PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Penyambutan Presiden Republik Sri Lanka Kepada Presiden Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 17 November 1979 --- Presiden Soeharto dan rombongan pagi ini tiba di lapangan udara Kolombo, Katunakaye, dan disambut oleh Presiden republik Demokrasi Sosial Sri Lanka dan Nyonya Jayewadene, serta para penjabat tinggi lainya. Setelah memeriksa barisan kehormatan, Presiden dan rombongan menuju istana kepresidenan.

Sore ini Presiden soeharto mengadakan  pembicaraan dengan Presiden Jayewardene. Fokus pembicaraan mencangkup masalah-masalah bilateral dan Internasional. Dalam pembicaraan masalah internasional, kedua telah menyinggung penyelesaian masalah Kamboja; dalam hal ini Presiden Jayewarende ingin mengetahui pandangan Indonesia. Menyangkut hubungan bilateral, kedua negarawan membahas cara-cara untuk meningkatkan hubungan perdagangan. Antara lain telah disinggung mengenai kemungkinan bagi sri Langka untuk mengimpor semen, baja, dan kayu dari Indonesia.

Selajutnya Presiden Soeharto menegaskan bahwa kita perlu terus bergandengan tangan dalam mengusahakan terciptanya perdamaian dunia yang mantap, sebab, demikian Kepala Negara, tanpa perdamaian, maka pembangunan masyarakat kita akan selalu terganggu.



Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Perundingan Presiden Soeharto dan Presiden Franz Jonas

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 17 November 1972 --- Sore ini Presiden Soeharto berunding dengan Presiden Franz Jonas di Istana Habsbrug. Tidak ada pemberitaan resmi mengenai pembicaraan kedua negara tersebut. Akan tetapi diduga kedua kepala negara telah membicarakan kemungkinan-kemungkinan untuk memperluas kerjasama yang selama ini telah ada diantara kedua bangsa.


Sore ini Presiden soeharto bertemu dengan pengusaha-pengusaha Austria. Pada kesempatan itu Presiden mengajak pengusaha-pengusaha tersebut untuk menanamkan modal meraka di Indonesia. Dalam hubungan ini Presiden mengatakan bahwa kesempatan untuk menanam modal di Indonesia masih terbuka luas. Indonesia dewasa ini sedang menyempurnakan prosedur penanaman modal, sehingga akan memperlancar pelaksanaan penanaman modal dan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.




Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Harapan Terbesar Presiden Soeharto Terkait Pertemuan Antara Negara-Negara Kreditor

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,
Kamis, 11 November 1971---Presiden Soeharto menyatakan harapan agar pertemuan negara-negara kreditor Indonesia yang tergabung dalam kelompok IGGI dalam pertemuan mereka di Negeri Belanda pada bulan Desember ini dapat mencapai hasil seperti di masa-masa lampau. Hari ini dinyatakan Presiden kepada Ketua Delegasi Belanda  dalam  IGGI, PC Witte, yang menemui hari ini di Bina Graha. Kepada PC Witte, Jenderal Soeharto menjelaskan bahwa bantuan luar negeri yang berasal dari negara-negara IGGI diperlukan untuk melancarkan usaha-usaha pembangunan di Indonesia.

Presiden Soeharto memberikan pakaian seharga Rp. 100 juta untuk masyarakat Irian Barat. Pemberian itu disampaikan melalui Menteri Dalam Negeri. Dalam hubungan ini Presiden mengharapkan agar pakaian-pakaian tersebut sudah sampai di tangan rakyat Irian Barat sebelum hari natal. Pakaian tersebut seluruhnya berjumlah 200.000 potong pakaian pria dan 100.000 potong pakaian wanita.

Presiden Soeharto memberikan zakat fitrah untuk fakir miskin di Kota Bandung dan Kota Madya Bogor masing-masing sebanyak 25 ton dan 20 ton beras.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Penyambutan Presiden Malta Agatha Barbara di Istana Merdeka

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,
Selasa, 11 November 1986---Siang ini di Istana Meredeka, Presiden Soeharto menyambut Presiden Malta, Agatha Barbara, dalam suatu upacara kebesaran militer. Presiden Barbara melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia atas undangan Presiden Soeharto; ia akan berada di Jakarta sampai pagi hari Kamis, pada saat mana ia akan bertolak ke Yogyakarta Oleh sebab itu acaranya di Jakarta padat sekali.

Begitu selesai upacara penyambutan, Presiden Barbara lansung mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Istana Merdeka. Kemudian, setelah beristirahat sebentar, langsung pula diadakan pembicaraan resmi antara kedua pemimpin negara. Pembicaraan yang berlansung satu setengah jam itu selesai pada pukul 17.30. Didalam pembicaraan itu antara lain disepakati bahwa Indonesia dan Malta tidak akan turut serta dalam persekutuan militer dengan negara manapun dan tidak membolehkan wilayahnya digunakan untuk tujuan militer untuk keamanan negara lain. Selain itu disepakati pula bahwa kedua negara akan terus meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi dan perdagangan. Dalam hubungan ini Presiden Soeharto menyatakan persetujuannya untuk mengirim delegasi Indonesia yang terdiri dari pejabat pemerintahan dan pengusaha swasta ke Malta guna menjajaki kemungkinan peningkatan kerjasama ekonomi dan hubungan perdangan.

Malam ini di Istana Negara, Presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan jamuan santap malam kenegaraan untuk menghormat kunjungan Presiden Barbara di Indonesia. Pada kesempatan itu Presiden Soeharto mengatakan bahwa ia menganggap penting usaha-usaha bersama untuk meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi dan perdagangan. Dikatakannya bahwa hubungan ekonomi dan perdagangan masih sangat terbatas, sementara jarak geografis antara kedua negara memang berjauhan. Namun, menyadari banyaknya persamaan-persamaan pandangan antara kedua negara dalam masalah dunia, maka kedua negara perlu berusaha untuk memperluas lagi kerjasama ekonomi dan perdagangan itu.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Presiden Soeharto Dengan PM Toshiki Kaifu Mengadakan Pembicaraan di Tokyo

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,
Minggu, 11 November 1990---Hari ini di Tokyo, Presiden Soeharto mengadakan pembicaraan dengan PM Toshiki Kaifu, sementara Menteri Luar Negeri Ali Alatas melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negari Nakayama. Pembicaraan antara Presiden Soeharto dengan PM Kaifu tidak hanya menyangkut masalah bilateral, melainkan juga masalah-masalah regional dan internasional.

Kepada PM Kaifu, Presiden Soeharto menguraikan tentang bagaimana pentingnya hubungan antara Indonesia dan Jepang  sejak pemerintahan Orde Baru. Dikemukakan oleh Presiden bahwa ketika itu PM Sato meminta jaminan Indonesia untuk terus mensuplai energi minyak maupun gas alam kepada Jepang, Indonesia untuk memenuhinya, hingga kini Indonesia selalu memenuhi janjinya.

Kepada PM Kaifu, Presiden Soeharto mengemukakan tentang utang luar Negeri Indonesia yang tahun ini mengalami peningkatan beban pembayaran sebesar US$1,8 miliar, sebagai akibat apresiasi mata uang asing, terutama mata uang Yen, terhadap dollar Amerika Serikat. Dari jumlah tersebut, sebesar US$1,2 miliar harus dibayar kepada Jepang. Untuk itu pemerintah Indonesia memerlukan bantuan khusus, karena tambahan pendapatan dari kenaikan harga minyak bumi, akibat Krisis Teluk, masih lebih kecil dibanding dengan peningkatan pembayaran utang luar negeri.

Bantuan khusus ini merupakan pinjaman mata uang asing yang bisa dikonversikan kedalam rupiah sebagai dana pendamping pinjaman luar negeri untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Dikatakan oleh Presiden bahwa jika Indonesia tidak mendapat bantuan khusus itu, maka Indonesia terpaksa harus menggunakan dana tabungannya untuk membayar utang. Dan apabila ini terjadi, maka tidak ada lagi dana untuk melanjutkan pembangunan. Jadi menurut Presiden, jika Jepang tidak dapat memberikan bantuan khusus kepada Indonesia dengan pertimbangan bahwa negara lain akan merasa iri, maka usul lainnya ialah agar tambahan uang akibat apresiasi Yen itu ditahan di Indonesia saja sebagai pinjaman lunak. Artinya uang itu tidak akan dibayarkan kepada Jepang.

Dalam pembicaraan dengan PM Kaifu itu, Presiden juga meminta agar perusahaan penerbangan JAL menggunakan haknya untuk terbang ke Indonesia sesuai dengan perjanjian yang ditandatanganinya dengan Garuda. Seperti diketahui Garuda melakukan 12 kali penerbangan ke Jepang setiap minggu, sedangkan JAL hanya 5 kali.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Perkembangan Indonesia dan Amerika Serikat

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 10 November 1983 --- Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Hasan Habib, pukul 10.00 pagi ini diterima Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Ia menghadap Kepala Negara untuk melaporkan tentang perkembangan hubungan Indonesia-Amerika Serikat, terutama menyangkut perkembangan ekonomi Amerika dewasa ini, dan pengamatan menjelang pemilihan Presiden Amerika yang akan berlangsung dalam tahun depan.

Setelah menghadap Kepala Negara, ia mengatakan bahwa hubungan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat terus meningkat. Dalam enam bulan pertama tahun ini, impor minyak Amerika Serikat dari Indonesia meningkat sebesar 5,7%, sedangkan impor non-minyak naik 16,6%.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Hubungan Antara Kadin Indonesia dan Pengusaha Jepang Lebih Dieratkan Lagi

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 7 November 1987 --- Pukul 09.25 pagi ini, Presiden Soeharto menerima kunjungan Menteri Kebudayaan Vietnam, Tran Van Phac, di Bina Graha. Pejabat Vietnam itu datang untuk  menyampaikan sepucuk surat dari PM Phan Hung dan Cinderamata dari Pemerintah Vietnam untuk Presiden. Cinderamata itu berupa sebuah potret Presiden dan Ibu Tien Soeharto dalam dua dimensi, yang kalau dilihat dari satu sisi tampak gambar Presiden Soeharto, sedangkan dari sisi yang satu lagi hanya kelihatan gambar Ibu Tien. 

Pagi ini Presiden juga menerima kunjungan kehormatan rombongan Komite Ekonomi Indonesia-Jepang (JIEC) yang dipimpin oleh Kikuo Ikeda di Bina Graha. Dalam kunjungan itu mereka diantar oleh Pengurus Kadin Indonesia, Sukamdani S Gitosarjono, A Baramuli SH, dan Tony Agus Ardi.

Pada kesempatan itu, Kepala Negara mengharapkan agar hubungan antara Kadin Indonesia dan para pengusaha Jepang dapat lebih dieratkan lagi, dalam rangka upaya untuk meningkatkan peranan swasta dalam kerjasama Indonesia-Jepang. Presiden juga mengatakan bahwa dalam keadaan keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pembangunan, akibat merosotnya harga minyak, Pemerintah Indonesia mengharapkan peningkatan peranan swasta. Kepada pihak Jepang, Kepala Negara menawarkan kerjasama untuk pembangunan proyek-proyek hulu, misalnya dalam industri aluminium dan besi, serta proyek-proyek hilir untuk industri timah.

Sementara itu, dalam pertemuan dengan Kepala Negara pada jam 10.30 pagi ini, Menteri Koperasi Bustanil Arifin telah menyampaikan laporan tentang pelaksanaan pola PIR Jamur di Gunung Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Dilaporkannya bahwa pola PIR tersebut telah mengubah wajah Gunung Dieng yang dahulunya dikenal sebagai daerah miskin menjadi daerah potensial. Hal ini karena penanaman jamur itu telah mendatangkan hasil sekitar satu juta dolar AS setiap bulannya.   


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo
      
 

Kerjasama Saling Menguntungkan dan Bermanfaat Bagi Kedua Negara

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 6 November 1982 --- Presiden Pakistan dan Begum Zia UI Halq pagi ini meninggalkan Jakarta menuju Kuala Lumpur. Sebelum akhir kunjungannya, telah dikeluarkan komunike bersama Indonesia-Pakistan. Dalam komunike itu dinyatakan bahwa kedua kepala negara merasa puas atas kemajuan kerjasama bilateral dalam rangka forum kerjasama ekonomi dan budaya Indonesia-Pakistan (IPECC). Kedua pihak yakin bahwa pengembangan dan perluasan kerjasama saling menguntungkan akan sangat bermanfaat bagi kedua negara dan memperkuat ketahanan nasional masing-masing.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Ucapan Selamat Kepada Presiden Amerika Serikat yang Baru

