PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 24 September 1968 - 24 September 1992

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,


Selasa, 24 September 1968
Presiden Soeharto telah menginstruksikan kepada Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat, Idham Chalid, untuk segera membentuk suatu “Lembaga Keluarga Berencana” tingkat nasional. Lembaga tersebut akan mengkoordinasikan, membimbing serta mengawasi aspirasi masyarakat terhadap keluarga berencana.
Presiden Soeharto hari ini menghadiri peringatan Hari Tani Nasional yang di pusatkan di Kampung Purareja desa Ciasem Hilir, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Dalam kesempatan ini Presiden mengingatkan para petani agar berhati-hati didalam memanfaatkan hasil panen mereka. Para petani, yang sekarang mendapat tambahan pendapatan karena dapat memanfaatkan air bendungan Jatiluhur sehingga mampu menanam padi dua sampai tiga kali setahun, diingatkan agar tidak lupa daratan dengan bersuka ria secara berlebih-lebihan. “Daripada menghabiskan pendapatan tambahan itu, lebih baik memasukkannya dalam Bank Desa atau Lumbung Desa untuk membeli pupuk, obat-obatan serta traktor”, demikian dikatakan Presiden Soeharto di tengah-tengah sawah Purareja.

Rabu, 24 September 1969
Siang ini Presiden Soeharto tiba kembali di Jakarta dari kunjungan kerja di Irian Barat. Setibanya kembali, Presiden mengatakan kepada para wartawan bahwa dalam kunjungannya tersebut ia telah memberikan nasihat-nasihat kepada masyarakat setempat, terutama dalam hal membangun daerah dan memelihara ketertiban. Presiden juga telah memberikan petunjuk-petunjuk kepada para pejabat pemerintahan di wilayah itu, baik sipil maupun militer. Dikatakan juga bahwa kepada tiap kabupaten di sana ia telah menyerahkan alat-alat pembangunan menurut kebutuhan setempat, dan tongkang ukuran 200 ton.
Presiden mengatakan pula bahwa guna memperlancar perhubungan antardaerah di provinsi itu, maka pemerintah akan memberikan lima pesawat terbang Cessna, lima tongkang ukuran 200 ton, dan dua coaster ukuran 200 ton.

Selasa, 24 September 1974
Presiden Soeharto pagi ini memimpin sidang kabinet terbatas bidang Kesra di Bina Graha. Sidang yang berlangsung mulai pukul 10.00 pagi itu telah membahas pelbagai masalah. Diantara keputusan yang diambil oleh sidang hari ini adalah bahwa untuk menghadapi Idul Fitri, pemerintah akan memberikan kredit tanpa bunga kepada pegawai golongan I (termasuk ABRI dan pegawai daerah) dan para pensiunan. Anggaran yang disediakan untuk itu adalah sebesar Rp3,3 milyar. Juga diputuskan bahwa dalam tahun 1974/1975 ini, Pemerintah akan membangun 6.000 unit SD lagi melalui program Inpres. Masih dalam bidang pendidikan dilaporkan bahwa untuk merehabilitasi laboratorium ITB yang mengalami kebakaran, Presiden telah menyediakan dana sebesar Rp170 juta.
Di bidang kesehatan, sidang memutuskan bahwa dalam rangka Inpres No.5 Tahun 1974 akan dibangun sarana kesehatan sebanyak 10.500 unit, selain disediakan fasilitas-fasilitas bagi 3.935 tenaga kesehatan. Anggaran yang diperlukan untuk ini adalah Rp5. 128.342.220.-
Sementara itu Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi melaporkan tentang akan diangkatnya tenaga kerja sukarela sebanyak 1353 orang; mereka akan ditempatkan di 24 provinsi. Juga dilaporkannya tentang pembentukan Dewan Penelitian Pengupahan Daerah yang akan mengadakan penelitian mengenai upah dalam rangka penetapan upah minimum. Sampai saat ini upah minimum belum dapat ditentukan secara nasional.

Sabtu, 24 September 1977
Presiden Soeharto pagi ini meresmikan pameran laporan visual Program Kelurga Berencana. Pameran yang diselenggarakan di Bina Graha itu menyajikan data, bagan serta foto-foto tentang segala kegiatan yang terkait dengan perkembangan program nasional kelurga berencana dan kependudukan.
Dalam pesannya, Presiden Soeharto mengatakan bahwa hasil program nasional KB sungguh sangat menggembirakan walaupun belum mencapai sasaran secara keseluruhan. Oleh karena itu, Presiden mengharapkan agar upaya nasional ini diusahakan terus semaksimal mungkin. Presiden menekankan bahwa adlah suatu kebanggaan bagi para peserta untuk merasa ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional melalui kelurga berencana.

Senin, 24 September 1979
Presiden Soeharto hari ini meresmikan Pabrik Gula Gunung Madu, Kebun Induk Kelapa Hibrida PNP X dan PTP VI, serta Balai Informasi Pertanian di Lampung dan delapan daerah yang tersebar di seluruh tanah air. Acara peresmian berlangsung di Gunung Batin, Lamoung. Pabrik Gula Gunung Madu yang diresmikan itu dibangun oleh pihak swasta dan mampu memproduksi 90.000 ton gula setahun.
Dalam amanatnya, Kepala Negara sangat menghargai usaha, baik swasta maupun pemerintah, untuk membangun ketiga macam proyek tersebuut. Dikatakan oleh Presiden bahwa pembangunan pertanian masih  harus kita tingkatkan lagi, sebab meskipun kita telah dapat meningkatkan produksi dari beberapa komoditi, tetapi kita belum mampu berwasembada penuh dalam beberapa kebutuhan pokok. Hal ini antara lain disebabkan oleh kebutuhan kita yang juga meningkat.

Rabu, 24 September 1980
Berada di Pulau Bali, pagi ini Presiden Soeharto meresmikan jaringan irigasi Laguh di Desa Rajasa, Tabanan.
Dalam zaman pembangunan modern kita tidak boleh brgitu saja membuang tradisi-tradisi yang baik yang telah dihayati secara turun temurun. Demikian antara lain amanat  Presiden Soeharto  ketika meresmikan jaringan irigasi Laguh di Desa Rajasa, Tabanan, Bali pagi ini. Bendungan yang mampu mengairih sawah seluas 1.079 hektar ini dibangun dengan biaya Rp244.135.500,-.
Presiden, yang didampingi oleh Ibu Soeharto, mengatakan dalam kata sambutannya bahwa dengan selesainnya proyek irigasi ini, maka mutu dan perluassan areal sawah yang dapat ditanami akan meningkat. Hal ini akan memungkinkan untuk meningkatkan produksi padi dan meningkatkan pendapatan petani. Selanjutnya Presiden mengharapkan para petani dapat memanfaatkan irigasi Laguh itu dan memeliharanya sebaik-baiknya. Demikian sambutan Presiden.

Kamis, 24 September 1981
Presiden Soeharto pagi ini mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri India, Nyonya Indira Gandhi, di Istana Merdeka. Dalam pembicaraan yang berlangsung selama lebih kurang satu setengah jam itu, kedua pemimpin bertukar pandangan mengenai masalah-masalah internasional. Juga disinggung mengenai dialog utara-selatan serta masalah Afghanistan. Akan tetapi, hubungan dan kerjasama bilateral antara kedua negara merupakan fokus pembicaraan pagi ini.
Sore ini, pukul 15.15, PM Indira Gandhi mengunjungi TMII. Dalam kunjungan yang berlangsung selama dua jam setengah itu, Perdana Menteri India itu stempat berkeliling di Taman tersebut, sambil menyaksikan beberapa paviliun daerah. Kemudian, setelah beristirahat dan berpamitan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Istana Merdeka, PM Indira Gandhi meninggalkan Indonesia pada jam 20.00 malam ini. Presiden Soeharto melepas keberangkatan Perdana Menteri India itu di Halim Perdakusuma.

Selasa, 24 September 1985
Presiden dan Ibu Soeharto pukul 16.35 sore ini tiba kembali di tanah air.Presideen dan rombongan meninggalkan Jenewa pada jam 20.00 waktu setempat kemarin malam, setelah beristirahat di kota itu selama dua hari.

Senin, 24 September 1990
Memenuhi undangan Presiden Soeharto, siang ini yang di Pertuan Agong Sultan Azlan Muhibuddin Shah dan Raja Permaisuri Agong Malaysia tiba di Jakarta. Mereka akan berada di Indonesia sampai tanggal 30 September. Kedatangan mereka akan disambut oleh Presiden dan Ibu Soeharto dalam upacara kebesaran kenegaraan di halaman Istana Merdeka, lengkap dengan 21 kali tembakan meriam. Setelah diperkenalkan kepada para pembesar Indonesia dan korps diplomatik, kedua tamu negara melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Ruang Jepara Istana Merdeka.
Pukul 20.00 malam ini, di Istana Negara, Presiden dan Ibu Soeharto mengadakan jamuan santap malam kenegaraan untk menghormat kunjungan Yang di Pertuan Agong dan Raja Permaisuri Agong Malaysia. Dalam upacara selamat datangnya, Presiden Soeharto mengatakan bahwa hubungan persaudaraan antara kedua negara perlu terus dipererat, lebih-lebih karena kedua bangsa dewasa ini sedang mengalami proses alih generasi. Dalam kaitan ini, pengenalan secara lebih dekat antara generasi  baru saling kunjung mengunjungi antara pejabat pemerintah dan masyarakat, khususnya generasi muda, akan membawa manfaat.

Kamis, 24 september 1992
Pagi ini waktu New York, presiden soeharto menyampaikan pidatonya didepan sidang umum. Dalam pidatonya, presiden antara lain mengatakan bahwa sudah waktunya bagi negara  utara maupun selatan untuk menumbuhkan suatu kesepakatan baru mengenai pembangunan dan menggalang suatu kemitraan demokatis dalam merumuskan penyelesaian global terhadap masalah masalah global. Dikatakannya bahwa hanya dengan cara demikianlah kita  dapat membebaskan ekonomi dunia dari kemelut yang menghingggapinya dewasa ini. 
Diingatkannya pula perlunya menghapuskan berbagai lembaga dan modalitas yang tiidak adil yang telah menyebabkan semakin mendalamnya kesenjangan dan ketidak adilan dalam hubungan ekonomi internasional sehingga menjadikannya lebih adil dan lebih tangguh .
Presiden mengatakan bahwa negara non blok menyerukan dihidupkan kembali dialog yang konstruktif antara utara dan selatan. Diingatkannya, dewasa ini nasib dan kepentingan utara dan selatan belum pernah sedemikian erat terkait. 
Tanpa adanya stabilitas dan pembangunan diselatan, pihak utara tidak mungkin dapat mempertahankan terus laju kesejahteraan ekonominya, kata presiden.
Dalam pidatonya presiden soeharto menyampaikan hasil-hasil KTT GNB ke-10 dijakarta baru-baru ini juga, menjabarkan beberapa hasil-hasil KTT tersebut antara lain tekad dan upaya GNB untuk ,meningkatkan kerjasama selata-selatan.
Presiden menekankan kembali bahwa bagi negara-negara Non-blok, suatu tatanan dunia baru hanya akan tangguh dan dapat diterima oleh semua bila didirikan atas dasar pengakuan bahwa PBB merupakan unsur pokok dan kerangka universalnya dan tatanan tersebut sepenuhnya berakar pada prinsip-prinsip dasar piagam PBB. 
Dibagin lain pidatonya, presiden soeharto mengatakan perlunya memperluas keanggotaan dewan keamanan PBB dan meninjau kembali secara konstruktif cara-cara hak veto dilaksanakan dalam usaha menjadikan organisasi dalam usaha menjadikan organisasi dunia tersebut lebih demokratis. Dikatakannya bahwa gerakan Non-blok mendesak agar PBB harus juga mencerminkan asas demokrasi dalam bentuk keadilan, persamaan, dan keterbukaan baik dalam perwakilan negara anggotanya maupun dalam proses pengambilan keputusan,
• Presiden AS, George bush, menelpon presiden soeharto di new york dari gedung putih. Dalam pembicaraan selama 12 menit itu, ia mengatakan bahwa dengan adanya NAFTA        ( kawasan perdagangan bebas Amerika utara) tidak berarti tertutup pintu bagi hubungan dagang dengan  wilayah lain. Ia meyakinkan kepala negara tentang tujuan pembentukan NAFTA. Selain itu juga meminta maaf, karena kesibukannya sampai tak dapat menemui presiden soeharto sewaktu ia berada di new york.
Presiden soeharto telah menulis surat kepada George bush yang isinya menjelaskan tentang hasil-hasil KTT GNB yang berlangsung di jakarta serta langkah langkah yang akan diambil indonesia, sebagai ketua GNB. Presiden mengharapkan tanggapan George bush.
Sebelum menerima telpon dari bush pukul 14.20 waktu new york , presiden soeharto berturut-turut mengadakan pertemuan dengan sekretaris jenderal PBB Boutros-Boutros Ghani , ketua sidang umu PBB, menlu bulgaria stoyan ganev, presiden mongolia punsalmagun ochirbat dan presiden Latvia anatoliis Garbunovs.
Kepala negara pukul 10.00 menyampaikan pidatonya di depan sidang umum PBB dan sore harinya menerima kunjungan presiden Djibotil El Hadja Hassan Gouled Aptidon dan PM selandia Baru Jun Bolger. Menurut moerdiono secara terpisah menjelaskan kepada mereka hasil hasil  KTT GNB.
• Sekjen PBB menilai KTT GNB ke-10 merupakan KTT yang paling berhasil dalam 15 tahun terakir ini . ia mengatakan bahwa PBB menyediakan diri untuk menjadi alat bagi GNB dan siap bekerja sama dengan GNB dalam mengupayakan restruksinya . revitalisasi dan demokrasitisasi PBB.
• Menlu buulgaria stoyan ganev ( ketua sidang umum PBB ) menyampaikan keinginannya agar hubungan antara indonesia dengan negara lain dapat ditingkstkan. 
• Presiden letvia amatilijs gorvunovs menawarkan pelabuhan dilaut baltik untuk dimanfatkan oleh indonesia dalam usaha meningkatkan perdagangan di eropa. 
• Presiden soeharto dan presiden momgolia ochirbat sepakat untuk adakan saling tukar kunjungan pejabat dan kalangan yang lebih luas antara kedua negara agar dapat dijalin saling mengertian . presiden mongolia menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa menghadiri KTT GNB dijakarta karena kesibukannya pemilu dinegerinya dan mengundang presiden soeharto mengunjungi dinegerinya dan mengundang presiden soeharto mengunjungi negerinya. 
• PM seandia baru jun bolger menyampaikan ucapan terima kasih kepada indonesia karena mendukung keinginan negaranya untuk duduk di kursi keanggotaan tak tetap DK PBB.
• Presiden djibouti hassan gouled optidon meminta indonesia untuk membuka kantor perwakilan di negaranya, tanpa dirangkap untuk negaranya, tanpa dirangkap untuk negara lainnya. Presiden djiobuoti juga mengharapkan indonesia untuk berbagi industri kecil. Menanggapi permintaan tersebut presiden soeharto bahkan menawarkan untuk menyampaikan pengalaman indonesia di berbagi bidang pembangunan, bukan hanya industri kecil. Atas permintaan djibouti presiden soeharto setuju akan mengirim satu tim yang akan melihat kemungkinan-kemingkinan nyata yang dapat dilaksanakan guna meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Penyusun : Rayvan Lesilolo