PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Presiden Soeharto Menerima Menteri Penerangan Papua Nugini di Istana Merdeka

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,,
Senin, 13 Oktober 1980 --- Menteri Penerangan Papua Nugini, Clement Poye, pagi ini diterima Presiden Soeharto di Istana Merdeka Dalam pertemuan yang singkat itu, Presiden telah menjelaskan tentang fungsi Departemen penerangan di Indonesia, terutama untuk menggairahkan pelaksanaan pembangunan untuk terus menerus memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Juga dikatakan oleh Presiden bahwa indonesia dalam perjalanan sejarahnya tidak hanya menunjukkan keberhasilan dan kemajuan, tetapi juga pernah membuat kesalahan-kesalahan. Menurut presiden dalam hal ini Papua Nugini lebih beruntung, kerena dalam berbagai usaha pembangunan akan dapat menghadiri kesalahan dengan mempelajari kekeliruan yang pernah dibuat Indonesia.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Menteri Muda Urusan Koperasi Menerima bantuan 300 Kendaraan Dari Pemerintah

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,,
Sabtu, 11 Oktober 1980---Presiden Soeharto di Bina Graha hari ini menyerahkan bantuan pemerintah berupa 300 kendaraan jenis "Mini Car" kepada 150 KUD di berbagai daerah di Indonesia. Bantuan tersebut diterima oleh Menteri Muda Urusan Koperasi, Bustani Arifin, yang kemudian meneruskannya kepada pengurus-pengurus KUD yang bersangkutan. KUD yang menerima bantuan Presiden itu adalah KUD-KUD di Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat.
Hubungan persahabatan antara Indonesia dan Bangladesh semakin kuat sejak kunjungan Presiden Soeharto ke sana. Demikian dikemukakan oleh Wali Kota Dakka, Abul Hasnat, setelah melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Bina Graha, pagi ini.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Presiden Soeharto Menjadi Inspektur Upacara Pada Peringatan Haru Ulang Tahun ABRI Ke - 35

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,


Minggu, 5 Oktober 1980 --- Pagi ini Presiden Soeharto bertindak sebagai Inspektur Upacara pada peringatan hari ulang tahun ABRI yang ke-35 yang dipusatkan d jalan tol Jagorawi. Peringatan hari ulang tahun ABRI kali ini merupakan acara terbesar yang pernah diselenggrakan, dengan menggelarkan kekuatan ABRI.
Salah satu acara yang menarik adalah peragaan terjun bebas dari ketinggian 12.000 kaki oleh 40 orang anggota Kopassandha. Begitu mereka mendarat dalam jarang lebuh kurang 20 meter dari tribun kehormatan, salah seorang dari mereka menyematkan wing kehormatan ke dada Presiden, sementara yang lainnya mnyampaikan rangkaian bunga anggrek kepada Ibu Soeharto.
Kepala Negara dalam amanatnya antara lain mengatakan bahwa dalam zaman pembangunan masyarakat modern, kemanunggalan ABRI dan rakyat harus tetap kita pertahankan. Karena itulah, gerakan ABRI masuk desa yang kini sedang kita galakan lagi merupakan bagian yang penting untuk memperkuat kemanunggalan ABRI dan rakyat itu. Apapun yang dikerjakan ABRI dalam gerakkan masuk desa ini yang paling utama adalah agar rakyat merasa benar-benar tenteram hatinya. Pendek kata, demikian ditegaskan Presiden, ABRI harus berada di hati rakyat dan dicintai rakyat, karena pada rakyat itulah kekuatan ABRI.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo

Presiden Soharto Mengistruksikan Kepada Menteri Pertambangan Energi

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,


Sabtu, 4 Oktober 1980 --- Presiden Soeharto menginstruksikan kepada Menteri Pertambangan Energi Subroto, agar mempelajari sistem Filipina mengembangkan sumber energi panas bumi. Di ASEAN, Filipina merupakan negara yang termaju dalam hal ini, karena negeri itu sudah membangun sumber tenaga panas buminya sejak tahun 1973/1974. Kini tenaga panas bumi Filipina berkekuatan 4.500 megawatt. Demikian dikatakan Prof Subroto setelah menghadap Presiden di Cendana pagi ini. Dalam pertemuan dengan Presiden itu hadir pula Direktur Utama Pertamina, Piet Haryono, dan Menteri/Sekretaris Negara, Sudharmono.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo
 

Menteri Muda Transmigrasi Menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,


Kamis, 2 Oktober 1980 --- Menteri Muda Transmigrasi, Martono, pukul 10.00 pagi ini menghadap Presiden Soeharti di Bina Graha. Dalam per-temuan itu, Kepala Negara memberikan instruksi kepada Menteri Martono untuk mempelajari kemungkinan-kemungkinan menempatkan para transmigran di daerah perbatasan. Adapun tujuan ditempatkannya para transmigran di daerah perbatasan itu adalah untuk memanfaatkan tanah-tanah yang masih kosong.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo

 

Presdien dan Ibu Tien Soeharto Menghadiri Perayaan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,


Rabu, 1 Oktober 1980 --- Hari Kesaktian Pancasila kembali diperingati pagi ini dalam suatu upacara khidmat di Lubang Buaya, Pasar Rebo, Jakarta Timur, dengan Inspektur Upacara Presiden Soeharto. Hadir pada peringatan tersebut, Ibu Tien Soeharto, Wakil Presiden dan Ibu Adam Malik, para menteri Kabinet Pembangunan III, para anggota korps diplomatik dan pejabat-pejabat lainnya. Juga hadir dalam upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini, janda para Pahlawan Revolusi.
Selesai rangkaian acara resmi, Presiden dengan didampingi oleh Ibu Tien Soeharto meninjau kompleks Monumen Pancasila Sakti. Disini, selain menjenguk kedalam sumur tua tempat para Pahlawan Revolusi dikuburkan  oleh PKI setelah terlebih dahulu dianiaya secara sadis, Presiden dan Ibu Tien Soeharto juga memperhatikan patung para pahlawan revolusi tersebut. Hari Peringatan Kesaktian Pancasila tahun 1980 ini bertemakan “Nilai-nilai Kesaktian Pancasila merupakan sumber pengembangan nilai-nilai budaya yang merupakan identitas bangsa Indonesia”.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo

Presiden Soeharto Menerima Surat-Surat Kepercayan Dari Duta Besar Guibea dan Duta Besar Austria

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,


Selasa, 30 September 1980 --- Bertempat di Istana Merdeka, hari ini secara berturut-turut Presiden Soeharto menerima surat-surat kepercayaan dari Duta Besar Guinea dan Duta Besar Austria. Ketika menerima surat kepercayaan Duta Besar Republik Rakyat Revolusioner Guinea, RY Mandiou Toure, Kepala Negara mengatakan bahwa sejak kelahirannya sebagai negara merdeka pada tahun 1945, Indonesia selalu mendukung perjuangan rakyat Afrika untuk mencapai kemerdekaan nasionalnya. Dikatakannya bahwa kalimat pertama Pembukaan UUD 1945 menegaskan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihhapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Oleh karena itu, kata Presiden, pemerintah dan rakyat Indonesia mengutuk politik apartheid serta penindasan yang dijalankan Afrika Selatan, karena hal ini bertentangan dengan asas kemerdekaan dan rasa keadilan serta perikemanusiaan.
Sementara itu, membalas pidato Duta Besar Austria, Dr. Edgar Selzer, Kepala Negara mengatakan bahwa Indonesia akan dapat lebih banyak memberikan sumbangan kepada perdamaian, ketertiban dan kesejahteraan dunia jika rakyatnya lebih maju dan sejahtera daripada sekarang ini. Oleh itu, kata Presiden, bangsa Indonesia menyadari bahwa berhassilnya pembangunan yang dewasa ini sedang giat-giatnya dilaksanakan sangat menetukan.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo