Jum,at 11 Maret 1966
Ribuan mahasiswa dan pelajar telah menutupi jalan-jalan yang menuju ke istana merdeka pagi ini. Mereka bermaksud membatalkan sidang paripurna Kabinet Dwikora “ Yang disempurnakan “, yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Terkabung dalam KAMI dan KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia), aksi-aksi demonstrasi mereka menjadi semakin gencar sejak awal tahun 1966.
Hari ini mereka demontrasi karena tuntutan mereka agar pemerintah membubarkan cabinet belum dipenuhi. Perubahan susunan cabinet Dwikora yang diumumkan presiden Soekarno pada 22 Februari 1966, sama sekali tidak memuaskan mereka, oleh sebab didalamnya masih terdapat tokoh-tokoh yang diduga terlibat G-30-S/PKI. Hambatan-hambatan jalanan dan aksi pengempesan ban yang dilakukan oleh para mahasiswa dan pelajar itu telah berhasil mencegah sebahagian menteri untuk menghadiri sidang cabinet yang pertama itu. Beberapa orang menteri terpaksa dijemput dan diangkut ke istana dengan helicopter AURI. Sementara menpangad Letjen. Soeharto tdk hadir dalam sidang kabinet ini, karena sakit.
Ketika sidang sedang berlagsung, Komandan Pasukan Presiden, Brigjen. Moh. Sabur, melaporkan kepada presiden tentang adanya gerakan dari pasukan tidak dikenal identitasnya disekitar istana. Presiden Soekarno disarankan meninggalkan sidang. Oleh karena itu sidang kabinet segera dihentikan, dan Presiden Soekarno, dan dengan di ikuti oleh Waperdam I, Dr. Subandrio, dan Waperdam III, Chairil Saleh, Meninggalakn Istana Merdeka menuju Istana Bogor dengan helikopter. Atas permintaan presiden, sidang dilanjutkan dibawah pemimpin Waperdam II, Dr. J Leimena, yang tidak lama kemudian menskorsnya kembali.
Sementara itu, memuncaknya ketegangan dan kekerasan itu di kalangan pelajar dan mahasiswa pada hari ini juga disebabkan oleh pernyataan yang dikeluarkan partai-partai politik sehari sebelumnya. Pernyataan partai politik dan organisasi massa tanggal 10 Maret 1966 tersebut bernada mengecam kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa akhir-akhir ini. Sehubungan dengan itu, hari ini mucul reaksi yang membela para pelajar dan mahasiswa itu, antara lain GP Ansor. Pimpinan GP Ansor memberikan pernyataan : pretama, aksi yang dijalankan mahasiswa dan pelajar Indonesia akhir-akhir ini adalah suatu manifestasi daripada hasrat rakyat yang menuntut segera dibubarkannya PKI dengan membersih an semua lembaga Negara, termasuk Kabinet Dwikora, dari unsur-unsur/simpatisan G-30-S/PKI dan menanggulangi kegiatan ekonomi secara menyeluruh. Kedua, kalau tuntutan mahasiswa dan pelajar tidak segera dipenuhi maka akan memberikan kesempatan kepada kaum subversi dan kontra-revolusi untuk mengambil keuntungan dalam kekeruhan. Disamping itu, tertundanya Keppres mengenai pembubaran PKI akan memperdalam kekecewaan rakyat. Ketiga, aksi-aksi yang telah dilakukan oleh mahasiswa dan pelajar memang menimbulkan akses-akses yang negatif, tapi jangan hanya menilai akses negatifnya saja dan melupakan sari-pati tuntutan mereka yang adil dan benar. Keempat, menegaskan tentang mutlak perlunya persatuan Tri-Abdi Ampera, terutama di dalam menghancurkan setiap infiltrasi dan subversi Nekolim dan golongan kontra-revolusi.
Sehubungan dengan reaksi yang negatif terhadap pernyataan partai-partai dan organisasi massa, hari ini pimpinan partai dan organisasi massa telah memberikan penjelasan untuk menjernihkan suasana: pertama, bahwa pernyataan kemarin itu dibuat dalam keadaan sangat tergesa-gesa, sehingga tidak dapat dijelaskan keseluruhan itu dari maksud yang dikandung dan diutarakan oleh partai politik dan organisasi massa. Kedua, tindakan Waperdam I yang tidak mengabulkan permintaan partai-partai politik dan organisasi-organisasi massa yang meminta waktu sampai 20 malam saja sangat disesalkan. Ketiga, pengertian “tidak dapat dibenarkan cara-cara yang dipergunakan para mahasiswa/pelajar yang akibatnya langsung atau tidak langsung dapat membahayakan jalannya revolusi dan merongrong kewibawaan PBR Bung Karno” dalam pernyataan kemarin berarti “dibenarkan cara-cara yang tidak membahayakan jalannya revolusi”. Keempat, menyadari bahwa yang dituntut oleh mahasiswa/pemuda/pelajar adalah sesuai dengan hati nurani rakyat dan partai politik/organisasi massa yaitu;
a. Membubarkan PKI serta organisasi-organisasi massa/afiliasinya secara yuridis formal,
b. Membersihkan cabinet dari unsure-unsur /simpatisan pembela G-30-S/PKI dan
c. Menanggulangi kesulitan ekonomi secara sungguh-sungguh dan jujur agar dapat dihasilkan penurunan harga.
Kelima, menyadari hal-hal tersebut diatas, partai politik/organisasi massa bertekad untuk mengganyang infiltrasi dan subversi Nekolim serta golongan kontra-revolusioner siasat G-30-S/PKI, bersama ABRI dibawah PBR Bung Karno. Keenam, menegaskan mutlaknya persatuan Tri-Abdi Ampera.
Sore ini tiga Perwira tinggi AD Mayjen. Basuki Rachmat, Brigjen. M Jusuf dan Brigjen. Amirmachmud- meminta izin kepada Letjen. Soeharto, di kediamannya di jalan H Agus Salim untuk menemui Presiden Soekarno di Bogor. Di Istana Bogor, sebagaimana pesan Jenderal Soeharto, diberi kepercayaan, maka ia akan bias mengatasi keadaan ini. Sesudah membahasnya beberapa lama dengan ketiga Jenderal tersebut, Presiden Soekarno yang didampingi oleh Subandrio, Chairul Saleh dan Leimena menyetujui untuk mengeluarkan surat perintah yang ditujukan kepada Letjen. Soeharto.
Isi dari surat peri tah tersebut ialah memberikan kekuasaan kepada Letjen. Soeharto, untuk dan atas nama Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi, mengambil tindakan yang dianggap perlu demi terjaminnya keamanan, ketenangan, serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi seta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris MPRS, serta demi keutuhan bangsa dan Negara Republik Indonesia dan melaksanakan dengan pasti ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi.
Surat perintah tersebut kemudian popular sebagai “surat Perintah 11 Maret” atau Supersemar. Isi lengkap Supersemar tersebut dapat dilihat dalam Lampiran I.
Malam ini juga Jenderal Soeharto mengadakan pertemuan dengan keempat panglima angkatan, pimpinan partai politik dan organisasi massa, serta beberapa tokoh mahasiswa. Dalam pertemuan ini Letjen. Soeharto menjelaskan proses lahirnya Supersemar itu, dan sekaligus menyampaikan keputusan tentang pembubaran PKI kepada semua pimpinan partai politik dan organisasi massa.
Senin, 11 Maret 1968
Pejabat Presiden hari ini menerima delegasi pemuda pancasila DKI Jakarta Raya dikantornya di merdeka Barat, Jakarta. Kedatangan delegasi Pemuda Pancasila ini adalah untuk menyampaiakan pernyataan politik kepada pemerintah. Adapun isi pernyataan itu adalah, antara laian, agar pemerintah menyatakan jakarta tertutup bagi warga negara RRC, dan didukung sepenuhnya terhadap misi kunjungan pejabat Presiden Luar Negeri. Dalam sambutannya, pejabat Presiden menyatakan terimakasih dan akan berusaha serta bertekad untuk bekerja keras guna melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya, demi mencapai kesejateraan dan kemakmuran Indonesia.
Selasa, 11 Maret 1969
Presiden Soeharton pagi ini bertindak sebagai Inspektur Upacara kepada acara penyerahan Samkarya Nugraha kepada Kostrad. Penyerahan Panji kehormatan ini bertepatan peringatan lahirnya Supersemar. Dalaam amanatnya Presiden Soeharto menandaskan bahwa penumpasan G-30 –S/ PKI bukanlah didorong oleh rasa dendam atau benci, melainkan didasarkan pada prinsip membela pancasila. Tentang Supersemar dikatakanbahwa surat perintah tersebut tidak hanya sekedar suatu sumber hukum, tetapi juga suatu tonggak sejarah yang sangat penting bagi keselamatan rakyat, bangsa dan Negara, yakni diselamatkannya Pancasila dan UUD 1945 denan membubarkan PKI yang telah memberontak terhadap Negara.
Pada malam harinya presiden dan Ibu Soeharto menghadiri selamatan yang diselenggarakan oleh Kostrad di Markas besarnya di Jakarta sehubungan dengan penganugerahan Samkarya Nugraha tersebut. Pada kesempatan itu, presiden Mempringatkan bahwa pembubaran PKI tiga tahun yang lalu hanyalah menghilangkan Legelitas partai itu saja. Akan tetapi, jangan dikira bahwa partai yanng sudah dinyatakan terlarang itu akan tinggal diam. Jika dipelajari dokrin dan taktik PKI, demikian presiden, maka partai itu akan tetap melancarkan gerakan-gerakan ilegal untuk berusaha hidup kembali. Halmitu harus dicegah, sebab timbulnya PKI akan merupakan bahaya langsung terhadap kehidupa bangsa dan negara kita. Demikian antara lain dikatakan presiden Soeharto.
Rabu, 11 Maret 1970
Hari ini presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan komisi Empat di Istana Merdeka.pertemuan ini dimaksudkan untuk membahas masalah penyelewengan Bimas Coopa dan PN pertamina. Pertemuanyang berlangsung tiga jam itu dikatajkan oleh Bung Hatta, penasihat Komisi, dan Wilopo SH, ketua komisi, sebagai “;pertemuan saling mengisi dan membicarakan seluruh persoalan yang menyangkut masalah korupsi”. Menjawab pertanyaan adanya perbedaan adanya perbedaan antara komisi empat dengan presiden mengenai penyelesaian masalah Coopa, Wilopo mengatakan bahwa pada garis besarnya pendapat pemerintah dan komisi empat adalah sama.
Kamis, 11 Maret 1971
Sebagai kelanjutan dari peninjauan yang dilakukannya kedaerah- daerah di Jawa Barat dan di Jawa Tengah baru-baru ini, presdien soeharto memenaggil Bupati Klaten untuk menghadapnya di Jakarta. siang ini menerima Bupati Klaten, Letkol. Sutijoso, di Kediaman jalan Cendana. Pada kesempatan itu Letkol Sutijoso telah melaporkan tentang perkembangan persawahan untuk meningkatkan hasil produksi beras. Dalam tenknik ini kembaran-lembaran plastik dipergunakan di sawah untuk mengurangi kecepatan peresapan air, sehingga air dapat digunakan secara efisien
Menyambut terbitnya hariam “Suara Karya” di Jakarta, Presiden Soeharto, dalam amanat tertulisnya, antara lain mengharapkan agar surat kabar ini tidak ahnya menambah jumlah pers nasional, tetapi juga harus manambah mutu kekaryaan dan membawa angin segar pembahasan dalam masyarakat
Sabtu, 11 Maret 1972
Pembantu Mentri Luar Negeri Urusan Asia dan Pasifik AS, Marshall Green, malam ini diterima Presiden Soeharto di Jl Cendana. Bertindak selaku utusan khusus Presiden AS, Marshall Green datang untu menjelaskan hasil kunjungan Nixon ke RRC baru-baru ini. Kepada Presiden Soeharto, Green juga menyampaikan pesan Presiden Nixon bahwa semua kewajiban AS, seperti Indonesia, tetap tidak berubah. Presiden Soeharto, yang dalam pertemuan tersebut didampingi oleh Mentri Luar Negeri Adam Malik dan Sekertaris Kabinet Sudharmono SH, mengemukakan sikap Indonesia terhadap komunike AS-RRC itu, yaitu mengharapkan bahwa komunike bersama itu dapat mengurangi ketegangan dunia.
Minggu, 11 Maret 1973
Di Jakarta pagi ini Presiden Soeharto meresmikan gedung veteran yang diberi nama “Graha Purna Yudhaa” (disingkat : Granadha). Pada peresmian ini Jendral Soeharto menyerukan kepada segenap bangsa Indonesia untuk terus memelihara “Jiwa ‘45”. Dengan memelihara jiwa’ 45 berarti juga memelihara kekuatan kejiwaan, memelihara kelurusan arah perjuangan dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan cita-cita Kemerdekaan Nasional yang berpangkal dan berakhir pada Pancasila. Demikian Presiden Soeharto.
Senin, 11 Maret 1974
Presiden Soeharto, selaku Pembina Utama Golkar, siang ini menerima Dewan Pembina Golkar yang diketuai oleh jenderal Maraden panggabean. Dalam pertemuan telah dibicarakan masalah peningkatan partisipasi Golkar dalam pembangunan. kepada 23 orang anggota dewan Pembina Golkar yang menghadapnya itu, Kepala Negara berpesan agar DPP Golkar segera mengadakan Konsolidasi sesuai dengan D/ART. Juga diharapkannya agar Golkar benar-benar menjadi sesuai dengan sosial yang mantap dan riil dalam melaksanakan tugas dan berpartisipasi dalam Pelita II.
Selasa, 11 Maret 1975
Bertempat di Istana Negara, jam 09,00 pagi ini presiden Soeharto membuka Sidang Majelis Pleno HKTI.pada kesempatan ini Kepala Negara mengamanatkan agar HKTI benar-benar terjun ke tengah-tengah petani dan tidak menjadi pengabdian organisasi yang terlepas dari jutaan petani yang menjadi tujuan pengabdian organisasi tersebut. Diharapkannya organisasi ini dapat memberikan petunjuk dan bimbingan, serta dapat membangkitkan kepercayaan petani bahwa masa depan benar-benar di tangan mereka.
Selanjutnya ia mengemukakan pula harapnya agar intensifikasi bidang pertanian dilakukan tidak hanya terdapat padi saja. Melainkan juga pertanin dilkaukan tidak hanya terhadap padi saja. Melainkan juga meliputi palawija, peternakan, perkebunan, perikanan, dan lainsebagainya. Tetapi diingatkan oleh presiden bahwa yang menjadi persoalan produksi, melainkan bagaimana kita dapat memperbaiki nasib petani. Untuk itu harus diusahakan agar hasil dari peningkatan produksi itu benar-benar dapat dinikmati oleh petani.
Juan Ponce enrile, Menteri Pertaahanan Filipina, pukul 10.30 pagi ini mengdakan kunjungan kehormatan kepada presiden Soeharto di Istana Merdeka. Enrile berada di Indonesia dalam ranka penandatanganan perjanjian tentang perbatasan antara kedua negara yang dilakukannya telah disebutkan sebelumnya, perjanjin itu meliputi pula tentang patroli bersama dan lintas perbatasan.
Kamis, 11 Maret 1976
Bertepatan dengan ulang tahun dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 18966, hari ini di Solo, Jawa Tengah, presiden Soeharto meresmikan berdirinya Universitas 11 Maret sebagai suatu universitas negeri. dalam sambutanya. Presiden antara lain mengatakan bahwa dalam masa pembangunan, perguruan tinggi dipanggil oleh tanggungjawab kemasyarakatan dan tanggungjawab intelektualnya untuk melahirkan tenaga-tenaga pemikir, yang dengan pikirannya mampu menunjukan jalan dan dapat menggerakan masyarakat untuk membangun. Ditambahkannya bhwa karena pada akhirnya ilmu pengetahuan harus diabadikan kepada kebahagiaan dan kesejateraan manusia, maka ukuran berhasil tidaknya sesuatu universitas tidak ditentukan oleh banyaknya sarjana yang dihasilkannya , melainkan oleh peranan perguruan tinggi itu dalam menunjang dan menggerakan pembangunan masyarakatnya.
Jum,at 11 Maret 1977
Pagi ini di dermaga pelabuhan Tegal, Jawa Tengah, dilakukan peresmian motorisasi perahu layar bantuan presiden Soeharto kepada badan pengusahaan Pelabuhan Tegal. Pada acara itu, Kepala Badan Pengusahaan Pelabuhan Tegal, Eddy Raharjo, mengatakan bahwa jumlah mesin yang dipasang di Tegal adalah sebanyak 44 unit dari keseluruhan bantuan presiden yang berjumlah 100 unit. Sisanya dipasang di pelabuhan Gresik. Ujung pandang, bau-bau, Ambon, dan Bitung. Kesemua perahu layar tersebut dilenkapi dengan mesin merk Yanmar yang berukuran 33,45,56,82 dan 110 PK.
Sabtu, 11 Maret 1978
Presiden soeharto pagi ini menyampaikan pidato pertanggung jawabnya di depan sidang umum MPR. Mengawali pertanggung jawabnya, ia mengatakan bahwa merupakan kebiasaan yang baik apabila setiap petugas dan setiap pejabat. Apalagi presiden/ Mandataris selalu memberikan pertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya, pada saat ia akan mengakhiri masa jabatannya.
Presiden mengatakan bahwa pembangunan yang kita kerjakan adalah pembangunan yang serba mka, yaitu pembanguunan bangsa dalam arti yang luas. Karena itu ia bukan saja meliputi pembangunan bidang ekonmi tetapi juga bidang-bidang lain seperti politik, sosial budaya, pertahanan keamanan, hukum, aparatur negara, dan sebagainya. Presiden menegaskan bahwa pembangunan yang kita laksanakan adalah saling kait mengkait dan harus dilaksanakan secara terpadu.
Dalam bidang politik, demikian presiden, yang ingin dicapai adalah pemantapan kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 bagi setiap warganegara , sehingga dapatt terjamin kelancaran usaha mencapai tujuan nasional. Dalam rangka mencapai sasaraan itu harus terus diusahakan terlaksananya proses-proses pembahruan kehdupan politik, sehingga dapat diciptakan keadaan dengan sistem politik yang benar-benar demokratis, stabil, dinamis yang dapat memperkuat kehidupan konstitusional berdasarkan UUD 1945.
Salah satu hasil yang patut dicatat dalam bidang politik itu adalah bahwa dalam jangka waktu 12 tahun. Orde baru telah dapat melaksanakan dua kali pemilihan umum. Pengelompokan tiga kekuatan politik dan pengaturannya dalam Undang-undang partai Politik dan Golongan Karya merupakan pelaksanaan dari tekad bersama dalam rangka mengusahakan pebahruan dan penyederhanaan struktur dan kehidupan politik.
Juga dalam rangka penataan kembali kehidupan politik dan kemasyarakatan itu, maka telah dikukuhkan dengan berbagai undang- undang, dalam masa lima tahun terakhir ini telah terbentuk n dan makin terkonsolidasi berbagai organisasi profesi/ fungsional seperti organisasi wanita, buruh, tani, nelayan, pemuda, pengusaha, cendekiawan, pegawai negeri, agama/kerohanian dan sebagainya.
Presiden menegaskan bahwa dalam alam demokrasi pancasilla yang sedang kita tumbuhkan itu, memang tidak dilarang adanya perbedaan pendapat, juga berbeda pendapat dengan pemerintah, tetapi perbedaan pendapat itu, hendaknya disalurkan secara wajar dan harus mempunyai dasar yang yang wajar pula. Dalam demokrasi pncasila dibenarkan adanya kritik, walaupun keras, juga diperoleh adanya koreksi, untuk prbaikan dan kesempurnaan pelaksanaan pembangunan, tetapi harus didasarkan pada kenyataan dan data yang benar dan dikemukakan dalam proporsi yang wajar, karena itu, presiden mengajak agar kita smuanya makin bijaksana dalam usaha menembangkan kehidupan demokrasi dan konstitusi kita, dan pandai-pandai dalam mengguunakan kebebasan yang harus disertai dengan tanggungjawab.
Mengenai politik luar negeri,,presiden mengatakan bahwa kita melaksanakan poltik luar negeri yang bebas aktif dengan mengabdikannya kepada kepentingan nasional, khususnya pembangunan ekonomi. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan kita memerlukan modal dan teknologi dari luar. Karena itu dalam mengisi hubungan luar negeri telah diusahakan peningkatan kerjasama di bidang ekonomi dan teknik dengan negara-negara sahabat maupun dengan badan-badan internasional. Untuk menjaga kemantapan stabilitas di wilayah sekitar , organisasi ASEAN telah diperkokoh, dan hubungan kawasan dengan kawasan Pasifik Barar Daya juga telah ditingatkan.
Mengenai penggabungan Timor-Timur dengan Indonesia sejak tanggal 17 juli 1976 iti, presiden berpendapat dan sekaligus menyampaikan pertimbangan agar penyatuan di kukuhkan oleh MPR. Hal tersebut penting, karena menerima pernyataan Timor- Timur berarti perluasan wiyah negara kita dan penerimaan penyatuan itu juga bukan merupakan tugas yang dibebankan MPR kepada Mandataris.
Presiden melanjutkan bahwa di bidang ekonomi,kita menganggap bahwa stabilitas ekonomi merupakan salah satu segi utama daripada stabilitas nasional. Selama lima tahun yang terakhir ini usaha menegakan stabiltas ekonomi mengalami tantangan-tantangan yang sungguh luar biasa, langkah-langkah yang bersifat menyeluruh dan terpadu telah diambil dalam menghadapi masing-masing tantangan tersebut. Ditegaskanya bahwa meskipun tantangan datang bertubih-tubih dan luar biasa besarnya selama tahun terkahir ini, namun pertumbuhan ekonomi kita mencapai rata-rata sekitar 2 % setahunya.
Menyimpulkan keadaan ekonomi selama lima tahun terakhir, presiden mengemukakan bahwa perkembangan berbagai sektor menunjukan secara keseluruhan telah dicapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut bukanlah tujuan pokok pembangunan . tujuan pokok pembangunan adalah meningkatkan taraf hidup serta kelanjutan seluruh rakyat, dan sekaligus meletakan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya.
Sebagai kesimpulan ,presiden melihat ada empat hal pokok yang telah kita capai selama lima tahun terkahir ini, yang juga merupakan kekuatan bagi pertumbuhan bangsa kita yang kokoh guna meneruskan pembangunanselanjutnya . pertama , kita telah memantapkan stabilitas yang dinamis baik di lapangan politik, ekonomi maupun keamanan nasional. Kedua, kita telah berhasil melaksanakan Repelita II sampai pada tahun keempat sekarang ini.
Ketiga , kita telah berusaha agar aparatur negara tumbuh dengan kewibawaan, serta dapat bekerja lebih efektif dan efisien. Keempat. Kita telah makin meluruskan jalanya politik luar negeri kita yang bebas aktif.
Demikian antara lain pertanggung jawab presiden.
Menteri penerangan a.i . Sudharmono mengatakan kepada pers setelah selesai sidang paripurna kabinet pembangunan II yang terakhir sore ini bahwa presiden Soeharto, sambil menunggu keputusan-keputusan MPR, tidak akan mengambil kebijaksanaan –kebijaksanaan prinsipil, namun tetap bertanggungjawab sebagai presiden sampai terpilihnya presiden baru tanggal 23 Maret nanti. Presiden menginstruksikan kepada para menteri untuk tidak mengambil langkah-langkah kebijaksanaan baru, melainkan hanya meneruskan tugas-tugas rutin administrasi di bidangnya masing-masing. Presiden dalam kesempatan yang sama juga meminta kepada para Menteri untuk waspada, menjaga kelancaran penyaluran bahan-bahan kebutuhan pokok.
Ketua Umum Fraksi Karya Pembangunan Amir Murtono , ketika dijumpai di Gedung MPR malam ini, mengatakan sudah ada kesepakatan diantara anggota-anggota Fraksi Karya untuk menyetujui Adam Malik menjadi calon wakil presiden. selanjutnya dikatakan bahwa calon wakil presiden harus dari Golkar.
Selasa, 11 Maret 1980
Pagi ini, presiden soeharto bertindak sebagai Inspektur Upacara dalam acara penglepasan perwira Akabri di Yogyakarta. Dalam amanatnya , kepala Negara antara lain menyatakan bahwa kemedekaan nasional bukanlah akhir dari cita-cita bangsa indonesia, karena bangsa indonesia ingin mencapai kehidupan bangsa Indonesia, karena bangsa indonesia ingin mencapai kehidupan lahir batin yang lebih baik, ingin merasakan kemajuan dan kesejateraan bersama yang berkeadilan sosial, serta ingin hidup bersama menjadi bangsa yangkokoh kuat dan terhormat dalam pergaulan bangsa-bangsa di dunia Cita-cita ini hanya dapat diwujudkan dengan pembangunan.
Karena itu, demikian presiden, para perwira remaja bersama dengan segenap kaum muda Indonesia memiliki kesempatan sejarah yang sama besarnya dengan pendahulu-pendahulu mereka, yaitu membangun bangsa dan tetap menjunjung tinggi kehormatan negara. kepala Negara mengharapkan agar perwira remaja ABRI menjadi perwira yang di cintai rakyat dan dimanapun bertugas dapat menunjukan sikap sebagai pelindung dan pengayom rakyat. Selanjutnya dikatakan bahwa dengan menunjukan sikap sebagai pelindung dan pengayom rakyat, maka dengan melihat para perwira ABRI saja rakyat sudah merasa tentram dan bergairah di dalam rangka membangun masa depannya. Oleh karna itu presiden meminta kepada semua perwira remaja yang baru dilantik, agar menjaga kehormatan dan tradisi ABRI.
Rabu, 11 Maret 1981
Pukul 09.30 pagi ini, presiden soeharto meresmikan pembukaan Balai pendidikan Kewanitaan (BPK) RIA Pembangunan di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dalam sambutannya Kepala Negara mengatakan bahwa potensi kaum wanita dalam pembangunan indonesia sangat besar, paling tidak karena jumlahnya separoh dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Karena itu kaum wanita harus ikut serta dalam pembangunan, sebab tanpa ikut sertanya kaum harus ikut serta pembangunan maka pembangunan pasti akan berjalan lambat. Dalam kaitan ini presiden mengingatkkan bahwa pendidikan, pengetahuan dan ketermpilan kaum wanita perlu ditingkatkan.
Kamis, 11 Maret 1982
Tepat pada peringatan 16 tahun dikeluarkannya Surat perintah 11 Maret, Presiden Soeharto pagi ini meresmikan perpustakaan pramuka yan diberi nama “Ki Hajar Dewantara” , serta gelanggang Olahraga dan kesenian Pramuka Widya Mandala Krida Bhakti pramuka di Cibubur, Jakarta. Dalam sambutannya , kepala Negara mengadakan bahwa dalam usaha membangun bangsa ini, pembangunan di bidang pendidikan mutlak diperlukan, karena tanpa pendidikan yang baik tidak mungkin kita melaksanakan pembangunan nasional baik. Sebab, demikian presiden, hakikat pembangunan nasional itu adalah pembangunan manusai Indonesia seutuhnya dan pembangunan selruh masyraakt indonesia. Dalam pada itu pembangunan seluruh masyarakat indonesia. Dalam pada itu pembangunan juga harus dilaksanakan dalam dimensi waktu jauh ke depan. Untuk itum jelas diperlukan persiapan yang baik dan teliti. Dalam hubungan ini, Gerakan Pramuka adalah salah satu sarana yang benar-benar ampuh dalam membentuk watak anak-anak kita.
Jum,at, 11 Maret 1983
Pagi ini Jenderal (Purn) Soeharto dilantik kembali sebagai presiden RI untuk masa bakti 1983-1988. Menyambut pelantikannya kembali, presiden Soeharto megatakan bahwa dalam masa lima tahun mendatang, kita memikul tugas besar dalam rangka menyiapkan prasayarat-prasayarat yang memungkinkan kita tinggal Landas untuk mewujudkan masyarakat yang kita cita-citakan. Prasayarat-prasyarat itu lima tahun yang kelima, sehingga dalam tahapan pembanguna lima tahun yang keenam kita benar-benar dapat tinggal landas dalam membangun masyaraakt Pancasila yang kita idam-idamkan semenjak lahirnya Indonesia merdeka.
Untuk membangun prasyarat-prasyarat yang demikian tadi, demikian Kepala Negara, di satu pihak kita harus memantapkan dan mendewasakan lembaga-lembaga politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan pendidikan kita berdasarkan Pancasila.,pada pihak lain, kita harus membina generasi baru yang memiliki pengabdian dan ketekunan, yang menguasai ilmu penegetahuan dan teknologi, yang merasa bebas mengeluarkan pikirannya dan tebal rasa tanggungjawabnya, serta yang teguh kesetiaanya kepada Pancasila. Generasi Penerus inilah pemilik masa depan, Pelaksana penerus Pembangunan masyarakat Indonesia modern berdasarkan Pancasila, setelah landasannya dapat kita ciptakan dengan mantap.
Setelah mengucap sumpah jabatan wakil presiden Terpilih Republik Indonesia di gedung MPR/DPR-RI malam ini, jenderal (Purn) Umar wirahadikusumah mengatakan bertekad secara sungguh-sungguh memberikan saham pengabdian serta bertekad secara adil dan dan makmur dalam keadilannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ia menyataka niat dan itikad tulus iklas untuk menjadi pembantu kecuali kesediaan bekerja nkeras membantu presiden terpilih.
Selasa, 11 Maret 1986
Hari ini secara serempak, DIP tahun 1986/1987 diserahkan oleh seorang menteri Kabinet pembangunan IV, atas nama presiden, kepada para gubernur di seluruh ibukota provinsi. Dalam amanat tertulisnya, presiden mengatakan semua kemajuan yang telah kita capai bersama memberikan kekuatan dan semangat bagi kita untuk membuat langkah-langkah maju selanjutnya. Kekuatan dan semangat itu sangat kita perlukan, lebih-lebih karena itu menyadari baahwa di hadapan masyarakat dan ekonomi dunia, maka pekembangan ekonomi kitapun tidak terlepas dari perkembangan ekoonomi dunia yang masih saja serba tidak menetu. Disamping itu dalam waktu- waktu yang terakhir ini harga minyak bumi merosot dengan tajam, yang mengakibatkan terbatasnya dana yang tidak dapat kita sediakan bagi penyelenggaraan rumah tangga negara kita dan pelaksanaan pembangunan.
Selanjutnya dikatakan bahwa walaupun jumlah proyek pembangunan tidak sebanyak tahun kedua Repelita dahulu, walaupun dana yang tersedia bagi pembangunan proyek-proyek tidak besar masa-masa yang lalu, namun jangan kita menganggap bahwa tidak banyak lagi yang harus kita kerjakan. Proyek-proyek akan kita bangun dalam tahun ketiga Repelita IV ini harus boleh dilakukan dengan sambiln lalu saja. Demikian presiden memperingatkan.
Jum,at,11 Maret 1988
Pagi ini pada jam 08.30 Jenderal (purn) Soeharto, yang kemarrin telah dipilih kembali oleh MPR sebagai presiden RI masa bakti 1988-1993, dilantik dan diambil sumpahnya di hadapan sidanf paripurna ke -11 MPR. Dalam pidato pad acara pelantikan presiden soeharto mengatakan bahwa ia menerima pengangkatanya itu dengan rasa haru yang sangat dalam dengan penuh rasa tanggunjawab. Dikatakannya bahwa ia merasa mendapat kehormatan dan keperayaan yang sangat besar.
Dikatakannya pula bahwa dengan sumpah yang telah diucapkannya itu, menyadari sealam-dalamya betapa berat tugas yang mulai saat itu terpikul di pundaknya, dan ia menyadari betapa besar harapan rakyat dari seluruh rakyat Indonesia yag telah disuarahkan melalui MPR. Diungkapkannya bahwa dukungan rakyat itu membesarkan hati daan memberkan kekuatan batin baginya.
Malam ini, sidang paripurna MPR melantik daan mengambil sumpah Letjen. (purn) Sudharmono SH sebagai wakl presiden RI untuk masa bakti 1988-1983. Dengan demikian i merupakan wakil presidej RI yang ke-5, yaitu setelah Dr Mohammad Hatta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Adam Malik, dan Umar wirahadikusumah.
Sabtu, 11 Maret 1989
Gedung Perpustakaan nasional ditemukan Presiden Soeharto pagi ini di jalan Salemba Raya, Jakarta. gedung baru yang megah itu dibangun oleh Yayasan Harapan Kita yang selanjutnya diserahkan kepada pemerintah. Dalam acara ini ibu Tien Soeharto selaku Ketua Umum Yayasan Harapan Kita, penggagas dan pembangun gedung Perpustakaan Nasional itu, secara resmi menyerahkan hak pemilikan gedung itu berikut semua fasilitasnya kepada negara, yaitu dalam hal ini diwakili oleh Presiden Soeharto.
Menerima gedung tersebut, kepala Negara mengatakan bahwa apa yang sudah kita lakukan dalam penyediaan perpustakaan masih belum memadai. Karena itu apa yang dilakukan oleh Yayasan harapan Kita hendaknya menggugah para hartawan kita untuk mengikutinya . ia menyatakan keyakinannya bahwa kalau para hartawan tergerak hatinya untuk mengikuti usaha yayasan harapan Kita, banyak gedung perpustakaan yang dapat kita bangun. Pada kesempatan itu kepa la Negara juga menetuk hati para penerbit dan pemilik perpustakaan pribadi untuk menyumbangkan buku kepada perpustakaan –perpustakaan di seluruh tanah air.
Senin, 11 Maret 1991
Hari ini, bertepatan dengan ulang tahun surt perintah 11 Maret yang ke-25 , presiden soeharto meresmikan Jalan Tol Padalarang –Cileunyi, Jawa Barat. Acara peresmian ini berlangsung di Bandung. Dalam sambutannya, presiden mengatakan bahwa dengan surat Perintah 11 Maret kita mulai memasuki babak baru dari perkembangan dan pertumbuhan bangsa kita. Dengan Surat perintah 11 Maret itu kita dapat meluruskan kembali perjalanan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang kita proklamasikan pada tanggal 17 agustus 1945.
Presiden mengemukakan bahwa memang ada kaitan erat antara perjuangan kemerdekaan. Orde Baru, Orde pembangunan. yang dewsa ini makin giat kita lakukan. Pembangunan kita tetap bertujuan untuk membangun masyarkat yang berkemakmuran. Perjalanan kita untuk mewujudkan masyarakat yang demikian tadi akan sangat panjang. Kita berjalan selangkah demi selangkah. Kita maju setahap demi setahap. Sampai sekarang telah hampir seperempat abad lamanya kita membangun. Namun cita-cita kita mengenai kemajuan dan kesejateraan yang berkeadilan sosial, sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945, sebelum terwujud. Untuk mewujudkan cita-cita yang luhur itu memang diperlukan waktu yang lama.
Kamis, 11 Maret 1993
Pagi ini Presiden Soeharto yang dipilih kembali sebagai Presiden untuk masa bakti 1993-1998 dalam sidang pariurna MPR ke-10 kemarin, mengucapkan sumpah dalam suatu upacara khidmat dihadapan sidang paripurna ke -11 MPR. Sesuai mengucapkan sumpah, Presiden Soeharto menyampaikan pidato pertamanya, dimana ia mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada rakyat Indonesia dan kepada MPR yang telah memberi kepercayaan.
Selanjutnya ia juga memohon dukungan,moreksi dan pengawasan dari DPR yang juga menjadi anggota MPR dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai presiden/Mandataris lima tahun mendatang. Dikatakannya bahwa dukungan akan menambah keyakinanya untuk melanjutkan langkahnya. Koreksi akan mengingatkannya untuk menimbang-nimbang kembali kebijakan pemerrintahannya. Pengawasan akan mencegahnya dari kekeliruan yang tidak perlu terjadi.
Ribuan mahasiswa dan pelajar telah menutupi jalan-jalan yang menuju ke istana merdeka pagi ini. Mereka bermaksud membatalkan sidang paripurna Kabinet Dwikora “ Yang disempurnakan “, yang dipimpin oleh Presiden Soekarno. Terkabung dalam KAMI dan KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia), aksi-aksi demonstrasi mereka menjadi semakin gencar sejak awal tahun 1966.
Hari ini mereka demontrasi karena tuntutan mereka agar pemerintah membubarkan cabinet belum dipenuhi. Perubahan susunan cabinet Dwikora yang diumumkan presiden Soekarno pada 22 Februari 1966, sama sekali tidak memuaskan mereka, oleh sebab didalamnya masih terdapat tokoh-tokoh yang diduga terlibat G-30-S/PKI. Hambatan-hambatan jalanan dan aksi pengempesan ban yang dilakukan oleh para mahasiswa dan pelajar itu telah berhasil mencegah sebahagian menteri untuk menghadiri sidang cabinet yang pertama itu. Beberapa orang menteri terpaksa dijemput dan diangkut ke istana dengan helicopter AURI. Sementara menpangad Letjen. Soeharto tdk hadir dalam sidang kabinet ini, karena sakit.
