Selasa, 11 Oktober 1977---Presiden
Soeharto beserta rombongan hari ini berziarah ke makam Nabi Muhammad
SAW di Madinah al Munawarah. Dalam kesempatan ziarah itu, rombongan
telah berdoa kepada Allah yang dilanjutkan dengan sembahyang tahiyatul masjid di
Masjid An-Nabawi. Kepala Negara dan Ibu Soeharto juga berziarah ke
makam Abu Bakar dan Umar Bin Khattab yang letaknya berdampingan dengan
makam Nabi Muhammad SAW.
Di
Riyadh sore ini telah dikeluarkan komunike bersama antara Pemerintah
Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi. ketika memberikan penjelasannya
sebelum mengeluarkan komunike tersebut, Presiden Soeharto dan Raja
Khalid menyatakan sama-sama puas akan perkembangan hubungan bilateral
yang semakin kokoh dan erat antara kedua negara. Mereka bertekad untuk
mengembangkan kerjasama dalam bidang politik, ekonomi dan perdagangan,
teknologi serta kebudayaan. Kedua belah pihak telah juga menyetujui
untuk mengadakan kerjasama dalam pembangunan berbagai macam proyek di
Indonesia. Dalam hubungan ini Kerajaan Arab Saudi akan memberikan
pinjaman dengan syarat-syarat yang lunak kepada Indonesia.
Dalam
komunike bersama ditegaskan bahwa keamanan, stabilitas dan perdamaian
yang hakiki tidak akan mungkin terwujudkan di kawasan Timur Tengah,
apabila Israel tidak mengundurkan diri dari seluruh wilayah Arab yang
didudukinya sekarang, termasuk Baitul Makdis. Hal tersebut berkaitan
dengan dipulihkannya hak-hak yang sah dari rakyat Palestina serta
kebebasan menggunakan hak mereka untuk menentukan nasibnya sendiri.
Kedua kepala negara itu menyeru kepada dunia internasional agar
mengambil langkah-langkah segera untuk mendesak Israel menghentikan
tindakan ekspansionismenya dengan mengadakan pemukiman-pemukiman di
wilayah Arab yang didudukinya. Mereka juga sepakat untuk terus maju
meningkatkan solidaritas Islam, yang merupakan sikap bahu membahu dan
bersetia kawan anatara sesama umat Islam.
Mengenai
Timor Timur, Raja Khalid menegaskan bahwa Arab Saudi memandang Timor
Timur sebagai soal dalam negeri Indonesia sendiri dan menyampaikan
ucapan selamat atas keberhasilan Indonesia dalam usahanya membangun
daerah tersebut. Kedua pihak juga menyatakan harapannya agar pendirian
tersebut dijadikan landasan untuk diterapkan di PBB dalam menangani
masalah Timor Timur.
Presiden
Soeharto dan Ibu Tien beserta rombongan hari ini tiba di Kuwait.
Sebagai mana layaknya, di lapangan udara Presiden Soeharto disambut
dengan penghormatan kenegaraan oleh Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al-Salim
Al-Sabah. Setelah memeriksa barisan kehormatan yang diiringi oleh
dentuman meriam sebanyak 21 kali, Presiden Soeharto, dengan diantar oleh
Emir Kuwait, berkendaraan menuju Istana Al Salam dimana para tamu
agung menginap.
Malam
ini Emir Kuwait mengadakan jamuan makan di istananya, untuk menghormati
kunjungan Presiden dan Ibu Soeharto di Kuwait. Sebelumnya Presiden
Soeharto telah menganugerahkan Bintang Republik Indonesia Kelas Satu
kepada Emir Kuwait, dan Bintang Mahaputera Adipurna kepada Putera
Mahkota/Perdana Menteri Sheikh Jaber Ahmed Al Jaber, dan isteri Emir
Kuwait.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Sukur Patakondo
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Sukur Patakondo