PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 30 Oktober 195 - 30 Oktober 1981

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,
Sabtu, 30 Oktober 1965

Menpangad Letjen. Soeharto mengatakan bahwa dalam urusan menumpas ”Gerakan 30 september”, kebijaksanaan pimpinan Angkatan Darat didasarkan pada kebijaksanaan  Presiden/Panglima tertinggi ABRI/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. Demikian yang dikatakan Jenderal Soeharto dalam amanatnya pada penutupan Kursus Perwira Lanjutan Dua Infantri ( Kupalda-If) di Bandung.

Selanjutnya dikatakan bahwa setelah Negara, Revolusi Indonesia dan Bung Karno dapat diselamatkan dari Coup d’etat maka tindakan berikutnya menyangkut dua aspek, yaitu aspek pemulihan keamanan dan ketertiban dan aspek politik. Penyelesaian politik dipercayakan sepenuhnya kepada Presiden/Pangti ABRI/PBR Bung Karno, sedangkan aspek pemulihan keamanan/ketertiban ditugaskan kepadanya.



Senin, 30 Oktober 1972

Direktur AID, John Hanna, mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka hari ini dalam pertemuan itu telah dibicarakan masalah bantuan AS kepada Indonesia dan segala sesuatu yang menyangkut bantuan AS kepada Indonesia yang akan dibicarakan dalam sidang IGGI pada bulan Desember yang akan datang di Negeri Belanda.


Rabu, 30 Oktober 1974

Raja Boundewijn dan Ratu Fabiola jam 10.30 pagi ini mengakhiri kunjungan resminya di Indonesia. Tamu Negara yang tiba di Jakarta pada taggal 21 Oktober, selanjutnya akan mengunjungi Bali dan tinggal di sana samapai tanggal 2 November. Keberangkatannya di langan udara internasional Halim Perdanakusuma dilepas oleh Presiden dan Ibu Tie Soeharto dalam suatu ucapan militer.

Kamis, 30 Oktober 1975

Lebih kurang 60 orang peserta sidang ke-24 international Rubber Study Group yang sedang berlangsung di Jakarta sejak tanggal 27 sampai 31 Oktober di Jakarta, mengadakan kujungan kehormatan kepada Presiden Soeharto di Istana Merdeka pagi ini. Dalam sambutannya, Kepala negara meminta Negara-negara pengekspor karet alam dan penghasil karet sintesis untuk membantu negara-negara yang sedang berkembang, sehingga harga karet yang mereka hasilkan dapat mantap dan tidak merugikan. Ia mengingatkan bahwa sebagai besar penghasil karet alam adalah penghasil karet rakyat, yaitu di Indonesia sebanyak 65%, Malaysia 55%, dan Muangthai 95%. Selanjutnya Presiden menganjurkan agar Internasional Research Study Group itu bekerjasama dengan para konsumen karet dan meminta saran-saran mereka. Demikian antara lain dikatankan oleh Presiden Soeharto.

Sabtu, 30 Oktober 1976

Pukul 10.00 pagi ini, bertempat di Istana Negara Presiden Soeharto menerima para peserta Musyawarah Nasional Ke-3  Kadin Indonesia. Pada kesempatan itu Kepala Negara memberikan amanatnya, dimana antara lain dimintainya agar Kadin mendorong dan memelopori ikut sertanya swasta nasional dalam pembangunan dan terwujudnya persatuan kesejahteraan rakyat.

Dalam hubungan itu, presiden mengatakan bahwa pokok persoalan kita sekarang ini adalah bagaimana agar kekuatan ekonomi swasta yang kuat itu dapat berperan dalam membangun dan bersamaan dengan itu asas keadilan sosial  dapat kita laksanakan. Lebih jauh dikatakannya bahwa salah satu langkah penting yang harus di usahakan pelaksanaanya adalah memperluas pemilikan dari sesuatu perusahaan oleh masyarakat untuk itu demikian di ungkapkannya, Pemerintah sedang menyiapkan pembentukan pasar modal yang bukan saja untuk memperlancar pengembangan modal dan perluasan usaha, melainkan juga sebagai sarana untuk penyebaran dan perluasan pemilikan perusahaan swasta.


Jum’at, 30 Oktober 1981

Menko Ekuin, Widjojo niti sastro, pagi ini menghadap Presiden Soeharto di Cendana. Kedatangannya adalah untuk melaporkan keputusan sidang OPEC yang berlangsung di Jenewa,Swiss,Kemarin. Sidang yang dipimpin oleh Menteri Perdangangan dan Energi Subroto berhasil mengambil dua keputusan penting. Pertama, menetapkan harga kesatuan minyak bumi sebesar US$ 34,- per barrel untuk minyak Arab Saudi; harga ini diberlakukan hingga akhir 1982. Kedua, menyepakati adanya perbedaan-perbedaan kualitas minyak bumi serta jarak Negara-negara konsumen yang berbeda-beda.

Menanggapi laporan itu Presiden bersyukur atas keputusan sidang OPEC tersebut. Kepala Negara selanjutnya berpesan agar Indonesia tetap meningkatkan peranannya dalam perekonomian dunia, meskipun dunia sekarang ini sedang mengalami resesi.


Sumber : Buku Jejak Langkah Pak harto Jilid 1-6
Penyusun : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo