PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 12 Juni 1969 - 12 Juni 1992

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,
Kamis, 12 Juni 1969
Presiden Soeharto mengadakan inspeksi ke proyek-proyek Departemen PU di Pejompongan, Jakarta dan Jawa Barat (Bekasi, Pamanukan, dan jatiluhur). Di Jakarta, Presiden meresmikan proyek Air Minum Pejompongan. Dengan menekan tombol, Presiden Soeharto menandai penyedotan air dari Kalimalang, yang diproses kemudian didistribusikan untuk penduduk Jakarta Raya. Selanjutnya Presiden mengadakan dialog dengan para Kepala Lurah di Kabupaten Bekasi. Dalam peninjauan selanjutnya Presiden Soeharto mengadakan inspeksi pada pekerjaan penggantian jembatan Kedung Gedeh. Disini Presiden menerima laporan sekitar pekerjaan penggantian jembatan dari Dirjen Bina Marga, serta melihat dari dekat para prajurit Yon Zikon 4 AD yang sedang sibuk bekerja. Selanjutnya Presiden melanjutkan peninjauan ke Pamanukan. Dalam suatu dialog terbuka dengan para lurah dari desa-desa di Kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang, Presiden Soeharto mengungkapkan keinginan pemerintah agar tiap desa dapat memiliki huller yang dapat dibeli rakyat secara gotong royong dengan bantuan kredit pemerintah.

Senin, 12 Juni 1978
Presiden Soeharto menginstruksikan Menteri PU, Purnomosidi, untuk mempercepat pembangunan saluran-saluran tertier. Untuk itu Presiden akan menyediakan tambahan dana sebesara Rp. 277 juta, yang akan dipergunakan untuk membelikan peralatan dari Jepang. Dikatakannya pula bahwa saluran-saluran tertier itu akan mengaliri sawah seluas 425.000 hektar, dan kemudian akan ditingkatkan menjadi 1,5 juta hektar.

Selasa, 12 Juni 1979
Mulai hari ini Pemerintah tidak akan mengizinkan lagi pengungsi Vietnam memasuki wilayah Indonesia. Kebijakan ini diambil sehubungan dengan semakin derasnya arus pengungsi yang memasuki wilayah Indonesia kini telah mencapai 31.200 orang.

Jum’at, 12 Juni 1981
DPD KNPI Sumatera Barat telah menyampaikan usulan sebagai rekomendasi sidang pleno yang diperluas DPD KNPI Sumatera Barat. Rekomendasi itu berisikan usul agar MPR hasil pemilu 1982 menetapkan Jenderal (Purn) Soeharto sebagai Bapak Pembangunan, serta mengusulkannya agar dipilih dan ditetapkan kembali sebagai Presiden RI untuk masa bakti 1983/1988.

Selasa, 12 Juni 1984
Menlu Mochtar Kusumaatmadja menghadap Kepala Negara di Cendana melaporkan tentang rencana pengiriman misi Kadin ke negara-negara Skandinavia, Jerman Timur dan Uni Soviet dalam rangka menjajaki kemungkinan peningkatan ekspor non-migas ke negara-negara tersebut. Misi yang terdiri atas 30 orang pengusaha itu akan dipimpin oleh Ketua Umum Kadin Indonesia.

Rabu, 12 Juni 1985
Menko Polkam Surono menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha, melaporkan tentang keadaan hutan dewasa ini yang cukup memprihatinkan. Hal ini disebabkan banyaknya kerusakan yang ditimbulkan pencurian dan penebangan-penebangan liar.

Untuk mengatasi keadaan tersebut, Kepala Negara menyarankan agar tenaga-tenaga Tamtama dan Bintara ABRI yang telah pensiun dapat dimanfaatkan. Menurut Presiden, mereka dapat diangkat sebagai Polisi Khusus Kehutanan utnuk mengamankan kawasan hutan di seluruh Indonesia.

Jum’at, 12 Juni 1992
Presiden Soeharto menyampaikan pandangannya di dalam sidang pleno Konferensi PBB untuk Pembangunan dan Lingkungan di Rio de Janeiro, Brasil.

Penyusun : Gani Khair