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 5 November 1992 --- Kepala Negara pagi ini, di Bina Graha, menerima rombongan persatuan penyandang cacat Indonesia (PPCI) yang dipimpin oleh ketuanya, Koesbiono Sarmanhadi. Dalam pertemuan itu Presiden mengharapkan agar para penderita cacat mampu mandiri dan tidak tergantung pada lowongan kerja yang sudah ada karena persoalan kesempatan kerja tidak hanya menjadi masalah penderita cacat saja, melainkan juga orang yang normal fisiknya. Presiden juga berharap para penderita cacat bisa bergabung dengan koperasi serta meminta pengurus PPCI yang merupakan federasi bagi organisasi-organisasi penderita cacat untuk menjalin hubungan erat dengan instansi-instansi terkait seperti Departemen Sosial dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Hari ini Presiden Soeharto mengirim ucapan selamat kepada Bill Clinton yang telah terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat menggantikan George Bush. Dalam telegram itu Kepala Negara mengharapkan terpeliharanya hubungan baik antara kedua negara dimasa-masa mendatang. Presiden juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada George Bush yang selama memimpin AS telah menunjukkan kesediaan bekerjasama yang erat dengan Indonesia.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Kunjungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Inggris

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 5 November 1984---Pukul 09.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Kerajaan Inggris, Field Marshall Edwin Bramall; ia diantar oleh Pangab Jenderal LB Murdani. Dalam pertemuan itu telah dibicarakan masalah kerjasama antara kedua negara terutama dalam bidang pertahanan.

Setelah bertemu Kepala Negara, Field Marshal Bramall mengatakan bahwa dalam pertemuan selama 30 menit itu Presiden Soeharto telah menerangkan secara singkat tentang politik luar negeri  Indonesia yang bebas aktif.

Setengah jam kemudian, di tempat yang sama, Menteri Pertambangan dan Energi  Subroto menghadap  Presiden Soeharto. Ia datang untuk melaporkan tentang keadaan harga minyak, OPEC di pasaran International. harga minyak tampaknya akan membaik sebagai reaksi atas hasil-hasil yang dicapai oleh persidangan OPEC di Jenewa baru-baru ini. Sidang tersebut mempunyai target untuk mempertahankan harga minyak pada patokan harga US$29 ,- per barrel dengan menurunkan produksi dari 17,5 juta barrel per hari menjadi 16 juta barrel sampai akhir 1984.Harga minyak Arabia Light  sejak  1 november lalu telah kembali diatas US$28,- per barrel.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto 
Editor : Sukur Patakondo

Hubungan Persahabatan Antara Kedua Negara Semakin Kukuh

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 22 Oktober 1983  --- Bertempat di Istana Merdeka, secara berturut-turut pagi ini Presiden menerima surat kepercayaan Duta Besar Kanada, Jhon Maldwyn Turner Thomas, dan Duta Besar Austria, Dr Ernst Illsinger.

Menyambut pidato Duta Besar Thomas, Kepala Negara mengatakan bahwa hubungan persahabatan dan kerjasama semakin kukuh antara kedua negara, telah membuat kanada semakin dikenal di Indonesia, hal itu tidak saja kerena potensi ekonomi dan perdagangan yang dimilikinya, tetapi berbagai negara yang  berpandangan maju terhadap berbagai masalah dunia yang kini di hadapi umat manusia. Dikatakan pula oleh Presiden bahwa Indonesia sangat menghargai usaha-usaha yang gigih yang tak kenal lelah dari pemerintah kanada untuk menjembatani jurang pemisah antara negara-negara industri maju dengan negara yang sedang membangun.

