PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Laporan Kunjungan Kerja Inspektur Karnodo

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 17 November 1986 --- Inspektur Jenderal Pembangunan karnodo menghadap Presiden soeharto pagi ini di Bina Graha. Pada kesempatan itu ia memberikan laporan mengenai hasil kunjungan  kerjanya di Jawa Barat, antara lain meninjau lokasi letusan Gunung Galinggung didaerah Tasikmalaya.

Menaggapi laporan tersebut, Kepala Negara menganjurkan agar keperluan pasir untuk kegiatan-kegiatan pembangunan di Jakarta lagi diambil dari Tanggerang, karena dapat merusak lingkungan. Sebagai gantinya, pasir untuk kebutuhan pembangunan kota Jakarta didatangkan saja dari Gunung Ganlunggung, yaitu pasir muntahan Gunung berapi itu.


Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Menerima Buta Besar RI untuk Australia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 17 November 1984 --- Selama satu jam pagi ini Presiden Soeharto menerima Duta Besar RI untuk Australia, Agus Marpaung  SH, di Cendana. Duta Besar Marpaung menghadap Kepala Negara untuk meminta petunjuk sebelum ia ke posnya di Canberra. Setelah meghadap ia meningkatkan usaha diplomasi perjuangan untuk memelihara hubungan baik serta membangun lebih banyak jembatan hubungan antara Indonesia dan Australia.


Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Ikatan Alumni Resimen Mahasiswan Indonesia Menghadap Presiden Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 15 November 1980 --- Dengan di dampingi oleh Kepala Pusat Cadangan Nasional, Brigjen. J Hinuhili dan Panglima Kowilham II, Letjen.Widjojo Sujono, Pimpinan Pusat Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha Hari ini. Dalam pertemuan dengan 23 pimpinan organisasi itu, Kepala negara menyerukan agar produktifitas perguruan-perguruan tinggi untuk menciptakan tenaga-tenaga ahli yang di perlukan bangsa dan negara dapat lebih dipertinggi. Bila tidak demikian, maka indonesia akan ketinggalan jauh terutama dalam melahirkan tenaga-tenaga ahli dalam bidang teknologi. Pada saat ini tenaga ahli Indonesia dalam bidang teknologi masih langkah, sehingga dalam banyak proyek raksasa, seperti hydrocracker,  kita terpaksa menggunakan tenaga-tenaga asing.

Kepala negara menilai masalah tersebut sebagai salah satu tantangan nasional. Dikatakannya bahwa kita akan tergantung terus kepada orang asing. Kalau produktifitas perguruan tinggi tidak mencukupi.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Soeharto Menerima Gubernur Kalimantan Barat

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 15 November 1977 --- Presiden Soeharto hari ini menerima Gubernur Kalimantan Barat. Sudjiman, di Bina Graha, yang melaporkan pelaksanaan tugasnya sebagai Gubernur  kalimantan Barat sejak bulan September yang lalu. Dalam pertemuan itu Presiden soeharto telah menyampaikan beberapa petunjuk antara lain tentang pengembangan pertanian campuran, persawahan pasang surut di Provinsi itu. Selain itu Presiden mengingatkan perlunya perhubungan baik dari pusat pemerintahan ke daerah perbataan dengan Serawak, Malaysia.

Presiden Soeharto melalui Dinas Angkutan Jalan Raya DI Yogyakarta telah memberikan bantuan 3 buah mobil tangki pengangkut air minum untuk daerah pengangkut Gunung Kidul yang sekarang dilanda kesulitan air. Dengan demikian daerah tersebut sekarang terdapat enam buah mobil tangki air bantuan Presiden,  dua buah  bantuan Dinas PU dan satu milik swasta , yang secara terus menerus beroperasi melayani  penduduk.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Soeharto Menrima Pimpinan DPA

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Jum’at 14 November  1980 --- Presiden Soeharto di Bina Graha hari ini menerima pimpinan DPA. Sesuai pertemuan tersebut Wakil Ketua DPA Prof. Sunawar Sukowati mengatakan bahwa DPA menilai keadaan politik di Indonesia secara makro adalah stabil. Kepada Presiden, dalam pertemuan tersebut DPA menyampaikan pertimbangan-pertimbangan dalam usaha mengembangkan nilai-nilai yang terkandung dalam pidato kenegaraan Presiden tanggal 16 Agustus 1980 sebagai arah pemantapan stabilitas nasional, bangsa dan negara, terutama dinilai dari kemelut internasional yang terjadi dewasa ini.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Soeharto Menerima Kunjungan PII

