PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah, 12 Mei Sekian Tahun yang Lalu

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,

Senin, 12 Mei 1969
Presiden Soeharto di Istana Negara menerima Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam pertemuan itu dibahas masalah zakat dan penggunaannya disamping masalah ibadah haji. Kepada Presiden Soeharto Pimpinan Muhammadiyah setuju dengan kebijakan pemerintah dalam mengelola ibadah haji. Dalam hal ini pemerintah memutuskan bahwa hanya pemerintah saja yang mengelola penyelenggaraan ibadah haji.

Selasa, 12 Mei 1970
Dalam sidang Sub-Dewan Stabilisasi Ekonomi di Bina Graha, Presiden Soeharto antara lain menginstruksikan kepada para menteri untuk meningkatkan pengawasan terhadap proyek-proyek pembangunan yang selama ini dirasakan kurang, sebab tidak tersedianya pengawasan.

Rabu, 12 Mei 1971
Presiden dan Ibu Tien Soeharto meresmikan Proyek Air Minum Sungai Pulai di Tanjung Pinang, Riau Kepulauan. Selesai meresmikan proyek ini Presiden beserta rombongan berangkat ke Pulau Batam dengan menaiki dua buah kapal laut berukuran kecil. Disini Presiden meninjau proyek Bounded Area dan basis logistik serta operasional bagi kegiatan eksploitasi minyak dan gas bumi PN Pertamina.
Sekembali dari Batam, pada malamnya Presiden mengadakan tatap muka dengan para alim ulama. Pada kesempatan itu Presiden memberikan sumbangan Rp. 50 juta bagi kegiatan dakwah Islam.

Kamis, 12 Mei 1977
Presiden Soeharto berpendapat bahwa untuk memimpin suatu bangsa tidak cukup hanya dengan program-program saja, tetapi diperlukan adanya wawasan yang menggambarkan cakrawala tentang persoalan bangsa yang fundamental dan mendasar. Presiden Soeharto juga menghendaki tidak hanya adanya evolusi kerohanian akan tetapi juga evolusi struktur yang menggambarkan aturan-aturan permainan diantara struktur legislatif, yudikatif dan eksekutif.

Sabtu, 12 Mei 1979
Presiden Soeharto dan Perdana Menteri Australia, Malcolm Fraser melanjutkan pembicaran dari pagi hingga siang ini. Dalam konferensi persnya, PM Fraser mengatakan bahwa pembicaraannya dengan Presiden Soeharto selama dua hari ini sangat bermanfaat. Ia mengungkapkan keyakinannya bahwa penentuan batas laut antara Australia dan Indonesia akan dapat diselesaikan dengan memuaskan bagi keduabelah pihak. Begitu juga dengan masalah Timor Timur.

Rabu, 12 Mei 1982
Presiden Soeharto mengharapkan agar, sejak SMP, pelajaran Sejarah Nasional lebih banyak ditekankan pada pergerakan dan perjuangan kemerdekaan dengan kemampuan dan kekuatan serta kelemahan dan ancamannya. Penekanan pada pergerakan dan perjuangan kemerdekaan itu perlu dilakukan, disamping PMP (Pendidikan Moral Pancasila) yang diberikan sejak SD, dalam rangka pelaksanaan pendidikan politik bagi generasi muda.

Sabtu, 12 Mei 1990
Kepada Panitia Pameran Kerajinan Indonesia yang dipimpin oleh Ny. Siti Hardiyanti Indra Rukmana, Presiden Soeharto menekankan mengenai pentingnya pembinaan terhadap pengrajin kecil. Dengan adanya pembinaan, maka diharapkan mereka dapat mandiri dalam meningkatkan kualitas dan memasarkan hasil produksi. Para pengrajin hendaknya dibantu dan dibimbing, termasuk penyediaan bahan baku, teknologi dan juga pemasarannya. Bantuan kepada pengrajin menurut Kepala Negara dapat dialkukan dengan bekerjasama dengan Bank Perkreditan Rakyat.

Penyusun : Gani Khair