PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 22 Oktober 1965 - 22 Oktober 1990

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,
Jum'at, 22 Oktober 1965

Menpangad Seeharto dan Menpangak Sutjipto Judodiharjo, kembali menghadap Presiden soekarno di Istana Merdeka hari ini. Kepada Presiden mereka melaporkan perkembangan keamanan di Jakarta dan Jawah Tengah. Dalam pertemuan itu, Letjen. Soeharto menjelaskan bahwa AK dan AD bersama angkatan lain telah mengambil kebijaksanaan lalulintas agar kelancaran ekonomi rakyat tidak terganggu. Kemudian dijelaskan pula bahwa sampai saat ini belum lagi ada tanda-tanda yang jelas yang menunjukan Jawa Tengah merupakan basis petualang G-30-S/PKI. Namun demikian, semua angkatan bersenjata, bauk di Jawa Tengah maupun daerah-daerah lainya, selalu siap siaga untuk mengatasi kegiatan-kegiatan petulangan G-30-S/PKI.


Rabu, 22 Okober 1969

"Saya sagat menaruh perhatian pada Konfrensi Nasional tentang Anak dan Pemuda. Dalam perencanaan pembangunan nasional, sungguh bukan omong kosong bahwa potensi suatu bangsa ditentukan oleh pembinaan anak dan pemuda". Demikian antara lain dikatakan Prsiden Soeharto dalam amanat tertulisnya pada pembukaan konfrensi tentang Anak dan Pemuda di gedung Pola, Jakarta, pagi ini. Menurut jenderal Soeharto, pembinaan anak dan pemuda harus disesuaikan dengan proses pembangunan bangsa serta berlandaskan pancasila karena pembinaan anak dan pemuda merupakan persiapan kader- kader bangsa dalam arti luas.

Sabtu, 22 Oktober 1977

Presiden Soeharto menginstruksikan agar kepala daerah meneliti, menghitung, menyimpulkan dan melaporkan secara objektif situasi pangan di daerahnya masing-masing, sehingga bisa dihindarkan akibat-akibat kekurangan pangan yang memprihatinkan. Demikian penjelasan Sesdalobang Solichin GP telah menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha bersama Gubernur Jawah Tengah Suparjo Rustam hari ini. Selain itu juga Presiden soeharto meminta agar pemeritah daeah meningkatkan kewaspadaan dan mencurahkan perhatianya secara maksimum untuk mengulangi kemngkinan kekurangan pangan di daerahnya. Presiden juga menilai bahwa kekurangan pangan yang terjadi di beberapa daerah sekarang ini di sebabkan oleh faktor-faktor yang memang diluar jangkauan manusia, seperti kekeringan, banjir dan hama wereng.

Ketua Yayasan Dharmais, Soeharto, menyerahkan sumbangankepada Yayasan Anak Yatim Piatu Amon berupa uang sebesar Rp2.025.000,-. Sumbangan tersebut diterima oleh Ketua Yayasan melalui Gubernur/Kepala Daerah Maluku.


Senin, 22 Oktober 1979 

Bertempat di Bina Graha, pada pukul 09.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima Wakil Perdana Menteri Rumania, Virgil Trofin. Dalam kunjungan yang berlansung selama hampir satu jam itu, Wakil PM Torfin itu telah menyiapkan pesan pribadi Presiden Rumania, Nicole Ceaucescu, kepada Presiden Soeharto. kepada WPM Torfin, Kepala negara menyatakan keyakinannya bahwa hubungan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Rumania dapat ditingaktkan lagi, terutama dalam bidang perindustrian pertanian, ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Pagi ini pula Presiden menerima kunjungan kehormatan Menteri Keuangan belanda, FHJJ Andriesen. Setelah diterima Kepala Negara, menteri Andriesen mengatakan bahwa Presiden menyatakan penghargaannya atas bantuan yang diberikan berbagai negara untuk pembangunan di negeri ini, terutama sekali peranan Negeri belanda. Sebagaimana diketahui, Negeri belanda bertindak sebagai ketua IGGI yang menghimpun sejumlah negara yang memberikan bantuan dana bagi pembangunan Indonesia.

Pikul 11.00 pagi ini, dengan didampingi oleh Menteri Luar Negeri Mocthar Kusumaatmadja, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Selaindia baru, BE Tolboys, mengnjungi Presiden Soeharto di Bina Graha. Selesai pertemuan, WPM Tolboys mengatakan bahwa pertemuan tersebut telah disepakati untuk meningkatkan saling kunjungan antar kedua negara. saling kunjungan ini tidak hanya antara penjabat resmi pemerintahan, tetapi mencangkup pihak swasta, pemuda, cendekiawan, petani dan usahawan dari kedua negara.

Jum'at 22 Oktober 1982

Pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto mengakhiri kunjungan resmi selama tiga hari di Jepang. Dari Tokyo, Presiden Presiden dan rombongan langsung ke Jakarta.

Sabtu, 22 Oktober 1983 

Bertempat di Istana Merdeka, secara berturut-turut pagi ini Presiden menerima surat kepercayaan Duta Besar Kanad, Jhon Maldwyn Turner Thomas, dan Duta Besar Austria, Dr Ernst Illsinger.

Menyambut pidato Duta Besar Thomas, Kepala Negara mengatakan bahwa hubungan persahabatan dan kerjasama semakin kukuh antara kedua negara, telah membuat kanada semakin dikenal di Indonesia, hal itu tidak saja kerena potensi ekonomi dan perdagangan yang dimilikinya, tetapi berbagai negara yang  berpandangan maju terhadap berbagai masalah dunia yang kini di hadapi umat manusia. Dikatakan pula oleh Presiden bahwa Indonesia sangat menghargai usaha-usaha yang gigih yang tak kenal lelah dari pemerintah kanada untuk menjembatani jurang pemisah antara negara-negara industri maju dengan negara yang sedang membengun.

dalam pada itu, ketika memberikan balasan atas pidato Duta Besar Illsinger, Presiden menyatakan keyakinanya bahwa hubungan persahabatan dan kerjasama yang erat antara kedua negara masih dapat ditingkatkan lagi pada masa-masa mendatang. Dikatakanya bahwa persahabatan dan kerjasama antara Indonesia dan Austria sidikit banyak tentu akan ikut memberi sumbangan bagi perdamaian dunia dan kesejahteraan umat manusia yang merupakan cita-cita kita semua.

Senin, 22 Oktober 1984

Pukul 10.00 pagi ini, betempat di Cendana, Presiden Seoharto menerima Ketua Otorita Pengembangan Proyek Asahan, Ir AR Soehoed. Dalam petemuan itu Ir AR Soehoed telah melaporkan tentang perkembangan proyek yang dipimpinnya.

Usai menghadap Kepala Negara, ia memgatakan bahwa proyek-proyek Asahan yang sudah selesai meliputi PLTA yang berkapasitas 630 MW denga tiga bendungannya dan jaringa transmisi ke Kuala Tanjung. Selesai itu telah pula diselesaikan pabrik peleburan aluminium yang mampu berproduksi 225.000 ton per tahun serta pemukiman dan prasarana untuk karyawannya. Dikatakannya pula bahwa Presiden Seoharto akan meresmikan selesainya pembangunan fisik proyek Asahan pada awal November yang akan datang.

Malam ini, betempat di Istana Negara, Presiden dan Ibu Seoharto menyelenggarakan jamuan maka malam kenegaraan untuk menghormati kunjungan Sultan dan Yang DI-Pertuan Negara Brunei Darussalam dan Raja Isteri Pengiran Anak Saleha di Indonesia. Sultan Hassanal Bolkiah tiba di pelabuhan udara iternasional Halim Perdanakusuma pukul 12.00 siang tadi, untuk suatu kunjungan kenegaraan selama empat hari. Sebelum jamuan makan malam dilakukan tukar menukar cindera mata. Presiden Soeharto memberikan sembilah keris kepada Sultan Hassanal Bolkiah, dan Ibu Tien memberikan seperangkat peralatan makan dari  perak kepada permaisuri Sultan. Sementara itu Sultan Hassanal Bolkiah memberikan seperangkat tempat minum kepada Presiden Soeharto, dan permaisurinya memberikan tempat buah kepadaa Ibu Soeharto.

Meyambut tamunya di Istana Negara malam ini, Presiden Soeharto megungkapkan keyakinannya bahwa kunjungan Sultan Hassanal Bolkiah ini akan makin mempererat tali persaudaraan dan kerja antara kedua bangsa dan negara. Dikatakan oleh Presiden bahwa ia melihat banyak bidang kerjasama yang dapat dilakukan oleh kedua negara dalam rangka usaha mencapai tujuan masing-masing dan bersama-sama.

Sebelumnya, Kepala Negara jaga menyatakan rasa syukurnya bahwa begitu merdeka, Brunei Darussalam langsung masuk menjadi anggota ASEAN. Menyambut perkumpulan bangsa-bangsa Asia Tenggara ini Presiden mengatakan bahwa tugas ASEAN di tahun-tahun mendatang akan penuh ujian, karena lingkungan sekitarnya dan dunia pada umumnya masih penuh berbagai kerawanan. Hal ini karena dunia masih dicekam oleh berbagai konflik, dan dicemaskan oleh perkembangan ekonomi yang belum menentu. Namun dengan terus memperkuat persatuan dan terus memegang semangat ASEAN, maka citi-cita dan tujuan ASEAN pasti akan terwujud.

Selasa, 22 Oktober 1985

Pukul 10.30 pagi ini, bertempat di Bina Graha, Presiden Soeharto menerima Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr Faud Hassan. Menterri Faud Hassan menghadap untuk melaporkan tentang kerjasama depertemen yang dipimpinnya dengan Depertemen Perindustrian. Dalam kerjasama akan digalakkan sistem mangang (belajar bekerja) di sejumlah industri dalam memberikan keterampilan kepada para remaja putus sekolah. beberapa industri sudah dipersiapkan oleh Depertemen Perindustrian guna menampung para putus sekolah tersebut untuk belajar praktek; jika memungkinkan, mereka dapat dipekerjakan seterusnya.

Kamis, 22 Oktober 1987

Jose Conception, utusan khusus Presiden Cory Aquino, menghadap Prsiden Soeharto di Istana Merdeka pagi ini. Ia menemui Presiden untuk menyampaikan surat dari Presiden Filipina itu.

Setelah bertemu dengan Presiden, Conception yang adalah juga Menteri Perdagangan dan Industri Filipina itu mengatakan bahwa Presiden Soeharto sangat mendukung penyelenggaraan KTT ASEAN di Manila. Menurutntya, Presiden Soeharto juga menekankan betapa pentingnya KTT itu, khususnya bagi pembangunan ekonomi di kawasan ASEAN. oleh karenanya Presiden memandang perlu bagi semua menteri ekonomi untuk mempelajari hal-hal penting dan usul-usul yang akan dosampaikan guna diperimbangkan oleh masing-masing Kepala Negara dalam pertemuan tersebut.

Presiden Soeharto menginstruksikan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Preindustrian untuk bersama-sama memperhatikan masalah keselamatan dan keamanan kerja.Instruksi ini dikeluarkan Presiden sebagai tanggapanya atas laporan Menteri Tenaga kerja, Sudomo, mengenai kasus kebakaran perusahaan  konfeksi Nido, di Jakarta, yang telah mengakibatkan 21 orang karyawan meninggal dunia.

Setelah menghadap Kepala Negara siang ini di Istana Merdeka, Menteri Sudomo mengatakan bahwa kasus ini tetap akan diajukan ke pengadilan. Dikatakanya pula bahwa melaksanakan instruksi Presiden itu, departemenya akan membentuk sebuah taem khusus. Team khusus ini akan mendatangi perusahaan industri kecil seluruh Indonesia guna melihat dari dekat segi-segi keselamatan dan keamanan kerja di perusahaan-perusahaan tersebut.

Senin, 22 Oktober 1990

Pada jam 08.45 pagi ini, bertempat di Istana Merdeka, Presiden soeharto menerima kunjungan perpisahan Nelson madela. Dalam pertemuan selama 15 menit itu, Kepala Negara menyerahkan cek bernilai US$ 10 juta kepada Mandela. Dari jakarta, Mandela meneruskan perjalanan ke Australia dengan menumpang pesawat kepresidenan BAe-146 yang disediakan Presiden Soeharto.

Pagi ini Presiden Soeharto membuka Kongres Kehutanan Indonesia II dalam suatu upacara di Istana Negara. Kongres yang akan berlangsung hingga tanggal 25 Oktober mendatang dan diikuti oleh 1.300 peserta itu diadakan untuk merumuskan pemikiran-pemikiran untuk terus mengembangkan usaha-usaha pengelolaan perbaikan hutan produksi.

Melalui para peserta kongres Kepala Negara menyeruhkan kepada masyarakat dunia untuk membantu Indonesia membengun hutan industrinya. Dikatakan oleh Presiden bahwa kita menggunakan hutan sebagai sumber daya alam dan sekligus juga berusaha keras meningkatkan rehabilitasi dan membengun hutan tanaman industri. Tuga ini jelas bukan tugas yang ringan. Untuk membangun hutan tanaman  industri diperlukan modal yang tidak kecil, keahlian dan manajemen yang baik, yang belum seluruhnya dapat kita sediakan. Karena hutan kita juga merupakan faktor penting yang ikut menentukan keadaan iklim serta lingkungan yang hidup global, maka bangsa-bangsa lai, khususnya bangsa-bangsa maju, seyogianya mendukung kegiatan ini.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Penyusun : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo