Sabtu, 20 Oktober 1984 --- Presiden
Soeharto menegaskan bahwa pembangunan dan lingkungan sama pentingnya,
yaitu ibarat dua sisi dari satu mata yang sama. Hal ini karena, demikian
Presiden, dalam melaksanakan pembangunan kita juga harus menjaga
lingkunganya, agar tidak rusak.
Demikian
dikatakan Menteri Negara KLH, Emil Salim, setelah diterima Kepala
Negara di Bina Graha pagi ini. Ia menghadap Presiden untuk melaporkan
tentang hasil sidang Komisi Dunia mengenai pembangunan dan lingkungan
yang dihadirinya di Jenewa pada bulan yang lalu.
Pukul
10.00 pagi ini, bertempat di Bina Graha, Presiden Soeharto menerima
pengurus MUI yang didampingi oleh Menteri Agama, Munawir Sjadzali.
Pengurus MUI dalam pertemuan ini telah dilaporkan tentang mengenai
perkembangan MUI, terutama mengenai pelaksanaan pertemuan terbatas MUI
yang telah menetapkan penjabat pengganti Ketua umum MUI, KH Syukri
Ghozali, yang wafat baru-baru ini. Dilaporkan bahwa pertemuan terbatas
itu telah menetepkan bahwa caretaker Ketua Umum MUI adalah KH Hasan
Basri, KH EZ Muttaqien, dan KH Sudjono.
Pada
kesempatan itu, Menteri Agama telah melaporkan juga tentang hasil
kunjunganya ke beberapa daerah untuk menjelaskan tentang peristiwa
Tanjung Priok. Dalam kunjungan tersbut ia telah menjelaskan bahwa
peristiwa itu bukan masalah agama.
Sementara
itu , kepada para pengurus MUI, Presiden Soeharto telah meminta agar
MUI tetap mempertahankan kemandirianya, sebagaimana adanya selama ini.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Publikasi : Oval Andrianto