PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Lagkah Pak Harto 11 Maret 1966 - 1993

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
Jum,at  11 Maret 1966

Ribuan mahasiswa dan pelajar telah menutupi jalan-jalan yang menuju ke istana merdeka pagi ini. Mereka bermaksud membatalkan sidang paripurna Kabinet Dwikora “ Yang disempurnakan “, yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Terkabung dalam KAMI dan KAPPI (Kesatuan Aksi  Pemuda Pelajar Indonesia), aksi-aksi demonstrasi mereka menjadi semakin gencar sejak awal tahun 1966.
Hari ini mereka demontrasi karena tuntutan mereka agar pemerintah membubarkan  cabinet belum dipenuhi. Perubahan susunan cabinet Dwikora yang diumumkan presiden Soekarno pada 22 Februari 1966, sama sekali tidak memuaskan mereka, oleh sebab didalamnya masih terdapat tokoh-tokoh yang diduga terlibat G-30-S/PKI. Hambatan-hambatan jalanan dan aksi pengempesan ban yang dilakukan oleh para mahasiswa dan pelajar itu telah berhasil mencegah sebahagian menteri untuk menghadiri sidang cabinet yang pertama itu. Beberapa  orang menteri terpaksa dijemput dan diangkut ke istana dengan helicopter AURI. Sementara menpangad Letjen. Soeharto tdk hadir dalam sidang kabinet ini, karena sakit.

Ketika sidang sedang berlagsung, Komandan Pasukan Presiden, Brigjen. Moh. Sabur, melaporkan kepada presiden tentang adanya gerakan dari pasukan tidak dikenal identitasnya disekitar istana. Presiden Soekarno disarankan meninggalkan sidang. Oleh karena itu sidang kabinet segera dihentikan, dan Presiden Soekarno,  dan dengan di ikuti oleh Waperdam I, Dr. Subandrio, dan Waperdam III, Chairil Saleh, Meninggalakn Istana Merdeka menuju Istana Bogor dengan helikopter. Atas permintaan presiden, sidang dilanjutkan dibawah pemimpin Waperdam II, Dr. J Leimena, yang tidak lama kemudian menskorsnya kembali.

Sementara itu, memuncaknya ketegangan dan kekerasan itu di kalangan pelajar dan mahasiswa pada hari ini juga disebabkan oleh pernyataan yang dikeluarkan partai-partai politik sehari sebelumnya. Pernyataan partai politik dan organisasi massa tanggal 10 Maret 1966 tersebut bernada mengecam kegiatan demonstrasi  yang dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa akhir-akhir ini. Sehubungan dengan itu, hari ini mucul reaksi yang membela para pelajar dan mahasiswa itu, antara lain GP Ansor. Pimpinan GP Ansor memberikan pernyataan : pretama, aksi yang dijalankan mahasiswa dan pelajar Indonesia akhir-akhir ini adalah suatu manifestasi daripada hasrat rakyat yang menuntut segera dibubarkannya PKI dengan membersih an semua lembaga Negara, termasuk Kabinet Dwikora, dari unsur-unsur/simpatisan G-30-S/PKI dan menanggulangi kegiatan ekonomi secara menyeluruh. Kedua, kalau tuntutan mahasiswa dan pelajar tidak segera dipenuhi maka akan memberikan kesempatan kepada kaum subversi dan kontra-revolusi untuk mengambil keuntungan dalam kekeruhan. Disamping itu, tertundanya Keppres mengenai pembubaran PKI akan memperdalam kekecewaan rakyat. Ketiga, aksi-aksi yang telah dilakukan oleh mahasiswa dan pelajar memang menimbulkan akses-akses yang negatif, tapi jangan hanya menilai akses   negatifnya saja dan melupakan sari-pati tuntutan mereka yang adil dan benar. Keempat, menegaskan tentang mutlak perlunya persatuan Tri-Abdi Ampera, terutama di dalam menghancurkan setiap infiltrasi dan subversi Nekolim dan golongan kontra-revolusi.

Sehubungan dengan reaksi yang negatif terhadap pernyataan partai-partai dan organisasi massa, hari ini pimpinan partai dan organisasi massa telah memberikan penjelasan untuk menjernihkan suasana: pertama, bahwa pernyataan kemarin itu dibuat dalam keadaan sangat tergesa-gesa, sehingga tidak dapat dijelaskan keseluruhan itu dari maksud yang dikandung dan diutarakan oleh partai politik dan organisasi massa. Kedua, tindakan Waperdam I yang tidak mengabulkan permintaan partai-partai politik dan organisasi-organisasi massa yang meminta waktu sampai 20 malam saja sangat disesalkan. Ketiga, pengertian “tidak dapat dibenarkan cara-cara yang dipergunakan para mahasiswa/pelajar yang akibatnya langsung atau tidak langsung dapat membahayakan jalannya revolusi dan merongrong kewibawaan PBR Bung Karno” dalam pernyataan kemarin berarti “dibenarkan cara-cara yang tidak membahayakan jalannya revolusi”. Keempat, menyadari bahwa yang dituntut oleh mahasiswa/pemuda/pelajar adalah sesuai dengan hati nurani rakyat dan partai politik/organisasi massa yaitu;
a.    Membubarkan PKI serta organisasi-organisasi massa/afiliasinya secara yuridis formal,
b.    Membersihkan cabinet dari unsure-unsur /simpatisan pembela G-30-S/PKI dan
c.    Menanggulangi kesulitan ekonomi secara sungguh-sungguh dan jujur agar dapat dihasilkan penurunan harga.
Kelima, menyadari hal-hal tersebut diatas, partai politik/organisasi massa bertekad untuk mengganyang infiltrasi dan subversi Nekolim serta golongan kontra-revolusioner siasat G-30-S/PKI, bersama ABRI dibawah PBR Bung Karno. Keenam, menegaskan mutlaknya persatuan Tri-Abdi Ampera.

