PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah pak Harto, 4 Maret 1966, - 1993

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
Sabtu, 4 Maret 1966

Ketua presidum kabinet  Ampera menegaskan  bahwa  pengumuman  presiden  tanggal  20 februari  tidak mengurangi usaha  peyelesaian  situasi konflik  melalui jalan  konstitusional. Hal ini  dikatakan  oleh Jenderal Soeharto  di depan  Sidang  Paripurna  Terbuka  DPR-GR.

Senin, 4 Maret 1968

Pejabat presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan  jamuan makan  malam di Istana  Merdeka untuk  menghormati PM  Malaysia  Tuanku  Abdul Rachman. Dalam  pidatonya, jenderal  Soeharto  mengharapkan  kunjungan  ini menjadi  langkah  baru untuk memperat tali persaudaraan  antara  kedua negara. lebihn jauh dikatakan  oleh  Pejabat  presiden  bahwa  Deklarasi  ASEAN  yang  telah  ditandatangani bersama merupakan landasan yang kokoh  bagi  terjaminnya  hubungan  yang erat antara  negara-negara  di Asia Tenggara. Sementara  itu,  dalam pidato  balasannya, Tuanku  Abdul  Rachman  mengharapkan  adanya kewspadaan  di kalangan  bangsa Indonesia  dan Malaysia  terhadap  pengganas-pengganas atau ancaman-ancaman  yangnmungkin tiba.

Sabtu, 4 Maret 1972

Dalam amanatnya pada penutupan Commander,s Call  ABRI 1972  hari ini , Jenderal Soeharto  mengatakan  bahwa ketahanan  nasional  itu sangat  diperlukan  pada tahap  permulaan  pembangunan  nasional dimana  tantangan-tantangan  dan persoalan-persoalan  relatif  jauh lebih berat dibandingkan  dengan  masa yang akan datang.

Minggu,4 Maret 1973

Hari ini presiden  Soeharto tiba  di Ujung Pandang  dari Irian Jaya. Hari ini pula, presiden  meresmikan  penggunaan  proyek  pengairan  kelara di Jeneponto, sulawesi Selatan. Pengairan Jeneponto ini merupakan  suatu proyek  yang telah  menjadi  idaman  rakyat belanda  sudah  merencanakan  pembangunan  bendungan  dan irigasi  kelara  pada tahun 1912, tetapi tidak dapat diwujudkan hingga saat belanda  angkat kaki  dari Indonesia. Sesudah merdeka, pemerintah  pernah pula merencanakan  pembangunan  proyek ini, tetapi  barulah pad awal zaman  Orde Baru, yaitu  tahun  1968, proyek  ini dapat dilaksanakan.

Senin, 4 Maret 1974

Deputi menteri  Luar Negeri  Amerika Serikat, Kenneth  Rush, menghadap  presiden Soeharto  hari ini di Istana  Merdeka . dalam keterangan  persnya, Rush mengatakan bahwa ia telah mengadakan  tukar pikiran  dengan  presiden Soeharto  meliputi  bidang  yang luas, selain  masalah-masalah  bilateral  kedua negara. ketika ditanya mengenai maksud  kunjungannya  di Indonesia. Ia mengatakan  bahwa  ia ingin  mendiskusikan  berbagai  masalah yang dihadapin bersama dengan  Kepala Negara  dan Menteri  Luar Negeri  Adam Malik.

Selasa, 4 Maret 1975

Presiden Soeharto, selaku ketua  Yayasan  Supersemar, telah memberikan beasiswa  kepada 50 orang mahasiswa  Universitas  pattimura, Ambon . mahasiswa yang memproleh beasiswa  dari yayasan  Supersemar itu adalah berdasarkan usulan Univesitas  Pattimura  yang disetujui  oleh Menteri  pendidikan  dan Kebudayaan . sesuai dengan rayon  yang telah ditetapkan  oleh yayasan  Supersemar, maka besarnya  beasiswa yang berhak  diterima  oleh mahasiswa –mahasiswa  didaerah  in adalah  Rp 12.500,- perbulan. Demikian disampaikan  oleh Rektor Universits  Pattimura, Lesatluhu SH  kepada pers hari ini di Ambon.

