Sabtu, 26
September 1987 --- Presiden
Soeharto mengingatkan bahwa menjadi sarjana tidak berarti segala-galanya.
Karena tidak sedikit orang yang tidak mempunyai kesempatan mengenyam pendidikan
tinggi dan tidak menjadi sarjana, namun hidupnya ternya dapat memberi maknabagi
dirinya sendiri, keluarga, orang lain, dan bagi masyarakat. Kendati demikian,
para sarjana memikul kewajiban moral lebih besar untuk mengabdi kepada rakyat,
karena sesungguhnya seluruh rakyat Indonesia ikut membiayai mereka dalam
menyelesaikan pendidikan sampai di jenjang perguruan tinggi.
Demikian
dikatakan Kepala Negara ketika ia mewakili para orang tua sarjana memberikan
sambutan pada acara wisuda sarjana IPB hari ini di Bogor. Prtesiden Soeharto
bertindak mewakili orang tua sarjana pada acara tersebut karena puterinya, Siti
Hutami Endang Adiningsih, tahun ini menamatkan pendidikannya di Fakultas
Matematik dan Ilmu Pasti Alam.
Menyinggung
peranan para sarjana pertanian dalam pembangunan, Kepala Negara mengingatkan
bahwa mereka memiliki tanggung jawab besar, baik saat ini maupun masa
mendatang. Karena pertanian merupakan pusat dan medan juang serta penggerak
pembangunan. Pembangunan pertanian itu mulia nilainya karena bagian terbesar
masyarakat Indonesia adalah kaum tani yang sedang bergulat untuk menaikkan
taraf hidup mereka.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo
Publikasi : Rayvan Lesilolo