Senin, 16 November 1992 --- Didampingi
Menko Ekuin Radius Prawiro dan Menteri Luar Negeri Ali Alatas, pagi ini
di Istana Merdeka, Presiden Soeharto menerima kunjungan kehormatan
rombongan menteri Australia. Rombongan tersebut terdiri atas Menteri
Luar Negeri Gareth Evans, Menteri Perdagangan dan Industri John Button,
Menteri Pendidikan dan Latihan Ken Christian Beazley, Menteri Sumber
Daya dan Parawisata Allan Griffith serta Menteri Industri Primer dan
Energi Simon Crien. Mereka akan menghadiri forum yang akan membahas
berbagai masalah kerjasama dengan menteri-menteri Indonesia.
Masalah yang akan dibahas dalam forum ini termasuk masalah pengembangan perdagangan dan kerjasama ekonomi antara kedua negara. Selain itu akan ditanda tangani lima kesepakatan mengenai perlindungan dan peningkatan investasi, kerjasama bea cukai serta hak cipta. Dalam kesepakatan kerjasama dalam bidang teknologi nuklir itu, Australia memberikan akses kepada Indonesia guna mempelajari teknologi nuklir untuk kesehatan dan teknologi perlindungan radiasi Australia.
Presiden Soeharto mengatakan bahwa pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan pengawasan terhadap para pengusaha pemegang HPH, meski ada diantara mereka yang berusaha berbohong tentang kegiatan yang mereka lakukan. Berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Forestry Agreement, maka pengusaha harus mentaati beberapa ketentuan antara lain jumlah pohon yang boleh ditebang pada suatu areal. Pemerintah menempuh berbagai upaya mengawasi berbagai ketentuan itu.
Dalam hubungan ini, kemampuan para ahli Indonesia didalam melakukan pemotretan udara serta membuat inteprestasinya harus terus ditingkatkan agar ketergantungan dari negara lain bisa dikurangi secara bertahap. Demikian dikatakan oleh Kepala Negara sebelum menyaksikan pemaparan Sistem Informasi Geografis Kehutanan yang dibuat oleh Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) di Bina Graha siang ini. Acara ini dihadiri pula oleh Menteri Pertanian Wardojo, Menteri Transmigrasi Sugiarto, Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap, Menteri Pertambangan dan Energi Ginandjar Kartasasmita, serta Menteri Riset dan Teknologi BJ Habibie.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto