PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Menteri Filipina Mengunjungi Presiden Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 17 November 1987 --- Menteri Luar negeri Filipina, Raul Manglapus, pada jam 09.00 pagi ini mengunjungi Presiden Soeharto di Bina Graha. Ia menemui Kepala Negara untuk membicarakan masalah penyelenggaraan KTT ASEAN ketiga, yang akan berlangsung di Manila pada pertengahan Desember yang akan datang. Dalam pertemuan itu, Presiden sekali lagi menegaskan bahwa ia akan menghadiri KTT, dan sejak semua sama sekali tidak ada keraguan dalam dirinya tentang hal itu. Sekeluar dari kamar kerja Kepala Negara, Menteri Filipina itu mengatakan bahwa pemerintah Filipina sangat berterima kasih atas konfirmasi yang diberikan Presiden Soeharto. Dikatakanya bahwa pemerintahnya menganggap Presiden soeharto sebagai pemipmpin penting di Asia Tenggara.

Pukul 10.00 pagi ini, Presiden Soeharto menerima kunjungan kehormatan Presiden OPEC yang juga Menteri Perminyakan Nigeria, Rilwanu Lukman, Menteri Perminyakan Venezuela, Arturo Hernandes Grisanti, dan Sekertaris Jenderal OPEC, Fadhil al-Cahalabi, di Bina Graha. Dalam pertemuan ini Presiden Soeharto di dampingi Menteri Pertambangan dan Energi, Subroto.

Kepada para tamunya, Presiden soeharto menyatakan mendukung sepenuhnya usaha-usaha yang dilakukan OPEC untuk mengupayakan tercapainya stabilitasi harga minyak yang masih terus berfluktiasi dewasa ini. Dikatakanya Indonesia bisamemahami keinginan beberapa anggota OPEC untuk menaikan harga patokan OPEC menjadi US$18,- per barel, namun yang lebih penting adalah jangan sampai harga patokan itu merusak pasaran.


Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Pertemuan dengan Gubernur dari Sembilan Provinsi

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 13 November  1976 --- Menanggapi tulisan Newsweek baru-baru ini, yang mendiskreditkan diri dan keluarganya, Presiden Soeharto merasa sangat keterlaluan adanya orang-orang Indonesia yang memberikan laporan-laporan yang tidak benar, dengan tujuan untuk merusak martabat bangsa sendiri. Hal ini diungkapkan oleh Wakil Kepala Bakin, Letjen. Ali Murtopo, setelah ia diterima oleh Kepala Negara selama lebih dari satu jam di Bina Graha pagi ini.

Usai menerima Ali Murtopo, Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan gubernur dari Daerah-daerah Bimas Kelompok A di Bina Graha. Gubernur-gubernur tersebut adalah dari sembilan provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan. Pertemuan ini juga dihadiri oleh Menteri Negara Ekuin Widjojo Nitisastro, Menteri Dalam Negeri Amirmacmud, Menteri Perdagangan Radius Prawiro, Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi Subroto, dan beberapa pejabat lainnya.

Pada kesempatan itu, selama satu jam setengah, Presiden telah memberikan pengarahan mengenai masalah peningkatan produksi pangan dan langkah-langkah untuk menghadapi musim paceklik yang akan datang. Dalam rangka peningkatan produksi, Kepala Negara memerintahkan agar lahan-lahan yang memenuhi syarat untuk pertanian dimanfaatkan semaksimal-maksimalnya. Dalam hubungan ini ditegaskannya bahwa tidak boleh ada pemilik tanah yang membiarkan tanahnya tidak dipakai untuk peningkatan produksi.

Selain pemanfaatan lahan secara maksimal, Presiden juga menginstruksikan agar penggunaan pupuk ditingkatkan, sehingga produksi pun bisa meningkat. Untuk itu ia meminta para gubernur meningkatkan penyuluhan kepada petani, dan melakukan penyempurnaan distribusi pupuk di daerah mereka masing-masing.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto JIlid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Kunjungan Kehormatan Menteri Luar Negeri Swis

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 12 November 1979 --- Presiden dan rombongan pukul 07.20 waktu setempat pagi ini tiba dipelabuhan udara Jenewa. Malam ini beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke London esok hari. Sekalipun singgah di Janewa untuk beristirahat Presiden menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Swis, Pierre Dubert.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Pertemuan Dengan Team PT Departemen Store Sarinah

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 12 November 1970 --- Dalam pertemuan pagi ini dengan Team penyempurnaan PT Departemen Store Sarinah, yang terdiri dari Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan, Ketua Bappenas, Gubernur Bank Sentral , dan Direktur Jenderal Perdagangan, Presiden sekali lagi meminta agar segera diadakan penyehatan terhadap Sarinah.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Harapan Presiden Soeharto dalam Masalah Adopsi Anak

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 9 November 1983 --- Presiden Soeharto mengharapkan agar dalam rangka mengatasi masalah adopsi anak oleh para keluarga di luar negeri, kesadaran sosial warga masyarakat perlu digerakan. Menurut Kepala Negara, hal ini mengingat bahwa banyak orang Indonesia yang mampu dan bersedia mengadopsi anak. Demikin diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kesra, Alamsyah Ratu Perwiranegara seusai menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini.

Lebih jauh dijelaskan oleh Alamsyah bahwa mengenai masalah adopsi anak itu, pemerintah telah mengambil langkah-langkah penertiban. Dalam pertemuan dengan Kepala Negara pagi ini, selain di bahas masalah adopsi anak yang menghangat akhir-akhir ini, juga telah dilaporkannya tentang rencana peringatan Hari Kesehatan Nasional yang akan dipusatkan di Bandung dari tanggal 12 sampai tanggal 19 Desember 1983. Hal ini dilaporkan Alamsyah dalam kedudukannya sebagai Menteri Kesehatan Adinterim.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Perkembangan Wilayah Timur Portugis

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 6 November 1975 --- Menteri Luar Negeri Adam Malik dan Duta Besar untuk PBB, Anwar Sani, pukul 09.00 pagi ini menghadap Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Dalam pertemuan itu telah dibahas berbagai masalah yang berkaitan dengan perkembangan wilayah Timor Portugis, baik menyangkut dampaknya terhadap Indonesia, seperti masalah pengugsi, maupun dimensi pembahasan tingkat Internasional. Usai pertemuan, Adam Malik mengatakan bahwa ia akan mengunjungi Atambua, Ibukota Kabupaten Belu, di belahan Timur Indonesia, terutama untuk melihat keadaan para pengungsi yang membanjir di Timur Portugis.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Pembangunan Makam Pahlawan Kalibata

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 6 November 1974 --- Menteri Hankam/Menpagad, Jenderal M Panggabean, Menteri Sosial, Mintaredja, Menteri/Sekertaris Negara, Sudharmono, dan ketua Panitia pembangunan Tanam Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Letjen Hasan Habib, diterima Presiden Soeharto pagi ini di Bina Graha. Dalam pertemuan itu telah membahas berbagai hal yang menyangkut pembagunan Tanam Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Dalam hubungan ini Kepala Negara menyetujui dilanjutkannya pembangunan makam pahlawan tersebut setelah monumennya selesai dibangun.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Rencana Penggalakan Perluasan dan Penanaman Kedelai

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 4 November 1985 --- Pukul 10.30 pagi ni Presiden Soeharto menerima menteri muda urusan peningkatan produksi pangan, Ir. Wardoyo, di Bina Graha. Dalam pertemuan dengan Kepala Negara itu menteri Wardoyo telah melaporkan tentang rencana penggalakan perluasan dan intensifikasi penanaman kedelai yang akan dilakukan mulai musim hujan mendatang. Sasaran rencana ini adalah menghentikan impor kedelai yang dalam tahun 1984 mencapai 400 ribu ton. Tahun ini diperkirakan Indonesia akan mengimpor kedelai sebanyak 350.000 sampai 390 ton

