PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Pidato Sambutan Presiden Soeharto Dalam Menyambut Kedatangan PM India, Ny. Indira Gandhi, di lapangan udara Kemayoran, Jakarta.

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
SABTU, 28 JUNI 1969

Presiden dan Ibu Tien Soeharto hari ini menyambut kedatangan PM India, Ny. Indira Gandhi, di lapangan udara Kemayoran, Jakarta. dalam pidato sambutannya, Presiden mengemukakan bahwa Ny. Indira Gandhi dan rakyat India terasa sangat dekat dihati rakyat Indonesia. Presiden mengharapkan bahwa kunjungan PM Indira Gandhi akan mempererat hubungan persahabatan, saling pengertian dan kerjasama antara kedua negara. PM Indira Gandhi, dalam pidato balasannya, membenarkan ucapan Presiden Soeharto. Ia mengatakan bahwa banyak perkembangan yang terjadi sejak kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, baik didalam kedua negara maupun di dunia pada umumnya. Walaupun demikian, ia berpendapat bahwa apa yang dicetuskan oleh Kongerensi Bandung pada tahun 1955 tetap bermanfaat, karena prinsip-prinsip itu berhubungan dengan kebenaran dan hakiki.

Malam ini di Istana Merdeka Presiden Soeharto mengadakan jamuan makan malam untuk menghormati kedatangan PM Indira Gandhi. Dalam pidatonya, Presiden Soeharto antara lain menegaskan bahwa antara India dan Indonesia terdapat hubungan yang sangat erat, yang terjalin sejak berabad-abad yang lalu, dengan kebudayaan dan nilai moral yang tinggi yang masih kuat membekas sampai kini. Dikatakan pula, bahwa pegerakan perjuangan kemerdekaan kedua bangsa pada permulaan abad ini telah saling memberi inspirasi dan dorongan semangat. Presiden Soeharto juga menekankan kesamaan keyakinan yang dimiliki oleh kedua bangsa, bahwa politik luar negeri  yang bebas dan aktif merupakan salah satu jaminan kuat untuk memelihara kemerdekaan politik dan memperkuat kedudukan ekonomi serta kesejahteraan bangsa-bangsa.

PM India Ny. Indira Gandhi dalam sambutannya mengatakan bahwa ia melihat banyak kemajuan yang dicapai Indonesia. Ia mengatakan juga bahwa dalam kunjungannya ini ia ingin memperbaharui harapan-harapannya, terutama agar hubungan kedua negara dapat terus berkembang. Menyinggung soal non-aligment, ia menegaskan pendapatnya bahwa politik non-aligment dewasa ini masih tetap diperlukan, terutama untuk mengimbangi kekuatan-kekuatan besar di dunia.

Publikasi, Lita.SH