PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 22 Agustus 1966 - 22 Agustus 1986

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,
Senin, 22 Agustus 1966
Jenderal Soeharto, Sebagai Ketua Presidium Kabinet Ampera, hari ini di ruang kerjanya telah menerima kunjungan kehormatan Mentei Luar Negeri Filipina, Narcisco Ramos yang didampingi oleh Duta Besar Filipina untuk  Indonesia, Reyes. Dalam pertemuan tersebut, Jenderal Soeharto dan Ramos sama-sama berpendapat bahwa sebaik persoalan Asia itu diselesaikan oleh bangsa Asia sendiri, seperti yang dikehendaki oleh Doktrin Soekarna- Macapagal.
Senin, 22 Agustus 1970
Presiden Soeharto menghentikan “ peraktek” yang selama ini dibukanya bagi warga masyarakat yang ingin member informasi tentang korupsi. “ Praktek” tersebut dihentikan, sebab selama ini mereka-mereka yang datang ke prakteknya itu tidak memberikan informasi yang kongkrit. Sekarang wewenang ini diserahkan oleh Presiden kepada Kejaksaan Agung.
Rabu, 22 Agustus 1973
Presiden Soeharto jam 09.00 pagi ini menghadiri acara panen madu dan pembukaan kursus peternakan lembah di Ragunan, Jakarta Selatan. Baik panen madu maupun kursus peternakan lebah merupakan kegiatan pertama yang sidelenggarakan oleh Pusat Apiari Pramuka dibawah pimpinan Letjen. Sarbini.
Dalam pidato sambutannya, Presiden mengatakan bahwa usaha peternakan lebah termasuk dalam strategi pembangunan nasional, karena usaha ini menunjang pembangunan di bidang pertanian. Lebih jauh ia menjelaskan bahwa usaha perternakan lebah dapat meningkatkan produksi pertanian, menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa, dan meningkatkan kesehatan rakyat, sebab madu mengandung bayak protein.
Kamis, 22 Agustus 1974
Pukul 09.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima Menteri Negara Ekuin/Ketua Bappenas, Prof. Dr. Widjojo Nitisastro, dan Gubernur Bank Senteral, Rachmat Saleh, di Cendana. Pertemuan itu berlangsung selama satu jam, akan tetapi tidak ada keterangan apaun tentangt persoalan yang telah dibahas.
Jum’at, 22 Agustus 1975
Dalam rangka kunjungan kerja dua hari di Sumatera Selatan, pagi ini Presiden Soeharto melakukan peninjauan di beberapa Proyek pembangunan di kota Palembang. Proyek-Proyek yang ditinjau itu adalah pemugaran stadion Garuda, pembangunan Kantor Gubernur, lokasi Rumah Sakit Islam Siti Khadijah, dan gudang Dolog Sumatra Selatan yang baru selesai dibangun. Tadi malam Kepala Negara telah meresmikan pembangunan MTQ tingkat nasional yang ke – 8.
Selasa, 22 Agustus 1978
Menteri Kordinator bidang Ekuin, Widjojo Nitisatro, serta menteri Perdagangan dan Koperasi, Radius Prawiro, menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini. Dalam pertemuan tersebut, Presiden telah memberikan petunjuk mengenai kegiatan pembangunan yang berlangsung di daerah-daerah. Kepala Negaramenghendaki agar dalam pembangunan pasar. Pemerintah hendaknya tidak semata-mata memperhatikan segi kemewahan pembangunan, melainkan perlu pula memperhatikan sgi menyangkut efisiensi ruangan, peredaran udara bersih dalam lingkungan bangunan pasar serta pemakaian bahan dan peralatan bangunan. Demikian diungkapkan Menteri Radius Prawiro kepada pres usai menghadap Presiden.

Rabu,22 Agustus 1984
Pagi ini Presiden Soeharto menganuhgrahkan tanda kehormatan Parasamya Purnakarya Nugraha kepada Sumatra Barat serta Prayojanakriya Pata Parasmya Purnakarya Nugraha kepada Jawa Tengah dan Jawa Timur dan salam suatu upacara di padang. Tanda penghargaan diserahkan kepada Gubernur Azwar Anas, karena Sumatra Barat telah berhasil menunjukan karya tertinggalnya dan melaksanakan pembangunan selama Pelita III. Sementara itu penghargaan Prayojanakirya Pata Parasamya Nugraha masing-masing diterima oleh Gubernur Jawa Tenga, Ismail, dan Gubernur Jawa Timur, Wahono, Kedua daerah ini mendapatkan penghargaan karena telah menunjukan prestasi tertinggi dalam Repelita yang terdahulu dan dalam Repelita III ini menunjukan prestasi tiga terbaik diantara semua daerah.

Jum’at 22 Agustus 1986
Pagi ini  Presiden Soeharto menerima kunjungan kehormatan Senator Richart Lugar, Ketua Komisi Luar Negeri Senat AS, di Cendana. Dalam pertemuan itu Presiden telah menjelaskan kepada Tamu mengenai Pancasila dan peranannya dalam system politik Indonesia. Kepala Negara menerangkan tentang kebijaksanaan luar negeri Indonesia di Kawasan Asia Tenggara, antara lain tentang upaya-upaya yang di tempuh dalam rangka mencari penyelesaian damai dari persengketaan yang terjadi di kamboja.
Usai bertemu Presiden Soeharto, Senator Lugar menyatakan kekagumannya terhadap kepemimpinan Indonesia di kawasan ini. Dalam pandangannya, kepemimpinan Indonesia telah member suatu kerangka landasan yang positif bagi ASEAN khususnya.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Peyusun : Rayvan Lesilolo