PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Pembentukan Dana Pengasuhan Putera-Puteri Pedalaman Irian Barat

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 17 November 1969 --- Presiden Soeharto mengeluarkan keputusan Presiden No. 93 tahun 1969 tentang pembentukan Panitia Dana Pengasuhan Putera-Puteri Pedalaman Irian Barat. Lembaga ini dipimpin langsung oleh Presiden Soeharto, dengan dibantu oleh sektor I/Irian Barat. Adapun tugas lembaga ini adalah menyelenggarakan pengurusan dana serta segala bentuk sumbangan lainya sebangai usaha untuk meningkatkan kehidupan putera-puteri pedalaman Irian Barat.


Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Amanat Presiden pada Pembukaan Musyawarah Kerja Nasional ( ISBM )

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 17 November 1966 --- Penjabat Presiden dalam amanat tertulisnya pada pembukaan musyawarah kerja nasional dan simposisium budaya dan festival seni dari Ikatan Seniman Budayawan Muhammadiyah (ISBM) seluruh Indonesia di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, mengatakan bahwa melalui seni budaya hendaknya dapat dibina masyarakat yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang cinta kepada tanah air dan bangsanya, yang menjunjung tinggi dan akhlak kemanusiaan, yang berani berjuang untuk keadilan dan kebenaran, serta berjiwa dinamis untuk kemajuan lahiriah dan batiniah.


Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Sambutan Tertulis Jenderal Soeharto pada Seminar II Serikat Sekerja Pos Telepon dan Komunikasi

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 16 November  1966 --- Jenderal Soeharto dalam sambutan tertulisnya pada Seminar II Serikat Sekerja Pos Telepon dan Telekomunikasi (Sekber Golkar) di Lawang, Jawa Timur, baru-baru ini telah menekankan betapa pentingnya peranan ekonomi bagi proses stabilisasi politik. Dikatakan juga, kemerosotan ekonomi merupakan salah satu sumber dari ketidak stabilan politik yang senantiasa dihadapi Indonesia pada masa lalu. Oleh sebab itu, dalam rangka penciptaan stabilitas politik perlu adanya pembangunan ekonomi.

Sementara itu penekanan dalam bidang politik telah dikemukakan Jenderal Soeharto dalam sambutannya pada peringatan ulang tahun Korps Pierre Tendean beberapa waktu yang lalu. Pada kesempatan ini, Jenderal Soeharto antara lain mengemukakan perlunya tiga syarat pokok bagi perjuangan Orde Baru. Ketiga syarat pokok itu ialah kemurnian Pancasila, kemurnian pelaksanaan asas dan sendi-sendi UUD 1945 dan bersih dari mental G-30-S/PKI.

Untuk memperlancar pelaksanaan tugas di departemen-departemen dan penegasan struktur organisasi masing-masing departemen dalam kaitannya dengan keseluruhan jaringan kabinet, maka Presidium Kabinet Ampera telah menggariskan struktur organisasi dan pembagian tugas dari departemen-departemen pemerintahan dalam Kabinet Ampera. Hal ini tercantum dalam Keputusan Kabinet Ampera No. 75/U/Kep/11/1966. Yang dikecualikan dalam pengaturan ini adalah departemen-departemen di lingkungan Angkatan Bersenjata.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Amanat Presiden Soeharto dalam Ulang Tahun XXIII KKO- AL

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 15 November 1968 --- Tidak ada satu golonganpun, dan angkatanpun, terlebih-lebih satu korpspun yang berhak merasa dirinya berjasa dalam menyelesaikan tugas-tugas nasional kita, karena tidak ada satu golongan di Indonesia yang dapat mencapai hasil-hasil perjuangan nasional secara sendiri-sendiri saja. Hanya dengan persatuan, kita dapat menyelesaikan tugas-tugas besar masih menunggu didepan kita. Demikian dikatakan Presiden Soeharto dalam amanat tertulis menyambut ulang tahun XXIII KKO-AL.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

RUU Penanaman Modal Asing di Harpakan Berfungsi Membantu Pembangunan Nasional

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 14 November  1966 --- Ketua Presidium Kabinet Ampera Jenderal Soeharto hari ini memimpin sidang presidium yang dihadiri oleh para menteri, sekretaris jenderal, direktur jenderal, dan ahli-ahli ekonomi. Dalam sidang itu antara lain telah ditetapkan besarnya anggaran belanja untuk tahun 1967 yaitu Rp. 81.300.000.000,- uang baru. Berdasarkan prinsip anggaran berimbang pengeluaran disusun atas dasar jumlah pemasukan negara yang diperoleh dari perpajakan dan hasil ekspor selama satu tahun. Termasuk dalam jumlah pengeluaran ini adalah biaya pemilihan umum yang menurut rencana akan diselenggarakan pada tahun 1968. Hal-hal lain yang dibahas dalam sidang hari ini ialah RUU penanaman modal asing yang di harapkan akan berfungsi membantu pembangunan nasional.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Pembicaraan RAPBN

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,
Kamis, 13 November  1969 --- Sidang kabinet yang dipimpin oleh Presiden Soeharto di Istana Negara pagi ini telah membicarakan RAPBN tahun 1970/1971. RAPBN tersebut memberikan prioritas pada semua proyek yang pada tahun anggaran 1969/1970 belum mencapai target yang telah ditetapkan. Disamping itu, pemerintah juga masih akan memberikan sumbangan Rp. 100.000,- kepada setiap desa.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto JIlid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

ABRI Bukan Potensi Kekuatan Pemerintah dan Negara

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 12 November 1966 --- Jenderal Soeharto mengatakan bahwa ABRI bukanlah potensi atau kekuatan suatu pemerintah, bukan hanya suatu potensi negara, melainkan potensi ideologi politik dari negara dan pemerintahan itu sendiri atau potensi ideologi politik Pancasila. Atas dasar keyakinan dan pengertian ideologi itu pulalah, Angakatan Bersenjata membangun, menyusun, dan membina suatu potensi dan suatu doktrin Hankam Nasional untuk mengamankan dan mempertahankan wilayah negara dimana ideologi politik itu akan kita terapkan pengalamanya didalam membangun kehidupan masyarakat bangsa yang adil dan makmur. Demikian antara lain isi prasaran Jenderal Soeharto pada  Seminar Hankam I yang diadakan di Aula Hankam, Jakarta hari ini. Seminar ini dilakukan untuk meghasilkan doktrin perjuangan ABRI, yaitu untuk menjaga keutuhan ABRI. Dengan demikian apabila semua ini berhasil, maka ABRI akan mempunyai satu doktrin untuk semua angkatan. Sekarang ini setiap angkatan memiliki doktrin masing-masing yaitu Try Ubaya Cakti (AD), Swa Buana Packa (AU), Eka Casana Jaya (AL), dan Tata Tentrem Kerta Rahaja (AK).

Sementara itu dalam sambutan tertulisnya pada malam penutupan Leadership Traning Course Sarbumsi, Jenderal Soeharto selaku Ketua Presidium Kabinet, menegaskan bahwa setelah mengalami malapetaka G-30-S/PKI, bangsa Indonesia bertekad menyusun kembali kekuatan Pancasilais di dalam suatu Orde Baru secara langsung dapat mendekatkan diri kepada tercapainya tujuan revolusi.

Hari ini Jenderal Soeharto, selaku Menpagad, mentapkan tanggal 15 Desember sebagai Hari infantri.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Peranan Besar Media Massa Sebagai Pelaksanaan Hak-Hak Asasi Manusia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,
Senin, 11 November 1968---Dalam menyelesaikan masalah nasional, pers sebagai alat media massa mempunyai peranan yang sangat besar dan pemerintah selalu menghargai kebebasan pers sebagai salah satu alat pelaksana hak-hak asasi manusia. Tetapi hendaknya disadari bahwa pers nasional juga wajib memenuhi kewajiban asasinya, yaitu mengamankan dan memperhatikan kepentingan umum, kepentingan bangsa dan negara. Demikian antara lain dikatakan Presiden Soeharto dalam menyambut terbitnya surat kabar “Pelopor Yogya” sebagai harian pagi.

