PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah, 20 Juli 1967-1971-1972-1974-1977-1980-1983-1985-1988-1989-1991

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,

Kamis,20 Juli 1967

Melalui keppres  no. 107/1967, hari ini  pejabat  Presiden  Jenderal Soeharto membubarkan  KOTI  dan Peperalda.Tujuan daripada  pembubabaran  kedua lembaga  ini ialah  untuk meluruskan  kelembagaan  demokrasi  berdasarkan  UUD 1945.Sejak  dihapuskannya  KOTI  dan Peperalda maka kegiatan  dan wewenang  kedua lembaga  ini dialihkan  kepada  presiden.
Hari ini Pejabat Presiden  memberikan  keterangan pers kepada  para penanggungjawab  surat kabar,kantor berita majalah ibukota,di  gedung Presidium  Kabinet. Banyak  hal yang disampaikan  jenderal  Soeharto dalam menjawab  pertanyaan-pertanyaa yang diajukan  wartawan. Antara lain  pejabat Presiden mengatakan  bahwa ia sama sekali tidak anti -partai.Parti baru  baru boleh saja didirikan asal sejalan atau sesuai dengan keputusan  MPRS, yang menugaskan pemerintah untuk menyederhanakan keparaian,keormasan dan kekaryaan. Hal ini dapat dikatakan  beliau  sehubungan dengan beredarnya  berbagai pendapat  dalam masyarakat  sekitar

Selasa, 20 Juli 1971.

Dengan didampingi oleh Menteri Perdagangan  Sumitro Djojohadikusumo,dan Menteri Luar Negeri Adam Malik, hari ini di Bina Graha Presiden Soeharto  menerima  wakil-wakil negara ASEAN  yang sedang menghadiri rapat tingkat menteri  ASEAN  untuk membahas   masalah-masalah ekonomi,di jakarta.Dalam pertemuan ini  hadir Menteri  keuangan  Singapore Hon Sui Sen,dan Dutabesar Singapore di Indonesia  Lee Khoon  Chooy, Menteri  Perekonomian  Muangthai  Bun Chanra  Attakor, Dutabesar Malaysia  di Indonesia  TanSri  Ya,acob bin Latif, dan Dutabesar Filipina Modesto Farolan.pada kesempatan itu Presiden  Soeharto mengucapkan terima Kasih  atas partisipasi  negara-negara  ASEAN  dalam Jakarta Fair yang sedang berlangsung  di Jakarta.
Usai  pertemuan,Adam Malik  mengatakan bahwa  Presiden  menilai  rencana  kunjungan Presiden Richard Nixon  ke RRC akan  dapat  mengurangi ketegangan-ketegangan  dunia  yang merupakan tujuna dari politik luar negeri Indonesia.Presiden Soeharto menegaskan  bahwa setiap usaha  yang menuju  kearah perdamaian  dunia  merupakan  kebijaksanaan  Pemerintah RI.
Presiden Soeharto hari ini memimpin  sidang Sub-Dewan  Stabilisasi Ekonomi  dan mendengarkan  laporan dari   para ketua  sub -dewan dan beberapa menteri.Dalam sidang hari ini menteri Pertambangan melaprkan bahwa  produksi  minyak pada semester 1 tahun 1971 adalah  155.295.413 barel. Ini berarti  adanya  kenaikan  bila dibandingkan dengan produksi semester  1 tahun 1970 sebanyak 151.994.708 barel. Dilaporkan pula bahwa produksi timah mencapai 97.345 kwintal  pada semester 1 tahun 1971,sedangkan  pada semester  1 tahun sebelumnya  adalah 97,157 kwintal,juga dilaporkan adanya kenaikan produksi batubara  dari 82,546 ton pada semester 1 tahun 1970 menjadi 83.041ton  pada semester 1tahun 1971.Jadi terdapat juga kenaikan produksi,,pada hal tambang didaerah Mahakam telah di tutup Menteri pertambangan juga melaporkan adanya  kenaikan produksi nikel dan emas, serta turunya produksi bauksit.
Gubernur  Bank Sentral  memberikan Laporan tentang  masalah berkaitan  dengan Instruksi  Presiden  DalamSidang  Sub- dewan dan Presiden Soeharto menyoroti  tunggakan Pajak  yang dilakukan oleh beberapa  perusahaan negara dilingkungan Departemen Perhubungan,laporan Menteri perhubungan dan Gubernur  Bank Sentral,tunggakan  pajak  itu mencapai Rp 710juta; yang sudah dilunasi  baru Rp  290 juta.
Presiden menginstruksikan  Menteri keuangan untuk mengadakan penilaian apakah pemberian gaji khusus  kepada karyawan Departmen Keuangan sudah benar-benar meningkat pelayanan mereka.
 
 


Kamis, 20 juli 1972
Selama lebih kurang 70 menit, Presiden Soeharto dan Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abdul Samad, hari ini membahas penyelesaian masalah-masalah antara Bangladesh dan Pakistan. Dalam hubungan ini Presiden Soeharto telah menjelaskan kepada tamunya agar tidak ada salah pengertian tentang sikap Indonesia yang ingin melihat perdamaian antara Bangladesh dan Pakistan.

Sabtu, 20 Juli 1974
Sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menyediakan rumah murah bagi pegawai negeri dan masyarakat umum, hari ini Presiden Soeharto membentuk tiga buah badan yang betugas mengolah masalah perumahan rakyat. Ketiga badan yang dimaksudkan itu adalah Otorita Perumahan Nasional, Bank Hipotik Perumahan, dan Pembangunan Perumahan Nasional. Selanjutnya, masalah bagaimana kemungkinan untuk mewujudkan keinginan pemerintah menyediakan rumah murah tersebugt, serta masalah-masalah yang dihadapi, telah dibahas oleh Presiden Soeharto dengan Menteri Keuangan, Ali Wardhana, dan Gubernur Bank Indonesia, Rachmat Saleh, dalam suatu pertemuan di Cendana.

Rabu, 20 Juli 1977
Presiden Soeharto meresmikan penggunaan jalan Balikpapan-Samarinda sepanjang 115 km dalam suatu upacara di balikpapan. Presiden mengatakan bahwa pembangunan jalan ini merupakan usaha pemerintah untuk mewujudkan kemajuan, kesejahteraan dan pemerataan pembangunan. Ditegaskannya bahwa jalan raya ini tidak untuk dipergunakan mengangkut kayu-kayu log karena kaan merusak jalan dan menganggu keselamatan umum.Ditambahkannya  bahwa dengan adanya jalan  maka makin luaslah jangkauaan hubungan yang terdapat antara daerah Kalimantan Timur dan  Kalimantan  Selatan.masyarakat yang tadinya terpencil  dan yang baru datang kedaerah ini dapat melakukan peningkatan kegiatan usaha secara lebih teratur dan terarah.
Kepala Negara malam ini dengan resmi membuka Musabaqah Tilawatil Qur,an  Nasional ke-10 di stadion Klabat, Manado, tepat pukul 21.00 Wita.Dalam kata sambutanntannya,Presiden mengatakan  perlu  dikembangkan kerjasama  umat berbagai golongan agama di Indonesia, karena berdasarkan Pancasila tidak ada tidak ada tempat atau menganut kecenderungan  eksklusif golongan,tetapi sebaliknya harus makin menumbuhkan  perasaan  tanggungjawab bersama dalam menghadapi dan menangani masalah-masalah besar yang  dihadapi bangsa kita.
Meskipun ada perbedaan pendapat,namun perbedaan  itu bukan untuk dipertentangkan  atau untuk diperlawankan,melainkan  untuk diperdekatkan  dan dipertemukan secara musyawarah  dan mufakat.Demikian presiden.

Minggu, 20 Juli 1980
Presiden Soeharto meresmikan kantor Sinode Gereja Masehi Injili Minahasa, Gedung Auditorium, dan tempat berlangsungnya Sidang Raya DGI. Selain itu diresmikan pula lima buah proyek lainnya, yaitu proyek air minum di Tomohon dan Tahuna, proyek peningkatan jalan Amurang-Kapitu, Minahasa, Ino Bontoh dan Kotamobagu, Bolang Mongondouw, serta proyek transmisi PLN Sawangan Bitung, Kota Administratif Bitung, Sulawesi Utara.
Setelah meresmikan  kompleks DGI,Presiden menyaksikan pameran gereja  dan pembangunan,yang diselenggarakan  dalam rangka  sidang raya ke -9 DGI yang tidak jauh dari arena Gedung Auditoriu.Ibu Soeharto sebelumnya, membuka pameran ini  dengan menggunting pita.

Rabu, 20 Juli 1983.

Pukul09.30 pagi ini Presiden Soeharto  menerima Gubernur  Irian Jaya.Izak  Himdom, di Cendana.Gubernur Himdon menghadap Kepala Negara untuk melaporkan  keberangkatannya  ke port Moresby.perbatasan Indonesia-PNG, sebagai  anggota delegasi RI

Sabtu, 20 Juli 1985.

Presiden Soeharto membuka  Musyawarah Nasinal ke -3 MUI di Istana Negara Musyawarah nasional itu mengambil  tema "Dengan pendalaman kehidupan beragama  dan peningkatanperan serta  umat, kita menyongsong  lepas landas.
pada kesempatan itu,Kepala Negara mengemukakan  harapannya agar  para ulama  senantiasa  meningkatkan  usaha  untuk memandu  umat  dan masyarakat  kita dalam membina  dan mengembangkan  kehidupan beragama.Diharapkan pula oleh Presiden agar MUI hendaknya mempelopori usaha-usaha memperluas  wawasan umat.Dikatakannya  bahwa tidak terlepas  dari usaha mewujudkan cita-cita  nasional  bangsa kita.Dan justru hal itulah yang merupakan salah satu  fungsi Majelis  Ulama.Demikian  ditegaskan oleh Presiden.

Rabu,20 Juli 1988

Masih  berada di Sulaweisi Utara,hari ini Presiden  dan Ibu Soeharto  menghadiri  upacara pembukaan  Musyawarah  Besar  Angkatan 45ke -8 yang berlangsung di Tomohon.Dalam  sambutannya,Presiden  mengatakan  bahwa dalam  meninggalkan  panggung sejarah  bangsa, Angkatan 45  bertekad  untuk tidak  meninggalkan  masalah-masalah  pelik yang akan  membahayakan generasi dan penerus  selanjutnya.Secara mendasar  masalah-masalah pelikitu telah kita  lampaui dan kita  rampungkan secara tuntas, dengan penegasan  kia semua  bahwa pancasila adalah satu -satunya asas dalam  kehidupan bermasyarakat ,berbangsa dan bernegara.
Selanjutnya  Presiden mengatakan bahwa  dalam bagian-bagian  akhir pengabdiannya, angkatan 45 perlu meneruskan nilai-nilai  kejuangan  kepada generasi yang  lebih muda.Hal ini penting ,sebab  pembangunan juga kita anggap sebagai  perjuangan, sebagai kelanjutan dan pengisian perjuangan kemerdekaan dahulu.

 Kamis,20 Juli 1989
Presiden Soeharto meresmikan enam buah pabrik kimia organik pengolah hasil pertanian dalam suatu upacara yang dipusatkan di lokasi  PT Indo Acitama Chemical Industry di desa Kemiri, Karanganyar, Jawa Tengah. Keenam pabrik tersebut adalah milik PT Indo Acitama dan PT Palur Raya di Jawa Tengah, PT Sasa Inti, PT Miwon Indonesia, dan PT Hercules Mas Indonesia di Jawa Timur, serta PT Barito Murni Sakti Chemical di Kalimantan Selatan. Pembangunan keenam pabrik ini menelan biaya sebesar Rp. 78,11 milyar dan US$ 12,66 juta. Dengan selesainya pembangunan pabrik-pabrik tersebut berarti Indonesia berhasil menghemat devisa sebesar US$ 35,20 juta setiap tahunnya disamping menghasilkan devisa sebanyak US$ 8,74 juta pertahun.
Menyambut kehadiran pabrik-pabrik baru ini, KepalaNegara  mengatakan bahwa industri nasional  telah mencapai suatu tahap kemajuan  yang membuka peluang untuk maju lebih cepat  lagi ditahun-tahun yang akan datang. Dikatakan oleh  Kepala Negara  bahwa dalam  mengembangkan  sektor industri yang akan menjadi kekuatan  penggerak pembangunan  dalam era tinggal landas  nanti, sekarang  kita telah  mencapai  kemajuan  yang pesat.Dari  tahun ke tahun  makin banyak pabrik yang berhasil kita bangun mulai dari yang besar, dan yang kecil. kita makin banyak  membangun  industri hulu,industri antara dan industri hilir yang kaitannya satu sama lain.Jumlah  industri kita makin banyak dan jenis barang kita hasilkan tambah beranekargaman.  Barang-barang tersebut mampu bersaing di pasaran dunia.

Sabtu, 20 Juli 1991

Pagi ini pada jam 10.00,Presiden  Soeharto membuka  Pekan Kerajinan Indonesia  IV  bertempat di Balai Sidang Senayan,Jakarta.Pada kesempatan  itu Kepala Negara  antara lain  mengatakan  bahwa dalam usaha  meningkatkan kemakmuran  dan kesejateraan  rakyat  melalui pembangunan,peranan  sektor pertanian,  koperasi  dan keluarga  berencana  sangat  penting. Sebab,keberhasilan pembangunan  sektor-sektor  itu merupakan  kunci penting  bagi peningkatan  kemakmuran  dan kesejateraan  rakyat, Karena  itu,merupakan  kewajiban kita semua untuk terus membangun peranian,mkoperasi, dan keluarga berencana.


Penyusun : Eren