PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah, 23 Juli 1966 - 23 juli -1991

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,

Sabtu, 23 Juli 1966
Harian  Manila Times  menyiarkan keterangan Letjen Soeharto bahwa Indonesia tidak akan mengakui Taiwan meskipun telah ada hubungan yang tegang antara Jakarta dan Peking. Sedangkan mengenai Vietnam, Jenderal Soeharto berpendapat bahwa biarlah Vietnam menyelesaikan masalah mereka sendiri.

Kamis, 23 Juli 1970
Presiden Soeharto meninjau Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur. Disini Presiden meninjau koperasi para siswa, dan memeriksa hampir semua ruangan yang ada di pondok tersebut, selain sempat memberikan nasihat kepada para siswanya. Kemudian Presiden menuju Ngawi, dimana usaha pembuatan huller  telah menarik perhatian Presiden Soeharto.

Selasa, 23 Juli 1974.

Empat orang  Inspektur Jenderal  Pembangunan  ( Irjenbang)dilantik oleh Presiden  Soeharto   dalam suatu  upacara yang  berlangsung  di Bina Graha  mulai jam 09.00 pagi ini. Keempat Irjenbang  yang dilantik itu adalah E. Soekasah  Somawidjaja,Marsdya, Sutopo, Mayjen.Sedjono Humardani, dan Mayjen. dr. Soedjono. Dalam pidato  pelantikannya,Kepala Negara mengatakan bahwa tanggungjawab moral  yang sangat  berat  yang dipikul  oleh Pemerintah termasuk para pejabat, pegawai  negeri  dan pamong  desa, adalah  tanggungjawab kepada  rakyat,yang memiliki uang dari cucuran  keringatnya.Oleh  sebab itu  demikian Presiden.Salah satu  segi  penting  untuk mewujudkan tanggungjawab kepada  rakyat  adalah  melalui pengawasan, yaitu  dengan  mengawasi  apakah  setiap  rupiah  yang berasal  dari keringat  rakyat  itu benar-benar  digunakan  sesuai dengan  rencana  semestinya.
Dikemukakan pula  oleh Kepala  Negara  bahwa  tangungjawab  yang  besar terhadap  pembangunan itulah  yang mendorongnya  selaku  Presiden/ Mandataris  MPR untuk  secara langsung  mengawasi  proyek-proyek  pembangunan  itu dengan bantuan  Wakil  Presiden.  Selanjutnya , mengenai  tugas  para Irjenbang, Presiden  Soeharto mengatakan  bahwa mereka  mengadakan  pengawasan  secara khusus  apakah  biaya  pembangun tiap-tiap proyek telah telah benar-benar di gunakan  sesuai  dengan  rencana  semula.
Setelah upacara pelantikan  para Irjenbang  itu selesai. Presiden Soeharto di tempat  yang sama telah menyerahkan naskah Negara Kertagama kepada menteri pendidikan dan kebudayaan, Sjarif Thajeb, untuk disimpan  di Museum  pusat  agar dapat dipelajari  dan diketahui  oleh masyarakat umum. Dalam sambutan singkatnya Presiden Soeharto menyatakan bahwa penyerahan naskah ini merupakan penyerahan simbolis. Hal ini karena, Demikian Presiden,pemerintah Belanda telah berjanji untuk  mengembalikan  semua  benda  bersejarah  milik bangsa Indonesia yang bersejarah yang selama ini disimpannya.
Selesai  acara penyerahan naskah  Negara Kertagama,  Presiden  Soeharto  memimpin  sidang  kabinet  terbatas  bidang  Kesra  yang  berlangsung  mulai pukul  10.00 pagi  ini di Bina  Graha
.Sidang antara lain 
 Dilaporkan oleh Menteri Subroto bahwa sebagai tanggapan atas anjuran Presiden Soeharto beberapa waktu yang lalu. FBSI kini telah membentuk dewan pengurus daerah di 23 provinsi. Sebagaimana diketahui, beberapa waktu yang lalu Kepala Negara menganjurkan agar dalam perusahaan-perusahaan dibentuk serikat-serikat buruh.

Dalam pembinaan ketenagakerjaan ini, Pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan dalam menyelesaikan perselisihan perburuhan. Dalam hubungan ini Kepala Negara menggariskan agar pengaturan-pengaturan dalam bidang ketenaga kerjaan benar-benar dilandaskan pada Pancasila, sehingga kaum buruh dan majikan dapat bertenggang rasa.
Selasa.23 Juli 2016.

Presiden  Soeharto  pagi ini  mengadakan  pertemuan dengan  beberapa  menteri  di Bina Graha. Hadir dalam pertemuan  itu  Menteri Negara Riset prof.Dr. Sumitro Djojohadikusumo,Menteri  PAN  Dr,JB Sumarlin,Menteri Perhubungan  Prof. Dr. Emil Salim, Menteri  Pertambangan  Prof.Dr. Sadli, Menteri Kehakiman Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, Menteri  Pdan K  Dr. Sjarif Thajeb serta Kepala Staf Kopkamtib laksamana Soedomo.

Dalam pertemuan  ini Presiden menginstruksikan kepada para  menteri dan Kaskopkantib agar memberikan penjelasan  lebih  banyak  kepada  dosen-dosen tentangperkembangan  ekonomi  yang telah dicapai  selama pelita 1 dan II,  serta apa yang  hendak  dicapai  dalam  Pelita  berikutnya. Tujuannya  ialah  supaya mereka memperoleh bahan   untuk  dikaji. menurut keterangan Menteri P dan K,  kebijaksanaan ini dimaksudkan  untuk mengajak  mahasiswa  berdialog dengan pemerintah.

Dialog itu diadakan secara terbuka yang disertai  dengan  tanya jawab.Selain  itu juga  pemerintah  akan menyediakan  bahan-bahan  yang di berikan  secara lengkap.Tujuan  penyelenggaraan  pertemuan  semacam  tentang  pembangunan ,terutama apa yang telah  dicapai  dan yang akan dilaksanakan  oleh Pemerintah. Hal ini juga  dapat  pula meningkatkan  partisipasi  mahasiswa  dalam  pembangunan . Untuk  itu mahasiswa  diharapkan  lebih  banyak  menyumbangkan  pikiran  mereka  melalui saluran  yang  ada seperti  DPR atau dialog langsung  dengan menteri. mahasiswa itu adalah  partner Pemerintah,karena  itu tidak  benar  mahasiswa  adalah penghambat  jalannya pembangunan.

Setelah menghadap  Presiden  Soeharto  siang ini  di Bina Graha,  Menteri/Sekertaris  Negara  Sudharmono  mengumumkan  rencana  keberngkatan  Pressiden Soeharto  dan rombongan  untuk menghadiri  KTT ASEAN  di kuala Lumpur  pada  tanggal  4 dan 5  Agustus  yang datang.
KTT ini  didahului oleh  pertemuan  antara  ASEAN  dan Para perdana menteri  Jepang, Australia,  dan Selandia  Baru pada tanggal 3 Agustus. Delegasi  Indonesia  akan cukup  besar  karena  KTT  ASEAN  in sangat  penting  serta  menyangkut  banyak bidang.Dalam KTT itu para Kepala Pemerintah  ASEAN  akan meninjau  hasil-hasil  pelaskanaan keputusan-keputusan  KTT  ASEAN  di Bali tahun yang lalu.

Presiden  Soeharto  pada pukul 17,25 sore ini, secara resmi membuka pon IX di Stadion  Utama  Senayan,Jakarta.pada  pembukaan  PON  tersebut, Presiden didampingi  oleh Ibu Tien  Soeharto  dan Wakil Presiden / Ketua KONI  Pusat  Sri  Sultan  Hamengkubuwono  IX. Presiden meresmikan  PON  ini dengan  ucapan; "Dengan Rahmat Tuhan  Yang Maha Kuas,Pekan Olarga  Nasional  saya nyatakan dibuka'

Senin, 23 Juli 1984.

Bertempat di Bina Graha, pada jam 09.00 pagi  ini,Kepala Negara menerima  para  peserta  Musyawarah pimpinan Paripurna  KNPI, Sesuai  permintaan  KNPI, pada kesempatan itu Presiden  telah memberikan  wejangan yang panjang  lebar  sebagai bekal  untuk  menyiapkan  Kongres  ke-4  KNPI  yang akan dilangsungkan  pada bulan Oktober mendatang.

Dalam wejangannya,  sedikitnya  ada empat hal pokok  yang dipesankan  Kepala Negar,pertama,kita semua, dan khusunya para pemuda-pemudi,  harus memiliki dan menghayati  kepancasilaan  yang kokoh,yang bulat dan mantap.  Jiwa dan semangat  serta tingkah laku yang  mencerminkan  kepancsilaan  itulah  yang harus diusahakan  dan  diperjuangkan  oleh  setiap  pemuda dan oleh KNPI. kedua,  sebagai  wadah  bersama, KNPI  perlu menyalurkan  gerak  generasi  muda, sehingga  menjadi benar-benar bermanfaat, bukan saja bagi generasi  muda sendiri, tetapi juga bagi  bangsa  kita secara menyeluruh.
ketiga, KNPI  benar-benar  dapat  mewujudkan  persatuan  dan kesatuan  dalam dirinya. Menurut  Presiden, salah satu kunci penting bagi  persatuan  dan kesatuan  KNPI  adalah sikap tunduk dan taat terhadap aturan-aturan  dasar, baik yang  tertulis  maupun yang telah tumbuh menjadi  tradisi  organisasi ini, Keempat,  Kaderisasi  yang terus  menerus tumbuh secara  wajar,sangat penting  bagi  perkembangan  dan pertumbuhan  generasi muda dan KNPI khususnya.

Kamis, 23 Juli 1987.

Peringatan  Hari Anak Nasional 1987 yang  berlangsung  di Balai Sidang  Senayan pagi ini  dihadiri oleh Presiden  dan Ibu Soeharto.  Dalam  kata sambutannya,Presiden  Soeharto antara lain  mengajak  kita untuk  menjadikan peringatan Hari  Anak Nasional  1987 ini sebagai momentum  kebanggaan ini harus bangkit secara wajar, karena  mereka  berperilku  bersih dan sehat, yang akan menjadi dasar pengembangan disiplin  dan perilaku  tertib. karena  itu pelayanan   kita kepada  anak sama sekali bukan memanjakan,  tetapi membantu mereka untuk berprilaku bersih dan sehat.
Kepala Negara  juga mengajak agar  kita semua melihat apa yang kita lakukan dan bimbingan  yang telah kita berikan  kepada  anak-anak  kita di tahun-tahun yang lalu  dan apa  yang perlu kita kerjakan di tahun-tahun yang akan datang. Tujuan  utama  kita adalah  mengantarkan mereka agar kelak menjadi  warganegara yang bertanggungjawab terhadap  dirinya sendiri  dan sekaligus bertanggungjawab terhadap bangsa dan negaranya.


Sabtu, 23 Juli 1988.

Menteri perdagangan  kerajaan  Marokko,  Abdellah  azmani,  pada pukul 08,00 pagi ini diterima Presiden Soeharto di Cendana.Dalam pertemuan  yang berlangsung  selama setengah jam  itu telah  dibicarakan masalah kerjasama perdaagangan  antarakedua negara  dalam rangka kerjasama  Selatan -selatan. Sehubungan dengan  itu, pihak  Marokko menyatakan  keinginanya  untuk mengirim utusan dagang  ke Indonesia  untuk mempelajari  kemungkinan  meningkatkan impor dari Indonesia.Hingga saat ini  neraca perdagangan  antara kedua negara tercatat surplus untuk Marokko.



Minggu, 23 Juli 1989
Presiden dan Ibu Soeharto meresmikan bendungan Palasari yang terletak di kabupaten Jembrana. Bendungan yang dibangun dengan biaya sebesar Rp. 9 miliar itu mampu mengairi sawah seluas 13.000 hektar. Dengan demikian sawah-sawah tadah hujan  di daerah  Palasari  dan sekitarnya  dapat  diubah  menjadi  sawah  yang beririgasi.

Dalam pidato sambutannya, setelah  berbicara  tentang  manfaat  bendungan  yang baru  dirsesmikannya itu  Kepala Negara meminta  agar  lahan sabuk  hijau sekitar  bendungan dijaga  kelestariannya.pada kesempatan itu Kepala Negara antara lain menegaskan  bahwa  masyarakat  mempunyai hak untuk menyampaikan  secara terbuka berbagai  gagasan dan usul. Tetapi diingatkannya  bahwa ketrbukaan itu  dibatasi  antara lain oleh pancasila, UUD 1945, dan pikiran  sehat.
Selain itu yang  perlu  diperhatikan dalam memanfaatkan  keterbukaan adalah ikut  menjaga persatuan  dan kesatuan  bangsa, sehingga tidak akan timbul masalah SARA.

Selasa, 23 Juli 1991.

Pada  jam 10.00 pagi ini,  Presiden Soeharto meresmikan hotel megah " The Grand Hyatt Jakarta"Hotel yang terletak  di jantung ibukota ini memiliki 450 kamar, teramasuk 18  suite eksekutif, 2 grand  suite, 2 penhtouse suite,dan 15 apartemen  mewah.Menyambut  kehadiran hotel mewah ini, Kepala Negara mengatakan  bahwa  pintu gerbang  utama negeri kita,pusat dunia usaha,  pariwisata,dan sekaligus  ibukota  negara sumbangan yang positif  bagi  pembangunan  kepariwisataan kita dalam rangka pembangunan nasional pada umumnya.

Presiden  Singapura dan Nyonya Wee Kim Wee  siang ini tiba di  Jakarta dalam rangka  kunjugan kenegaraan  sampai hari jum,at Ia beserta rombongan disambut oleh Presiden Soeharto dalam suatu upacara kenegaraan di Istana Negara. Dalam  rangka  kerjasama  ASEAN,kita juga  telah  sepakat untuk dapat lebih banyak  lagi  mengadakan Kerjasama yang nyata, terutama  dalamproyek-proyek  ekonomi dan industri.Dalam  kaitan ini kita sangat berbesar hati meyaksikan perkembangannya. antara lain Batam-Singapura-Johor,  yang telah kita sepakati bersama.

Lebih Jauh dikatakan Presiden Soeharto  bahwa  ia percaya   bahwa  selain bermanfaat  bagi pihak -pihak  yang bersangkutan,kerjasama  Segitiga  Pertumbuhan  itu akan membawa  manfaat  bagi  negara-negara  anggota ASEAN  lainnya.Kita  mengusahakan  agar  kerjasama  ini merupakan  bagian  dari proses  mengembangkan  kerjasama  ekonomi dan industri, dalam menghadapi era globalisasi  ekonomi dan industri, dalam  meningkatkan perdagangan  serta  kerjasama  ekonomi di Asia Pasifik.

Penyusun : Eren