Sore ini tiga Perwira tinggi AD Mayjen. Basuki Rachmat, Brigjen. M Jusuf dan Brigjen. Amirmachmud- meminta izin kepada Letjen. Soeharto, di kediamannya di jalan H Agus Salim untuk menemui Presiden Soekarno di Bogor. Di Istana Bogor, sebagaimana pesan Jenderal Soeharto, diberi kepercayaan, maka ia akan bias mengatasi keadaan ini. Sesudah membahasnya beberapa lama dengan ketiga Jenderal tersebut, Presiden Soekarno yang didampingi oleh Subandrio, Chairul Saleh dan Leimena menyetujui untuk mengeluarkan surat perintah yang ditujukan kepada Letjen. Soeharto.
Isi dari surat peri tah tersebut ialah memberikan kekuasaan kepada Letjen. Soeharto, untuk dan atas nama Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi, mengambil tindakan yang dianggap perlu demi terjaminnya keamanan, ketenangan, serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi seta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris MPRS, serta demi keutuhan bangsa dan Negara Republik Indonesia dan melaksanakan dengan pasti ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi.
Surat perintah tersebut kemudian popular sebagai “surat Perintah 11 Maret” atau Supersemar. Isi lengkap Supersemar tersebut dapat dilihat dalam Lampiran I.

Malam ini juga Jenderal Soeharto mengadakan pertemuan dengan keempat panglima angkatan, pimpinan partai politik dan organisasi massa, serta beberapa tokoh mahasiswa. Dalam pertemuan ini Letjen. Soeharto menjelaskan proses lahirnya Supersemar itu, dan sekaligus menyampaikan keputusan tentang pembubaran PKI kepada semua pimpinan partai politik dan organisasi massa.



Senin, 11 Maret 1968

Pejabat Presiden hari ini menerima delegasi pemuda pancasila DKI Jakarta Raya dikantornya di merdeka Barat, Jakarta. Kedatangan delegasi Pemuda Pancasila ini adalah untuk menyampaiakan pernyataan politik kepada pemerintah. Adapun isi pernyataan itu adalah, antara laian, agar pemerintah menyatakan jakarta tertutup bagi warga negara RRC, dan didukung sepenuhnya terhadap misi kunjungan pejabat Presiden Luar Negeri. Dalam sambutannya, pejabat Presiden menyatakan terimakasih dan akan berusaha serta bertekad untuk bekerja keras guna melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya, demi mencapai kesejateraan dan kemakmuran Indonesia.

Selasa, 11 Maret 1969

Presiden Soeharton pagi ini bertindak  sebagai Inspektur Upacara  kepada acara penyerahan Samkarya  Nugraha  kepada Kostrad. Penyerahan Panji kehormatan ini bertepatan peringatan lahirnya Supersemar. Dalaam amanatnya Presiden Soeharto  menandaskan bahwa penumpasan G-30 –S/ PKI  bukanlah didorong oleh rasa dendam atau benci,  melainkan didasarkan pada prinsip  membela pancasila. Tentang Supersemar  dikatakanbahwa  surat  perintah tersebut  tidak hanya sekedar  suatu sumber hukum,  tetapi juga suatu tonggak sejarah  yang sangat penting bagi keselamatan rakyat,  bangsa dan Negara,  yakni diselamatkannya  Pancasila dan UUD 1945 denan membubarkan PKI  yang telah memberontak  terhadap Negara.

Pada  malam harinya   presiden dan Ibu Soeharto menghadiri  selamatan yang diselenggarakan oleh Kostrad  di Markas besarnya  di Jakarta sehubungan dengan  penganugerahan  Samkarya Nugraha tersebut. Pada kesempatan itu,  presiden Mempringatkan bahwa  pembubaran PKI tiga tahun yang lalu  hanyalah menghilangkan  Legelitas partai itu saja. Akan tetapi,  jangan dikira bahwa partai  yanng sudah dinyatakan terlarang itu akan tinggal diam. Jika dipelajari dokrin dan taktik PKI,  demikian presiden, maka partai itu akan tetap melancarkan  gerakan-gerakan  ilegal  untuk berusaha hidup kembali. Halmitu harus dicegah,  sebab timbulnya PKI  akan merupakan  bahaya langsung terhadap kehidupa bangsa dan negara kita. Demikian antara lain dikatakan presiden Soeharto.

Rabu, 11 Maret 1970

Hari ini presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan komisi Empat  di Istana Merdeka.pertemuan ini dimaksudkan untuk  membahas  masalah  penyelewengan Bimas  Coopa  dan PN pertamina. Pertemuanyang berlangsung tiga jam itu dikatajkan oleh Bung  Hatta, penasihat Komisi, dan Wilopo SH, ketua komisi, sebagai “;pertemuan saling mengisi dan membicarakan  seluruh persoalan yang menyangkut  masalah korupsi”. Menjawab pertanyaan adanya  perbedaan  adanya perbedaan antara komisi empat  dengan presiden mengenai penyelesaian masalah Coopa, Wilopo mengatakan bahwa pada garis besarnya  pendapat pemerintah  dan komisi empat adalah sama.

Kamis, 11 Maret 1971

Sebagai kelanjutan dari peninjauan  yang dilakukannya kedaerah- daerah di Jawa Barat dan di Jawa Tengah baru-baru ini,  presdien soeharto memenaggil Bupati Klaten  untuk menghadapnya di Jakarta. siang ini menerima Bupati Klaten, Letkol. Sutijoso, di Kediaman jalan Cendana. Pada kesempatan itu Letkol Sutijoso  telah melaporkan tentang  perkembangan persawahan  untuk meningkatkan hasil produksi beras. Dalam tenknik ini kembaran-lembaran plastik dipergunakan di sawah untuk mengurangi kecepatan peresapan air, sehingga air dapat digunakan secara efisien

Menyambut terbitnya hariam “Suara Karya” di Jakarta, Presiden Soeharto, dalam amanat tertulisnya, antara lain mengharapkan agar surat kabar ini tidak ahnya menambah jumlah pers nasional, tetapi juga harus manambah mutu kekaryaan dan membawa angin segar pembahasan dalam masyarakat

Sabtu, 11 Maret 1972

Pembantu Mentri Luar Negeri Urusan Asia dan Pasifik AS, Marshall Green, malam ini diterima Presiden Soeharto di Jl Cendana. Bertindak selaku utusan khusus Presiden AS, Marshall Green datang untu menjelaskan hasil kunjungan Nixon ke RRC baru-baru ini. Kepada Presiden Soeharto, Green juga menyampaikan pesan Presiden Nixon bahwa semua kewajiban AS, seperti Indonesia, tetap tidak berubah. Presiden Soeharto, yang dalam pertemuan tersebut didampingi oleh Mentri Luar Negeri Adam Malik dan Sekertaris Kabinet Sudharmono SH, mengemukakan sikap Indonesia terhadap komunike AS-RRC itu, yaitu mengharapkan bahwa komunike bersama itu dapat mengurangi ketegangan dunia.

Minggu, 11 Maret  1973

Di Jakarta pagi ini Presiden Soeharto meresmikan gedung veteran  yang diberi nama “Graha Purna Yudhaa” (disingkat : Granadha). Pada peresmian ini Jendral Soeharto menyerukan kepada segenap bangsa Indonesia untuk  terus memelihara “Jiwa ‘45”. Dengan memelihara jiwa’ 45 berarti juga memelihara kekuatan kejiwaan, memelihara kelurusan arah perjuangan dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan cita-cita Kemerdekaan Nasional yang berpangkal dan berakhir pada Pancasila. Demikian Presiden Soeharto.

Senin, 11 Maret  1974

Presiden Soeharto, selaku  Pembina Utama  Golkar, siang ini menerima Dewan  Pembina Golkar yang diketuai oleh jenderal  Maraden panggabean. Dalam pertemuan telah dibicarakan masalah peningkatan partisipasi  Golkar dalam pembangunan. kepada 23 orang anggota dewan  Pembina  Golkar yang menghadapnya itu, Kepala Negara  berpesan   agar  DPP Golkar segera mengadakan  Konsolidasi sesuai dengan D/ART. Juga diharapkannya  agar Golkar benar-benar menjadi sesuai dengan sosial yang mantap dan riil dalam melaksanakan tugas dan berpartisipasi dalam  Pelita II.

Selasa, 11 Maret 1975

Bertempat  di Istana  Negara, jam 09,00 pagi  ini presiden Soeharto membuka  Sidang Majelis Pleno HKTI.pada  kesempatan  ini Kepala Negara mengamanatkan  agar HKTI  benar-benar  terjun ke tengah-tengah petani dan tidak menjadi  pengabdian  organisasi yang terlepas  dari jutaan  petani yang menjadi tujuan pengabdian organisasi  tersebut. Diharapkannya  organisasi ini dapat  memberikan petunjuk dan bimbingan, serta dapat membangkitkan kepercayaan petani bahwa masa depan benar-benar di tangan mereka.
Selanjutnya ia mengemukakan pula harapnya  agar intensifikasi bidang pertanian dilakukan tidak hanya terdapat  padi saja. Melainkan juga pertanin dilkaukan tidak hanya  terhadap  padi saja. Melainkan juga meliputi palawija, peternakan, perkebunan, perikanan,  dan lainsebagainya. Tetapi diingatkan oleh presiden bahwa yang menjadi  persoalan produksi, melainkan bagaimana kita dapat  memperbaiki nasib petani.  Untuk itu harus diusahakan agar hasil dari peningkatan  produksi itu benar-benar dapat dinikmati oleh petani.

Juan Ponce enrile, Menteri  Pertaahanan Filipina, pukul 10.30 pagi ini mengdakan kunjungan kehormatan kepada presiden Soeharto di Istana Merdeka. Enrile  berada di Indonesia dalam ranka penandatanganan  perjanjian tentang perbatasan antara  kedua negara yang dilakukannya  telah disebutkan sebelumnya, perjanjin itu meliputi pula tentang  patroli bersama dan lintas perbatasan.

Kamis, 11 Maret 1976

Bertepatan dengan ulang tahun dikeluarkannya  Surat Perintah 11 Maret 18966, hari ini di Solo, Jawa Tengah, presiden Soeharto meresmikan berdirinya Universitas 11 Maret sebagai  suatu universitas negeri. dalam sambutanya. Presiden antara lain mengatakan bahwa  dalam masa pembangunan, perguruan tinggi  dipanggil oleh tanggungjawab  kemasyarakatan  dan tanggungjawab  intelektualnya  untuk melahirkan  tenaga-tenaga  pemikir, yang  dengan pikirannya  mampu menunjukan  jalan dan dapat menggerakan masyarakat  untuk membangun. Ditambahkannya  bhwa  karena  pada akhirnya  ilmu  pengetahuan  harus diabadikan kepada  kebahagiaan  dan kesejateraan  manusia, maka  ukuran  berhasil tidaknya  sesuatu  universitas  tidak  ditentukan  oleh  banyaknya  sarjana  yang  dihasilkannya , melainkan  oleh peranan perguruan tinggi itu  dalam menunjang  dan menggerakan pembangunan masyarakatnya.

Jum,at 11 Maret 1977  

Pagi ini  di dermaga  pelabuhan  Tegal, Jawa Tengah, dilakukan  peresmian motorisasi  perahu layar  bantuan  presiden  Soeharto  kepada badan  pengusahaan  Pelabuhan  Tegal.  Pada  acara itu,  Kepala Badan   Pengusahaan  Pelabuhan  Tegal, Eddy  Raharjo, mengatakan bahwa jumlah mesin yang dipasang  di Tegal adalah sebanyak  44 unit  dari  keseluruhan  bantuan  presiden yang berjumlah 100 unit. Sisanya  dipasang  di pelabuhan Gresik. Ujung pandang,  bau-bau,  Ambon,  dan  Bitung. Kesemua  perahu layar tersebut   dilenkapi dengan  mesin  merk  Yanmar  yang  berukuran 33,45,56,82 dan 110 PK.

Sabtu, 11 Maret  1978

Presiden soeharto  pagi ini  menyampaikan  pidato pertanggung jawabnya  di depan sidang umum MPR. Mengawali pertanggung jawabnya, ia mengatakan bahwa merupakan kebiasaan  yang baik apabila setiap petugas  dan setiap pejabat. Apalagi presiden/ Mandataris selalu memberikan pertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya, pada saat ia akan mengakhiri masa jabatannya.
Presiden mengatakan  bahwa pembangunan yang kita  kerjakan adalah pembangunan yang serba mka, yaitu pembanguunan bangsa dalam arti yang luas. Karena  itu ia  bukan saja meliputi pembangunan  bidang  ekonmi tetapi juga  bidang-bidang  lain  seperti  politik, sosial budaya,  pertahanan keamanan,  hukum, aparatur negara,  dan sebagainya. Presiden menegaskan  bahwa  pembangunan yang kita laksanakan adalah saling kait mengkait dan harus dilaksanakan secara terpadu.

Dalam bidang  politik, demikian presiden, yang  ingin dicapai  adalah pemantapan kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan  Pancasila  dan  UUD 1945 bagi setiap warganegara , sehingga  dapatt terjamin kelancaran usaha  mencapai tujuan nasional. Dalam rangka mencapai sasaraan  itu harus  terus diusahakan terlaksananya  proses-proses  pembahruan kehdupan politik, sehingga  dapat diciptakan keadaan dengan sistem politik  yang benar-benar  demokratis, stabil, dinamis yang dapat memperkuat kehidupan konstitusional berdasarkan UUD 1945.

Salah satu  hasil  yang patut  dicatat  dalam bidang  politik itu adalah  bahwa dalam jangka waktu 12 tahun. Orde baru  telah dapat melaksanakan  dua kali pemilihan umum. Pengelompokan   tiga kekuatan  politik  dan pengaturannya dalam Undang-undang  partai Politik dan Golongan Karya  merupakan pelaksanaan dari tekad bersama  dalam rangka mengusahakan  pebahruan  dan penyederhanaan struktur dan kehidupan politik.

Juga dalam rangka  penataan kembali  kehidupan politik dan kemasyarakatan  itu, maka  telah dikukuhkan  dengan berbagai undang- undang,  dalam masa lima tahun terakhir ini telah terbentuk n dan makin  terkonsolidasi  berbagai organisasi profesi/ fungsional seperti organisasi wanita, buruh, tani, nelayan, pemuda, pengusaha, cendekiawan, pegawai negeri, agama/kerohanian dan sebagainya.
Presiden menegaskan  bahwa  dalam alam demokrasi pancasilla yang  sedang kita  tumbuhkan itu, memang  tidak dilarang  adanya  perbedaan  pendapat,  juga berbeda pendapat  dengan pemerintah,  tetapi perbedaan pendapat itu,  hendaknya  disalurkan secara  wajar dan  harus mempunyai dasar yang  yang wajar pula. Dalam demokrasi  pncasila  dibenarkan  adanya  kritik, walaupun keras, juga diperoleh adanya  koreksi,  untuk prbaikan  dan kesempurnaan pelaksanaan pembangunan,  tetapi harus didasarkan pada  kenyataan  dan data  yang benar  dan  dikemukakan  dalam proporsi  yang  wajar, karena itu, presiden  mengajak  agar  kita  smuanya  makin bijaksana  dalam usaha  menembangkan kehidupan  demokrasi  dan konstitusi kita,  dan pandai-pandai  dalam mengguunakan  kebebasan  yang  harus disertai dengan tanggungjawab.

Mengenai  politik luar negeri,,presiden  mengatakan bahwa kita melaksanakan  poltik luar negeri  yang bebas  aktif dengan mengabdikannya kepada  kepentingan nasional, khususnya  pembangunan  ekonomi. Dalam  rangka pelaksanaan  pembangunan kita memerlukan modal dan teknologi dari luar. Karena  itu dalam mengisi  hubungan  luar negeri  telah diusahakan  peningkatan kerjasama  di bidang  ekonomi  dan teknik  dengan  negara-negara  sahabat maupun dengan badan-badan  internasional. Untuk  menjaga  kemantapan  stabilitas  di wilayah  sekitar , organisasi ASEAN telah diperkokoh, dan hubungan kawasan  dengan kawasan  Pasifik  Barar  Daya  juga telah ditingatkan.
Mengenai  penggabungan  Timor-Timur  dengan Indonesia sejak tanggal 17 juli 1976  iti,  presiden  berpendapat  dan sekaligus menyampaikan  pertimbangan  agar  penyatuan  di kukuhkan oleh  MPR.  Hal tersebut  penting,  karena  menerima pernyataan Timor- Timur  berarti perluasan wiyah negara  kita  dan penerimaan penyatuan   itu juga bukan  merupakan tugas yang  dibebankan  MPR  kepada Mandataris.

Presiden  melanjutkan  bahwa di bidang  ekonomi,kita  menganggap  bahwa  stabilitas  ekonomi  merupakan  salah satu  segi utama  daripada  stabilitas nasional. Selama  lima tahun yang terakhir  ini usaha  menegakan  stabiltas  ekonomi mengalami  tantangan-tantangan  yang sungguh  luar biasa, langkah-langkah yang bersifat menyeluruh  dan terpadu telah diambil dalam  menghadapi  masing-masing  tantangan  tersebut. Ditegaskanya  bahwa meskipun tantangan  datang  bertubih-tubih  dan luar  biasa besarnya  selama  tahun terkahir  ini, namun pertumbuhan ekonomi  kita  mencapai  rata-rata  sekitar  2 %  setahunya.

Menyimpulkan  keadaan ekonomi selama lima tahun terakhir, presiden mengemukakan  bahwa perkembangan  berbagai sektor  menunjukan  secara keseluruhan  telah dicapai  pertumbuhan  ekonomi  yang cukup  tinggi. Namun  pertumbuhan  ekonomi tersebut  bukanlah tujuan  pokok pembangunan . tujuan  pokok pembangunan adalah meningkatkan  taraf hidup serta kelanjutan seluruh  rakyat, dan sekaligus  meletakan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya.
Sebagai kesimpulan ,presiden  melihat  ada empat  hal  pokok  yang  telah kita  capai selama lima tahun terkahir ini, yang juga  merupakan  kekuatan bagi  pertumbuhan  bangsa kita yang kokoh guna  meneruskan  pembangunanselanjutnya . pertama , kita telah  memantapkan  stabilitas  yang dinamis  baik di lapangan  politik, ekonomi  maupun  keamanan  nasional. Kedua,  kita telah  berhasil melaksanakan  Repelita II sampai pada tahun keempat sekarang ini.
Ketiga , kita telah berusaha  agar aparatur  negara  tumbuh  dengan  kewibawaan, serta dapat  bekerja lebih efektif dan efisien. Keempat.  Kita telah makin meluruskan  jalanya  politik luar negeri  kita yang bebas aktif.

Demikian antara lain pertanggung jawab  presiden.

Menteri penerangan a.i . Sudharmono  mengatakan  kepada  pers  setelah selesai  sidang paripurna  kabinet pembangunan II  yang terakhir  sore ini  bahwa  presiden  Soeharto, sambil  menunggu  keputusan-keputusan  MPR,  tidak akan mengambil kebijaksanaan –kebijaksanaan prinsipil, namun tetap bertanggungjawab  sebagai  presiden  sampai  terpilihnya  presiden  baru tanggal 23 Maret  nanti. Presiden  menginstruksikan  kepada para menteri untuk tidak  mengambil  langkah-langkah  kebijaksanaan  baru, melainkan hanya meneruskan  tugas-tugas  rutin administrasi di bidangnya  masing-masing. Presiden  dalam kesempatan  yang sama  juga  meminta  kepada para Menteri  untuk waspada, menjaga kelancaran  penyaluran bahan-bahan  kebutuhan pokok.
Ketua Umum Fraksi  Karya Pembangunan  Amir  Murtono , ketika dijumpai di Gedung  MPR malam ini, mengatakan sudah ada kesepakatan  diantara anggota-anggota Fraksi  Karya  untuk menyetujui  Adam  Malik  menjadi calon wakil presiden. selanjutnya dikatakan bahwa  calon  wakil presiden harus dari Golkar.

Selasa, 11 Maret 1980

Pagi ini, presiden soeharto  bertindak  sebagai Inspektur  Upacara  dalam acara penglepasan  perwira Akabri  di Yogyakarta. Dalam amanatnya , kepala Negara  antara lain menyatakan  bahwa  kemedekaan  nasional  bukanlah  akhir  dari cita-cita  bangsa  indonesia, karena  bangsa  indonesia  ingin mencapai  kehidupan  bangsa Indonesia, karena  bangsa  indonesia  ingin mencapai  kehidupan  lahir batin  yang lebih baik, ingin  merasakan  kemajuan  dan kesejateraan  bersama  yang  berkeadilan  sosial, serta ingin hidup  bersama  menjadi bangsa yangkokoh  kuat dan terhormat  dalam  pergaulan bangsa-bangsa  di dunia Cita-cita ini hanya  dapat  diwujudkan dengan pembangunan.

Karena itu, demikian presiden, para perwira remaja  bersama  dengan segenap  kaum muda Indonesia  memiliki  kesempatan  sejarah  yang  sama besarnya  dengan pendahulu-pendahulu  mereka, yaitu  membangun  bangsa  dan tetap  menjunjung  tinggi  kehormatan  negara. kepala Negara  mengharapkan  agar  perwira remaja  ABRI  menjadi  perwira  yang di cintai  rakyat  dan dimanapun bertugas dapat  menunjukan  sikap  sebagai  pelindung  dan pengayom  rakyat. Selanjutnya  dikatakan  bahwa  dengan menunjukan  sikap  sebagai pelindung  dan  pengayom  rakyat,  maka  dengan  melihat  para perwira  ABRI  saja rakyat  sudah  merasa  tentram  dan bergairah  di dalam   rangka  membangun  masa depannya. Oleh  karna  itu presiden meminta kepada semua  perwira remaja  yang baru dilantik, agar  menjaga  kehormatan dan tradisi  ABRI.


Rabu, 11 Maret 1981

Pukul 09.30  pagi ini,  presiden  soeharto meresmikan  pembukaan Balai  pendidikan  Kewanitaan (BPK) RIA  Pembangunan di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dalam  sambutannya  Kepala Negara  mengatakan  bahwa  potensi kaum  wanita  dalam  pembangunan  indonesia  sangat  besar, paling  tidak karena  jumlahnya  separoh  dari jumlah  seluruh  penduduk Indonesia.  Karena  itu kaum  wanita  harus ikut  serta  dalam pembangunan, sebab  tanpa  ikut  sertanya  kaum  harus ikut  serta  pembangunan maka  pembangunan  pasti akan  berjalan  lambat. Dalam  kaitan ini presiden mengingatkkan  bahwa pendidikan, pengetahuan  dan ketermpilan  kaum wanita perlu ditingkatkan.


Kamis, 11 Maret  1982

Tepat  pada peringatan  16 tahun  dikeluarkannya  Surat  perintah  11 Maret, Presiden  Soeharto  pagi ini meresmikan  perpustakaan  pramuka  yan diberi  nama  “Ki Hajar Dewantara” , serta  gelanggang  Olahraga  dan kesenian  Pramuka   Widya  Mandala  Krida  Bhakti  pramuka  di Cibubur, Jakarta. Dalam  sambutannya , kepala  Negara  mengadakan  bahwa dalam  usaha  membangun  bangsa  ini, pembangunan di  bidang  pendidikan  mutlak diperlukan, karena  tanpa  pendidikan yang  baik  tidak mungkin kita melaksanakan pembangunan nasional baik. Sebab, demikian presiden, hakikat pembangunan nasional itu adalah pembangunan manusai Indonesia seutuhnya  dan pembangunan selruh masyraakt indonesia. Dalam pada itu pembangunan  seluruh masyarakat  indonesia. Dalam  pada itu pembangunan juga harus dilaksanakan dalam dimensi  waktu jauh ke depan. Untuk itum jelas diperlukan persiapan yang baik dan teliti. Dalam hubungan ini, Gerakan Pramuka adalah salah satu sarana yang benar-benar ampuh dalam membentuk watak anak-anak  kita.


Jum,at, 11 Maret 1983   

Pagi ini Jenderal (Purn) Soeharto dilantik kembali sebagai presiden  RI untuk masa bakti 1983-1988. Menyambut pelantikannya  kembali, presiden  Soeharto megatakan bahwa  dalam  masa lima tahun mendatang, kita memikul  tugas  besar dalam  rangka  menyiapkan prasayarat-prasayarat yang  memungkinkan kita  tinggal  Landas  untuk mewujudkan  masyarakat  yang kita cita-citakan. Prasayarat-prasyarat  itu  lima tahun yang kelima, sehingga  dalam  tahapan pembanguna lima tahun  yang keenam kita benar-benar  dapat  tinggal landas  dalam  membangun  masyaraakt  Pancasila  yang kita idam-idamkan  semenjak  lahirnya  Indonesia  merdeka.

Untuk membangun prasyarat-prasyarat  yang demikian  tadi,  demikian Kepala Negara, di satu  pihak kita harus memantapkan dan  mendewasakan lembaga-lembaga  politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan pendidikan  kita berdasarkan  Pancasila.,pada pihak  lain, kita harus  membina  generasi  baru yang memiliki  pengabdian  dan ketekunan, yang menguasai ilmu penegetahuan  dan teknologi, yang merasa bebas  mengeluarkan  pikirannya  dan tebal  rasa  tanggungjawabnya, serta yang teguh kesetiaanya  kepada  Pancasila. Generasi  Penerus  inilah pemilik masa depan, Pelaksana penerus  Pembangunan masyarakat  Indonesia  modern berdasarkan  Pancasila, setelah landasannya  dapat  kita ciptakan  dengan mantap.

Setelah mengucap sumpah jabatan  wakil presiden Terpilih  Republik Indonesia di gedung  MPR/DPR-RI  malam ini, jenderal (Purn)  Umar wirahadikusumah  mengatakan  bertekad secara  sungguh-sungguh  memberikan saham pengabdian serta bertekad  secara adil dan dan makmur dalam keadilannya  berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ia  menyataka niat  dan itikad tulus iklas untuk menjadi pembantu kecuali kesediaan bekerja  nkeras membantu presiden terpilih.

Selasa, 11 Maret 1986

Hari ini  secara  serempak, DIP  tahun 1986/1987 diserahkan oleh seorang menteri Kabinet  pembangunan  IV, atas  nama presiden, kepada para gubernur  di seluruh  ibukota  provinsi. Dalam amanat tertulisnya, presiden  mengatakan  semua  kemajuan yang  telah kita  capai bersama  memberikan  kekuatan  dan semangat  bagi kita  untuk membuat langkah-langkah maju selanjutnya. Kekuatan dan semangat  itu sangat kita perlukan, lebih-lebih  karena itu  menyadari  baahwa  di hadapan  masyarakat  dan ekonomi  dunia,  maka pekembangan ekonomi kitapun tidak terlepas dari perkembangan  ekoonomi dunia  yang masih saja  serba tidak menetu. Disamping  itu dalam  waktu- waktu yang terakhir ini harga  minyak bumi  merosot  dengan tajam, yang mengakibatkan  terbatasnya  dana yang tidak dapat  kita sediakan  bagi penyelenggaraan rumah tangga  negara kita dan pelaksanaan pembangunan.

Selanjutnya  dikatakan  bahwa  walaupun  jumlah proyek pembangunan tidak sebanyak  tahun kedua  Repelita  dahulu,  walaupun dana  yang tersedia bagi pembangunan proyek-proyek  tidak besar  masa-masa yang lalu,  namun jangan kita  menganggap  bahwa  tidak banyak lagi  yang harus kita  kerjakan. Proyek-proyek  akan kita  bangun  dalam  tahun ketiga  Repelita IV ini harus boleh dilakukan dengan sambiln  lalu saja. Demikian  presiden memperingatkan.

Jum,at,11 Maret 1988

Pagi ini pada  jam 08.30  Jenderal (purn)  Soeharto, yang kemarrin telah dipilih  kembali  oleh MPR sebagai presiden RI masa bakti 1988-1993, dilantik dan diambil sumpahnya  di  hadapan sidanf  paripurna ke -11 MPR. Dalam pidato  pad acara  pelantikan presiden soeharto mengatakan  bahwa ia  menerima  pengangkatanya  itu  dengan rasa haru yang sangat  dalam dengan penuh rasa tanggunjawab. Dikatakannya bahwa ia merasa mendapat kehormatan dan keperayaan yang sangat besar.

Dikatakannya  pula bahwa dengan sumpah yang telah diucapkannya itu, menyadari sealam-dalamya betapa berat tugas  yang mulai saat itu terpikul di pundaknya,  dan ia  menyadari  betapa  besar harapan  rakyat  dari seluruh rakyat Indonesia yag telah  disuarahkan  melalui  MPR. Diungkapkannya bahwa  dukungan rakyat  itu membesarkan hati daan memberkan kekuatan batin baginya.

Malam ini, sidang  paripurna MPR melantik daan mengambil sumpah Letjen. (purn) Sudharmono SH sebagai wakl presiden  RI untuk masa bakti 1988-1983. Dengan demikian i merupakan wakil presidej RI yang ke-5, yaitu setelah Dr Mohammad Hatta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Adam Malik, dan Umar wirahadikusumah.

Sabtu, 11 Maret 1989

Gedung Perpustakaan  nasional ditemukan  Presiden Soeharto  pagi ini di jalan  Salemba  Raya, Jakarta. gedung  baru yang megah   itu dibangun oleh Yayasan  Harapan  Kita yang  selanjutnya  diserahkan kepada  pemerintah. Dalam  acara ini ibu Tien Soeharto  selaku Ketua Umum Yayasan Harapan  Kita, penggagas  dan pembangun gedung  Perpustakaan  Nasional itu, secara  resmi menyerahkan  hak pemilikan  gedung  itu berikut  semua fasilitasnya  kepada  negara, yaitu  dalam hal ini diwakili oleh Presiden Soeharto.

Menerima  gedung  tersebut,  kepala Negara  mengatakan bahwa apa yang sudah kita lakukan dalam penyediaan  perpustakaan masih belum memadai. Karena  itu apa  yang dilakukan  oleh Yayasan  harapan  Kita hendaknya menggugah para hartawan  kita untuk  mengikutinya . ia  menyatakan  keyakinannya  bahwa kalau  para hartawan  tergerak  hatinya  untuk mengikuti usaha yayasan  harapan Kita, banyak  gedung  perpustakaan  yang dapat kita bangun. Pada kesempatan itu kepa la Negara  juga menetuk  hati para  penerbit  dan pemilik perpustakaan  pribadi untuk menyumbangkan  buku kepada perpustakaan –perpustakaan di seluruh tanah air.

Senin, 11 Maret 1991

Hari ini, bertepatan  dengan ulang   tahun surt perintah 11 Maret yang ke-25 , presiden soeharto  meresmikan Jalan  Tol Padalarang –Cileunyi, Jawa Barat. Acara  peresmian  ini berlangsung  di Bandung. Dalam sambutannya, presiden  mengatakan  bahwa  dengan surat Perintah 11 Maret  kita mulai memasuki  babak  baru dari perkembangan  dan pertumbuhan  bangsa  kita. Dengan  Surat perintah  11 Maret itu kita dapat  meluruskan kembali perjalanan  bangsa dan Negara  Republik  Indonesia  yang kita  proklamasikan pada tanggal  17 agustus 1945.

Presiden mengemukakan bahwa  memang  ada kaitan erat antara perjuangan kemerdekaan. Orde Baru, Orde pembangunan. yang dewsa ini  makin giat kita lakukan. Pembangunan kita  tetap  bertujuan  untuk membangun masyarkat  yang  berkemakmuran. Perjalanan  kita untuk mewujudkan masyarakat yang demikian  tadi akan sangat panjang. Kita berjalan  selangkah  demi selangkah. Kita maju setahap demi setahap. Sampai  sekarang  telah  hampir  seperempat  abad lamanya  kita membangun. Namun cita-cita  kita mengenai kemajuan  dan kesejateraan  yang  berkeadilan  sosial,  sebagaimana yang diamanatkan  oleh UUD 1945, sebelum terwujud. Untuk mewujudkan cita-cita  yang luhur itu memang  diperlukan  waktu yang lama.

Kamis, 11 Maret 1993

Pagi ini Presiden Soeharto  yang dipilih kembali sebagai  Presiden untuk masa bakti 1993-1998 dalam sidang pariurna MPR ke-10 kemarin, mengucapkan sumpah dalam suatu  upacara khidmat dihadapan sidang paripurna ke -11  MPR. Sesuai mengucapkan  sumpah, Presiden Soeharto  menyampaikan  pidato pertamanya, dimana ia mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya  kepada rakyat  Indonesia dan kepada  MPR yang telah memberi kepercayaan.

Selanjutnya  ia juga  memohon  dukungan,moreksi dan pengawasan  dari DPR yang juga  menjadi anggota MPR  dalam menjalankan  tugas-tugasnya sebagai presiden/Mandataris  lima tahun mendatang. Dikatakannya  bahwa dukungan  akan menambah  keyakinanya  untuk melanjutkan  langkahnya. Koreksi akan mengingatkannya  untuk menimbang-nimbang kembali kebijakan pemerrintahannya. Pengawasan akan mencegahnya dari kekeliruan yang tidak perlu terjadi.


Penyusun Intarti Publikasi Lita,SH