Ketika sidang sedang berlagsung, Komandan Pasukan Presiden, Brigjen. Moh. Sabur, melaporkan kepada presiden tentang adanya gerakan dari pasukan tidak dikenal identitasnya disekitar istana. Presiden Soekarno disarankan meninggalkan sidang. Oleh karena itu sidang kabinet segera dihentikan, dan Presiden Soekarno, dan dengan di ikuti oleh Waperdam I, Dr. Subandrio, dan Waperdam III, Chairil Saleh, Meninggalakn Istana Merdeka menuju Istana Bogor dengan helikopter. Atas permintaan presiden, sidang dilanjutkan dibawah pemimpin Waperdam II, Dr. J Leimena, yang tidak lama kemudian menskorsnya kembali.
Sementara itu, memuncaknya ketegangan dan kekerasan itu di kalangan pelajar dan mahasiswa pada hari ini juga disebabkan oleh pernyataan yang dikeluarkan partai-partai politik sehari sebelumnya. Pernyataan partai politik dan organisasi massa tanggal 10 Maret 1966 tersebut bernada mengecam kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh para pelajar dan mahasiswa akhir-akhir ini. Sehubungan dengan itu, hari ini mucul reaksi yang membela para pelajar dan mahasiswa itu, antara lain GP Ansor. Pimpinan GP Ansor memberikan pernyataan : pretama, aksi yang dijalankan mahasiswa dan pelajar Indonesia akhir-akhir ini adalah suatu manifestasi daripada hasrat rakyat yang menuntut segera dibubarkannya PKI dengan membersih an semua lembaga Negara, termasuk Kabinet Dwikora, dari unsur-unsur/simpatisan G-30-S/PKI dan menanggulangi kegiatan ekonomi secara menyeluruh. Kedua, kalau tuntutan mahasiswa dan pelajar tidak segera dipenuhi maka akan memberikan kesempatan kepada kaum subversi dan kontra-revolusi untuk mengambil keuntungan dalam kekeruhan. Disamping itu, tertundanya Keppres mengenai pembubaran PKI akan memperdalam kekecewaan rakyat. Ketiga, aksi-aksi yang telah dilakukan oleh mahasiswa dan pelajar memang menimbulkan akses-akses yang negatif, tapi jangan hanya menilai akses negatifnya saja dan melupakan sari-pati tuntutan mereka yang adil dan benar. Keempat, menegaskan tentang mutlak perlunya persatuan Tri-Abdi Ampera, terutama di dalam menghancurkan setiap infiltrasi dan subversi Nekolim dan golongan kontra-revolusi.
Sehubungan dengan reaksi yang negatif terhadap pernyataan partai-partai dan organisasi massa, hari ini pimpinan partai dan organisasi massa telah memberikan penjelasan untuk menjernihkan suasana: pertama, bahwa pernyataan kemarin itu dibuat dalam keadaan sangat tergesa-gesa, sehingga tidak dapat dijelaskan keseluruhan itu dari maksud yang dikandung dan diutarakan oleh partai politik dan organisasi massa. Kedua, tindakan Waperdam I yang tidak mengabulkan permintaan partai-partai politik dan organisasi-organisasi massa yang meminta waktu sampai 20 malam saja sangat disesalkan. Ketiga, pengertian “tidak dapat dibenarkan cara-cara yang dipergunakan para mahasiswa/pelajar yang akibatnya langsung atau tidak langsung dapat membahayakan jalannya revolusi dan merongrong kewibawaan PBR Bung Karno” dalam pernyataan kemarin berarti “dibenarkan cara-cara yang tidak membahayakan jalannya revolusi”. Keempat, menyadari bahwa yang dituntut oleh mahasiswa/pemuda/pelajar adalah sesuai dengan hati nurani rakyat dan partai politik/organisasi massa yaitu;
a. Membubarkan PKI serta organisasi-organisasi massa/afiliasinya secara yuridis formal,
b. Membersihkan cabinet dari unsure-unsur /simpatisan pembela G-30-S/PKI dan
c. Menanggulangi kesulitan ekonomi secara sungguh-sungguh dan jujur agar dapat dihasilkan penurunan harga.
Kelima, menyadari hal-hal tersebut diatas, partai politik/organisasi massa bertekad untuk mengganyang infiltrasi dan subversi Nekolim serta golongan kontra-revolusioner siasat G-30-S/PKI, bersama ABRI dibawah PBR Bung Karno. Keenam, menegaskan mutlaknya persatuan Tri-Abdi Ampera.
Sore ini tiga Perwira tinggi AD Mayjen. Basuki Rachmat, Brigjen. M Jusuf dan Brigjen. Amirmachmud- meminta izin kepada Letjen. Soeharto, di kediamannya di jalan H Agus Salim untuk menemui Presiden Soekarno di Bogor. Di Istana Bogor, sebagaimana pesan Jenderal Soeharto, diberi kepercayaan, maka ia akan bias mengatasi keadaan ini. Sesudah membahasnya beberapa lama dengan ketiga Jenderal tersebut, Presiden Soekarno yang didampingi oleh Subandrio, Chairul Saleh dan Leimena menyetujui untuk mengeluarkan surat perintah yang ditujukan kepada Letjen. Soeharto.
Isi dari surat peri tah tersebut ialah memberikan kekuasaan kepada Letjen. Soeharto, untuk dan atas nama Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi, mengambil tindakan yang dianggap perlu demi terjaminnya keamanan, ketenangan, serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi seta menjamin keselamatan pribadi dan kewibawaan Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris MPRS, serta demi keutuhan bangsa dan Negara Republik Indonesia dan melaksanakan dengan pasti ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi.
Surat perintah tersebut kemudian popular sebagai “surat Perintah 11 Maret” atau Supersemar. Isi lengkap Supersemar tersebut dapat dilihat dalam Lampiran I.
Malam ini juga Jenderal Soeharto mengadakan pertemuan dengan keempat panglima angkatan, pimpinan partai politik dan organisasi massa, serta beberapa tokoh mahasiswa. Dalam pertemuan ini Letjen. Soeharto menjelaskan proses lahirnya Supersemar itu, dan sekaligus menyampaikan keputusan tentang pembubaran PKI kepada semua pimpinan partai politik dan organisasi massa.