Kamis, 4 Maret 1976

Sekertaris  Jenderal Wanhamkamnas, Letjen Kartakusumah, yang  disertai  oleh wakil sekertaris  Jenderalnya, laksamana  Subarkah, pukul 10,00 pagi ini  menghadap  presiden soeharto  di Cendana keduanya menghadap  untuk melaporkan  tentang tugas yang diberikan  kepada wanhankamnas  oleh Kepala Negara, yaitu  membuat  rumusan  pancasila  yang ilmiah. Rumusan yang dibuat  dalam  bentuk GBHN  itu nantinya akan dijadikan  bahan  pembahasan lebih lanjut.

Sabtu, 4 Maret 1978

Presiden pagi ini  meresmikan  gedung  BKKBN  di jalan  MT Harjono, Jakarta. pada  kesempatan  itu kepala Negara  mengatakan bahwa program  keluarga  berencana  yang mempunyai sasaran  mengendalikan  pertumbuhan  penduduk  tidaklah  dapat  dilaksanakan  hanya  dengan sekedar menyediakan klinik  dan alat-alat  kontrasepsi  belaka,  melainkan  meliputi masalah-masalah  luas,  meliputi dan menyentuh perubahan sikap hidup rakyat. Dan  berhasil  atau tidaknya  program  ini akan benar-benar  menetukan  berhasil atau tidaknya  kita mewujudkan kesejateraan  bangsa Indonesia.

Dikemukakannya bahwa  jumlah penduduk  yang besar  memang merupakan  potensi pembangunan  yang besar. Tetapi  hal itu bukan  jaminan bagi  berhasilnya  pembangunan. peningkatan  penduduk  yang  besar tanpa adanya peningkatan  kesejateraan  justru  dapat  merupakan  bencana. Seperti  menimbulkan  gangguan  terhadap  program-program  pembangunandan dapat pula menimbulkan  kesulitan  bagi generasi  yang akan datang. Dengan selesainya gedung  yang cukup megah ini, diharapkan  BKKBN  akan makin meningkatkaan kegiatannya  dan dapat  menghasilkan prestasi-prestasi  yang  lebih besar lagi. Demikian  kepala Negara.


Minggu, 4 Maret 1979

Masih berada  di Yogyakart, sejak  pukul 10.45  pagi ini presiden soeharto  sudah berada  di lamuna  adisucipto  untuk menjemput PM Husein Onn dari Malaysia . pesawat  yang  di tumpangi  PM  malaysia  itu mendarat  pada pukul 11.00  dan presiden  soeharto langsung menyambut tamunya di tangga pesawat. Pukul 19.00 malam ini, presiden Soeharto mengadakan  pembicaraan empat mata  dengan  PM Husein Onn. Pertemuan yang dilakukan  di gedung  Negara  Yogyakarta itu berlangsung secara  tertutup  danbersifat tidak resmi . tidak ada sesuatu  keterangan apapun yag dikeluarkan sehubungan  dengan pembicaraan tidak resmi antara kedua  pemimpin  pemerintahan ini.

Rabu, 4 Maret 1981

Lewat sedikit  pukul 10.00  pagi ini, presiden  soeharto  membuka  sidang kabinet  terbatas  bidang  . Ekuin  di Bina Graha. Dalam sidang itu telah didengar  berbagai laporan  beberapa  menteri. Menteri  Keuangan a.i Widjojo Nitisastro, melaporkan tentang  telah  disetujuinya  RAPBN  1981/1982 untuk disahkan menjadi  undang-undang. Sedangkan  menteri perindustrian, AR Suhud, melaporkan  mengenai pabrik  semen  Baturaja  di Panjang dan Kertapati, serta  pembangunan  kawasan  industri  mini di Yogyakarta. Menteri  Pekerjaan Umum, Ir  Purnomosidi, melaporkan tentang  ambrknya  jembatan penghubung  Gedung  Sarina  denga Jakarta Theatre.

Tercatat dalam sidang  hari ini  bahwa laju inflasi  pada tahun anggaran  1980/1981  diperkirakan  mencapai 15,8%,  angka ini jauh lebih  rendah dari tingkat  inflasi  pada tahun anggaran 1979/1980 yang mencapai  19,13%, laju inflasi  pada bulan  Februari  tercatat 0,7% lebih rendah dari bulan Januari  yang mencapai  1,13%.

Jum,at, 4 Maret 1983

Fraksi  ABRI  dan fraksi  PP dalam pemandangan  umum fraksi  sidang paripurna  MPR hari ini menyatakan  menerima  pidato pertanggungjawaban  presiden/ Mandataris MPR. Kedua Fraaksi tersebut  dalam sidang  yang diketuai  wakil  Ketua MPR Amir Murtono, juga  menyetujui  pemberian penghargaan  Bapak Pembangunan untuk Presiden Soeharto. Tiga fraksi lainnya  belum lagi menyampaikan pemandangan umumnya.

Senin, 4 Maret  1985

Pressiden soeharto pagi ini, secara  berturut –turut  menerima pejabat-pejabat  tinggi  dari kanada  dan Amerika Serikat  di Bina Graha. Yang  pertama  adalah Menteri  Perindustrian  Kanada,  Sinclair  McKnight Stevens, dan yang kedua  adalah asisten Menteri  Luar Negeri  AS untuk urusan  sia Timur  dan Pasifik,  Paul Wolfowitz.

Menteri  perindustrian  Kanada  itu diterima  selama setengah jam  pada pukul 09.00 pagi. Dalam  pertemuan  yang juga dihadiri  oleh menteri  perindustrian Hartarto  itu telah dibicarakan  usaha-usaha  peningkatan hubungan perdagangan  antara  Indonesia  dan Kanada.selain membicarakan masalah-masalah  bilateral, pada kesempatan presiden juga telah menyinggung  tentang  kerjasama  regional  ASEAN kini semakin  kuat dan efektif, arti penting  untuk  menghadapi  dunia luar.

 Sementara itu pertemuan dengan Dr wolfowitz, yang  memangku jabatan baru di Departemen Luar Negeri  AS segera setelah menyelesaikan  tugasnya  sebagai Duta Besar  di Indonesia, berlangsung  selama  40 menit. Dalam pertemuan itu telah dibahas  masalah pengawasan senjata nuklir, hubungan AS  dan RRC, serta peranan RRC  di Asia, ASEAN dan pasifik. Kepada presiden Soeharto, Woifowitz mengatakan bahwa  Amerika Serikat  memberi dukungan kuat kepada Indonesia dalam memainkan  perananya  untuk mempertahankan perdamaian, tidak hanya di Asia Tenggara  saja,  melainkan juga di Asia umumnya, dan peranan Indonesia dalam forum-forum internasional.

 sementara  itu , ketika menerima  Menteri  Koordinator  bidang Kesra Alamsyah Ratu Prawiranegara, siang ini di BIna Graha   presiden Soeharto  telah meningkatkan  lagi tentang  perlunya  kerjasama  antara masyarakat  dengan pemerintah. Dikataan oleh presiden  bahwa harus  ada kesadaran  dan gotong-royong  antara kedua unsur  itu  dalam melancarkan  program wajib belajar, terutama dalam mengatasi  besarnya  jumlah anak yang tidak mampu bersekolah.  Dalam hubungan ini, kepala  Negara  mengingatkan  bahwa jangan sampai anak-anak  kita menjadi  buta huruf, sehingga  tidak bisa menikmati kemerdekaan.

Rabu, 4 Maret  1987

Pagi ini, selama  lebih kurang  tiga setengah jam, presiden Soeharto  memimpin sidangkabinet terbatas  bidang Ekuin di Bina Graha. Dalam sidang  ini presiden Soeharto memutuskan untuk membentuk  team penilai BUMN  yang bertugas  untuk memeriksa  laporan –laporan tentang  BUMN  dari  semua departemen. Team ini diketuai oleh Menko  Ekuin Ali  Wardhana, dengan eranggotakan menteri  negara  perencanaan pembangunan/ Ketua Bappenas, Menteri  Keuangan, Menteri  Sekertaris Negara, Ketua BPKP, dan Gubernur  Bank Indonesia.

Sehubungan  dengan ini, Kepala Negara  menekankan  baahwa team tersebut perlu membahas  dengan teliti beberapa  alternatif. Misalnya  jika  ada  BUMN yang rudi, akan tetapi usahanya menyangkut hajat hidup orang  banyak, seperti  PJKA,PPN Damri, PPD, dan sebagainya, maka  ini tidak akan terjual atau diswastakan, karena BUMN  tidak semata-mata  mengejar keuntungan, tetapi mengutamakan  manfaat  yang mengutamakannhajat hidup orang –orang banyak. Megenai BUMN yang alternatif  bisa dijual  sebagai  aset negara. tetapi  hal ini memerlukan penelitian oleh team yang kemudian  melaporkan hasil kerjanya  kepada presiden.

Mengenai  neraca  perdagangan  dilaporkan kepada sidang  bahwa dalam bulan  Desember  terdapat surplus  sebesar U$$ 72,2  juta. Surplus  tersebut berasal  dari nilai ekspor yang mencapai U$$1,346 miliar  dan import  sebesar U$$1,274 miliar, Tentang  laju inflasi  tercatat  sebesar  1 ,46% akibat adanya kenaikan  harga kelompok makanan  sebesar  1,33 %, perumahan  0,88 %.sandang  0,42%  dan anek  barang  dan jasa  3,04%. Dengan  demikian laju inflasi  tahun anggaran menjadi 9,11% dan tahun  takwin  tercatat sebesar 1,81%.

Minggu, 4 Maret 1990

Bertempat di petenakan  Tapos, Jawa Barat, pagi ini presiden Soeharto  menerima  31 pengusaha  terkemuka . dalam acara ini  kepala negara  didampingi  oleh Menteri  Koperasi  Bustanil Arifin, menteri  Perindustrian Hartartto. Dan  Menteri  Penerangan Harmoko. Setelah  mengajak  para pengusaha tersebut menyaksikan  kegiatan yang dilaksnakanan  di peternakann Tapos, presiden mengadakan dialog  dengan mereka. Presiden  antara lain mengatakan  bahwa mereka tidak perlu  khawatir  mengenai terjadinya  pengelompokan perusahaan, karena  hal itu  dilakukan  untuk meningkatkan  kemampuan  manajemen itu,  maka hal itu adalah  baik. Tetapi  hal itu  tidak boleh dilakukan  dengan maksud memonopoli  dan  mematikan perusahaan lain.

Dalam kesempatan ini Kepala Negara  meminta kepada  para pengusaha  tersebut  untuk menjual sebagian  sahamnya  kepada  koperasi, penualan  ini diharapkannya  dapat  berlangsung secara alamiah, tetapi apabila pengalihan  saham itu tidaak lancar, maka pemerintah akan mengambil tindakan. Namun  demikian presin menegaskan  bahwa penjualan saham itu. Hal ini tidak lain karena  pemerintah  berkeyakinan  bahwa program ini  akan berjalan  lancar  secara alamiah.

Menguraikan  latarbelakang  anjuranya,  Kepala Negara  memgatakan bahwa pembangunan  telah membawa kemajuan dalam berbagai kemapuan. Namun  demikian  di lain pihak masih ada kesenjangan  diantara kelompok  yang telah  lebihh dapat menikmati hasil pembangunan, seperti kelompok  pengusaha dengan masyarakat  yang belum  begitu menikmati pembangunan. hal ini  tidak dapat  dibiarkan  terus, sebab ia bisah merusak pemambangunan, yaittu  dengan tumbuhnya kecemburuan  sosial  yang dapat  mengakibatkan lahinrya  gejolak sosial. Salah satu upaya  untuk mencegah terjadinya hal itu ialah  dengan penjualan saham perusahaan  swasta kepada  koperasi. Diyakinkan oleh presiden bahwa  pengalihan  saham oleh koperasi  akan menumbuhkan rasa memiliki perusahaan diantara  anggota koperasi, baik koperasi karyawan  maupun koperasi sekitarnya.

Senin, 4 Maret 1991

Presiden  dan Ibu Soeharto malam ini di  Nusa Dua bali, menyelenggarakan  makan malam  untuk menghormati Sultan Hassanal Bolkiah  dari Brunei  Darussalam, perdana Menteri  dan Nyonya Mahathir  Mohamad, serta  PM Goh Chok  Tong. Sebelumnya, keempat pemimpin  ASEAN  tersebut  mengadakan pembicaraan  tertutup.
Dalam pembicaraan  itu keempat pemimpin  ASEAN telah bersepakat untuk mengadakan  KTT. Untuk itu mereka  akan menugaskan  menteri  luar negeri  masing-masing  guna menjajaki  lebih lanjut  segala sesuatu  mengenai penyelenggraanya. Diputuskan  pula  bahwa  yang  akan  bertindak sebagai tuan rumah adalah PM   Goh Chok  Tong.

Rabu,4 Maret 1992

Presiden Soeharto  hari ini menginstruksikan  Menteri  Perdagangan  untuk memperlancar  penyediaan  bahan  kebutuhan pokok masyarakat   selama bulan puasa dan Idul Fitri, yaitu  beras, gula, terigu,daging serta telur. Dalam hubungan  ini, presiden  menginstruksikan  Menteri  perhubungan  untuk menyiapkan  sarana  angkutan secara  sidang kabinet  terbatas  bidang Ekuin  yang berangsung  di Bina Graha  mulai pukul 10.00 pagi ini.

Diantara  masalah –masalah  lain yang dibahas  oleh sidang  hari ini  adalah situai moneter  di dalam negeri. dilaporkan bahwa  jumlah  uang yang  beredar  hingga  desember  1991  sebanyak  Rp 26,34%, sehingga tingkat inflasi  selama  tahun takwin  mencapai  0,70%, sedangkan untuk tahun  anggaran  adalah 9,13%.Dilaporkan pula bahwa  nilai ekspor  selama  bulan Desember  1991  berjumlah U$$2,61, dibandingkan  dengan  impor yang sebesar U$$ 2,37 miliar. Dengan demikian terdapat surpus  sebanyak U$$ 233 juta. Dari nilai eskpor tersebut, ekspor kooditi  non-migas tercatat sebanyak U$$1,83 miliar.Secara keseluruhan, nilai ekspor  tahun 1991  mencapai U$$29,06 miliar atau naik  13,2%  dibandingkan  dengan nilai ekspor  tahun 1990. Sementara  itu nilai impor selama tahun 1991  berjumlah U$$3,83 miliar  pada tahun 1990 menjadi  U$$3,4 miliar selama tahun 1991.

Kamis,4 Maret 1993

Juru  bicara  Fraksi  Golongan Karya Azwar Anas dan sugeng  Wijaya  menyatakan  bahwa fraksinya  menerima  secara  bulat pertanggung jawab presiden/ mandataris MPR 1988-1993 Soeharto. Hal  yang sama disampaikan pula oleh fraksi-fraksi ABRI, dan Utusan daerah. Sekalipun banyak hal yang dikemukakan dalam pertanggungjawab mandataris, fraksi-fraaksi ABRI, dan utusan  jawab  mandataris, Fraksi partai persatuan  pembangunan juga menerima secara baik  pertanggungjawab presiden/mandataris MPR. Dilain pihak  Fraksi partai  demokrasi Indonesia juga menerima pertanggungjawab tersebut  namun mereka berpendapat  mekanisme  pengawasan masih lemah.