Dalam pada itu, ketika memberikan balasan atas pidato Duta Besar Illsinger, Presiden menyatakan keyakinannya bahwa hubungan persahabatan dan kerjasama yang erat antara kedua negara masih dapat ditingkatkan lagi pada masa-masa mendatang. Dikatakannya bahwa persahabatan dan kerjasama antara Indonesia dan Austria sedikit banyak tentu akan ikut memberi sumbangan bagi perdamaian dunia dan kesejahteraan umat manusia yang merupakan cita-cita kita semua.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Presiden Meninjau Pusat Industri Berat di Korea Selatan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,,
Minggu, 17 Agustus 1982 --- Pagi ini Presiden dan rombongan terbang dari Seoul ke pangkalan udara Kim Hae, dan selanjutnya dengan mobil menuju Chang Weon, di ujung selatan jazirah Korea. Disini, sepanjang hari Presiden dan Ibu Soeharto beserta rombongan  meninjau pusat industri berat Korea Selatan.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Presiden Menerima Rudolf Sallinger Selaku Ketua Kamar Dagang dan Industri Australia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,
Sabtu, 13 Oktober 1984 --- Pukul 09.00 pagi ini di Bina Graha., Presiden Soeharto menerima Ketua Kamar Dagang dan Industri Austria, Rudolf Sallinger, yang didampingi oleh Ketua Umum Kadin Indonesia, Sukamdani S Gitosardjono. Hadir pula dalam pertemuan tersebut Duta besar Austria, Ernst Illsinger. Dalam pertemuan ini telah dibahas usaha-usaha untuk lebih meningkatkan hubungan perdagangan antar kedua negara. Pada kesepatan itu Rudolf SaIllinger menyampaikan kenang-kenangan berupa turbin generator 300 KVA, atas nama Pemerintah Austria. Sebagai balasan Presiden Soeharto menyampaikan satu set buku berjudul 30 Tahun Indonesia Merdeka.

Presiden memberi petunjuk kepada Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Tanaman keras, Hasjrul Harahap, agar segera mengadakan semacam seminar untuk membahas upaya-upaya peningkatan pendapatan petani tembakau, yang umumnya mempunyai lahan sempit, supaya mereka dapat menikmati harga tembakau yang baik. Ini merupakan tanggapan Kepala Negara atas laporan Menteri Hasjrul Harahap pagi ini di Bina Graha, mengenai hasil lawatnnya ke daerah hasil tembakau di Jawah Tengah.

Selain itu Ir Hasjrul Harahap melaporkan juga kepada Presiden mengenai masalah tanaman kapas yang sudah mencapai 250.000 hektar dalam repelita IV ini, sehingga dapat menyerap tenaga kerja sebanyak satu juta kepala keluarga. Masalah yang dihadapi dalam hal ini ialah bibit kapas yang masih diimpor. Untuk itu Presiden meminta kepada PT kapas Indah dan PT Perkebunan mengimpor bibit kapas unggul dalam upaya peningkatan pembibitan dalam negeri.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Kerja Sama Indonesia dengan Menteri Perminyakan Irak

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 11 Oktober 1988 --- Pagi ini, pada jam 09.00, Kepala Negara menerima Menteri Perminyakan Irak, Dr Irsani Abdul Rahim Al Chalabi, di Bina Graha. Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh Duta Besar Irak di Indonesia dan Menteri Pertambangan dan Energi Ginanjar Kartasasmita itu, Kepala Negara mengharapkan agar Komite harga OPEC, yang akan bersidang bulan depan, mampu mencapai kesepakatan yang dapat dipakai sebagai landasan jangka panjang dalam upaya meningkatkan peranan OPEC untuk memantapkan harga minyak di pasar dunia. Presiden menekankan pandangannya pada pentingnya harga minyak yang dapat memberikan jaminan kepentingan jangka panjang kepada negara penghasil minyak, baik untuk generasi sekarang ini maupun untuk generasi yang akan datang. Menurut Presiden harga minyak yang tepat adalah harga yang dapat diterima oleh produsen, konsumen, dan perusahaan penjual jasa yang membantu untuk memproduksi minyak. Untuk masa kini harga yang tepat ialah US$18, dan OPEC harus menyesuaikan produksinya dengan harga ini.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Presiden Menerima Surat Kepercayaan dan Duta Besar Birma

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 11 Oktober 1978 --- Dalam suatu upacara singkat pagi ini di Istana Merdeka, Presiden Soeharto menerima surat kepercayaan dan Duta Besar Birma yang baru, U Hla Swe. Dalam sambutannya, Kepala Negara menyambut dengan gembira keinginan Duta Besar Hla Swe untuk meningkatkan lagi hubungan yang telah ada dan mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan antara kedua negara.
Sebelumnya, Presiden mengatakan bahwa pembangunan bangsa-bangsa memerlukan suasana stabil dan tentram, bukan saja didalam negeri masing-masing, melainkan juga di kawasan di sekitarnya dan di seluruh dunia. Untuk itu diperlukan adanya dasar-dasar yang seharusnya menjadi kerangka hubungan antara bangsa, yaitu sikap tulus untuk saling menghormati kedaulatan masing-masing, saling percaya dan bantu membantu untuk tujuan-tujuan konstruktif. Demikian antara lain dikatakan Presiden Soeharto.
BKPM hari ini menyatakan bahwa Presiden Soeharto telah menyetujui permohonan penanaman modal asing dari Garsia Investment Ltd; Hongkong, yang bekerja sama dengan PT Sribunian Trading Coy; Palembang. Perusahaan ini akan bergerak di bidang kehutanan, yaitu penebangan kayu, penggergajian dan industri perkayuan lainnya di Palembang. Dengan investasi sebesar US$3.146.880,-, dalam tahun pertama, perusahaan ini diharapkan akan dapat menampung 563 tenaga kerja Indonesia dan 24 tenaga kerja asing.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Soeharto Menerima Presiden Bechtel Broup Amerika Serikat

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,,
Jum'at, 11 Oktober 1974 --- Di kediamannya pagi ini Presiden Soeharto menerima Stephen D Bechtel Jr, Presiden Bechtel Group dari Amerika Serikat, yang disertai oleh N Wilson, perwakilan Bechtel di Asia. Dalam pertemuan itu telah dibicarakan partisipasi Bechtel dalam pembangunan di Indonesia, seperti dalam proyek LNG yang akan dibangun di Kalimantan Timur dan Aceh. Proyek-proyek tersebut akan dibangun dalam rangka kerjasama dengan Pertamina. Pada kesempatan itu Kepala Negara mengharapkan agar proyek-proyek Bechtel tersebut bisa berhasil dengan baik, sehingga bermanfaat bagi pembangunan Indonesia.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Kepercayaan Tiga Duta Besar Untuk Indonesia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 14 Oktober 1987  --- Pukul 09.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima surat kepercayaan Duta Besar Tunisia untuk Indonesia, Ennaifar Azouz, di Istana Merdeka. Duta besar Azouz adalah duta besar pertama yang ditempatkan Tunsia di Jakarta; sebelumnya hubungan diplomatik dengan Indonesia diatur oleh Kedutaan Besar Tunsina yang berkedudukan di Tokyo.

Menerima surat kepercayaan Duta Besar Azouz, Kepala Negara menyatakan kepercayaan bahwa hubungan kerjasama antara kedua negara akan semakin meningkat lagi di tahun-tahun mendatang. Dikatakanya bahwa kedua negara perlu berusaha bersama-sama untuk menemukan langkah-langkah baru bagi usaha peningkatan kerjasama antara kedua negara, khususnya di bidang-bidang ekonomi, perdagangan, industri , ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pertanian dan kebudayaan. Peningkatan kerjasama ini perlu juga sebagai sumbangan kedua negara bagi terwujudnya dunia yang lebih sejahtera, lebih damai, dan lebih adil.

Pagi ini, di tempat yang sama, Kepala Negara juga menerima surat kepercayaan dari duta besar Argentina yang baru, Omar Ricardo del Azar Suaya. Dalam kata sambutanya, Presiden mengatakan bahwa tanpa terasa, hubungan baik dan kerjasama yang terjalin antar kedua negara telah berjalan 30 tahun; kenyataan ini membuktikan bahwa jarak yang jauh tidak merupakan penghalang dalam membina saling pengertian antara kedua negara. Dengan memperhatikan kenyataan itu, Presiden membenarkan ucapan Duta Besar bahwa setelah lebih dari tiga dasawarsa tonggak pertama yang kita tanam menjadi makin kokoh dengan berlalunya waktu karena dipupuk kerjasama dan saling pengertian.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto  

Kerja Sama Antara Indonesia Dengan Arab Saudi

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 11 Oktober 1977---Presiden Soeharto beserta rombongan hari ini berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Madinah al Munawarah. Dalam kesempatan ziarah itu, rombongan telah berdoa kepada Allah yang dilanjutkan dengan sembahyang tahiyatul masjid di Masjid An-Nabawi. Kepala Negara dan Ibu Soeharto juga berziarah ke makam Abu Bakar dan Umar Bin Khattab yang letaknya berdampingan dengan makam Nabi Muhammad SAW.
Di Riyadh sore ini telah dikeluarkan komunike bersama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi. ketika memberikan penjelasannya sebelum mengeluarkan komunike tersebut, Presiden Soeharto dan Raja Khalid menyatakan sama-sama puas akan perkembangan hubungan bilateral yang semakin kokoh dan erat antara kedua negara. Mereka bertekad untuk mengembangkan kerjasama dalam bidang politik, ekonomi dan perdagangan, teknologi serta kebudayaan. Kedua belah pihak telah juga menyetujui untuk mengadakan kerjasama dalam pembangunan berbagai macam proyek di Indonesia. Dalam hubungan ini Kerajaan Arab Saudi akan memberikan pinjaman dengan syarat-syarat yang lunak kepada Indonesia. 
Dalam komunike bersama ditegaskan bahwa keamanan, stabilitas dan perdamaian yang hakiki tidak akan mungkin terwujudkan di kawasan Timur Tengah, apabila Israel tidak mengundurkan diri dari seluruh wilayah Arab yang didudukinya sekarang, termasuk Baitul Makdis. Hal tersebut berkaitan dengan dipulihkannya hak-hak yang sah dari rakyat Palestina serta kebebasan menggunakan hak mereka untuk menentukan nasibnya sendiri. Kedua kepala negara itu menyeru kepada dunia internasional agar mengambil langkah-langkah segera untuk mendesak Israel menghentikan tindakan ekspansionismenya dengan mengadakan pemukiman-pemukiman di wilayah Arab yang didudukinya. Mereka juga sepakat untuk terus maju meningkatkan solidaritas Islam, yang merupakan sikap bahu membahu dan bersetia kawan anatara sesama umat Islam.
Mengenai Timor Timur, Raja Khalid menegaskan bahwa Arab Saudi memandang Timor Timur sebagai soal dalam negeri Indonesia sendiri dan menyampaikan ucapan selamat atas keberhasilan Indonesia dalam usahanya membangun daerah tersebut. Kedua pihak juga menyatakan harapannya agar pendirian tersebut dijadikan landasan untuk diterapkan di PBB dalam menangani masalah Timor Timur.
Presiden Soeharto dan Ibu Tien beserta rombongan hari ini tiba di Kuwait. Sebagai mana layaknya, di lapangan udara Presiden Soeharto disambut dengan penghormatan kenegaraan oleh Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al-Salim Al-Sabah. Setelah memeriksa barisan kehormatan yang diiringi oleh dentuman meriam sebanyak 21 kali, Presiden Soeharto, dengan diantar oleh Emir Kuwait, berkendaraan menuju Istana Al Salam dimana  para tamu agung menginap.
Malam ini Emir Kuwait mengadakan jamuan makan di istananya, untuk menghormati kunjungan Presiden dan Ibu Soeharto di Kuwait. Sebelumnya Presiden Soeharto telah menganugerahkan Bintang Republik Indonesia Kelas Satu kepada Emir Kuwait, dan Bintang Mahaputera Adipurna kepada Putera Mahkota/Perdana Menteri Sheikh Jaber Ahmed Al Jaber, dan isteri Emir Kuwait.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo  

Peninjauan Industri Pesawat Terbang

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,
Jum'at, 8 Oktober 1982---Presiden dan rombongan hari ini meninjau industri pesawat terbang Casa di Getafe. Selain mendapat penjelasan mengenai perkembangan industri tersebut, Kepala Negara juga melihat dari dekat proses pembuatan pesawat terbang disana. Di Hanggar I, Presiden meninjau pembuatan bagian-bagian pesawat Airbus dan CN-235, sementara di Hanggar II, Presiden melihat pembuatan helikopter BO-105 dan pesawat tempur rancangan Spanyol, C-101 Jet Trainer.

Sumber : Buklu Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Indonesia Bekerjasama Dengan Amerika Serikat Untuk Meluncurkan setelit Palapa B-2R

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,


Sabtu, 3 Oktober 1987 --- Indonesia akan tetap menggunakan jasa Amerika Serikat bagi peluncuran satelit Palapa B-2R setelah Bank Exim AS berjanji untuk memenuhi semua permintaan Indonesia bagi peluncuran tersebut. Demikian dikatakan oleh Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, Achmad Tahir, setelah menghadap Presiden Soeharto pagi ini di Bina Graha. Lebih jauh dikemukakan oleh Achmad Tahir bahwa permintaan Indonesia itu mencakup keseluruhan biaya peluncuran Palapa B-2R. Dalam hubungan ini Bank Exim telah menawarkan kredit sebesar US$132,7 juta, padahal Indonesia hanya meminta sebanyak US$130 juta. Peluncuran satelit tersebut tetap dilakukan pada bulan Oktober 1990. 


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo