Senin, 9 Oktober 1989
Pagi ini Presiden Soeharto menyaksikan berbagai
jenis mesin pengolahan singkong buatan dalam Negeri yang diperagakan
di halaman Bina Garha. Mesin-mesin direkayasa atas kerjasama Depertemen
Perindustrian, PT Pupuk Kujang, Lembaga Gastronomi Indonesia pihak Swasta.
Diantaranya ada yang dirancang untuk ditetapkan di rumah tangga, dan ada pula
dimaksudkan untuk industry kecil. Salah satu yang menarik dalam pengarangan itu
adalah mesin parut singkong yang memiliki kapsitas olah tiga ton per jam.
Paus Johanes Paulus II, siang ini diterima Presiden
dan Ibu Soeharto dalam Suatu upacara kenegaraan di halaman Istana Merdeka.
Selesai upacara penyambutan, Paus Pulus II mengadakan kunjungan kehormatan
kepada Presiden dan Ibu Soeharto selama lima hari dan akan mengunjungi
Yogyakarta, Maumere, Dili dan Medan.
Dalam
kunjungan kehormatan tersebut telah
berlangsung pembicaraan awal antara Presiden Soeharto dengan Kepala
Negara Vatikan itu. Pada kesempatan Itu Paus menyatakan kekagumannya
pada Pancasila yang
telah berhasil menciptakan kerukunan beragama di Indonesia. Presiden
Soeharto
sempat menjelaskan secara umum mengenai Pancasila. Dikatakanya bahwa
karena
Pancasila, maka bangsa Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam suku
dan
pemeluk agama bisa hidup dengan semangat toleransi yang tinggi.
Untuk menghormati kunjungan Puas Paulus II di
Indonesia, malam ini Presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan resepsi
di Istana Negara. Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa bangsa Indonesia
disatukan oleh nilai-nilai yang dipandang luhur, yang menjadi kepribadian, pandangan
hidup, dan dasar Falsafah negaranya. Bangsa Indonesia menamakanya Pancasila.
Dijelaskan oleh kepala Negara bahwa Pancasila
merupakan kesatuan yang dibuat dari lima nilai kehidupan yang luhur.
Nilai-nilai itulah yang memberi kekuatan laihir batin dan sekaligus juga
sebagai tujuan pembangunan bangsa Indonesia. Karena itu bangsa Indonesia
memandang Pancasila sebagai satu-satunya asas hidup bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.