PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Rapat Kaum Buruh di Lapangan Benteng Jakarta

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 17 November 1965 --- Pagi ini berlangsung rapat umum kaum buruh di lapangan benteng, Jakarta. Rapat umum tersebut dihadiri oleh kurang-lebih 100.000 oarang buruh yang tergabung dalam beberapa organisasi buruh, seperti KBM, Saburmusi, Kubu Pancasila, KBKI, Kespekri, Sentral Organisasi Buruh Pancasila, Gasbiindo, GOBSI Indonesia, Kongkarbusoksi, dan KB1M. Rapat umum tersebut mengeluarkan resolusi yang berbunyi:

1.    Beretekad bulat menumpas habis sampai ke akar-akarnya petualang kontrev Gestapu yang didalangi/dilakukan/didukung oleh PKI serta organisasi-organisasi masanya, yang nyata-nyata melakukan penyelewengan, terhadap revolusi 17 Agustus 1945.

2.    Memohon kepada Presiden Soekarno untuk membersihkan kabinet dan rapat-rapat revolusi lainya dalam segala tingkat dari unsur-unsur/oknum-oknum kontrev, karena untuk ini mutlak diperlukan pembantu-pembantu Presiden yang tidak diragukan kesetiaannya kepada Presiden soekarno.

3.    Meminta Presiden Soekarno untuk memberikan penjelasan politik terhadap petualang kontrev Gestapu dan pembubaran PKI, SOBSI, serta organisasi-organisasi massanya, termasuk Bakperi, sehingga semua kekuatan disatupadukan guna mengemban Ampera, mengamankan revolusi Indonesia yang anti-Nekolim  dan anti-Feodal

4.     Mohon kepada Presiden Soekarno agar didalam segala kegiatan revolusi dapat ditempatkan wakil-wakil buruh progresif-revolusioner sebagai sokoguru revolusi, khususnya, bidang ekonomi, dapat diikut sertakan didalam task force-task force  ekonomi, sehingga secapa positif lebih memperhebat usaha-usaha mempertinggi produksi, mengamankan alat-alat didalam produksi, demi tercapainya prinsip berdikari dibidang ekonomi.



Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

ABRI dan Angkatan Kepolisian Bersedia Membantu Menpagad Letjen Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 16 November  1965 --- Bertempat di War Room Staf Angkatan Bersenjata telah berlangsung rapat kerja menteri/panglima dari keempat angkatan, yang merupakan rapat pertama sejak terjadinya G-30-S/PKI. Rapat yang dipimpin oleh Menko Hankam/KASAB Jenderal AH Nasution ini membahas masalah kekompakan ABRI, baik lahir maupun batin, terutama akibat dari petualangan Gestapu yang memang menimbulkan keretakan lahir dan bathin diantara angkatan bersenjata. Dalam rapat tersebut diputuskan secara bulat bahwa kekompakan ABRI adalah mutlak diperlukan. Dalam hubungan ini pimpinan Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Angkatan Kepolisian, telah menyatakan kesediaan untuk membantu Menpangad Letjen. Soeharto dalam hal pengumpulan fakta-fakta dan persaksian dalam angkatannya masing-masing.

Segenap anggota DPR-GR yang merupakan wakil-wakil dari golongan Nasionalis, Agama Islam/Kristen/Katolik, dan Karya, dalam sebuah pernyataan yang dibacakan oleh Harsono Tjokroaminoto di Jakarta memberikan dukungan sepenuhnya atas kebijaksanaan yang dijalankan oleh Pimpinan DPR-GR yang telah membekukan keanggotaan DPR-GR bagi semua anggota DPR-GR yang mewakili PKI beserta organisasi-organisasi massanya yang terlibat dan atau diduga terlibat dalam G-30-S/PKI yang kontrev itu. Mereka juga meminta kepada Presiden Soeharto untuk segera mengambil keputusan politik terhadap Gerakan 30 September sesuai dengan tanggung-jawab Bung Karno kepada negara, revolusi dan tuhan, dan sesuai dengan tuntutan-tuntutan rakyat, yaitu membubarkan PKI beserta organisasi-organisasi massanya tanpa embel-embel.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Penertiban dan Pembersihan Gerakan 30 September

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 15 November  1965 --- Letjen. Soeharto, atas nama Presiden/Panglima tertinggi  ABRI/KOTI mengeluarkan instruksi No 22/KOTI/1965. Melalui instruksi ini, kompratemen-kompratemen, departemen- depertemen, Badan-badan/lembaga-lembaga pemerintah di instruksikan  untuk melaksanakan penertiban/pembersihan  personil sipil lingkungan masing-masing dari oknum-oknum dan unsur-unsur  “Gerakan 30 September “, termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan sebelum dan sesudah lahirnya gerakan tersebut. Dalam instruksi ini dimuat secara terperinci klasifikasi bagi yang terlibat G-30-S/PKI dan cara-cara penindakanya serta alat-alat pertimbanganya.

NU, PSII, IPKI, Parakindo, Perti, Partai Katolik, dan Muhamadmadiyah mengeluarkan pernyataan menolak Menteri/Sekjen Front Nasional, yang mengharuskan setiap aksi penggayangan G-30-S/PKI beserta antek-anteknya dan dalang-dalangnya baik pusat maupun didaerah untuk dikordinasikan dan disatukan dalam rangka Front Nasional. Menrut mereka, badan yang resmi itu harus terlebih dahulu membersihkan dirinya dari unsur-unsur G-30-S/PKI.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto


Laporan Reorganisasi KOTI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum'at, 12 November 1965 --- Kepala Staf  KOTI Letjen. Soeharto pagi ini menghadap Presiden Soekarno di istana untuk melaporkan tentang reorganisasi KOTI. Ketika ditanyakan alasan dari pada organisasi itu, Jenderal Soeharto mengatakan bahwa tindakan ini dimaksudkan untuk lebih megintergrasikan kegiatan operasi dan untuk mempercepat tercapainya tiga kerangka tujuan revolusi, oleh karena KOTI didalam tugasnya tidak terbatas dibidang militer saja melainkan juga dibidang ekonomi, politik dan sosial.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Kontra - Revolusi Gestapu Telah Mencekam Perasaan Kemanusiaan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu 10 November 1965 --- Menyambut Hari Pahlawan 10 November 1965 dengan pidato radio, Menko Hankam /KASAD Jenderal AH Nasution mengungkapkan bahwa hampir semua perwira tinggi TNI, termasuk perwira Tinggi Kehormatan telah menandatangani permohonan agar mereka diadili sebagai penghianat.

Kepala Staf KOTI/Pangkopkantib, Letjen. Soeharto hari ini menyebarkan pamflet yang berisi seruan kepada seluruh rakyat Jawa Tengah:

Saudarah-saudaraku rakyat Jawa Tengah yang tercinta, sadar dan yakinlah, bahwa

1. Gerakan 30 September adalah yang sebenarnya gerakan pengkhianatan terhadap  rakyat dan penyambung Lidah rakyat Bung Karno, pemecah belah persatuan kita, mengadu dombakan kita yang sangat menguntungkan Nekolim.

2. Teman-teman rakyat Indonesia yang tetap setia pada Pancasila dan  ajaran Bung Karno bersama –sama  ABRI telah berhasil menumpas sebagian terbesar dalang-dalang dan tokoh-tokoh G30 S.
 
3. RPKAD datang ditengah-tengahmu atas perintah saya selaku Panglima Operasi Pemulihan dan Ketertiban berdasarkan Komando dan restu Pemimpin besar revolusi Bung Karno untuk membebaskanmu dari intimidasi dan ancaman teror G-30-S. RPKAD bukan musuhmu, bukan tentara Nekolim seperti fitnah G-30-S, sebaliknya adalah kebanggaan, anak dan milik rakyat sendiri.

4. ABRI dan RPKAD sebagai tenaga pemukulnya mengharapkan bantuanmu untuk mempercepat hancurnya G-30-S sampai ke akar-akarnya.  

Bantulah RPKAD! Bantulah ABRI! Marilah bersama-sama saiyeg saeka praya menumpas musuh revolusi, G-30-S.

Sadarlah! Jangan sesat dan jangan mau ditipu.

Sementara itu di dalam menyambut hari Pahlawan 10 November, Menpangad Letjen. Soeharto mengatakan bahwa peristiwa kontra-revolusi Gestapu benar-benar telah mencekam perasaan perikemanusiaan dan merupakan pelajaran yang harus kita bayar dengan mahal. Dalam peristiwa Gestapu kita sepenuhnya merasakan bahwa gugurnya pahlawan revolusi merupakan hasil dari fitnah keji yang dilancarkan oleh golongan tertentu dengan maksud untuk memisahkan TNI AD dari rakyat, dan PBR Bung Karno.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Kaum Ibu Menyampaikan Resolusi Kepada Presiden Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 8 November  1965 --- Menpangad Letjen. Soeharto hari ini menerima kedatangan kaum ibu yang menyampaikan sebuah resolusi. Dalam sambutannya, yang diucapkan di atas sebuah Panser di halaman Kostrad, Jenderal Soeharto menyatakan bahwa dalam pemulihan keamanan akibat petualangan kaum kontrev G-30-S/PKI, kaum ibu mempunyai peranan yang penting. Tanpa ikut sertanya kaum ibu, pemulihan keamanan tidak akan dapat dilaksanakan secepatnya. Ia juga mengatakan bahwa masalah pengembalian keamanan tidak hanya menjadi tugas ABRI saja, melainkan juga tugas dari seluruh masyarakat, karena masyarakat  dan ABRI ibarat air dengan ikan. Tanpa air, ikan tak dapat hidup, begitu pula halnya dengan ABRI yang tidak dapat hidup tanpa rakyat.
Jenderal Soeharto memesankan agar para wanita tidak meninggalkan kepribadian kita, seperti apa yang telah dilakukan oleh Gerwani. Ia meminta kepada kaum ibu agar dengan segera mengambil alih usaha-usaha sosial yang banyak dipegang oleh Gerwani.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Sidang Kabinet Dwikora

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 6 November 1965 --- Dalam sidang paripurna Kabinet Dwikora di Istana Bogor hari ini Presiden Soekarno meminta kepada pers untuk menciptakan situasi tenang, agar dapat mengambil tindakan-tindakan peneyelesaian politik.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Sambutan Tertulis Letjen Soeharto pada Kongres Luar Biasa PWI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 5 November 1965---Letjen.  Soeharto memberikan sambutan tertulis pada Kongres Luar Biasa PWI di Jakarta. Ia mengatakan bahwa dalam rangka pemulihan keamanan dan ketertiban secara keseluruhan, maka berbagai lembaga, departemen instansi, badan-badan kenegeraan dan kemasyarakatan kini dengan intensif telah dan sedang membersihkan diri dari oknum yang diduga atau telah turut tersangkut dalam petualangan coup G-30 –S /PKI. Ia mengharapkan hal yang serupa dilakukan juga oleh PWI.
Menpangad  Letjen. Soeharto juga  agar para wartawan menghapus istilah ‘’pers pemerintah’’ dan ‘’pers non pemerintah’’, karena pengertian itu hanya ada dalam alam liberalisme. Kita hanya mengenal pers pancasila yang sepenuhnya bersumber pada pancasila dan hanya memihak kepada pancasila itu sendiri, demikian Jenderal Soeharto.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi :  Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Kebulatan Tekad KAMI Membantu ABRI dalam Menghancurkan Kontrev G-30-S/PKI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 3 November 1965 --- Letjen Soeharto pagi ini melantik Brigjen. Sugih Arto Sebagai Asisten I, Brigjen. Soemitro Sebagai Asisten II dan Brigjen. Daryamto sebagai Asisten VI Menpagad. Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa dalam menanggapi tugas pemulihan keamanan dan ketertiban yang di tugaskan TNI-AD dan ABRI pada umumnya, serta mengingat sifat dan hakikat dari kekecauan yang ditimbulkan oleh gerakan kontrev G-30-S/PKI , maka penggunaan kekuatan fisik saja belum sepenuhnya menjamin tercapainya tugas pokok itu. Kalau kita ingin menumpas gerakan kontrev G-30-S/PKI sampai ke akar-akarnya, maka secara simultan pengerahan kekuatan fisik harus disertai dengan usaha-usaha dan tindakan-tindakan dalam bidang mental, sipiritual, baik keluar maupun ke dalam tubuh.

Sementara itu hari ini juga KAMI menyelenggarakan rapat umum di halaman Fakultas Kedokteran UI. Rapat umum di ikuti oleh 17 organisasi mahasiswa Pancasilais, antara lain HMI, PMII, PMKRI, GMNI, Germahii, SEMMI, Imada, dan lain-lain. Pada kesempatan itu para mahasiswa mengeluarkan suatu kebulatan tekad membantu ABRI dalam menghancurkan gerakan kontrev G-30-S/PKI dan semua orpol/ormas yang langsung maupun tidak langsung turut serta di dalamnya.

Setelah menghadap Presiden Soekarno di Istana Merdeka hari ini Letjen Soeharto mengatakan bahwa kaum kontra-revolusi G-30-S/PK telah menyiarkan bisikan-bisikan bahwa Presiden Soekarano telah meninggal dunia. Ia membantah berita-berita itu dan menegaskan bahwa Presiden Soekarano berada dalam keadaan sehat wal-afiat. Untuk meyakinkan rakyat Jawa Tengah maka kini sedang dilakukan penyebaran foto-foto  Kepala Negara menggunakan pesawat helikopter Pada kesempatan ini juga menegaskan bahwa situasi diseluruh Indonesia, dewasa ini telah mengalami kemajuan.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Tindakan Cepat dan Tegas untuk Memulihkan Keamanan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 1 November 1965 --- Setelah menimbang bahwa timbulnya peristiwa G-30-S/PKI telah mengancam keselamatan negara, maka Presiden Soekarno memutuskan segera untuk mengambil tindakan cepat dan tegas untuk memulihkan keamanan. Dalam rangka ini maka daerah-daerah DKI Jakarta, Bekasi, dan Tanggerang dinyatakan dalam Keadaan perang.  Selain itu Presiden Soekarno juga menetapkan Daerah tingkat I Jawa Tengah dan Yogyakarta dalam keadaan perang, dan mengangkat Pangdam VII/Diponegoro sebagai penguasa Perang Daerah.

Sumber : Buku Jejak langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Urusan Penumpasan G-30-S/PKI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 30 Oktober 1965 --- Menpangad Letjen. Soeharto mengatakan bahwa dalam urusan menumpas ”Gerakan 30 september”, kebijaksanaan pimpinan Angkatan Darat didasarkan pada kebijaksanaan  Presiden/Panglima tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. Demikian yang dikatakan Jenderal Soeharto dalam amanatnya pada penutupan Kursus Perwira Lanjutan Dua Infantri ( Kupalda-If) di Bandung.

Selanjutnya dikatakan bahwa setelah Negara, Revolusi Indonesia dan Bung Karno dapat diselamatkan dari Coup d’etat maka tindakan berikutnya menyangkut dua aspek, yaitu aspek pemulihan keamanan dan ketertiban dan aspek politik. Penyelesaian politik dipercayakan sepenuhnya kepada Presiden/Pangti ABRI/PBR Bung Karno, sedangkan aspek pemulihan keamanan/ketertiban ditugaskan kepadanya.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo


Pembebasan Tugas Sementara Kepada Semua Golongan yang Terkait G-30-S/PKI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 29 Oktober 1965 --- Menteri PTIP, Brigjen. Dr. Syarif Thayeb telah membebaskan dari tugas untuk sementara waktu setiap pegawai akademis maupun administratif dalam lingkungan Departemen PTIP dan dunia perguruan tinggi yang pada tanggal 30 September masih menjadi anggota PKI, Pemuda Rakyat, Gerwani, CGMI, Perhimi, Himpunan Sarjana Indonesia, Lekra (kebudayaan), Lembaga Pendidikan Nasional, Baperki Permusyawaratan pemuda Indonesia Serikat Sekerja Pendidikan (SS Pendidikan), SOBSI (sentral), Barisan Tani Indonesia, Serikat Buruh Perkebunan RI, Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia, Persatuan Guru Nonvak sentral:, dan Organisasi-organisasi lain yang ada indikasi tersangkut dalam petualangan Kontrev G-30-S/PKI

Mereka yang dibebas tugaskan dikenakan wajib Lapor setiap hari kerja kepada atasannya. Mereka yang diduga secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam petualangan kontrev G-30-S/PKI di berhentikan sementara/skorsing dari pangkat dan jabatan sambil menantikan hasil penyelidikan lebih lanjut. Mereka yang nyata-nyata terlibat dalam petualangan kontrev G-30-S/PKI diberhentikan dengan tidak hormat dari pangkat dan jabatannya.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Instruksi Mengpagad Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 26 Oktober 1965 --- Menpangad Soeharto menyeruhkan kepada kesatuan-kesatuan AD dari rumpun Diponegoro yang lebih tertipu oleh hasutan-hasutan petualang kontrak-refolusiG-30-S/PKI supaya sadar dan kembali kepada rel revolusi. Seruan menpangad lengkapnya adalah sebagai berikut :

11.   Saya tahu, rakyat Indonesia tahu bahwa engkau dari Jawa Tengah telah banyak sumbangsimu kepada   revolusi 17 Agustus 1945,

22.    Saya juga tahu, rakyat Indonesia pun tahu bahwa engkau ada yang lengah, tertipu dan terbelok oleh fitnahan dan hasutan kontrev G-30-S/PKI,

33.     Rakyat emoh G-30-S/PKI karena menyengsarakan rakyat, membelokkan revolusi rakyat yanber-Pancasila dan menyisihkan Bung Karno dari rakyat,

44. Sadar dan kembalilah kepada rel revolusi yang diajarkan Bung Karno kepada Ampera-mu,

55.  Tetapi kepada yang tetap membangkang dan nyata-nyata bersalah Angkatan Bersenjata, anak rakyat, dan rakyat sendiri akan menghajarmu.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo


Penggantian Perwira Tertinggi Atas Korban Kebiadaban G-30-S/PKI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,

Senin, 25 Oktober 1965 --- Dalam amanatnya pada pelantikan beberapa pejabat baru AD dalam rangka penggantian terhadap perwira tinggi yang telah menjadi korban kebidaban G-30-S/PKI, Menpangad Jendral Soeharto mengatakan bahwa kita telah memaklumi tujuan dari gerakan kontrak-revolusi G-30-S/PKI yang dapat kita gagalkan itu, yakni pertama menghancurkan potensi utama dari tubuh AD. Mereka beranggapan bahwa dengan membunuh putera-putera utama AD, mereka akan dapat melumpuhkan AD, yang mereka pandang sebagai perintang utama dalam usaha mereka untuk merebut kekuasaan Negara. Tetapi mereka salah hitung; pukulan tersebut justru membangkitkan kembali semangat untuk menggagalkan dan melumpuhkan niat dan tujuan mereka. Selanjutnya dikatakan oleh Jendral Soeharto bahwa waktu sudah mendesak untuk segerah mengkonsolidasikan tubuh AD.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Angkatan Bersenjata Selalu Siap Siaga untuk Mengatasi Petualang G-30-S/PKI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum'at, 22 Oktober 1965 --- Menpangad Seeharto dan Menpangak Sutjipto Judodiharjo, kembali menghadap Presiden soekarno di Istana Merdeka hari ini. Kepada Presiden mereka melaporkan perkembangan keamanan di Jakarta dan Jawah Tengah. Dalam pertemuan itu, Letjen. Soeharto menjelaskan bahwa AK dan AD bersama angkatan lain telah mengambil kebijaksanaan lalulintas agar kelancaran ekonomi rakyat tidak terganggu. Kemudian dijelaskan pula bahwa sampai saat ini belum lagi ada tanda-tanda yang jelas yang menunjukan Jawa Tengah merupakan basis petualang G-30-S/PKI. Namun demikian, semua angkatan bersenjata, bauk di Jawa Tengah maupun daerah-daerah lainya, selalu siap siaga untuk mengatasi kegiatan-kegiatan petulangan G-30-S/PKI.


Sumber : Buku Jejak langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Komando Pengamanan Revolusi

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 21 Oktober 1965 --- Presiden/Pangti/ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno mengeluarkan sebuah komando tentang pengamanan revolusi. komando yng ditunjukan kepada segenap aparatur seluruh rakyat Indonesia berisi:

1. Membina kesatuan dan persatuan seluruh kekuatan progresif revolusioner atas dasar Panca Azimat          Revolusi;

2. Menyigkirkan jauh-jauh tindakan destruktif seperti rasialisme, pembakaran-pembakaran dan perusakan-perusakan;

3. Menyingkirkan jauh-jauh fitnah-fitnah dan tindakan atas dasar balas dendam; 

4. Melarang semua demonstrasi yang tidak terkebih dahulu mendapat izin yang berwajib;

5. Terus meningkatkan aksi-aksi massa yang revolusioner secara konstruktif dan dengan disiplin nasional  yang tinggi dalam menghadapi Nekolim dan segala siasat subversinya.


Sumber : Buku Jejak langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

DPR-GR Resmi Menuntut Pembubaran PKI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 20 Oktober 1965 --- Di Jakarta hari ini Golongan Islam dalam DPR-GR dengan resmi menuntut pembubaran PKI. sementara itu, kurang lebih 50.000 massa ansor dan organisasi massa NU lainya mengadakan rapat umum di Taman Surapati, Jakarta. Selain memberikan dukungan kepada anggota DPR-GR dari golongan Islam menuntut pembubaran PKI, masasa juga memberikan dukungan kepada Konfrensi Internasional Anti Pangkalan Militer Asing (KIAPMA) yang sedang dipersiapkan di Jakarta. Mereka menuntut agar pemerintah meninjau kembali hubungan dengan RRC yang melalui Radio Peking telah ikut campur dalam masalah penyelesaian G-30-S/PKI dengan mendiskreditkan Jenderal Nasution dan Jenderal Soeharto.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Surat Keputusan Penghentian Sementara Organisasi Politik

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 19 Oktober 1965 --- Pangdam V/Jaya Mayjen. Umar Wirahadi Kusumah selaku Penguasa Perang Daerah Jakarta Raya dan sekitarnya mengeluarkan surat keputusan No. 1 1/1965 tentang penghentian sementara kegiatan organisasi politik yang bernaung dibawah/seasas dengan PKI, Pemuda rakyat, Grewani, BTI , CGMI, Perhimi, IPPI, Lekra, dan HSI. Kesemua organisasi ini dilarang melakukan kegiatanya untuk sementara waktu di daerah hukum Pepreda Jakarta Raya dan sekitarnya. Keputusan ini dikeluarkan dalam rangka penciptaan ketenangan dan ketertiban umum dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Soeharto Dalam Menjaga Kekompakan Indonesia Tetap Terjaga

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,


Kamis, 18 Oktober 1965 --- Presiden Soekarno malam ini memimpin sidang KOTI terbatas di war room KOTI, untuk mendengar laporan- laporan situasi terakhir dalam dan luar negeri. Dalam sidang ini Presiden menginstruksikan agar konfortasi berjalan terus dan mengharapkan semua bertindak bijaksana, dan kekompakan bangsa Indonesia tetap terpelihara.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Surat Perintah dari Letjen Soeharto Untuk Slagorde TNI-AD

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,
Minggu, 17 Oktober 1965 --- Menpangad Letjen. Soeharto mengeluarkan perintah harian kepada seluruh slagorde TNI-AD:
1. Tetap menjalankan tugas di pos masing-masing sebagaimana biasa;
2. Terus usahakan terciptanya suasana tenang dan tertib dalam daerah tugas masing-masing;
3. Terus memelihara kekompakan kesatuan masing-masing khususnya dan kekompakan ABRI pada umumnya;
4. Terus basmi sisa golongan petualang kontra-revolusi G-30-S/PKI;
5. Terus lanjutkan pembangunan TNI-AD yang dirintis oleh Jenderal Anumerta Ahmad Yani di bidang material maupun spiritual;
6. Tetap memegang teguh jiwa Pancasila, Manipol/Usdek, Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan terus melaksanakan doktrin perjuangan TNI-AD Tri Ubaya Cakti;
7. Terus ikut memperhebat penyelesaian revolusi Pancasila dengan bersenjatakan Lima Azimat Revolusi;
8. Tetap patuh dan taat serta setia kepada pimpinan Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo