SABTU, 3 JUNI 1989
Bertempat di Istana Negara, pagi ini Presiden Soeharto menghadiri acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 1989. Dalam amanatnya, Kepala Negara antara lain mengatakan usaha pembangunan berkelanjutan yang mengandung ikhtiar pelestarian keutuhan fungsi lingkungan hidup seharusnya berjalan seiring dengan usaha pembangunan global mengatasi ketimpangan ekonomi dunia. usaha memelihara lingkungan perlu dilaksanakan sebagai bahan dari usaha pembangunan bersama dari ekonomi dunia sejagat ini.
Dalam rangka pikiran ini, Kepala Negara meminta perhatian semua pihak pada lima pokok yang mutlak dilaksanakan untuk melanggengkan pembangunan berkelanjutan. Pertama, usaha kita semua menciptakan iklim yang merangsang pengembangan industri di negara berkembang, sebagai usaha mengurangi tekanan pembangunan pada sumber alam kehutanan dan tanah. Serta menggerser tekanan itu pada pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kedua, mengembangkan sistem tarif impor di negara maju dan sistem tarif ekspor di negara berkembang yang mendorong ekspor barang dan jasa yang diproses, serta mengurangi ekspor bahan mentah dari negara berkembang ke negera industri. Dengan demikian, ekspor negara berkembang akan menghasilkan nilai tambah yang meningkat, dan mengurangi tekanan pada alam sebagai sumber bahan mentah.
Ketiga, mengembangkan pariwisata-lingkungan, yakni kegiatan pariwisata ke daerah-daerah yang mempunyai ciri lingkungan yang unik, seperti pariwisata ke hutan Leuser di Aceh, suaka alam Bohorok di Sumatera Utara, habitat komodo di NTT, dan lain sebagainya. Pariwisata lingkungan ini mendorong pengenalan lingkungan dan cinta alam, disamping meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Keempat, mengajak dunia internasional secara aktif menanam hutan tropis. Kita sendiri merencanakan penghutanan kembali tanah krisis seluas 20 hektar, rata-rata 300.000 hektar dengan biaya sekitar US$300 juta setahun, selama 65 tahun yang akan datang. Dengan menanam hutan tropis bersamaan dengan penerapan sistem tebang pilih dalam eksploitasi hutan produksi, kita dapat mengharapkan bahwa luas areal hutan tropis kita tidak akan berkurang.
Kelima, melakukan ikhtiar pengembangan keanekaragaman hayati, di tempat hutan asli dan diluarnya. Keanekaragaman ini penting dikembangkan untuk menjaga kelanggengan tumbuh-tumbuhan dan satwa, untuk menciptakan bibit unggul, untuk menjadi sumber bagi bahan obat-obatan, pangan dan industri masa depan yang penting bagi kelangsungan hidup manusia sendiri di muka bumi.
Publikasi, Lita.SH