PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Kunjungan Kehormatan Rombongan Menteri Australia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 16 November  1992 --- Didampingi Menko Ekuin Radius Prawiro dan Menteri Luar Negeri Ali Alatas, pagi ini di Istana Merdeka, Presiden Soeharto menerima kunjungan kehormatan rombongan menteri Australia. Rombongan tersebut terdiri atas Menteri Luar Negeri Gareth Evans, Menteri Perdagangan dan Industri John Button, Menteri Pendidikan dan Latihan Ken Christian Beazley, Menteri Sumber Daya dan Parawisata Allan Griffith serta Menteri Industri Primer dan Energi Simon Crien. Mereka akan menghadiri forum yang akan membahas berbagai masalah kerjasama dengan menteri-menteri Indonesia.

Masalah yang akan dibahas dalam forum ini termasuk masalah pengembangan perdagangan dan kerjasama ekonomi antara kedua negara. Selain itu akan ditanda tangani lima kesepakatan mengenai perlindungan dan peningkatan investasi, kerjasama bea cukai serta hak cipta. Dalam kesepakatan kerjasama dalam bidang teknologi nuklir itu, Australia memberikan akses kepada Indonesia guna mempelajari teknologi nuklir untuk kesehatan dan teknologi perlindungan radiasi Australia.

Presiden Soeharto mengatakan bahwa pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan pengawasan terhadap para pengusaha pemegang HPH, meski ada diantara mereka yang berusaha berbohong tentang kegiatan yang mereka lakukan. Berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Forestry Agreement, maka pengusaha harus mentaati beberapa ketentuan antara lain jumlah pohon yang boleh ditebang pada suatu areal. Pemerintah menempuh berbagai upaya mengawasi berbagai ketentuan itu.

Dalam hubungan ini, kemampuan para ahli Indonesia didalam melakukan pemotretan udara serta membuat inteprestasinya harus terus ditingkatkan agar ketergantungan dari negara lain bisa dikurangi secara bertahap. Demikian dikatakan oleh Kepala Negara sebelum menyaksikan pemaparan Sistem Informasi Geografis Kehutanan yang dibuat oleh Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) di Bina Graha siang ini. Acara ini dihadiri pula oleh Menteri Pertanian Wardojo, Menteri Transmigrasi Sugiarto, Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap, Menteri Pertambangan dan Energi Ginandjar Kartasasmita, serta Menteri Riset dan Teknologi BJ Habibie.




Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Hongaria Mengakhiri Kunjunganya Dengan Mengunjungi Obyek - Obyek Wisata Indonesia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 16 November  1984 --- Pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto secara resmi melepas keberangkatan Presiden Hongaria dan Nyonya Pal Losonczi dari pelabuhan udara internasional Halim Perdanakusuma. Dari Jakarta, dengan pesawat “Arun” Pelita, kedua tamu negara melanjutkan kunjungan ke Yogyakarta dan menghabiskan sisa kunjungannya di Indonesia dengan mengunjungi obyek-obyek wisata di sana.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Soeharto Menerima Delegasi Parlemen Rumania

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 16 November  1974 --- Delegasi Parlemen Rumania yang terdiri atas enam anggota Parlemen dan dipimpin oleh Ketua Parlemen Nicolas Giosan, pagi ini diterima oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Yang menjadi fokus perhatian dalam pertemuan itu adalah kemungkinan partisipasi Rumania dalam pembangunan industri petrokimia, kimia, bahan-bahan bangunan dan konstruksi di Indonesia. Selesai bertemu dengan Kepala Negara, Dr. Giosan mengatakan kepada para wartawan bahwa delegasinya menilai pembicaraan itu sangat bermanfaat untuk mengembangkan hubungan kedua negara dalam bidang politik, kebudayaan, teknik, dan trauma dalam bidang ekonomi dan perdagangan.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Surat Kepercayaan dari Duta Besar Kanada dan Yaman

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 15 November 1989 --- Hari ini, di Istana Merdeka, secara berturut-turut Presiden Soeharto menerima surat kepercayaan dari Duta Besar negara sahabat. Mereka adalah Duta Besar Ingrid Mariaane Hall dari Kanada dan Abdul Malik Mohamed Abdul Wasead Al-Tayeyeb dari Yaman.

Keteika menerima surat kepercayaan dari Duta Besar Hall. Kepala Negara menyatakan penghargaanya atas kerjasma dan bantuan yang diberikan Kanada bagi Pembangunan di Indonesia. Dikatakanya bahwa bantuan dan kerjasama tersebut merupakan sumbangan yang berarti bagi Pembangunan Indonesia. Presiden juga mengungkapkan bahwa kerjasama antara kedua negara di dalam forum-forum Internasional pun sangat erat.

Sementara itu, sewaktu menerima surat kepercayaan dari Duta besar Yaman, Presiden mengajak Duta Besar Al-Tayyeb untuk meningkatkan hubungan antara kedua bangsa dan negara untuk mewujudkan cita-cita pembangunan masing-masing. Dalam hubungan ini Presiden mengajak Pemerintah Yaman untuk memanfaatkan momentum peredaan ketenangan dunia dewasa ini untuk mendorong dan mengembangkan kerjasama ekonomi regional secara nyata.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Kunjungan Perpisahan Presiden Roh Tae Woo

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 12 November 1988 --- Pagi ini Presiden Roh Tae Woo dan rombongan mengakhiri kunjunganya di Indonesia. Sebelum meninggalkan Jakarta, Presiden dan Nyonya Roh mengadakan kunjungan perpisahan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Istana Merdeka. Kemarin Kedua Kepala Negara sempat bermain golf selama tiga jam. Mereka ditemani oleh Menteri Hankam LB Moedarni dan Sekertaris Jenderal Presiden Korea.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Pangeran Charles Mengakhiri Kujungannya di Indonesia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 7 November  1989 --- Pangeran Charles dan Puteri Diana siang ini meninggalkan Indonesia untuk meneruskan lawatan mereka ke Hongkong. Sebelumnya, mereka melakukan kunjungan perpisahan kepada Presiden dan Ibu Soeharto  di Istana Merdeka. Berlainan dengan biasanya, kunjungan perpisahan ini berlangsung lebih dari satu jam. Setelah itu Presiden dan Ibu Soeharto  melepas keberangkatan mereka di halaman depan istana.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Editor : Sukur Patakondo

Kunjungan Kehormatan Presiden Republik Nauru

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 7 November 1981 --- Bertempat di Bina Graha, pagi ini Presiden Soeharto menerima kunjungan kehormatan Presiden Republik Nauru, Hammer De Robut, yang didampingi oleh Menteri Preindustrian AR Suhud dan Direktur Jenderal Kimia Dasar, Hartato. Presiden de Robut tiba di Jakarta kemarin sore untuk kunjungan tidak resmi selama tiga hari.
Dalam pembicaraan tidak resmi dengan Presiden Nauru pagi ini, Presiden Soeharto menyarankan agar antara kedua negara dilakukan hubungan timbal balik. Dalam hal ini Indonesia ingin mengimpor beberapa komoditi yang dibutuhkannya dari Indonesia. Bila hal ini bisa dilakukan, demikian Presiden Soeharto, maka biaya angkutannya dapat ditekan, sehingga harga pun menjadi lebih murah.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Situasi di Pakistan dan Sikap Terhadap Banglades

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 6 November 1972 --- Presiden Soeharto Selama satu jam hari ini mengadakan pembicaraan dengan utusan khusus Presiden Pakistan Zulfikar Ali Butho. Selain menyampaikan pesan Presiden Pakistan, utusan tersebut telah menjelaskan kepada Presiden Soeharto tentang situasi di Pakistan sikapnya terhadap Bangladesh.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Presiden Menerima Kunjungan Kehormatan Anggota MEE

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,
Sabtu, 5 November 1988 --- Selama satu jam, bertempat di Cendana pagi ini Presiden Soeharto menerima kunjungan kehormatan anggota MEE Claude Cheysson. Ceysson dan rombongannya berada di Jakarta untuk mengetahui langkah-langkah yang akan diambil Indonesia dalam memanfaatkan pasar tunggal Eropa yang mulai diberlakukan pada tahun 1992. Selain masalah bilateral Indonesia dengan MEE,  pertemuan itu juga menyinggung soal masalah Indocina.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Presiden Soeharto Bertukar Pikiran Dengan Menteri Keuangan AS

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 5 November 1971---Selama hampir satu setengah jam hari ini presiden Soeharto bertukar pikiran dengan Menteri Keuangan AS, John Connelly, yang sedang berada di Jakarta. Dalam tukar pikiran tersebut telah dibahas berbagai hal yang berkaitan dengan masalah pembangunan di Indonesia. Kepada Connelly, Presiden antara lain menjelaskan bahwa sekalipun bantuan luar negeri dapat memperlancar pembangunan tetapi pelaksanaanya dilakukan Indonesia dengan kemampuan sendiri. Dalam pertemuan itu presiden didampingi oleh menteri keuangan Ali Wardhana, sedangkan menteri Connelly didampingi oleh duta Besar AS Francis Galbraith.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Perundingan Pejabat Presiden dan Wakil Presiden AS

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Minggu, 5 November 1967---Pejabat Presiden hari ini mengadakan perundingan dengan Wakil Presiden Hubert Humphrey dari Amerika Serikat. Dalam perundingan tersebut telah dibicarakan maslah-masalah bilateral, kerja sama regional, dan peninjauan secara khusus atas masalah Vietnam. Tentang Vietnam, Jenderal Soeharto mengemukakan sikap pemerintah Indonesia bahwa masalah Vietnam hanya dapat diselesaikan secara baik apabila pihak-pihak yang terlibat dalam perang itu benar-benar beritikad baik untuk menyelesaikan secara damai.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Hutan Indonesia Sebagai Paru-Paru Dunia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 4 November 1989 --- Selama lebih dari satu jam, mulai pukul 11.00, pagi ini Presiden Soeharto  mengatakan pembicaraan Charles di Istana Merdeka. Dalam pembicaraan tersebut Presiden meyakinkan Pangeran Charles bahwa dunia tidak perlu risau kalau fungsi hutan di Indonesia sebagai paru-paru dunia akan berkurang akibat pemamfaatannya untuk keperluan pembangunan. Presiden memberi jaminan bahwa sedari awal Indonesia sudah menyadari tanggung jawabnya untuk ikut menjaga keselamatan umat manusia. Akan tetapi, untuk memelihara fungsi hutan Indonesia sebagai paru-paru dunia itu, Presiden juga mengharapkan bersama masyarakat dunia dapat memberikan bantuannya demi kepentingan bersama seluruh umat manusia.

Presiden memanfaatkan pertemuan itu untuk menguraikan secara panjang lebar mengenai pelestarian hutan dalam kaitannya dengan pembangunan di Indonesia. Selain masalah ini, Presiden dan Pangeran Charles telah membicarakan berbagai masalah yang dihadapi Indonesia sekarang ini, seperti politik, pertanian, KB serta kebijaksanaan pembangunan di bidang-bidang lainnya.

Untuk menghormati kunjungan Pangeran dan Puteri Wales, malam ini Presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan jamuan santap malam di Istana Negara. Dalam kata sambutannya, Kepala Negara mengatakan bahwa kunjungan pasangan pewaris tahta Inggris itu akan makin mempererat tali persahabatan dan saling pengertian antara kedua negara.

Menurut Presiden dewasa ini hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris berkembang bertambah erat dan dalam. Hubungan yang demikian ditandai oleh eratnya kerjasama diberbagai bidang, seperti ekonomi, perdagangan, sosial budaya, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hubungan ini kepala Negara mengharapkan agar kerjasama tersebut dapat makin berkembang dan memberikan manfaat bagi kepentingan kedua belah pihak.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo





Kunjungan Resmi Konselir Republik Federal Jerman dan Nyonya Kohl

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jumat, 4 November 1983 --- Presiden dan Ibu Tien Soeharto menyambut konselir Republik Federal Jerman dan Nyonya Kohl yang tiba di lapangan udara Internasional Halim Perdanakusuma pada jam 15.00 sore ini. Dalam kunjungan resminya ini, konselir Helmut Kohl dan isteri akan berada di Jakarta sampai besok sore. Kunjungan di Indonesia kali ini merupakan kunjungan pemimpin Jerman itu yang kedua; kunjungan pertamanya berlangsung sebelas tahun yang lalu.

Jam 20.00 malam ini bertempat di Istana Negara, Presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan acara makan malam resmi untuk konselir dan Nyonya Kohl. Dalam pidato sambutannya, Presiden Soeharto telah mengemukakan tentang masalah-masalah pembangunan Indonesia.

Menyangkut masalah Internasional, Presiden Soeharto mengatakan bahwa untuk menghadapi situasi dunia yang gawat, maka masalah-masalah peluncuran senjata, hubungan timur-barat, dialog utara/selatan merupakan masalah-masalah pokok yang perlu mendapatkan perhatian yang utama dari kita semua. Untuk itu diperlukan adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari semua pihak untuk mencari penyelesaian yang adil dan wajar, yang didasarkan pada prinsip persamaan derajat dan kepentingan seluruh umat manusia.

Mengenai pembangunan Indonesia kepala negara mengatakan bahwa Indonesia menyadari bahwa keberhasilan pembangunannya menjadi tanggung jawab sepenuhnya bangsa Indonesia sendiri. Namun disadari juga perlu adanya kerjasama dengan pihak luar negeri untuk menunjang pembangunan yang harus terus berjalan. Dalam rangka inilah Presiden Soeharto menyampaikan terima kasih dan penghargaan pemerintah dan rakyat Indonesia atas segala pengertian pemerintah dan rakyat Jerman barat terhadap usaha-usaha pembangunan Indonesia. Dikatakannya pula bahwa masih banyak bidang kerjasama yang dapat dikembangkan oleh kedua negara, terutama bidang-bidang ekonomi, perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi.


Sementara itu dalam pidato balasannya konselir Kohl mengatakan bahwa tujuan kita bersama adalah untuk kesejahteraan jasmani dan rohani bagi masing-masing negara. Ia sepakat dengan Presiden Soeharto bahwa perkembangan ekonomi dan sosial hanya mungkin diwujudkan dalam suasana perdamaian. Karenanya tugas pokok politik kita semua adalah menjamin perdamaian itu.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Kepala Negara Menerima Kunjungan 17 Anggota OPIC

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 4 November 1978 --- Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat, Cosmas Batubara, menghadap Kepala Negara pagi ini di Bina Graha. Ia datang untuk melaporkan tentang persiapan-persiapan yang telah dilakukan untuk program pembangunan rumah-rumah susun. Menurut menteri muda Cosmas Presiden Soeharto telah memberikan petunjuk bahwa program pembangunan rumah susun itu sudah dapat dilaksanakan di Jakarta dalam Pelita III yang akan datang.


Selama satu jam hari ini, dari pukul 11.00 dan 12.00, Kepala Negara pula telah menerima kunjungan 17 anggota OPIC (Overseas Private Investor Company) dari AS. Rombongan pemodal AS yang dipimpin oleh Charles W Robinson itu menghadap untuk mendengarkan pandangan Presiden Soeharto tentang aspek-aspek pembangunan ekonomi Indonesia. Didalam kunjungan itu mereka didampingi oleh ketua BKPM, Barlie Halim, dan Duta Besar AS di Indonesia.


Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo


Jamuan Makan Malam untuk Menghormati Kunjungan Wakil Presiden AS

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 4 November 1967 --- Malam ini Pejabat Presiden mengadakan jamuan makan malam untuk menghormati kunjungan wakil Presiden AS, Hubert Humphrey, di Istana Negara, Jakarta. Dalam kata sambutannya, Jenderal Soeharto mengatakan bahwa kunjungan wakil Presiden Hubert Humphrey mengandung arti yang sangat penting, baik dalam hubungannya dengan perkembangan politik dunia pada umumnya, di Asia khususnya, maupun ditinjau dari sudut hubungan antara Indonesia dan Amerika Serikat.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6 
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Pangeran Inggris dan Istrinya Melakukan Kunjungan Resmi di Indonesia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 3 November 1989 --- Pangeran Charles, Putera Mahkota Kerajaan Inggris, dan isterinya, tadi, pukul 16.20 sore ini di sambut Presiden dan Ibu Soeharto dalam suatu upacara kebesaran militer tanpa dentuman meriam di Istana Merdeka. Pasangan prince dan princess of wales tiba di Jakarta untuk memulai kunjungan resmi mereka di Indonesia selama lima hari. Setelah rangkayan acara penghormatan dan perkenalan penjabat tinggi Indonesia dan Korps Diplomatik, Pangeran Charles dan Isterinya melakukan kunjungan kehormatan kepada Kepala  Presiden dan Ibu Soeharto di ruang Jepara Istana Merdeka.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Presiden dan Ibu Soeharto Melepas Tamunya di Tangga Istana Merdeka

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 3 November 1988 --- Pukul 19.05 malam ini Presiden dan Ibu Soeharto menerima kunjungan perpisahan perdana Menteri dan Nyonya Van Lubbers di Istana Merdeka, Jakarta. Kujungan perpisahan itu berlangsung lebih kurang selama satu jam, dan ini berarti lebih lama dari pada  yang bisa dlakukan. Kemudian Presiden dan Ibu Soeharto melepas keberangkatan kedua tamu mereka di tangga Istana Merdeka.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Bekas Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Melakukan Kunjungan Kenegeraan kepada Presiden Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 3 November 1983 --- Dr Henry Kissinger, bekas Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Bina Gara pagi ini. Dalam kunjungan itu ia disertai oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, John Holdrige. Dalam keterangannya kepada pers Kissinger tidak mengungkapkan isi pembicaraannya dengan Kepala Negara. Akan tetapi ia mengemukakan pendapatanya bahwa Amerika Serikat berkepentingan akan kemajuan pembangunan dari negara-negara sahabat yang besar, seperti Indonesia. Lebih jauh dikatakannya bahwa pembangunan, keamanan,  dan pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Indonesia, bukan hanya berguna bagi kawasan ini saja melainkan juga bagi dunia.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Kunjungan Kenegaraan Presiden Pakistan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 2 November 1982 --- Presiden Pakistan dan Begum Zia UI Haq pukul 12.00 siang ini tiba di Indonesia untuk memulai kunjungan kenegaraan selama empat hari. Dilapangan udara Halim Perdanakusuma, kedua tamu agung itu disambut oleh Presiden dan Ibu Soeharto dengan upacara kebesaran militer. Jam 12.55 siang ini mereka melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka.

Pukul 20.00 malam ini, bertempat di Istana Negara, Presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan jamuan santap malam kenegaraan untuk menghormati kunjungan Presiden dan Begum Zia Ui Haq. Usai santap malam, acara dilanjutkan dengan malam kesenian.

Dalam kata sambutannya, Presiden Soeharto mengatakan bahwa sebagai bangsa yang sedang membangun,  kedua bangsa kita sedang membangun masa depan dengan landasan yang sesuai dengan pandangan hidup dan ciri kepribadian masing-masing. Selanjutnya dikatakannya bahwa sebagai dua sahabat dan sesama negara yang sedang membangun, kedua negara betekad untuk meningkatkan dan memperluas kerjasama demi kemanfaatan dan kemajuan kita bersama. Selain kerjasama bilateral, kita perlu meningkatkan langkah-langkah dalam skala regional dan Internasional.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Presiden Soeharto Menerima Utusan Khusus Vietnam Selatan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 2 November 1972 --- Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini menerima utusan khusus Presiden Vietnam Selatan, Nguyen Phu Duc. Menteri Luar Negeri Adam Malik yang  mendampingi  Presiden Soeharto tidak bersedia memberikan keterangan mengenai masalah yang dibicarakan.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo