PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Instruksi Presiden Soeharto Dalam Sidang Dewan Stabilisasi Ekonomi Nasional yang Berlangsung di Bina Graha

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
SELASA, 20 MEI 1975

Mulai pukul 10.00 pagi ini, di Bina Graha telah berlangsung sidang Dewan Stabilisasi Ekonomi Nasional yang dipimpin oleh Presiden Soeharto. Dalam sidang hari ini Kepala Negara telah menginstruksikan agar mobil-mobil mewah yang dimasukkan ke Indonesia tidak diberikan nomor polisi. Nomor polisi baru akan diberikan kepada mobil-mobil mewah tersebut apabila pemiliknya melunasi bea-cukai dan kewajiban-kewajiban lainnya. Latarbelakang dikeluarkannya instruksi ini, menurut Presiden, adalah dalam rangka melancarkan cara hidup sederhana. Diharapkannya bahwa dengan adanya ketentuan tersebut maka orang-orang kaya tidak lagi memamerkan kekayaan mereka.

Selain instruksi tersebut, sidang kali ini juga telah menyetujui program stabilitas harga karet alam dan penyelenggaraan cadangan penyangga stabilisasi harga karet alam dan penyelenggaraan cadangan penyangga karet alam. Dijelaskan bahwa program tersebut bertujuan untuk menstabilkan harga karet alam pada tingkat yang layak bagi konsumen dan memberikan pendapatan yang wajar bagi para produsen dan atau petani karet. Dalam rangka ini, sidang telah pula menyetujui pembentukan organisasi cadangan penyangga karet internasional dan keikutsertaan Indonesia didalamnya.

Selesai memimpin sidang Dewan Stabilisasi Ekonomi Nasional, pukul 13.15 siang ini Kepala Negara menerima pengurus Pertuni (Persatuan Tuna Netra Indonesia) yang dipimpin oleh Moh. Ali Partokusumo. Pada kesempatan itu Presiden menyatakan bahwa ia akan memberikan sumbangan Rp1 juta setiap bulannya kepada organisasi itu, yaitu untuk membiayai aktifitasnya. Kepada para pengurus Pertuni, Kepala Negara menyarankan agar tenaga-tenaga guru yang tuna netra dapat diusahakan penempatannya di sekolah luar biasa bagian A. juga dimintanya agar Pertuni menempatkan tenaga-tenaga tunanetra yang telah terlatih di perusahaan-perusahaan yang sesuai dengan keahlian mereka, dengan gaji yang sama dengan yang tidak cacat mata. Ia menyerukan kepada mereka yang telah bekerja agar jangan enak-enak saja setelah menerima gaji, tetapi membantu rekan-rekan lain yang sependeritaan.

Publikasi, Lita.SH