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 5 November 1975---Preisden Soeharto siang ini menerima Kunjungan Pengurus Pusat Persatuan Insinyiur Indonesia (PII) di Bina Graha. Selain ketuanya Ir. Tampubolon, hadir pula anggota –anggota pengurus lainnya , yaitu Ir Loekito , Ir Goerawan , Ir soetomo adisasmito, Ir Markaban , dan Ir sedunia (WFEO , world federation of Enginner ‘ Organizations) yang baru-baru ini berlangsung di tunisia.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo



Presiden Menerima Panitia Sarasehan

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 3 November 1981 --- Bertempat di Bina Graha, jam 09.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima Panitia Sarasehan Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kepada Panitia sarasehan yang didampingi oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Prof Dr. Hayati Subadio, itu Presiden mengarahkan agar warga Indonesia perlu meningkatkan kesadaran politiknya dalam masa pembangunan sekarang ini, bukan kesadaran politik praktis. Mengenai sarasehan yang akan mereka adakan pada tanggal 25 November di Jakarta itu, Kepala Negara mengharapkan bukan untuk memanggil hal-hal yang cocok dengan pembangunan sekarang ini, melainkan untuk mempersatukan diri dengan kalangan lainnya di Indonesia. Demikian Presiden.

Pukul 09.30 pagi ini, di tempat yang sama , Presiden Soeharto menerima Gubernur NTT, dr. Ben Mboi. Ia menghadap untuk melaporkan mengenai Operasi Nusa makmur yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan. Selain itu dengan Kepala Negara telah pula dibicarakan masalah perkreditan desa, terutama untuk daerah-daerah yang miskin.

Dalam pertemuan itu Presiden menginstruksikan agar tanaman lamtorugung disebarluaskan di NTT, karena tanaman yang mudah berkembang ini dapat dimanfaatkan oleh rakyat sebagai  makanan ternak, pencegah erosi, dan bahan bangunan. Kepala negara juga menyarankan agar NTT mengadakan pengkajian mengenai pengembangan buah apel dan ternak di daerah itu. Pada saat itu pula Presiden memberikan bibit lamtorogung Kepada Gubernur Ben Mboi untuk ditanam di NTT.

Presiden Soeharto berpendapat bahwa kini sudah dipikirkan adanya program untuk menanamkan disiplin dan keterampilan bagi pemuda-pemuda Indonesia. Menurut Kepala Negara, program seperti itu dapat dilaksanakan secara terpadu melalui kerjasama antara Kantor Menteri Muda Urusan Pemuda dengan Departemen Hankam.  Dari Program itu nantinya dapat dihasilkan kader-kader pembangunan.

Demikian dikatakan oleh Menteri Muda Urusan Pemuda, Abdul Gafur setelah menghadap Kepala Negara di Bina Graha pagi ini.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Pemerintah Membuka Peluang Swasta Nasional Asing untuk Menyediakan Listrik

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Senin, 2 November 1992 --- Pagi ini, bertempat di Istana Merdeka, Presiden menerima Direktur Utama Perusahaan Marubeni, Iwao Toriumi. Kepadanya kepala Negara mengharapkan agar perusahaan marubeni yang telah menanamkan modalnya di Indonesia dalam berbagai sektor itu ikut menyediakan listrik, Tawaran ini dikemukakan Kepala  Negara, sebab sekarang ini pemerintah membuka peluang bagi swasta nasional asing untuk menyediakan listrik.

Pemimpin Marubeni itu menyambut tawaran yang dikemukakan Kepala Negara dan ia siap membentuk konsorsium bilamana diperlukan. Ia juga menjelaskan bahwa perusahaanya telah membangun kawasan industri di bekasi dan disana telah beroperasi 21 perusahaan, seperti Sony dan Panasonic. Jika kawasan industri telah beroperasi secara penuh, maka akan diekspor komoditi senilai sekitar US$400 juta per tahun kepada Presiden, ia juga melaporkan kerjasama dengan PT Chandra Asri dimana marubeni menenemukan modal sebesar US$100 juta.


Sumber : Buku Jejak langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo



Laporan Ketua LAPAN Kepada Presiden Soeharto

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 27 Oktober 1976 --- Ketua LAPAN, Salutan, menghadap Kepala Negara pagi ini di Bina Graha. Ia datang untuk melaporkan tentang perkembangan dana kegiatan yang dipimpinnya itu. Ia melaporkan bahwa dalam tahun 1982 nanti LAPAN diharapkan sudah dapat meluncurkan satelit Indonesia yang pertama. Sehubungan dengan laporan itu, Kepala Negara memerintahkan agar LAPAN mematangkan lebih lanjut rencana pengembang di bidang angkasa luar.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Presiden Soeharto Menerima PPHRI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Rabu, 24 Oktober 1979 --- Presiden Soeharto pagi ini di Bina Graha menerima Perhimpunan Hotel dan restoran Indonesia. Dari PPHRI hadir Sukamdani Gito Sardjono, Gatot Iskandar, Ir. Ciputra, Sani Sumakno, Suryawinata dan Ibu Tjokropranolo. Selesai pertemuan tersebut , Sukamdani mengatakan bahwa Presiden telah menginstruksikan kepada para Duta Besar RI agar pengurusan visa bagi pasa wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia dapat diselesaikan dalam satu hari. Instruksi ini dikeluarkan dalam usaha pemerintah untuk meningkatkan arus wisatawan ke indonesia.


Sumber : Buku jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo

Laporan Perkembangan MUI

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Sabtu, 20 Oktober 1984 --- Presiden Soeharto menegaskan bahwa pembangunan dan lingkungan sama pentingnya, yaitu ibarat dua sisi dari satu mata yang sama. Hal ini karena, demikian Presiden, dalam melaksanakan pembangunan kita juga harus menjaga lingkunganya, agar tidak rusak.

Demikian dikatakan Menteri Negara KLH, Emil Salim, setelah diterima Kepala Negara di Bina Graha pagi ini. Ia menghadap Presiden untuk melaporkan tentang hasil sidang Komisi Dunia mengenai pembangunan dan lingkungan yang dihadirinya di Jenewa pada bulan yang lalu.

Pukul 10.00 pagi ini, bertempat di Bina Graha, Presiden Soeharto menerima pengurus MUI yang didampingi oleh Menteri Agama, Munawir Sjadzali. Pengurus MUI dalam pertemuan ini telah dilaporkan tentang mengenai perkembangan MUI, terutama mengenai pelaksanaan pertemuan terbatas MUI yang telah menetapkan penjabat pengganti Ketua umum MUI, KH Syukri Ghozali, yang wafat baru-baru ini. Dilaporkan bahwa pertemuan terbatas itu telah menetepkan bahwa caretaker Ketua Umum MUI adalah KH Hasan Basri, KH EZ Muttaqien, dan KH Sudjono.

Pada kesempatan itu, Menteri Agama telah melaporkan juga tentang hasil kunjunganya ke beberapa daerah untuk menjelaskan tentang peristiwa Tanjung Priok. Dalam kunjungan tersbut ia telah menjelaskan bahwa peristiwa itu bukan masalah agama.

Sementara itu , kepada para pengurus MUI, Presiden Soeharto telah meminta agar MUI tetap mempertahankan kemandirianya, sebagaimana adanya selama ini.


 
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Mengembangkan Tanaman Lamtorogung

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 20 Oktober 1981 --- Gubernur Lampung, Yasir Hadibroto, menghadap Presiden Soeharto  di Bina Grahapada jam 10.30 pagi ini. Dalam pertemuan itu Presiden menginstruksikanya untuk mengembangkan tanaman lamtorogung di daerahnya. Menurut Presiden, kayu lamtorogugn dapat dipakai sebagai bahan bakar bagi industri rakyat " besi tuangan". Untuk itu kepada Yasir hardibroto langsung diberikan bibit lamtorogung sebanyak tujuh kilogram.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Soeharto Memanggil Para Panglima Kodam dan Perwira Tinggi

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 16 Oktober 1973 --- Hari ini Presiden Soeharto memanggil para panglima Kodam seluruh jawa dan Komandan Jenderal Puspasus menghadapnya di Bina Graha pagi ini. Tampak hadir dalam pertemuan yang berlangsung selama satu jam itu, Pangdam V/Jaya, Mayjen. Diponegoro, Mayjen. Jasir Hadibroto, Pangdam VIII/Brawijaya, Mayjen. Widjojo Sujono, dan Danjen Puspasus, Brigjen. Witarmin. Dalam pertemuan dengan Kepala Negara tersebut, para perwira tersebut, para perwira tinggi angkatan Darat ini didampingi Oleh KSAD Letjen. Surono.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto

Presiden Soeharto Menerima Gubernur Timor-Timur di Bina Graha

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,


Rabu, 30 September 1987 --- Gubernur Timor Timur, Mario Viegas Carascaloa, diterima Presiden Soeharto pagi ini di Bina Graha. Ia menghadap Kepala Negara untuk melapor mengenai perkembangan Timor Timur selama ini.
Pada kesempatan itu Presiden telah memberikan bantuan berupa 125 unit alat pemecah kopi untuk rakyat Timor Timur. Presiden mengharapkan agar alat tersebut dapat disalurkan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, mengingat lahan kopi yang terdapat di Timor Timur cukup luas, yaitu sekitar 580.000 hektar.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo 


Presiden Soeharto Menerima Ketua BKPM di Bina Graha

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,


Selasa, 29 September 1981 ---- Presiden Soeharto menghimbau agar di masa-masa mendatang penanam modal dalam negeri diberikan kesempatan yang luas untuk menanamkan modalnya. Menurut Presiden, sekarang telah tiba saatnya bagi kita untuk mengadakan pembatasan yang tegas mengenai penanaman modal asing. Demikian dikatakan oleh Ketua BKPM, Ir. Soehartoyo, setelah menghadap Kepala Negara di Bina Graha pagi ini. Ia datang untuk memberikan laporan mengenai proyek-proyek mesin kendaraan bermotor, dan penyusunan buku Daftar Skala Prioritas.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilo

Presiden Soeharto Menerima Dewan Pengurus Harian dan Majelis Pertimbangan Kadia Indonesia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,


Senin, 28 September 1987 --- Siang ini, bertempat di Bina Graha, Presiden Soeharto menerima Dewan Pengurus Harian dan Majelis Pertimbangan Kadin Indonesia. Dalam pertemuan itu Kepala Negara mengharapkan agar kaum pengusaha Indonesia meningkatkan kiprah mereka dalam membangun ekonomi, misalnya lebih mencurahkan perhatian pada usaha industri hulu yang belum banyak digarap, seperti pengolahan biji besi menjadi pellet. Menurut Ptesiden, untuk menggarap industri hulu itu, pihak swasta nasional bisa bekerjasama dengan pihak asing.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo

Presiden Soeharto Menerima Para Ketua PWI dan Pimpinan Redaksi Seluruh Indonesia di Bina Graha

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,,


Selasa, 25 September 1984 --- Bertempat di Bina Graha, pada jam 10.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima para Ketua PWI dan pemimpin redaksi seluruh Indonesia. Mereka baru saja menghadiri pertemuan koordinasi antara PWI dengan para pemimpin redaksi suratkabar dan majalah. Diantara 165 tokoh wartawan yang menghadiri pertemuan dengan Kepala Negara pagi ini tampak Ketua Umum PWI Pusat, Zulharmans.
Dalam amanatnya, Presiden antara lain menegaskan bahwa bahaya terhadap Pancasila bukan saja datang dari rongrongan dari luar, tetapi juga dari dalam, yaitu jika kita tidak sungguh-sungguh mengamalkan Pancasila dan jika kita tidak melaksanakan pembangunan sebagai pengamalan Pancasila. Karena itu sangat tepat petunjuk GBHN 1983, bahwa penerangan dan media massa sebagai sarana pembangunan bangsa harus dapat membudayakan Pancasila dan UUD 1945 dalam segala segi kehidupan rakyat Indonesia. Disamping itu pers khususnya perlu meningkatkan fungsinya sebagai penyebar informasi yang obyektif, melakukan kontrol sosial yang konstruktif, menyalurkan aspirasi rakyat  dan meluaskan komunikas dan partisipasi masyarakat.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo

Presiden Soeharto Mengadakan Pembicaraan Dengan Menteri India Nyonya Indira Gandhi di Istana Merdeka

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,


Kamis, 24 September 1981 --- Presiden Soeharto pagi ini mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri India, Nyonya Indira Gandhi, di Istana Merdeka. Dalam pembicaraan yang berlangsung selama lebih kurang satu setengah jam itu, kedua pemimpin bertukar pandangan mengenai masalah-masalah internasional. Juga disinggung mengenai dialog utara-selatan serta masalah Afghanistan. Akan tetapi, hubungan dan kerjasama bilateral antara kedua negara merupakan fokus pembicaraan pagi ini.
Sore ini, pukul 15.15, PM Indira Gandhi mengunjungi TMII. Dalam kunjungan yang berlangsung selama dua jam setengah itu, Perdana Menteri India itu stempat berkeliling di Taman tersebut, sambil menyaksikan beberapa paviliun daerah. Kemudian, setelah beristirahat dan berpamitan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Istana Merdeka, PM Indira Gandhi meninggalkan Indonesia pada jam 20.00 malam ini. Presiden Soeharto melepas keberangkatan Perdana Menteri India itu di Halim Perdakusuma.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi ; Rayvan Lesilolo