Menanggapi laporan tersebut, Presiden menyarankan agar departemen pertanian sejak awal mempersiapkan diri dalam menghadapi panen kedelai yang akan meningkat nanti. Untuk itu disarankan pula oleh kepala negara agar penyaluran produksi kedelai itu hendaknya mulai dipikirkan dari sekarang. Yang jelas, demikian Presiden, bulog harus diikut sertakan didalam penanganan masalah ini.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Penambangan Liar Merugikan Pemerintah Juga melanggar Peraturan Perundangan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 2 November 1987 --- Pukul  11.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima Menteri Pertambangan dan Energi Subroto di Bina Graha. Ia datang untuk melapor tentang kegiatan penambangan batubara yang dilakukan kontraktor asing di Kalimantan.

Pada kesempatan itu, Presiden memerintahkan agar segera menerbitkan penambangan emas secara liar yang semakin banyak bermunculan di daerah-daerah penghasil emas. Penambangan liar itu merugikan pemerintah juga melanggar peraturan perundangan yang berlaku. Sebagaimana diketehui  daerah-daerah penghasil emas yang dimaksudkan itu adalah Jambi, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Editor : Sukur Patakondo

Menko Ekuin Menghadap Presiden Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 30 Oktober 1981 --- Menko Ekuin, Widjojo niti sastro, pagi ini menghadap Presiden Soeharto di Cendana. Kedatangannya adalah untuk melaporkan keputusan sidang OPEC yang berlangsung di Jenewa, Swiss ,Kemarin. Sidang yang dipimpin oleh Menteri Perdangangan dan Energi Subroto berhasil mengambil dua keputusan penting. Pertama, menetapkan harga kesatuan minyak bumi sebesar US$ 34,- per barrel untuk minyak Arab Saudi; harga ini diberlakukan hingga akhir 1982. Kedua, menyepakati adanya perbedaan-perbedaan kualitas minyak bumi serta jarak Negara-negara konsumen yang berbeda-beda.

Menanggapi laporan itu Presiden bersyukur atas keputusan sidang OPEC tersebut. Kepala Negara selanjutnya berpesan agar Indonesia tetap meningkatkan peranannya dalam perekonomian dunia, meskipun dunia sekarang ini sedang mengalami resesi.




Sumber : Buku jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Kunjungan Kehormatan Menteri Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Malaysia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 29 Oktober 1983 --- Pukul 09.00 pagi ini, bertempat di Bina Graha, Presiden Soeharto menerima kunjungan kehormatan Menteri Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Malaysia, Anwar Ibrahim, beserta sejumlah Tokoh Pemuda UMNO. Dalam pertemuan itu mereka di damping oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Abdul Ghafur, dan Duta Besar Malaysia, Dato’ Muhammad Bin Rahmat.
Kepada tamu-tamu tersebut, Kepala Negara telah menjelaskan tentang sejarah Pergerakan Pemuda Indonesia sejak berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908, Sumpah Pemuda 1928, sampai Proklamasi Kemerdekaan dan revolusi fisik serta peranan generasi penerus. Dalam uraiannya, Presiden menekankan pentingnya di bina dan di pelihara terus ketahanan nasional, terutama bagi generasi penerus. Di pesankannya agar prinsip ketahanan nasional benar-benar dipahami dan di hayati oleh generasi muda Indonesia dan Malaysia.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo



Presiden Soeharto Mengadakan Pertemuan Dengan Beberapa Menteri

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at, 26 Oktober 1979 --- Pukul 08.30 pagi ini di Cendana, Presiden Soeharto menerima Menteri Muda Urusan Koperasi, Bustanil Arifin, Kepada para wartawan , Menteri Bustanil mengatakan bahwa ia menghadap Kepala Negara untuk melaporkan tentang perkembangan koperasi di daerah-daerah, disamping mengenai koperasi listrik. Dikatakannya bahwa koperasi listrik telah mulai dikembangkan di Lombok, NTB, dan akan digagalkkan di lampung dan Sulawesi Selatan. Menanggapi laporan tersebut, Presiden mengharapkan agar koperasi listrik itu dikembangkan dengan baik.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Presiden Soeharto Menerima Tiga Menteri dari Berbagai negara

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 22 Oktober 1979  --- Bertempat di Bina Graha, pada pukul 09.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima Wakil Perdana Menteri Rumania, Virgil Trofin. Dalam kunjungan yang berlansung selama hampir satu jam itu, Wakil PM Torfin itu telah menyiapkan pesan pribadi Presiden Rumania, Nicole Ceaucescu, kepada Presiden Soeharto. kepada WPM Torfin, Kepala negara menyatakan keyakinannya bahwa hubungan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Rumania dapat ditingaktkan lagi, terutama dalam bidang perindustrian pertanian, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pagi ini pula Presiden menerima kunjungan kehormatan Menteri Keuangan belanda, FHJJ Andriesen. Setelah diterima Kepala Negara, menteri Andriesen mengatakan bahwa Presiden menyatakan penghargaannya atas bantuan yang diberikan berbagai negara untuk pembangunan di negeri ini, terutama sekali peranan Negeri belanda. Sebagaimana diketahui, Negeri belanda bertindak sebagai ketua IGGI yang menghimpun sejumlah negara yang memberikan bantuan dana bagi pembangunan Indonesia.

Pukul 11.00 pagi ini, dengan didampingi oleh Menteri Luar Negeri Mocthar Kusumaatmadja, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Selaindia baru, BE Tolboys, mengunjungi Presiden Soeharto di Bina Graha. Selesai pertemuan, WPM Tolboys mengatakan bahwa pertemuan tersebut telah disepakati untuk meningkatkan saling kunjungan antar kedua negara. saling kunjungan ini tidak hanya antara penjabat resmi pemerintahan, tetapi mencankup pihak swasta, pemuda, cendekiawan, petani dan usahawan dari kedua negara.


Sumber : Buku Jejak langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Kunjungan Perdana Menteri Hongaria dan Perdana Menteri Palestina

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 21 Oktober 1989 --- Wakil Perdana Menteri Hongaria, Peter Medgyessy, pukul 09.00 pagi ini di terima Presiden Soeharto di Bina Graha. Ia bersama 30 orang pengusaha sedang mengadakan kunjungan resmi di Indonesia sejak tanggal 18 sampai 21 Oktober dalam rangka peningkatan hubungan ekonomi  antar kedua negara. Dalam pertemuan dengan Kpela Negara ia telah menjelaskan tentang perubahan yang terjadi di Hongaria. Dikatakanya Hongaria yang sedang  berubah menjadi negara komunis menjadi negara sosialis ingin menjadi negara yang netral, namaun hal itu memerlukan waktu yang cukup lama.

Pada jam 10.15 pagi ini, ditempat yang sama, Presiden Soeharto menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Palestina, Farouk Kaddoumi. Penjabat tinggi Palestina berada di jakarta dalam rangka pembukaan Kedutaan Besar Palestina di Indonesia.

Kepada Farouk Kaddoumi, Kepala Negara kembali menegaskan bahwa Indonesia akan terus memberi dukungan kepada rakyat Palestina agar dapat memperoleh hak-hak dan tanah airnya kembali.

Sementara itu Kaddoumi, atas nama pimpinan Palestina mengucapkan terimakasih kepada Presiden Soeharto atas dibukanya Kedutaan Besar Palestina di Jakarta. Ia juga menyampaikan terimaksih atas dukungan rakyat Indonesia terhadap usaha-usaha Internasional untuk mewujudkan perdamaian abadi dan keadilan di Timur Tengah.


Sumber : Buku Jejak langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Kepala Negara Menerima Wakil PM Kamboja

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 21 Oktober 1978 --- Pukul 10.00 pagi ini, bertempat di Bina Graha, Presiden Soeharto menerima Wakil PM Kamboja, Ieng Sarikunjungan yang berlangsung selama lebih kurang 40 menit itu merupakan suatu kunjungan kehormatan. Pada kesempatan itu Presiden Soeharto didampingi oleh Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja.

Sumber : Buku Jejak langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Perdana Menteri Muangthai Mengadakan Lawatan Resmi Indonesia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,

Kamis, 20 Oktober 1988 --- Perdana Menteri  Muangthai dan Nyonya Chatichai Choonhavan mengadakan lawatan resmi di Indonesia mulai hari ini. Kedatangan mereka disambut oleh Presiden dan Ibu Soeharto dalam suatu upacara kebesaran militer da halaman Istana Merdeka siang ini pada jam 14.00 kunjungan ini merupakan kunjungan pertama mereka ke Indonesia setelah Chatichai menjadi Perdana Menteri. Mereka berada di Jakarta sampai Sabtu siang.

Malam ini Kepala Negara menghadiri peringatan ulang tahun Golkar yang ke-24, dan sekaligus membuka musyawarah Nasional ke-4 organisasi politik terbesar kita itu. Pada kesempatan itu Kepala Negara mengatakan tugas besar Golkar adalah mengembangkan budaya politik dan Demokrasi Pancasila dengan sebaik-baiknya. Hal ini disebabkan Golkar adalah kekuatan politik yang besar selama ini mendapat kepercayaan dari masyarakat melalui pemilihan umum. Disadari pula dengan adanya kepercayaan itu, maka tanggungjawabnya pun menjadi besar. Oleh sebab itu Golkar harus memberikan sumbangan yang sebaik-baiknya bagi kokohnya kehidupan politik dan Demokrasi Pancasila di masa-masa yang akan datang.

Presiden juga mengajak seluruh bangsa Indonesia, semua kekuatan sosial politik, para pemuka dan pemikir politik untuk selalu ingat pada sejarah perkembangan dan pertumbuhan bangsa kita di masa lampau. Kita semua harus membulatkan tekat agar sejarah masa lampau yang penuh pertentangan, gejolak, ketegangan dan kecurigaan yang mencekam itu kita akhiri buat selama-lamanya dan tidak pernah terulang kembali. Dengan tekad itu kita akan melapangkan jalan untuk membangun masa depan bangsa ini dengan menciptakan stabilitas nasional yang dinamis.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Soeharto Membuka Pertemuan Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 20 Oktober 1986 --- Presiden Soeharto pagi ini membuka secara resmi pertemuan ke-6 Menteri-Menteri Luar Negeri ASEAN dan ME. Ini adalah pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan inii Pertemuan itu sendiri dihadiri oleh para menteri luar negeri ASEAN dan wakil-wakil ME, yaitu Ketua Delegasi Prancis/Ketua Komisi ME untuk urusan Asian Tenggara, Claude Chaysson, Mentri Luar Negeri Belanda, Menteri Luar Negeri Spanyol, Fransisco Fernandes Ordenez, dan Menteri Luar Negeri Luxembourg, Robert Goebbls.

Pada kesempatan itu  Presiden mengharapkan agar kerjasama anatar negara ME dan ASEAN dapat menjadi contoh yang baik kerja sama Utara-Selatan. Dan selanjutnya merupakan awal dari sumbangan kita bersama bagi terwujudnya tata ekonomi internasional beru yang menjamin kemajuan, kesejahteraan, dan keadilan bagi semua bangsa dan semua negara.

Dikatakannya bahwa Indonesia menyambut baik kesepakatan-kesepakatan yang telah tercapai antara ASEAN dan ME dalam menggalang kerjasama baru maupun dalam mempergiat kerjasama yang sudah terjalin, antara lain kerjasama dalam sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, ahli teknologi, penanaman modal dan pariwisata. Dalam bidang perdagangan diharapkannya agar secara bersama-sama dapat diatasi hambatan-hambatan yang masih ada, disamping usaha-usaha untuk menyehatka neraca perdagangan bilateral antara negara-negara ME dan anggota-anggota ASEAN.

Demikian antara lain  Presiden.

Malam ini Presiden menghadiri perayaan hari ulang tahun Golkar ke-22 yang berlangsung di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Dalam perayaan ulang tahun ini. Ketua Umum Golkar, Sudharmono, mengeluarkan pernyataan politik yang secara resmi mencalonkan kembali Jenderal (Purn.) Soeharto sebagai Presiden untuk masa bakti yang akan datang.

Menanggapi pencalonan itu, dalam pidato tanpa teks, Presiden menyatakan menerima pencalonan itu. Akan tetapi, bilamana penacalonan itu menjadi kenyataan, ia meminta agar segara diganti jika di tengah jalan ia dipandang tidak mampu; penggantian itu dapat dilakukan oleh MPR secara konstitusional , tidak perlu secara ribut-ribut.

Menurut Kepala Negara, ia mengatakan demikian karena ia menyadari betapa beratnya tugas ini. Dalam kaitan ini ia mengatakan: "Sebagai Tuhan pencipta alam semesta ini, tentu saya harus memanjakan rasa syukur atas ramhat yang diberikan kepada saya. Tetapi, sebagaimana manusia biasa, saudara-saudara pun harus mengetahui, setiap saya mendengar pernyataan-pernyataan itu, terus terang saja saya merasa miris. Miris buka karena takut menghadapi tantangan, tidak. Akan tetapi miris karena mengetahui tugas yang berat di depan kita itu. Begitu pula, saya merasa miris karena mengetahui harapan yang demikian besar daripada rakyat Indonesia mengenai suksesnya pembangunan, sedangkan yang mengetahui diri saya adalah saya sendiri".


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Indonesia dan Jepang Telah Mengadakan Amandemen Kontrak Proyek Ashan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 19 Oktober 1978 --- Menteri Perindustrian Ir. AR Suhud pagi ini diterima Kepala Negara di Bina Graha. Dalam pertemuan ia melaporkan kepada Presiden masalah perkembangan industri kendaraan bermotor Indonesia, selain Proyek Asahan. Usai pertemuan dengan Kepala Negara, ia mengatakan kepada wartawan bahwa jumlah perusahaan perkaitan kendaraan bermotor di Indonesia memang terlalu banyak, sehingga perlu dikurangi.

Mengenai Proyek Asahan, Menteri Suhud mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia dan Pihak Jepang telah mengadakan amandemen pada kontrak Proyek Asahan. Amandemen itu sudah ditandatangani didalam kunjungan ke Jepang baru-baru ini.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto
Publikasi : Oval Andrianto

Indonesia Tidak Mempunyai Niat Memperlebar Wilayahnya

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,


Jum'at, 18 Oktober 1974 --- Menteri Urusan Koordinasi Portugis, Dr. Almeida Santos, hari ini menemui Presiden Soeharto di Cendana. dalam pertemuan itu telah dibicarakan masalah pelaksanaan  proses dekolonisasi di Timor Portugis. kepada Santos telah di tegaskan oleh Presiden bahwa Indonesia tidak mempunyai niat untuk menjajah atau memperlebar wilayahnya. Namun demikian,tidak dikesampingkan kemungkinan bergabungnya Timor Portugis dengan Indonesia, sebagai suatu bentuk atau kemungkinan penentuan nasib sendiri bagi wilayah itu. demikian Presiden Soeharto.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Komoditi Industri Dilakukan Secara Menyeluruh

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 16 Okober 1986 --- Presiden Soeharto memberi petunjuk kepada Menteri perindustrian Hartato agar komoditi industri dilakukan per komoditi secara menyeluruh, yakni mulai dari bahan baku, pengolahan, sampai ekspornya serta hal-hal yang menyangkut dukungan perbankan. Demikian diungkapkan oleh Menteri hartato setelah menghadap Kepala Negara pagi ini di Bina Graha. Hartato menemui presiden untuk melaporkan tentang pelaksanaan program ekspor komoditi industri; laporan itu meliputi industri kecil, aneka industri, kimia dasar, dan logam dasar.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto