PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 25 April 1966 - 1992

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,

SENIN, 25 April 1966

Dalam memperingati hari kelahiran ke-32 GP Ansor dan hari lahir ke-16 Fatayat NU, Pangad Letjen. Soeharto mengatakan bahwa Tritura itu tidak dapat dicapai sendiri-sendiri oleh sesuatu golongan, tetapi harus bersama-sama dengan segenap kekuatan progresif-revolusioner lainnya. Kita tidak boleh menepuk dada dan menjadi takabur dengan sukses-sukses kita, melainkan kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita jangan berputus asa karena kekalahan-kekalahan, sebab putus asa itu menjadikan kita apatis. Kita harus terus berjuang untuk mencapai kemenangan yang lebih besar. Demikian antara lain pesan Jenderal Soeharto.

Sementara itu dalam sambutannya pada pembukaan Kongres Persatuan PNI/FM di Bandung, Waperdam Hankam/Menpangad Letjen. Soeharto menegaskan, bahwa PNI/FM secara keseluruhan harus berani melakukan introspeksi, sedang setiap pimpinan PNI/FM harus berani melakukan kritik kepada dirinya; dan setiap warga PNI/FM harus berani mawas diri. Selanjutnya Letjen. Soeharto menyatakan pula bahwa gangguan terhadap stabilisasi jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi disebabkan oleh adanya tiga penyelewengan dasar: Pertama, radikalisme kekiri-kirian PKI yang menggunakan fitnah dan teror yang memonopoli hasil revolusi kedua, kaum oportunisme politik yang didorong oleh ambisi pribadi dengan menggunakan dan dipelopori BPI. Ketiga, petualangan ekonomi untuk kepentingan pribadi, secara amoral dan asosial mengacaukan perekonomian rakyat dan keuangan negara.

Dalam menghadapi masalah dalam negeri, DPR-GR telah berhasil menyusun konsepsi politik, ekonomi, keuangan dan pembangunan. konsepsi-konsepsi tersebut antara lain menyangkut masalah pemilihan umum, pelaksanaan UUD 1945 secara konsekuen, dan kedudukan Lembaga-lembaga Tinggi Negara.



SELASA, 25 April 1967

Pengawai Merah kembali berdemonstrasi di depan Kedutaan RI di Peking. Dalam demonstrasi hari kedua ini, mereka membakar patung Jenderal Soeharto dan Jenderal Nasution, sementara meneriakkan kata-kata kecaman terhadap apa yang mereka sebut kaum reaksioner Indonesia. Tentu saja mereka tak lupa memuji partai terlarang PKI.



RABU, 25 April 1973

Presiden Soeharto menyambut baik doktrin FBSI yang berdasarkan pada Pancasila; selain itu  Kepala Negara juga sangat menghargai usaha-usaha FBSI yang telah berhasil menyatukan semua organisasi buruh Indonesia kedalam suatu ferderasi. Demikian diungkapkan oleh Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi, Subroto, kepada pers setelah ia dan 11 orang pimpinan FBSI diterima Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini.



SELASA, 25 April 1978

Pada jam 09.45 pagi ini, bertempat di Bina Graha, Kepala Negara menerima Menteri Perhubungan, Rusmin Nuryadin, dan Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kardono. Pertemuan tersebut telah membahas masalah Transmigrasi Udara sebagai salah satu sistem pengangkutan transmigran yang cepat.



RABU, 25 April 1979

Pukul 10.00 pagi ini, bertempat di Gedung Utama Sekretariat Negara, Presiden Soeharto memimpin sidang kabinet paripurna. Acara sidang hari ini adalah mendengarkan perkiraan keadaan selama Repelita III yang disampaikan oleh Kepala Bakin, Yoga Sugama. Presiden menyambut baik perkiran keadaan itu, dan meminta segenap aparatur pemerintah memperhatikan dan dapat menggunakannya dengan sebaik-baiknya.



SABTU, 25 April 1981

Bertempat di Cendana hari ini Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan Menteri Koordinator bidang Ekuin, Widjojo Nitisasro, Menteri/Sekretaris Negara, Sudharmono, dan Menteri Negara PAN/Wakil Ketua Bappenas, JB Sumarlin. Pertemuan telah membahas persiapan-persiapan menghadapi sidang IGGI yang akan berlangsung di Amsterdam pada bulan Mei mendatang.

Pada hari ini, di tempat yang sama, Presiden Soeharto juga menerima Menteri Dalam Negeri, Amirmachmud. Dalam pertemuan ini telah dibahas mengenai hari pelaksanaan Pemilihan Umum yang akan datang. Setelah bertemu Kepala Negara, Amirmachmud mengatakan bahwa Pemilihan Umum 1982 akan diselenggarakan pada salah satu hari antara tanggal 3 sampai 6 Mei 1982.



MINGGU, 25 April 1982

Presiden Soeharto memberikan bantuan tambahan sebanyak 1.000 ekor sapi Bali untuk para peternak di Pulau Sumbawa, NTB. Sapi-sapi tersebut diperuntukkan bagi Kabupaten Sumba 500 ekor, sedangkan kabupaten Dompu dan Bima masing-masing menerima 250 ekor sapi. Demikian dikatakan oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTB, Drh. Omik Koswara hari ini.



SENIN, 25 April 1983

Di istana Negara pagi ini Presiden Soeharto membuka Muktamar Kamar Dagang, Industri, dan Pertukaran Komoditi Islam ke-4. Muktamar ini dihadiri oleh lebih kurang 350 orang peserta; tampak diantaranya Ketua Umum Kadin Indonesia, Sukamdani S Gitosardjono, HE Kowara, dan Ketua dari Islamic Chamber, Sheikh Ismail Abudawood.

Dalam amanatnya, Kepala Negara mengatakan bahwa untuk menembus kemacetan dunia dewasa ini, ia memandang penting sekali diselenggarakannya muktamar ini. Dalam hubungan ini, Presiden menilai bahwa muktamar perlu memberikan perhatian yang besar pada usaha-usaha bersama untuk meningkatkan arus perdagangan dan stabilitas harga, peningkatan produksi pertanian, khususnya pangan, serta kerjasama di sektor investasi dan infrastruktur.
Diungkapkan oleh Presiden Soeharto bahwa dalam rangka memberi isi nyata kepada kerjasama di antara negara-negara OKI, Indonesia baru-baru ini telah mengambil keputusan untuk menandatangani Pejanjian untuk Promosi, Proteksi, dan Garansi Penanaman Modal diantara Negara-negara Angoota OKI. Dengan ditandatanganinya perjanjian ini oleh Indonesia sebagai negara kesepuluh, maka perjanjian ini dapat berlaku secara operasional. Hal ini membuka jalan-jalan yang lebih lebar bagi kerjasama di bidang ekonomi dan sektor-sektor lainnya diantara semua anggota OKI. Demikian antara lain dikatakan Presiden Soeharto.



RABU, 25 April 1984

Presiden Soeharto pada jam 10.00 pagi ini membuka Rapat Kerja Departemen Kehutanan di Istana Negara. Rapat kerja yang bertemakan “Dengan Konsolidasi dan Pengembangan Menuju Tinggal Landasan pada Repelita IV” diikuti oleh sekitar 200 orang peserta dari seluruh Indonesia.
Dalam amanatnya, Kepala Negara meminta agar dalam Repelita IV ini pembangunan di bidang kehutanan dilakukan sedemikan rupa sehingga hutan-hutan dapat berfungsi secara optimal dan lestari. Demikian pula kondisi lahan di daerah-daerah aliran sungai hendaknya sudah dapat memiliki daya dukung yang optimal. Juga diminta oleh Presiden agar industri pengolahan kayu semakin ditingkatkan dan dimantapkan. Dalam hubungan ini penghutanan perlu dilaksanakan sebaik-baiknya dan hutan tanaman untuk keperluan industri perlu diperluas.
Pukul 11.00 pagi ini Menteri Perindustrian Hartarto menghadap Kepala Negara di Istana Merdeka. Dalam pertemuan itu ia melaporkan tentang penyediaan pupuk untuk para petani. Dilaporkannya bahwa tahun ini sekitar 3,8 juta ton pupuk akan disalurkan kepada petani dan tahun depan jumlah ini akan meningkat menjadi 5,7 juta ton. Pada kesempatan itu dilaporkan pula mengenai perkembangan pembangunan pabrik bahan baku pestisida serta perkembangan lingkungan industri kecil.


SABTU, 25 April 1992

Bertempat di Cendana pada jam 09.00 pagi ini, Kepala Negara menerima sembilan orang anggota Dewan Pengawas Syari’ah Bank Muamalat Indonesia, yang dipimpin oleh Ketuanya, KH Hasan Basri. Dalam pertemuan itu Presiden menghimbau para calon jemaah haji untuk ikut membeli saham BMI dengan menyisihkan sebagian dari biaya transportasi ke daerahnya masing-masing. Himbauan ini dikemukakan Presiden dalam rangka untuk menambah modal bank baru ini. Dalam hubungan ini Kepala Negara menganjurkan agar setiap jamaah haji membeli sekurang-kurangnya sepuluh saham senilai Rp10.000,-.


Penyusun Intarti, S.Pd