SABTU, 31 MEI 1975
Pukul 10.00 pagi ini di Cendana berlangsung pertemuan Presiden Soeharto dengan Menteri Keuangan Ali Wardhana, Menteri PAN Sumarlin, dan Gubernur Bank Sentral Rachmat Saleh. Pembicaraan pagi ini menyangkut pembangunan beberapa proyek yang akan dikerjakan dalam tahun anggaran 1975/1976 yang pembiayaannya berasal dari kredit ekspor atau pinjaman jangka menengah. Proyek-proyek itu meliputi pembangkit tenaga listrik, pabrik gula, kapal keruk, dan perbaikan jembatan. Dana tersebut antara lain akan dipergunakan untuk membangun enam pabrik gula di Luar Jawa, dan merehabilitasi 20 pabrik gula di Jawa.
SENIN, 31 MEI 1976
Deputi Menteri Luar Negeri Yugoslavia, Lazar Majsov, menemui Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini. Dalam pertemuan tersebut telah dibicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan penyelenggaraan KTT Non-Blok di Colombo, Sri Lanka, pada bulan Agustus yang akan datang. Pada kesempatan itu Kepala Negara memberitahukan bahwa ia tidak akan dapat menghadiri KTT tersebut karena bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan. Namun demikian Presiden mengharapkan agar KTT itu dapat mempererat persatuan dan kerjasama didalam Gerakan Non-Blok.
SELASA, 31 MEI 1983
Bertempat di Dukuh Saguling, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Presiden Soeharto pagi ini meletekkan batu abadi sebagai tanda peresmian dimulainya pembangunan bendungan utama PLTA Saguling. Menurut rencana PLTA ini nanti, kalau sudah selesai pembangunannya, akan dapat menghasilkan 700 megawat listrik. Kapasitas ini adalah lima kali kapasitas PLTA Jatiluhur.
Dari Saguling Presiden dan rombongan meneruskan perjalanan ke Bandung untuk meresmikan penggunaan kompleks kantor dan laboratoria Lembaga Elektronika Nasional LIPL.
RABU, 31 MEI 1989
Pada jam 09.45 pagi ini, bertempat di Istana Merdeka Presiden Soeharto menerima penyerahan surat kepercayaan oleh Duta Besar Baru AS untuk Indonesia, John Cameron Monjo. Ketika menyambut surat kepercayaan itu Kepala Negara antara lain menyatakan kegembiraannya karena AS memberikan arti yang penting kepada hubungan antara kedua negara, sepert yang diperlihatkan oleh kunjungan Wakil Presiden Dan Quayle ke Indonesia baru-baru ini. Presiden juga merasa gembira karena Presiden George Bush tidak akan menganut kebijaksanaan proteksionisme. Dalam hubungan ini Kepala Negara menegaskan bahwa proteksionisme memang akan membawa dampak yang negatif bagi usaha-usaha pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang.
Sebelumnya, ditempat yang sama, Kepala Negara juga menerima surat kepercayaan dari Duta Besar Qatar, Ateq Nasser Sultan Al-Badr. Kepala Duta Besar Al-Badr, Presiden mengatakan bahwa sebagai sesama negara yang sedang giat membangun dan anggota Gerakan Non-Blok serta bersama-sama aktif dalam OKI, kedua negara perlu meningkatkan kerjasama bagi kemajuan bangsa masing-masing maupun untuk ikut memberikan sumbangan bagi terwujudnya perdamaian dunia dan peningkatn kesejahteraan umat manusia.
Penyusun Intarti, S.Pd