PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 27 Agustus 1969 - 27 Agustus 1991

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,
Rabu, 27 Agustus 1969
Masih berada di Jawa Timur, hari ini Presiden Soeharto meninjau pameran produksi alat pertanian yang diselenggarakan di Pabrik Semen Geresik. Pada kesempatan itu Presiden Soeharto memesan 4.000 buah alat pertanian, antara lain Pacul. Alat-alat tersebut akan di sumbangkan kepada rakyat di Irian Barat.

Rabu, 27 Agustus 1974
Presiden Soeharto dan Presiden Ne Will hari ini melanjutkan pembicaraan mereka di Pagan, lebih kurang 500 kilometer dari Ragoon. Hari ini Presiden dan Ibu Soeharto juga berkesempatan mengunjungi kota Mandalay dimana terletak Pagoda Mahamuni yang tersohor. Dalam kunjungan di pagoda ini Presiden Soeharto telah member sumbangan sebesar US$200.

Sabtu, 27 Agustus 1977
Menteri Negara Ekuin Widjojo Nitisastro setelah melaporkan hasil kunjungannya ke wilayah dilanda gempa di Nusa Tenggara Barat pada hari Kamis dan Jum’at, di Cendana menyatakan bahwa Presiden Soeharto memutuskan untuk member bantuan sebesar Rp 50 Juta kepada Pemerintah Daerah NTB untuk membatu para korban bencana alam tersebut. Presiden juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Team SAR yang dipimpin oleh Marsma. Dono Indarto yang telah menjalankan tugasnya di NTB selama dua Minggu.

Rabu, 27 Agustus 1980
Presiden Soeharto menegaskan bahwa semua usaha pembangunan yang kini dilaksanakan dan bangsa Indonesia bukan hanya untuk generasi yang sekarang, melainkan juga dan terutama untuk generasi-generasi yang akan datang. Penegasan ini di kemukakan oleh Kepala Negara kepada DPP KNPI yang menghadap di Bina Graha pagi ini. Demikian diungkapkan Ketua Umum DPP KNPI setelah ia bersama sejumlah anggota DPP lainnya bertemu Presiden.
Pada kesempatan itu Presiden juga menegaskan betapa pentingnya kedudukan strategis dan peranan pemuda dalam rangka mengisi kemerdekaan, yaitu berupa langka-langkah yang sedang dilakukan dalam melaksanakan pembangunan. Presiden juga mengatakan bahwa dalam  rangka melaksanakan regenerasi tidak perlu ada peerbedaan antara pimpinan yang lebih tua dan pimpinan tyang lebih muda, sehingga dengan demikian dapat dipeerat jalinan harmonis antara kaum tua dan generasi muda.

Sabtu, 27 Agustus 1983
Pagi ini di Istana Bogor, Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri acara Safari KB “ Senyum” Terpadu yang di hadiri oleh lebih kurang 5.000  orang calon akseptor KB. Dalam dialognya dengan para calon akseptor KB itu, Presiden  mengatakan antara lain Ibu- Ibu  peserta keluarga berencana adalah prajurit/pejuang pembangunan. Oleh sebab itu, demikian Kepala Negara, para peserta KB tidak perlu malu mengikuti program KB, malah sebaliknya Harus bangga.

Selasa, 27 Agustus 1985
Pukul 09.00 pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto meninjau pameran produksi Indonesia 1985 di Silang Monas, Jakarta. Peninjauan Ini merupakan Kujunagan Presiden Soeharto yang ketiga kalinya ke pameran tersebut sejak dibuka awal bulan. Dalam kunjungannya kali ini Presiden dan Ibu Soeharto di damping dengan Wakil Presiden dan Ibu Umar Wirahdikusumah, meninjau anjungan-anjungan Departemen Kehutanan, Departemen Perindusterian, Departemen Pertambangan dan Energi, DKI, serta Hall A dimana divisualisasikan hasil-hasil pembangunan sejak Pelita I sampai sekarang ini.

Rabu, 27 Agustus 1986
Bertempat di Bina Graha, pagi ini Presiden Soeharto menerima empat orang anggota Parlemen Jepang dalam Kelompok Kerjasama Parlemen Jepang-Indonesia. Kepada rombongan yang di pimpin oleh Michio Watanabe itu, kepala Negara mengharapkan Jepang  tetap member bantuan kepada Indonesia. Hal ini dikemukakan Presiden mengingat Ekonomi Indonesia masih dalam keadaan yang sulit, karena merosotnya harga miyak.

Sabtu, 27 Agustus 1988
Presiden Soeharto hari ini melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Tenggara dalam rangka persiyapan beberapa proyek pembangunan di sana. Acara Peresmian Proyek –Proyek senilai Rp 150 Miliar itu berlangsung di Kompeleks Irigasi Wawatobi Unaaha. Selain proyek Irigasi Wawatibi itu diresmikan pula RSU Kabupaten Kendari, PLTD WuaWua, serta Proyek pembudidayaan dan pengelolaan udang.  Proyek bendungan Wawatobi itu sendiri dibangun dengan biaya sebesar Rp68,673 Miliar.
Dalam kata sambutanya, Kepala Negara mengingatkan bahwa walaupun kita telah mencapai swaswmbada beras sejak tahun 1984, tetapi kita tidak boleh menjadi lengah, karena kebutuhan beras terus meninglkat sejalan dengan meningkatnya sejumlah penduduk. Jadi produksi padi harus tetap di tingkatkan agar sewadaya beras bertambah mantap. Selanjutnya dikatakannya nahwa dewasa ini kita memang sedang menghadapi ujian dan tantangan berat dibidang ekonomi. Tantangan dan ujian bnerat itu bukan berati harus kita hindari, melainkan harus kita hadapi dengan penuh percaya diri. Ujian-Ujian berat itu harus kita anggap sebagai tantangan yang harus kita tundukan, bukan sebagai halangan yang membuat kita patah semangat.

Senin, 27 Agustus 1990
Menteri Perminyakan Kuwait, Dr Rasheed Alamiri, pagi ini  diterima Presiden Soeharto di Bina Graha. Ia menghadap Kepala Negara dalam kapasitas sebagai utuasan khusus Emir Kuwait, Sheikh Jaber al Ahmad As Sabah. Setelah bertemu Presiden Soeharto, ia mengatakan bahwa Kepala Negara menegaskan dalam konfelik antar Irak dan Kuwait. Dijelaskan pula bahwa Indonesia juga tidak membenarkan invasi Negara manapun terhadap sebuah Negara lain.

Selasa, 27 Agustus 1991
Pada jam 09.00 pagi ini, bertempat di Bina Graha Presiden Soharto menerima pengurus MUI. Selain Ketua Umum KH Hassan Basri, tokoh-tokoh MUI lainnya yang hadir dalam pertemuan itu adalah Prof KH Ibrahim Hosein, HS Prodjokusumo, Dr Ir M Amin Aziz. Mereka menghadap untuk melaporkan tentang perkembangan akhir dari persiapan pembentukan Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Dalam pertemuan itu, Presiden Soeharto menjajikan peinjaman sebesar Rp3 Miliyar kepada BMI. Pinjaman itu diberikan Presiden tanpa bunga dan dananya akan di ambil dari YAMP. Selain member pinjaman, secara peribadi  Presiden juga menjanjikan akan mengumpulkan modal dasar yang diperlukan BMI sebesar Rp 10 Miliar.

Sumber : Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Penyusun : Rayvan Lesilolo