Dalam sambutan tertulisnya pada pembukaan Munas Gerakan Koperasi Indonesia di Gedung Pola, Jakarta, Presiden Soeharto menegaskan bahwa tata perekonomian Indonesia sekali-sekali tidak akan meluncur ke arah liberalisme. UUD 1945 telah menegaskan bahwa bangsa kita harus mewujudkan demokrasi ekonomi yang berarti kemakmuran masyarakat harus diutamakan, bukan kemakmuran orang-seorang; demikian antara lain yang dikemukakan Presiden.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Peresmian Patung Jenderal Anumentera Gatot Subroto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at  11 November 1966---Hari ini Menpagad  Jenderal  Soeharto  meresmikan patung  Jenderal  Anumentera  Gatot  Subroto di geduung  Direktorat Palad, Jakarta . Dalam kata sambutannya, Jenderal  Soeharto  bahwa TNI dalam sikap dan pendiriannya memang tidak berubah. Di dalam setiap pergolakan dan perubahan, TNI selalu membuktikan kesetiaannya kepada Pancasila, Demikian pula, di tengah-tengah segala cobaan dan penderitaan, TNI tidak melepas sikap pendiriannya sebagai inti dan pelopor dalam memperjuangkan tuntutan hati nurani rakyat.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Pidato Presiden Soeharto dalam Peringatan Hari Pahlawan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Minggu, 10 November 1968 --- Dalam pidato memperingati hari Pahlawan 10 November di Istana Negara, Presiden Soeharto antara lain mengatakan bahwa para pahlawan perlu ada, bukan hanya dalam perang kemerdekaan tetapi juga di bidang pembangunan. Oleh sebab itu kita perlu melanjutkan perjuangan para pahlawan tersebut dengan melaksanakan pembangunan sehingga tercapai cita-cita pahlawan yakni masyarakat adil dan makmur.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Presiden Soeharto Melantik 625 Taruna AKABRI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 10 November 1967 --- Pejabat Presiden Jenderal Soeharto hari ini di Magelang melantik 625 taruna AKABRI menjadi Perwira. Dalam pidatonya di hadapan para Perwira tersebut, Jenderal Soeharto menegaskan bahwa tanggung jawab ABRI dewasa ini sangat berat. Beratnya tanggung jawab itu bukan saja di dalam rangka ketatanegaraan dan tata kemasyarakatan, melainkan juga dalam pembinaan dan pencapaian cita-cita Orde Baru. Hal itu hanya dapat dilakukan dengan usaha-usaha pembangunan di segala bidang, secara bertahap dengan melandaskan diri pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Dan itulah yang pada hakekatnya merupakan tuntutan pengabdian setiap unsur kekuatan Nasional, terutama ABRI. Pada akhir amanatnya, ia mengharapkan agar para taruna yang sudah dilantik menjadi Perwira kebanggaan itu dapat meningkatkan kepercayaan rakyat kepada ABRI.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo



Seruan Jenderal Soeharto pada Orde Baru yang Menuntut Keadilan dan Kebenaran

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 10 November `1966 --- Jenderal Soeharto mengemukakan bahwa hendaknya kita membersihkan diri terlebih dahulu sebelum mengoreksi orang lain, sebagaimana halnya dengan Nabi Muhammad SAW sebelum melakukan Israk dan Mikraj. Hal itu antara lain dikatakan oleh Jenderal Soeharto pada perayaan Israk dan Miraj di Istana Negara, Jakarta. selanjutnya diserukan kepada seluruh eksponen Orde Baru yang menuntut keadilan dan kebenaran, agar berani melakukan operasi rohaniah terlebih dahulu.








Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Peresmian Proyek Kemanusiaan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Minggu, 9 November  1969 --- Dalam rangka meresmikan Proyek Kemanusiaan di Irian Barat, Hari ini Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan para wartawan, sosiawan dan para calon donatur bertempat di Istana Bogor. Dalam pertemuan ini telah terkumpul sumbangan dari para hadirin, yang diperkirakan cukup untuk membiayai  4.500 anak di Irian Barat yang masih keadaan primitif. Pada kesempatan itu Presiden mengatakan bahwa generesi Irian yang akan datang harus ditingkatkan kehidupannya agar sejajar dengan bangsa Indonesia lainnya. Presiden juga berjanji akan memberikan pakaian secara terus menerus bagi  rakyat Irian Barat yang masih dalam kedaan  keterbelakang, disamping pendidikan, latihan-latihan dalam bidang peternakan.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Peresmian Pabrik Obat PT Dumex

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 8 November  1969--- Pagi ini Presiden Soeharto membuka secara resmi pabrik obat milik PT Dumex yang terletak di dekat perbatasan Jakarta-Bogor. Pabrik obat ini adalah hasil penanaman modal perusahaan yang berasal dari Denmark. Dalam amanatnya Presiden menegaskan bahwa penanaman modal asing di bidang industri disamping memungkinkan penghematan devisa, juga menjadi pendorong ke arah kemajuan dan peningkatan mutu dari industri nasional. Menyinggung soal industri farmasi Presiden menegaskan bahwa yang terpenting bukanlah semata-mata dapat menyediakan perbekalan farmasi yang cukup dan bermutu tinggi, tetapi juga harus dengan tingkat harga yang terbeli oleh sebagian besar rakyat.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Presiden Soeharto Mempermudah Pengumpulan Zakat

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 8 November  1968 --- Dalam rangka memperlancar pengumpulan zakat, seperti yang telah diserukan oleh Presiden Soeharto pada peringatan Israk Mikraj Nabi Muhammad SAW beberapa waktu yang lalu, maka telah dikeluarkan pengumuman Presiden RI No. 1 tahun 1968. Dalam pengumuman tersebut dijelaskan bahwa masyarakat dapat mengirimkan zakat, derma atau sedekahnya kepada Presiden Soeharto pribadi dengan cara atau melalui : 1. Kapten Bustomi, dengan alamat Jalan Merdeka Barat No. 15; 2. Pos wesel, dialamatkan kepada Jenderal TNI Soeharto, Presiden RI, Jakarta; 3. Rekening giro pos dan dinas giro dan cheque pos, dimasukkan pada rekening zakat c.q. Jenderal TNI Soeharto nomor A 10.000; 4. Rekening zakat c.q. Jenderal TNI Soeharto pada bank-bank : BNI Unit I, Eksim nomor 77777, BNI Unit II nomor 39z, BNI Unit III nomor I. 13.000, BDN nomor R 15, Bapindo nomor 185.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Perundingan Pejabat Presiden dan Wakil Presiden AS

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Minggu, 5 November 1967---Pejabat Presiden hari ini mengadakan perundingan dengan Wakil Presiden Hubert Humphrey dari Amerika Serikat. Dalam perundingan tersebut telah dibicarakan maslah-masalah bilateral, kerja sama regional, dan peninjauan secara khusus atas masalah Vietnam. Tentang Vietnam, Jenderal Soeharto mengemukakan sikap pemerintah Indonesia bahwa masalah Vietnam hanya dapat diselesaikan secara baik apabila pihak-pihak yang terlibat dalam perang itu benar-benar beritikad baik untuk menyelesaikan secara damai.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Pertemuan Direksi PT PP Berdikari

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 4 November 1968 --- Presiden Soeharto siang ini mengadakan pertemuan dengan para Direksi PT PP Berdikari yang dipimpin oleh Direktur utamanya, Suhardiman SE. Dalam pertemuan tersebut Presiden memberikan pengarahan tentang usaha-usaha yang perlu ditempuh PT PP Berdikari dalam menghadapi kebijaksanaan baru pemerintah terhadap Singapura.
Sebagaimana diketahui, pemerintah telah memutuskan untuk mengurangi ketergantungan perdagangan di luar negeri Indonesia terhadap Singapura. Untuk itu pemerintah berusaha mendirikan Bondet Warehouse dan meningkatkan barang ekspor seperti karet dll.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo



Jamuan Makan Malam untuk Menghormati Kunjungan Wakil Presiden AS

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 4 November 1967 --- Malam ini Pejabat Presiden mengadakan jamuan makan malam untuk menghormati kunjungan wakil Presiden AS, Hubert Humphrey, di Istana Negara, Jakarta. Dalam kata sambutannya, Jenderal Soeharto mengatakan bahwa kunjungan wakil Presiden Hubert Humphrey mengandung arti yang sangat penting, baik dalam hubungannya dengan perkembangan politik dunia pada umumnya, di Asia khususnya, maupun ditinjau dari sudut hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6 
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Laksamana McCiane Terkesan Terhadap Operasi Bhakti ABRI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 3 November 1969 --- Presiden Soeharto menerima kunjungan kehormatan Panglima Angkatan Bersenjata AS untuk Asia dan Pasifik, Laksamana (L) Jhon S McCiane, dan membahas kerjasama antara angkatan bersenjata dari ke dua negara. Kepada Presiden Soeharto, Laksamana McCiane menyatakan sangat terkesan terhadap Operasi Bhakti yang dilakukan ABRI, dan ini membuktikan bahwa bantuan Amerika Serikat benar-benar telah dimanfaatkan dengan baik.

Secara berturut-turut, pada pukul  09.00 dan 10.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima surat kepercayaan dari dua  Duta Besar negara asing di Istana Merdeka.  Kedua duta  besar baru itu adalah Duta Besar Kerajaan Belgia, Josef L Lebacq, dan Duta Besar Republik Irak, Shukri Sabri Al-Hadithy.

Memberikan balasan atas pidato Duta Besar Lebacq, Kepla Negara mengatakan bahwa antara Belgia dan Indonesia terdapat suatu hubungan akrab dalam beberapa tahun terakhir  ini telah dirapatkan lagi dengan berbagai macam perjanjian antara kedua negara kita.  Presiden juga menyatakan kesepakatannya dengan apa yang  dikatakan Duta Besar  Lebacq bahwa kedua negara perlu memberikan daya hidup baru pada beberapa perjanjian yang telah ditandatangani, yaitu dalam usaha untuk lebih merapatkan kerjasama serta membina saling pengertian yang lebih mendalam antara kedua bangsa
.
Sementara itu dalam menyambut pidato Duta Besar Al-Hadithy, Preisden Soeharto menjelaskan tentang prinsip bebas-aktif dari politik luar negeri Indonesia. Dikatakannya dalam prinsip yang demikian Indonesia menentang segala bentuk penjajahan serta menghormati kedaulatan penuh dan kemerdekaan masing-masing bangsa, karena Indonesia memahami betul apa arti kemerdekaan dalam suatu bangsa. Ditegaskan pula bahwa dengan kemajuan, kemakmuran, dan keadilan, dengan ketahanan nasional yang kuat, dan dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif itu, Indonesia akan dapat memberikan sumbangan lebih besar terhadap perdamaian dunia yang sejati tanpa segala bentuk penjajahan dan penindasan.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Mahasiswa Hendaknya dapat Tampil Sebagai Pelopor Kader yang Tangguh

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 2 November  1966 --- Menutama Hankam  Jenderal  Soeharto hari ini menghadiri musyawarah kerja dan up-grading  Dewan Mahasiswa Trisakti di Tugu, Puncak , Jawa Barat. Dalam ceramahnya, Jenderal Soeharto mengatakan bahwa dalam rangka membina, mengembangkan dan memenangkan Orde Baru, selain pimpinan, juga diperlukan pelaksana yang berjiwa patriot Orde Baru, Dalam rangka ini beliau mengharapkan agar mahasiswa sebagai salah satu sokoguru Orede Baru hendaknya dapat tampil sebagai pelopor kader yang tangguh. Pada kesempatan itu Jenderal Soeharto mengatakan bahwa belum berhasilnya Lembaga Pembinaan Kesatuan Bangsa (LPKB) dan usahanya untuk mengasimilasikan warga negara keturunan Cina menjadi WNI adalah karena adanya golongan dalam minoritas tersebut dapat mempengaruhi oleh kekuasaan asing untuk menyerobot usaha-usaha itu.


Sumber : Buku Jejak langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto