PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Harapan Presiden Soeharto Untuk Syarikat Islam

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 12 November 1980 --- Presiden Soeharto mengharapkan agar Syarikat Islam sekarang ini tidak lagi berkecimping dalam kegiatan-kegiatan politik, lebih meningkatkan tugas-tugas dakwah, pendidikan dan sosial, serta tidak dicampu-baurkan dengan kegiatan politik. Ditegaskan oleh Presiden bahwa kegiatan politik Syarikat Islam sudah tertampung dalam Partai Persatuan Pembangunan.
Demikian antara lain dikatakan oleh Kepala Negara ketika pagi ini meerima DPP Syarikat Islam di Bina Graha. Diantara pengurus Syarikat Islam yang hadir dalam pertemuan itu adalah Drs. MA Gani MA dan Drs. Th M Gobel.

Presiden memerintahkan Pertamina untuk mempercepat proses pembangunan proyek kilang minyak hydrocraker  di Dumai, Cilacap, Balikpapan, serta rencana pembangunan kilang minyak di Sorong. Instruksi ini dikemukakan Kepala Negara ketika menerima Menteri Pertambangan dan Energi, Prof. Dr. Subroto, di Bina Graha. Menteri Subroto melaporkan kepada Presiden Soeharto tentang hasil Rapat Dewan Komisaris Pertamina, disamping mengenai pembangunan proyek Industri plastik dengan bahan baku gas alam.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Laporan Reorganisasi KOTI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum'at, 12 November 1965 --- Kepala Staf  KOTI Letjen. Soeharto pagi ini menghadap Presiden Soekarno di istana untuk melaporkan tentang reorganisasi KOTI. Ketika ditanyakan alasan dari pada organisasi itu, Jenderal Soeharto mengatakan bahwa tindakan ini dimaksudkan untuk lebih megintergrasikan kegiatan operasi dan untuk mempercepat tercapainya tiga kerangka tujuan revolusi, oleh karena KOTI didalam tugasnya tidak terbatas dibidang militer saja melainkan juga dibidang ekonomi, politik dan sosial.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Sidang Dewan Stabilitas Politik dan Keamanan di Pimpin Langsung Presiden Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,
Selasa, 11 November 1975---Presiden Soeharto hari ini di Bina Graha memimpin sidang Dewan Stabilisasi Politik dan Keamanan Nasional yang antara lain telah membahas masalah Timor Portugis. Sidang tersebut menyepakati bahwa Indonesia tidak boleh tinggal diam, melainkan harus menanggapi aspirasi rakyat Timor Portugis yang diteror oleh pihak Fretilin. Untuk itu Indonesia akan meningkatkan kemampuan rakyat yang menentang Fretilin, agar mereka dapat membela diri.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sekur Patakondo

Pertemuan Antara Presiden Soeharto Dengan Beberapa Menteri di Bina Graha

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,,
Jum’at,  11 November 1977---Presiden Soeharto pagi ini mengadakan pertemuan dengan beberapa Menteri, Kepala Staf Kopkamtib, Kepala Bakin, Pangkowilhan I sampai IV, para Panglima Daerah Militer dan Gubernur se Jawa dan Bali. Pertemuan ini diadakan di Bina Graha dan pembicaraan yang dibahas tampaknya cukup serius, karena memakan waktu kurang lebih tiga jam. Dalam pertemuan itu, Presiden Soeharto meminta perhatian, kewaspadaan dan kesiap-siagaan dari para pejabat di bidang dan Daerahnya masing-masing, sehubungan dengan adanya kegiatan sekelompok kecil masyarakat yang apabila tidak segara dikendalikan secara tepat dapat mengganggu keamanan, ketertiban, dan jalannya  Sidang Umum MPR yang akan datang. Presiden juga menekankan pentingnya Sidang Umum MPR yang akan datang sebagai salah satu wujud pelaksanaan demokrasi dan kehidupan konstitusional serta sebagai salah satu mata rantai penegakan Pancasil dan UUD 1945, yang menjadi landasan dari cita-cita Orde Baru.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Presiden Soeharto Menerima Undangan Untuk Menghadiri KTT ASEAN

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,
Rabu, 11 November 1987---Setelah Kepala Negara di Cendana pagi ini, Menteri/Sekertaris Negara Sudharmono mengatakan bahwa Presiden Soeharto telah menerima secara resmi undangan-undangan untuk menghadiri KTT ASEAN yang akan berlansung di Manila bulan depan. Namun, menurut Sudharmono, hingga saat ini Indonesia belum diberitahukan oleh Filipina tentang boleh tidaknya mengirimkan pasukan dalam rangka pengamanan KTT itu.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Indonesia Akan Terus Mendukung Perjuangan Bangsa Arab Palestina

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 27 Oktober 1979 --- Utusan khusus PLO, Khalid Al Sheikh, pukul 09.50 pagi ini diterima Presiden Soeharto di Bina Graha. Pertemuan pagi ini telah membahas situasi politik di Timur Tengah. Pada kesempatan itu Kepala Negara kembali menegaskan bahwa pemerintah dan rakyat Indonesia akan terus mendukung perjuangan bangsa Arab Palestina.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Surat Keputusan Penghentian Sementara Organisasi Politik

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 19 Oktober 1965 --- Pangdam V/Jaya Mayjen. Umar Wirahadi Kusumah selaku Penguasa Perang Daerah Jakarta Raya dan sekitarnya mengeluarkan surat keputusan No. 1 1/1965 tentang penghentian sementara kegiatan organisasi politik yang bernaung dibawah/seasas dengan PKI, Pemuda rakyat, Grewani, BTI , CGMI, Perhimi, IPPI, Lekra, dan HSI. Kesemua organisasi ini dilarang melakukan kegiatanya untuk sementara waktu di daerah hukum Pepreda Jakarta Raya dan sekitarnya. Keputusan ini dikeluarkan dalam rangka penciptaan ketenangan dan ketertiban umum dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto
Publikasi : Oval Andrianto

Peresmian Susunan Kabinet Ampera

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 11 Oktober 1967 --- Hari ini pejabat Presiden Jenderal Soeharto mengumumkan susunan Kabinet Ampera yang disempurnakan. Kabinet ini mempunyai program yang disebut Dwi Dharma dan Catur Karya. Dwi Dharma Kabinet adalah kestabilan politik dan kestabilan ekonomi, sedangkan Catur Karyanya adalah melaksanakan sandang-pangan, melaksanakan pemilihan umum, melaksanakan politik luar negeri bebas-aktif, dan melanjutkan perjuangan melawan Nekolium. Kabinet yang disederhanakan ini hanya memiliki 23 orang Menteri, yaitu 21 Menteri yang mengepalai departemen pemerintahan, dan 2 orang Menteri negara yang masing-masingnnya membidangi Ekuin dan Kesra. dalam Kabinet ini jabatan Menteri muda ditiadakan, sedangkan jabatan deputi Menteri diganti dengan Direktur Jenderal (dirjen). jabatan Menteri negara adalah untuk sebagai kordinator dari departemen-departemen yang ada. penyempurnaan-penyempurnaan lain terlihat juga dalam bidang Pertahanan Keamanan. Bidang ini tidak lagi dibagi-bagi atas Departemen Angkatan Darat, Laut, Udara, Kepolisian dan Departemen Veteran dan Demobilisasi seperti dalam Kabinet yang lalu. susunan Kabinet Ampera yang disempurnakan ini dapat dilihat dalam Lampiran XIII.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Presiden Soeharto Mengumumkan Kabinet Ampere

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 11 Oktober 1967---Hari ini pejabat Presiden Jenderal Soeharto mengumumkan susunan Kabinet Ampera yang disempurnakan. Kabinet ini mempunyai program yang disebut Dwi Dharma dan Catur Karya. Dwi Dharma Kabinet adalah kestabilan politik dan kestabilan ekonomi, sedangkan Catur Karyanya adalah melaksanakan sandang-pangan, melaksanakan pemilihan umum, melaksanakan politik luar negeri bebas-aktif, dan melanjutkan perjuangan melawan Nekolium. Kabinet yang disederhanakan ini hanya memiliki 23 orang Menteri, yaitu 21 Menteri yang mengepalai departemen pemerintahan, dan 2 orang Menteri negara yang masing-masingnnya membidangi Ekuin dan Kesra. dalam Kabinet ini jabatan Menteri muda ditiadakan, sedangkan jabatan deputi Menteri diganti dengan Direktur Jenderal (dirjen). jabatan Menteri negara adalah untuk sebagai kordinator dari departemen-departemen yang ada. penyempurnaan-penyempurnaan lain terlihat juga dalam bidang Pertahanan Keamanan. Bidang ini tidak lagi dibagi-bagi atas Departemen Angkatan Darat, Laut, Udara, Kepolisian dan Departemen Veteran dan Demobilisasi seperti dalam Kabinet yang lalu. susunan Kabinet Ampera yang disempurnakan ini dapat dilihat dalam Lampiran XIII.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Presiden Tanzania di Sambut Hangat Oleh Presiden Dan Ibu Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,,
Kamis, 8 Oktober 1981---Jam 19.50 malam ini, Presiden Tanzania dan Nyerere tiba di bandar udara Halim Perdanakusuma untuk memulai kunjungan kenegaraan selama lima hari di Indonesia. Di tangga pesawat, kedua tamu agung itu disambut dengan hangat oleh Presiden dan Ibu Soeharto dalam suatu upacara kehormatan militer penuh.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Buya Hamka Menghadap ke Presiden

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,
Sabtu, 8 Oktober 1977---Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Buya Hamka , hari ini menghadap Kepala Negara di Istana Merdeka. Sesuai pertemuan itu, Buya Hamka menjelaskan kepada para wartawan bahwa Presiden Soeharto akan mempertimbangkan orang-orang asing yang pernah berjasa dalam membantu kemerdekaan Republik Indonesia di masa lalu untuk memberikan penghargaan. Dalam hubungan ini, Hamka telah mengajukan beberapa nama orang-orang yang berjasa yang ada ditanah Arab, seperti almarhum Mufti Palestina Amin Husaini. Usnul Hamka tersebut mendapat sambutan yang baik dari Presiden Soeharto.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Presiden Soeharto Pimpin Sidang

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,,
Senin, 8 Oktober 1974---Sidang dewan Stabilitasi Politik Nasional berlangsung pagi ini di Bina Graha. Sidang yang dipimpin oleh Presiden Soeharto itu antara lain telah mendengarkan laporan Menteri Luar Negeri Adam Malik mengenai perkembangan di Asia  Tenggara, Timur Tengah, dan masalah spirus. Khusus mengenai Asia Tenggara, sidang memutuskan bahwa Pemerintah mempunyai sikap yang tegas dalam masalah Khmer. Ditegaskan bahwa apabila Sihanouk sebagai pemerintahan pelarian diterima PBB. maka keputusan yang demikian dari badan dunia itu tidak akan menyelesaikan persoalan Khmer.,sebab peperangan akan berjalan terus.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Perdana Menteri Singapura Melakukan Kunjungan Terakhir Kepada Presiden

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,
Sabtu, 7 Oktober 1989---Perdana Menteri dan Nyonya Lee Kuan Yew pagi ini meninggalkan Jakarta kembali ke Singapura. sebelum berangkat, mereka melakukan kunjungan perpisahan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Istana Merdeka. Kunjungan perpisahan ini ditandai dengan acara tukar menukar cendramata. Dalam kunjungan perpisahan itu kedua pemimpin sama-sama menyatakan puas atas pembicaraan yang mereka lakukan kemarin sore.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo


Kerjasama Indonesia Dengan Negara Spanyol

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,
Kamis, 7 Oktober 1982---Pukul 11.25 waktu setempat, Presiden dan rombongan tiba di lapangan udara Barajas, Madrid. Di tangga pesawat, Presiden dan Ibu Soeharto disambut oleh Raja Juan Carlos I dan Ratu Sophia.

Pukul 13.30 siang ini, Presiden Soeharto mengadakan pembicaraan dengan PM Leopolda Calvo-Sotelo di Istana Moncloa. pembicaraan yang berlangsung selama setengah jam itu membahas berbagai masalah yang menyangkut kepentingan kedua negara, antara lain mengenai kerja sama dalam bidang ekonomi.

Sore ini ditanda tangani perjanjian kerjasama teknologi dan ilmu pengetahuan di Kementerian Luar Negeri Spanyol di Plaza de La Santa Cruz. bertindak mewakili Indonesia adalah Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja, sedangkan pihak Spanyol diwakili oleh Menteri Luar Negeri Jose Pedro Perez Liorca.

Untuk menghormati kunjungan Presiden dan Ibu Soeharto di negerinya, malam ini Raja Juan Carlos I dan Ratu Shopia menyelenggarakan jamuan makan malam kenegaraan di Istana Real Orienta, Madrid. Dalam pidato sambutannya, Presiden Soeharto antara lain mengatakan bahwa ia telah mendengarkan tentang negeri yang indah ini, terutama tentang sejarahnya yang kaya dengan kebudayaan dan tradisi-tradisi yang mengandung nilai-nilai yang agung. Namun, dikatakannya pula, ia melihat segi lain dari Spanyol, yaitu kemajuan-kemajuan pesat yang telah tercapai dalam berbagai bidang industri modern. semua ini meyakinkan bahwa adalah mungkin bagi Indonesia untuk membangun masyarakat modern tanpa harus kehilangan warisan kebudayaan dan tradisinya sendiri. karena itu, Presiden mengatakan ia ingin melihat dari dekat dan mendengar secara langsung dari pada pemimpin spanyol segala pengalaman dalam membangun bangsa yang demikian. 
Sebelumnya, dalam pidatonya, Raja Juan Carlos I mengatakan bahwa peranan yang dimainkan Indonesia di Asia akan dapat menjadikan Indonesia sebagai salah satu raksasa dalam abad ke-21. ia juga memuji perkembangan ekonomi di Indonesia serta peranya sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Kedatangan Perdana Menteri Australi di Indonesia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,
Kamis, 7 Oktober 1976 --- Sore ini Presiden dan Ibu Soeharto menyambut kedatangan PM Australia dan Nyonya Malcolm Fraser yang tiba di lapangan udara Internasional Halim Perdanakusuma pada pukul 16.00. Perdana Menteri dan Nyonya Fraser, yang mengadakan kunjungan resmi sampai tanggal 11 Oktober mendatang, sore ini pula melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Istana Merdeka.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Pembahasan Penegakan Supremasi Hukum dan Tugas DPR

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,
Sabtu, 7 Oktober 1978 --- Selama satu jam, mulai pukul 11.15, hari ini Kepala Negara menerima Wakil Ketua DPR, Mashuri SH, di Bina Graha. Didalam pertemuan itu telah dibahas masalah-masalah penegakan hukum, disamping masalah-masalah lain yang ada kaitanya dengan pelaksanaan tugas DPR.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Pernyataan Ketua DPD PNI Jawa tengah dan Jawa Timur

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum'at, 7 Oktober 1966 --- Ketua I DPD PNI/FM Jawa Tengah, Hadisubeno Sosrowerdojo, dan Ketua I DPD PNI/FM Jawa Timur, Sundoro Hardjoamidjojo SH, telah menandatangani pernyataan bersama, yang isinya antara lain: 1. Marhaenisme bukanlah Marxisme, tetapi adalah pancasila yang digali oleh Bung Karno; 2. pendongkelan terhadap Bung Karno akan dihadapi oleh seluruh slagorde PNI/FM; 3. Bertekad untuk meningkatkan kegiatan dan peranan partai untuk menyelamatkan dan memenangkan revolusi pancasila

Sumber: Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Sukur Patakopndo

Presiden Soeharto Menerima Ketua Umum PDI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,


Rabu, 29 September 1976 --- Presideen Soeharto pukul 11.00 pagi ini di Cendana menerima Ketua Umum PDI, Sanusi Hardjadinata, yang didampingi oleh Prof. Usep Ranawidjaja, salah seorang ketua dalam struktur kepemimpinan partai itu. Mereka datang untuk bersilaturahmi dengan Kepala Negara.
Pada kesempatan itu Presiden memberitahukan mereka tentang dokumen-dokumen Sawito. Berdasarkan dokumen-dokumen tersebut diketahui bahwa Sawito dengan gerakkannya bermaksud untuk mengganti kepala negara dengan cara yang inkonstitusional. Salah seorang yang terlibat dalam gerakan itu adalah Supeno, seorang kader Pesindo (Pemuda Spesialis Indonesia), sebuah organisasi yang berafiliasi dengan PKI dan terlibat dalam Peristiwa Madiun.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilo

Sidang Dewan Stabilisasi Politik dan Keamanan Nasional yang di Pimpin Presiden Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,


Selasa, 14 September 1976 --- Sidang Dewan Stabilisasi Politik dan Keamanan Nasional berlangsung pagi ini di Bina Graha dibawah pimpinan Presiden Soeharto. Sidang kali ini membahas perkembangan politik dalam negeri, khususnya yang menyangkut Timor Timur. sehubungan dengan adanya usaha di luar negeri untuk memasukkan masalah Timor Timur dalam agenda  pembahasan di PBB dan dalam rumusan Deklarasi Politik KTT Non-Blok yang berlangsung bulan lalu di Colombo, Presiden menegaskan bahwa Timor Timur adalah masalah dalam negeri Indonesia.
Didalam sidang, Kepala Negara juga telah memberikan pengarahan mengenai konsolidasi, rehabilitasi, dan pembangunan Timor Timur. Untuk ini ia menginstruksikan agar para pejabat meningkatkan koordinasi didalam pembuatan kebijaksanaan mengenai Timor Timur., baik dalam aspek dalam negeri maupun luar negeri.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo

Presiden Soeharto Memimpin Sidang Dewan Stabilisasi Politik dan Keamanan Nasional

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,


Selasa, 10 September 1974 --- Di Bina Graha pagi ini Presiden Soeharto memimpin sidang Dewan Stabilisasi Politik dan Keamanan Nasional. Dalam sidang ini Kepala Negara telah menguraikan tentang pembicaraan-pembicaraan tidak resmi yang dilakukannya dengan Perdana Menteri Australia, Gough Whitlam, dan Perdana Menteri Malaysia, Tun Abdul Razak. Disamping itu ia juga menjelaskan tentang hasil-hasil kunjungannya di Birma dan Singapura belum lama ini. Menyangkut pembicaraan-pembicaraan tidak resmi dan resmi yang telah dilakukannya dengan para pemimpin di kawasan ini, Presiden menginstruksikan agar segala hal yang dibicarakannya itu dijadikan pedoman oleh para menteri dan petugas dalam bidang masing-masing, khususnya yang menyangku luar negeri.

Sumber ; Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo