PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Pertemuan Presiden Soeharto Bersama Mahasiswa

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 8 Oktober 1970---Sore ini Presiden Soeharta menerima lebih kurang 400 orang utusan mahasiswa ITB di Jalan Cendana. Para mahasiswa tersebut datang untuk menyampaikan pernyataan agar pelanggar hukum yang mengakibatkan tewasnya seorang mahasiswa ITB, Rene Coenrad, ditindak dengan tegas.
Dalam tanggapanya, Presiden mengatakan bahwa kejadian itu merupakan suatu pelanggaran hukum, dan hukum harus kita tegakkan. Selanjutnya Presiden mengharapkan agar dalam menghadapi peristiwa semacam ini, mahasiswa dapat mengendalikan nafsu sehingga persoalannya dapat diselesaikan secara wajar sesuai dengan rasa keadilan dan hukum yang berlaku.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6

Publikasi : Sukur Patakondo

Presiden Soeharto Menerima Para Peserta Rapat Kerja Pimpinan Sekolah Tinggi dan Akademik Swasta se Indonesia di Istana Merdeka

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,


Jum’at, 2 Oktober 1981 --- Presiden Soeharto menerima para peserta rapat kerja Pimpinan Sekolah Tinggi dan Akademi Swasta se Indonesia di Istana Negara pagi ini. Pada kesempatan itu, Presiden mengatakan bahwa untuk justru keperluan pengembangannya, kalangan perguruan tinggi swasta antara lain harus selalu dan berani memberikan informasi yang jujur dan jelas kepada masyarakat. Menurut Presiden, hal inidiperlukan agar dikalangan masyarakat dapat tumbuh pengertian dan kesadaran bahwa masalah yang dihadapi tidak mungkin dapat dipecahkan dengan baik oleh kalangan perguruan tinggi swasta sendiri tanpa bantuan masyarakat.
Presiden menegaskan bahwa tanggungjawab pergiruan tinggi swasta tidak saja diartian sebagai tanggungjawab dan partisipasi dalam penyelenggraan pendidikan tinggi, melainkan juga pengakuan terhadap hak masyarakat untuk mengetahui kenyataan dan kegiatan yang berlangsung diperguruan tinggi swasta serta efektifitasnya. Dengan memberi informasi yang jujur dan luas, maka masyarakat akan lebih adil dan obyektif dalam menilai mutu pendidikan tinggi yang diselenggarakan kalangan swasta.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo


Presiden Soeharto Memberikan Sambutan Pada Acara Wisuda IPB di Bogor

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,


Sabtu, 26 September 1987 --- Presiden Soeharto mengingatkan bahwa menjadi sarjana tidak berarti segala-galanya. Karena tidak sedikit orang yang tidak mempunyai kesempatan mengenyam pendidikan tinggi dan tidak menjadi sarjana, namun hidupnya ternya dapat memberi maknabagi dirinya sendiri, keluarga, orang lain, dan bagi masyarakat. Kendati demikian, para sarjana memikul kewajiban moral lebih besar untuk mengabdi kepada rakyat, karena sesungguhnya seluruh rakyat Indonesia ikut membiayai mereka dalam menyelesaikan pendidikan sampai di jenjang perguruan tinggi.
Demikian dikatakan Kepala Negara ketika ia mewakili para orang tua sarjana memberikan sambutan pada acara wisuda sarjana IPB hari ini di Bogor. Prtesiden Soeharto bertindak mewakili orang tua sarjana pada acara tersebut karena puterinya, Siti Hutami Endang Adiningsih, tahun ini menamatkan pendidikannya di Fakultas Matematik dan Ilmu Pasti Alam.
Menyinggung peranan para sarjana pertanian dalam pembangunan, Kepala Negara mengingatkan bahwa mereka memiliki tanggung jawab besar, baik saat ini maupun masa mendatang. Karena pertanian merupakan pusat dan medan juang serta penggerak pembangunan. Pembangunan pertanian itu mulia nilainya karena bagian terbesar masyarakat Indonesia adalah kaum tani yang sedang bergulat untuk menaikkan taraf hidup mereka.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo

Presiden Soeharto Mengadakan Pertemuan dengan Peserta Diskusi Ilmiah Mahasiswa

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,


Rabu, 22 September 1982 --- Pagi ini, bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan peserta Diskusi Ilmiah Mahasiswa. Pada kesempatan itu mereka menyampaikan sumbangan pemikiran mahasiswa bagi penyusunan Repelita IV, yang merupakan hasil daripada diskusi yang mereka selenggarakan.
Dalam sambutannya Presiden mengatakan bahwa  diskusi ilmiah yang dilakukan mahasiswa itu merupakan kegiatan yang sesuai dengan apa yang dituntut masyarakat ilmiah dari setiap warganya. Hal ini menunjukkan adanya pengertian yang tepat dikalangan mahasiswa tentang era dan sifat perjuangan kita sekarang ini, yaitu pembangunan nasional. Karena itu, kata Presiden, ia menyambut dengan gembira sumbangan pemikiran tersebut.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo

Preiden dan Ibu Soeharto Menghadiri Does Natalis ke-25 Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,

Kamis, 17 September 1981 --- Presiden dan Ibu Soeharto hari ini menghadiri Dies Natalis ke-25 Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang. Dalam rangkaian acara ini, Presiden meresmikan kampus baru Universitas Hasanuddin yang terletak sekitar sepuluh kilometer dari pusat kota Ujung Pandang. Kampus baru tersebut diberi nama Tamanlarea, yang berarti tidak pernah bosan.
Dalam amanatnya, Kepala Negara mengajak seluruh keluarga Universitas Hasaniddin untuk membangun kampus menjadi masyarakat ilmiah. Dimintanya agar Universitas ini dijadikan tempat pembinaan mahasiswa, sehingga mereka kelak dapat menjadi manusia berilmu yang berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggungjawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara. Selain itu diminta pula oleh universitas ini mengembangkan tata kehidupan kampus yang memadai dan tampak jelas corak khas kepribadian Indonesia.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo

Presiden Soeharto Membuka Kongres Ilmu Pegetahuan Nasional Indonesia ke - 3

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,,


Selasa, 15 September 1981 --- Jam 09.00 pagi ini, bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharto membuka Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional Indonesia ke-3. Dalam amanatnya, Kepala Negara mengatakan bahwa seperti yang digariskan dalam GBHN, pembangunan yang kita tuju dan cara-cara kita melaksanakan pembangunan itu harus menjamin terwujudnya manusia Indonesia yang utuh dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga harus berorientasi pada pembangunan manusia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam kaitan itu Presiden Soeharto mengingatkan bahwa dalam kita memikirkan apa yang terbaik bagi bangsa kita haruslah dikembangkan dari pandangan hidup dan ideologi bangsa kita sendiri, yaitu Pancasila. Janganlah kita menganggap bahwa suatu model pembangunan yang dianggap telah berhasil bagi suatu bangsa akan pasti berhasil apabila diterapkan di Indonesia. Sebab segala sesuatu yang datang dari luar itu berkembang diatas pandangan hidup dan kebudayaan lain, yang belum tentu sesuai atau bahkan mungkin bertentangan dengan pandangan hidup, kebutuhan dan cita-cita kita. Demikian antara lain dikatakan Kepala Negara.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo