Senin, 10 Agustus 1987 --- Presiden Soeharto pagi ini memimpin sidang kabinet terbatas bidang Ekuin
di Bina Graha. Didalam sidang Presiden Soeharto telah menginstruksikan
kepada para pejabat pusat dan daerah agar terus mengamati berita tentang
kekeringan, lebih-lebih dalam menghadapi musim tanam 1987/1988.
Pengamatan itu diarahkan dalam usaha untuk memenuhi keperluan air minum
dan pertanian.
Presiden juga memerintahkan Departemen Dalam Negeri agar memberi
instruksi kepada seluruh Bupati agar memanfaatkan laporan tentang
meteriologi dan geofisika dari Departemen Perhubungan. Dengan ramalan
keadaan cuaca tersebut, maka terus dapat diikuti dan diketahui
daerah-daerah mana yang akan kekeringan.
Untuk mengatasi kekeringan, Presiden menggariskan bahwa apabila perlu
dapat diusahakan hujan buatan. Sehubungan dengan itu Departemen
Pertanian dan BPPT mengadakan pengkajian mengenai hujan buatan di
waduk-waduk Jatiluhur, Wonogiri, dan Sempor. Dilaporkan dalam kabinet
hari ini, bahwa kekeringan yang diakibatkan oleh pengaruh El Nino itu
telah melanda berbagai daerah, seperti Aceh, Sumatera Utara, Nusa
Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Pengaruh El Nino terhadap
Indonesia terjadi setiap tiga atau tujuh tahun sekali.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan lesilolo
Publikasi : Rayvan lesilolo