yang berasal dari berbagai sekolah di DKI Jakarta itu,
adalah pengibaran duplikat bendera pusaka oleh para pelajar teladan pengibaran
bendera pusaka yang berasal dati provinsi-provinsi seluruh Nusantara.
Jum’at, 17 Agustus 1979
Segenap bangsa Indonesia, hari ini memperingati hari
ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang
ke – 34. Ada empat acara kenegaraan yang dipimpin Presiden Soeharto dan
dihadiri oleh Ibu Tien Soeharto, serta wakil Presiden dan pejabat-pejabat
sipil/militer serta undangan lainnya. Keempat acara berlangsung di Istana
Merdeka dan Istana Negara, ada yang bersifat khidmat dan ada pula yang meriah.
Acara khidmat adalah peringatan detik-detik peroklamasi yang berl;angsung pagi
hari ini di halaman Istana Merdeka, yang ditandai oleh penaikan duplikat
bendera pusaka dan pembacaan naskat proklamasi. Sore harinya berlangsung
upacara penurunan bendera pusaka. Kedua upaca ini terasa bertambah khidmat
dalam suasana umat Islam sedang menjalankan Ibadah Puasa.
Senin, 17 Agustus 1981
Presiden dan Ibu Soeharto, yang di damping olen
wakilPresiden dan Ibu Adam Malik, menghadiri upacara peringatan detik-detik
proklamasi yang dimulai tepat jham 10.00 di Istana Merdeka. Sebagaimana
tahun-tahun sebelumnya, rangkaian peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke
– 36 ini pun berlangsung penuh dari pagi sampai malam hari. Rangkaian acara
dimulai dengan upacara khidmat pengibaran bendera pusata di pagi hari, dan
akhir dengan resepsi kenegaraan yang meriah di malam hari.
Selasa, 17 Agustus 1982
Bangsa Indonesia meperingati hari ulang tahun Kemerdekaan ke
– 37. Secara nasional, pagi ini pandangan terpusat ke Istana Merdeka, dimana
Presiden Soeharti bertindak sebagai Inspektur Upacara dalam Peringatan detik –
detik proklamasi yang berlangsung tepat pada jam 10.00 pagi. Rangkaian acara
peringatan Hari Kemerdekaan ini berlangsung pada senja hari ketika duplikasi
bendera pusaka yang dikibarkan pagi hari diturunkan lagi. Malam ini di Istana
Merdeka berlangsung ramah tamah dengan para Perintis Kemerdekaan, veteran dan
Angkatan 45, dan di lanjutkan kemudian dengan resepsi kenegaraan di Istana
Merdeka.
Rabu, 17 Agustus 1983
Jam 10.00 pagi ini, Presiden dan Ibu Soeharto bersama
Jajaran para pejabat tinggi pemerintah, anggota korps diplomatika, serta
sebagian masyarakat Jakarta, menghadiri peringatan detik-detik proklamasi
kemerdekaan Indonesia yang berlangsung di halaman depan Istana Merdeka. Acara
Peringatan aantara lain ditandai
dengan pengibaran dulpikasi bendera
pusaka dan pembacaan Naskah Proklamasi.
Sore ini rangkaian peringatan hari Kemerdekaan diawali
dengan penurunan duplikasi bendera pusaka. Kemudian dilanjutkan di senja hari
dengan remah tamah Presiden dan Ibu Soeharto, Wakil Presiden dan Ibu Umar
Wirahadikusuma serta pejabat-pejabat tinggi malam ini adalah Perintis
Kemerdekaan dan Warakawuri. Acara terakhir mala mini Adalah Presiden dan Ibu
soeharto serta Wakil Presiden dan Ibu Umar wirahadikusuma menerima upacara
selamatan dari korps diplomatika.
Sabtu, 17 Agustus 1985
Segenap rakyat Indonesia pagi ini memperingati hari ulang
tahun kemerdekaan RI yang ke – 40. Di Jakarta peringatan detik-detik Proklamasi
Kemerdekaan berlangsung secara khidmat di halaman depan Istana Merdeka. Dalam
upacara pagi ini, Presiden Soeharto, yang didampingi Ibu Tien Soeharto serta
Wakil Presiden dan Ibu Umar Wirahadikusumah, bertindak selaku Inspektur
Upacara.
Sebagai teradisi yang ditumbuhkan selama pemerintahan Orde
Baru, rangkaian acara peringatan Hari Kemerdekaan ini berlangsung sampai mamlam
hari. Diawali dengan upacara di pagi
hari, antara lain penaikan duplikasi bendera pusaka, dan penurunan bendera di
sore hari. Acara malam hari dimulai dengan ramah tamah antara Presiden dan Ibu
Soeharto serta Wakil Presiden dan Ibu Umar Wirahadikumah dengan para perintis
kemerdekaan.
Minggu, 17 Agustus 1986
Peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI dirayakan
pagi ini diseluruh tanah air. Perayaan secara nasional berlangsung di Istana Merdeka
dalam suatu upacara khusyuk dan khidmat dibawah pimpinan Inspektur Upacara,
Presiden Soeharto. Dentuman meriyam sebayak 17 kali dan bunyi sirene yang
terdengar tepat p[ada pukul 10.00 mengingatkan bangsa ini akan saat
diproklamasikan kemerdekaannya 41 tahun yang lalu.
Peringatan Hari Kemerdekaan kali ini mempunyai makna
tersendiri, karena kita merayakan menjelang pelaksanaan pemilihan umum 1987
yang akan datang berlangsung sebelum kita merayakan ulang tahun kemerdekaan
yang ke – 42 oleh karena itu, tema perayaan ulang tahun proklamasi tahun ini
adalah : “ Dengan Semanagat Proklamasi 17 Agustus 1945, Kita Sukseskan Pemilu
1987 demi Kesinambungan Pembangunan Bangsa”
Kamis, 17 Agustus 1989
Detik-detik proklamasi kemerdekaan RI ke – 44 tahun, hari
ini diperingati dalam suatu upacara kenangaan yang berlangsung secara sederhana
namaun khidmat, di halaman depan Istana Merdeka. Selesai pembacaan naskah
Proklamasi, Presiden selaku Inspektur Upacara
mengajak hadirin mengheningkan cipta untuk mengenang para pahlawan yang telah
menyumbangkan darma baktinya kepada nusa dan bangsa ini.
Seusai pembacaan doa, peringatan detik-detik Proklamasi
Kemerdekaan kita itu dilanjutkan dengan acara pengibaran benderan oleh pasukan
pengibaran bendera pusaka (Paskibraka). Acara peringatan berlanjut pada sore
hari menjelang senja, ketika bendera tersebut kembali di turunkan. Selanjutnya,
mala ini Presiden Soeharto beramah taman denaga para Veteran, angkatan 45,
purnawirawan dan warakawuri. Kemudian acara mala mini di akhiri dengan resepsi
kenegaraan yang antara lain di hadiri oleh korps diplomatika.
Jum’at, 17 Agustus 1990
Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke – 45 hari ini di
seluruh tanah air. Di Jakarta, Presiden Soeharto pagi ini bertindak sebagai
Inspektur Upacara dalam upacara peringatan ulang tahun kemerdekaan itu di
halaman Istana Merdeka. Sebagai mana tahun-tahun sebelumnya, upacara peringatan
hari ini di tandai dengan 17 kali dentuman meriyam yang di tingkahi oleh bunyi
sirene, bunyi bedug di masjid-masjid serta bunyi lenceng gereja. Dalam pada
itu, Ketua DPR/MPR M Kharis Suhud membacakan naskah Proklamasi. Kemudian Kepala
Negara memimpin acara pengheningan cipta, yang disusul pembacaan Negara
memimpin acara pembacaan doa oleh Menteri Agama Munawir Sjadzali MA. Acara ini
di tutup dengan pengibaran duplikasi bendera pusaka. Adapun yang bertindakl
sebagai komandan upacara pada pagi ini adalah Kolonel (Marinir) Lidansyah.
Sumber Buku Jejak Lang Kah Pak Harto Jilid 1-6
Penyusun : Rayvan Lesilolo