PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Catatan Harian Kegiatan Pak Harto Pada Tanggal 19 Agustus

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,,,,,

SELASA, 19 AGUSTUS 1969
Dalam sidang Sub-Dewan Stabilisasi susunan perutusan Indonesia yang akan berunding dengan delegasi ekonomi Uni Soviet. Menurut rencana, delegasi Soviet akan tiba di Jakarta pada tanggal 24 Agustus. Dalam kesempatan itu Presiden telah memberi petunjuk-petunjuk yang dapat dipakai sebagai pedoman didalam perundingan dengan pihak Uni Soviet.

KAMIS, 19 AGUSTUS 1971
Kepada Menteri Perhubungan Frans Seda yang menghadapnya siang ini di Istana Merdeka, Presiden mengarahkan agar peningkatan pariwisata jangan sampai mengakibatkan terhadinya dekadensi mora dan hilangnya kepribadian nasional. 

SENIN, 19 AGUSTUS 1974
Pukul 09.00 pagi ini Presiden Soeharto meresmikan Gedung Joang 45 di Jalan Menteng Raya 31, Jakarta Pusat. Dalam sambutannya, Kepala Negara mengatakan bahwa pemugaran kembali gedung dan tempat bersejarah merupakan alat yang penting untuk memelihara dan memperkokoh kepribadian bangsa yang merupakan bagian dan tujuan tersendiri pembangunan kita. Dengan langkah ini maka perjuangan kita tidak akan kehilangan jejaknya dari masa lampau dan membuat saling pengertian antar generasi, sehingga membuat perjuangan ini sebagai suatu proses yang utuh dan lengkap. Demikian antara lain dikatakan oleh Presiden Soeharto. 

SELASA< 19 AGUSTUS 1975
Pukul 09.30 pagi ini Presiden Soeharto meresmikan selesainya pemugaran Gedung Pancasila di Departemen Luar Negeri, Jalan Pejambon 6, Jakarta. Di gedung inilah pada tahun 1945 Pancasila dicetuskan untuk pertama kalinya. Dalam sambutannya, Kepala Negara mengatakan bahwa pemugaran tempat-tempat bersejarah merupakan pembangunan kejiwaan mempertebal rasa cinta kepada tanah air dan bangsa, serta setia kepada tujuan dan cita-cita kemerdekaan. 

KAMIS, 19 AGUSTUS 1976
Pada jam 08.30 pagi ini, bertempat di Taman Mini Indonesia Indah, Presiden Soeharto meresmikan Taman Burung, Taman Ria Indah, dan Balairung Sumatera Barat. PAda acara peresmian itu, Ibu Tien Soeharto selaku Ketua Pelaksana Pembangunan dan Pengelola Proyek Taman Mini telah mengungkapkan data fisik Taman Burung dalam laporannya. Menurut laporan itu, luas Taman Burung adalah 9,400 meter persegi. Didalamnya terdapat pengelola, tempat pameran, sembilan sangkar kecil, dan sebuah sangkar utama. Sangkar utama yang berbentuk setengah bola itu bergaris tengah 54 meter dengan ketinggian 17 meter. Taman Burung ini dapat menampung 350 ekor burung dari berbagai jenis.

SABTU, 19 AGUSTUS 1978
Bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharto pagi ini menerima lebih kurang 150 orang Perintis Kemerdekaan. Pada kesempatan ini Kepala Negara telah menyampaikan sepatah kata. Dikatakannya bahwa sebagai seorang warga negara yang dipercayai oleh bangsa dan negara untuk melaksanakan kehendak rakyat, ia tidak berkeinginan  untuk berbuat yang neko-neko (tidak-tidak).

Selanjutnya Presiden Soeharto menjelaskan bahwa dewasa ini kita baru menuju pada landasan cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur. Cita-cita ini baru akan tercapai 5-6 Repelita. Ia mengingatkan bahwa dalam dua Repelita yang telah berlalu, dan kini memasuki Repelita III, kita belum sepenuhnya berhasil menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Demikian antara lain dikatakan oleh Presiden Soeharto 

RABU, 19 AGUSTUS 1981
Jam 10.00 pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri acara peringatan Hari Koperasi ke-34 di Balai Sidang Jakarta. Pada kesempatan ini Presiden telah menyerahkan hadiah bagi juara pemenang Lomba Koperasi Terbaik, Sapi Perah Terbaik, dan Pemuka Koperasi. Kemudian Presiden dan Ibu Soeharto meninjau pameran sapi perah. Pembukaan pameran sapi perah ini dilakukan oleh Ibu Tien dengan pengguntingan pita.

Dalam sambutannya, Presiden menegaskan bahwa Pemerintah bertekad untuk terus menerus memberi bimbingan agar koperasi tumbuh subur dimana-mana. Dikatakannya bahwa Pemerintah akan melindungi koperasi, karena tanpa perlindungan, maka koperasi yang masih lemah itu akan mati. Namun diingatkan oleh Kepala Negara bahwa betapapun besarnya perhatian dan bantuan Pemerintah kepada koperasi, maka niscaya koperasi tidak akan dapat maju, tidak memiliki kemampuan yang dapat diandalkan.

KAMIS, 19 AGUSTUS 1982
Dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden No.2 Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik, Presiden Soeharto memberi petunjuk kepada Menteri Muda Urusan Pemuda Abdul Gafur agar pelajar sebagai pemuda diberikan pendidikan politik, namun metode yang digunakan dalam politik itu hendaknya disesuaikan dengan kelompok usia para pelajar ini. Dalam memberikan pendidikan politik kepada pelajar perlu dilakukan kerjasama dengan PGRI. Kepada mahasiswa sebagai pemuda pula dipilih jalur penataran P4 yang dilaksanakan secara efektif. Sedangkan pendidikan politik kepada para pemuda dalam wadah komunikasi agar dijabarkan sedemikian rupa supaya pemuda Indonesia mempunyai kemampuan untuk melestarikan Pancasila dan UUD 1945. Presiden menginstruksikan pula kepada Badan Koordinasi Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda untuk menggunakan pola pembinaan dan pengembangan pendidikan politik generasi muda sebagai bahan pedoman dalam pelaksanaan tugas pembinaan dan pengembangan generasi muda khususnya sebagai bahan pendidikan politik. Demikian dikemukakan Menteri Abdul Gafur setelah menghadap Kepala Negara di Bina Graha pagi ini.

SELASA, 19 AGUSTUS 1986
Pukul 9.30 malam ini, Presiden dan Ibu Soeharto menerima kunjungan kehormatan Pangeran Sihanouk dan isterinya di Istana Merdeka. Selanjutnya di tempat yang sama Presiden dan Ibu Soeharto menjamu mereka dalam jamuan santap malam.

Presiden Pemerintah Koalisi Demokratik Kamboja (CGDK) beserta rombongan tiba di Jakarta sore ini dalam rangka kunjungan kerja sampai 22 Agustus pagi. Di bandar udara ia dijemput oleh Menteri Koordinator bidang Polkam, Surono.

RABU, 19 AGUSTUS 1992
Pukul 10.00 pagi ini, di Pejambon, Presiden Soeharto meresmikan gedung Departemen Luar Negeri. Pembangunan gedung 12 lantai dan gedung pimpinan itu merupakan hasil "ruitslag" dimana Departemen Luar Negeri menyerahkan tanah miliknya seluas 1,4 hektar di Kebayoran Baru kepada PT. Pasaraya Toserba Jaya. Kebijaksanaan demikian ditempuh departemen ini sesuai dengan keputusan Presiden pada tahun 1988 yang mendetapkan bahwa pembangunan kantor pemerintahan tidak boleh lagi menggunakan dana APBN.

Penyusun : Gani Khair
Sumber : Buku Jejak Langkah Jilid 1-6