Senin, 11 Maret 1968
Pejabat Presiden hari ini menerima delegasi pemuda pancasila DKI Jakarta Raya dikantornya di merdeka Barat, Jakarta. Kedatangan delegasi Pemuda Pancasila ini adalah untuk menyampaiakan pernyataan politik kepada pemerintah. Adapun isi pernyataan itu adalah, antara laian, agar pemerintah menyatakan jakarta tertutup bagi warga negara RRC, dan didukung sepenuhnya terhadap misi kunjungan pejabat Presiden Luar Negeri. Dalam sambutannya, pejabat Presiden menyatakan terimakasih dan akan berusaha serta bertekad untuk bekerja keras guna melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya, demi mencapai kesejateraan dan kemakmuran Indonesia.
Selasa, 11 Maret 1969
Presiden Soeharton pagi ini bertindak sebagai Inspektur Upacara kepada acara penyerahan Samkarya Nugraha kepada Kostrad. Penyerahan Panji kehormatan ini bertepatan peringatan lahirnya Supersemar. Dalaam amanatnya Presiden Soeharto menandaskan bahwa penumpasan G-30 –S/ PKI bukanlah didorong oleh rasa dendam atau benci, melainkan didasarkan pada prinsip membela pancasila. Tentang Supersemar dikatakanbahwa surat perintah tersebut tidak hanya sekedar suatu sumber hukum, tetapi juga suatu tonggak sejarah yang sangat penting bagi keselamatan rakyat, bangsa dan Negara, yakni diselamatkannya Pancasila dan UUD 1945 denan membubarkan PKI yang telah memberontak terhadap Negara.
Pada malam harinya presiden dan Ibu Soeharto menghadiri selamatan yang diselenggarakan oleh Kostrad di Markas besarnya di Jakarta sehubungan dengan penganugerahan Samkarya Nugraha tersebut. Pada kesempatan itu, presiden Mempringatkan bahwa pembubaran PKI tiga tahun yang lalu hanyalah menghilangkan Legelitas partai itu saja. Akan tetapi, jangan dikira bahwa partai yanng sudah dinyatakan terlarang itu akan tinggal diam. Jika dipelajari dokrin dan taktik PKI, demikian presiden, maka partai itu akan tetap melancarkan gerakan-gerakan ilegal untuk berusaha hidup kembali. Halmitu harus dicegah, sebab timbulnya PKI akan merupakan bahaya langsung terhadap kehidupa bangsa dan negara kita. Demikian antara lain dikatakan presiden Soeharto.
Rabu, 11 Maret 1970
Hari ini presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan komisi Empat di Istana Merdeka.pertemuan ini dimaksudkan untuk membahas masalah penyelewengan Bimas Coopa dan PN pertamina. Pertemuanyang berlangsung tiga jam itu dikatajkan oleh Bung Hatta, penasihat Komisi, dan Wilopo SH, ketua komisi, sebagai “;pertemuan saling mengisi dan membicarakan seluruh persoalan yang menyangkut masalah korupsi”. Menjawab pertanyaan adanya perbedaan adanya perbedaan antara komisi empat dengan presiden mengenai penyelesaian masalah Coopa, Wilopo mengatakan bahwa pada garis besarnya pendapat pemerintah dan komisi empat adalah sama.
Kamis, 11 Maret 1971
Sebagai kelanjutan dari peninjauan yang dilakukannya kedaerah- daerah di Jawa Barat dan di Jawa Tengah baru-baru ini, presdien soeharto memenaggil Bupati Klaten untuk menghadapnya di Jakarta. siang ini menerima Bupati Klaten, Letkol. Sutijoso, di Kediaman jalan Cendana. Pada kesempatan itu Letkol Sutijoso telah melaporkan tentang perkembangan persawahan untuk meningkatkan hasil produksi beras. Dalam tenknik ini kembaran-lembaran plastik dipergunakan di sawah untuk mengurangi kecepatan peresapan air, sehingga air dapat digunakan secara efisien
Menyambut terbitnya hariam “Suara Karya” di Jakarta, Presiden Soeharto, dalam amanat tertulisnya, antara lain mengharapkan agar surat kabar ini tidak ahnya menambah jumlah pers nasional, tetapi juga harus manambah mutu kekaryaan dan membawa angin segar pembahasan dalam masyarakat
Sabtu, 11 Maret 1972
Pembantu Mentri Luar Negeri Urusan Asia dan Pasifik AS, Marshall Green, malam ini diterima Presiden Soeharto di Jl Cendana. Bertindak selaku utusan khusus Presiden AS, Marshall Green datang untu menjelaskan hasil kunjungan Nixon ke RRC baru-baru ini. Kepada Presiden Soeharto, Green juga menyampaikan pesan Presiden Nixon bahwa semua kewajiban AS, seperti Indonesia, tetap tidak berubah. Presiden Soeharto, yang dalam pertemuan tersebut didampingi oleh Mentri Luar Negeri Adam Malik dan Sekertaris Kabinet Sudharmono SH, mengemukakan sikap Indonesia terhadap komunike AS-RRC itu, yaitu mengharapkan bahwa komunike bersama itu dapat mengurangi ketegangan dunia.
Minggu, 11 Maret 1973
Di Jakarta pagi ini Presiden Soeharto meresmikan gedung veteran yang diberi nama “Graha Purna Yudhaa” (disingkat : Granadha). Pada peresmian ini Jendral Soeharto menyerukan kepada segenap bangsa Indonesia untuk terus memelihara “Jiwa ‘45”. Dengan memelihara jiwa’ 45 berarti juga memelihara kekuatan kejiwaan, memelihara kelurusan arah perjuangan dan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mewujudkan cita-cita Kemerdekaan Nasional yang berpangkal dan berakhir pada Pancasila. Demikian Presiden Soeharto.
Senin, 11 Maret 1974
Presiden Soeharto, selaku Pembina Utama Golkar, siang ini menerima Dewan Pembina Golkar yang diketuai oleh jenderal Maraden panggabean. Dalam pertemuan telah dibicarakan masalah peningkatan partisipasi Golkar dalam pembangunan. kepada 23 orang anggota dewan Pembina Golkar yang menghadapnya itu, Kepala Negara berpesan agar DPP Golkar segera mengadakan Konsolidasi sesuai dengan D/ART. Juga diharapkannya agar Golkar benar-benar menjadi sesuai dengan sosial yang mantap dan riil dalam melaksanakan tugas dan berpartisipasi dalam Pelita II.
Selasa, 11 Maret 1975
Bertempat di Istana Negara, jam 09,00 pagi ini presiden Soeharto membuka Sidang Majelis Pleno HKTI.pada kesempatan ini Kepala Negara mengamanatkan agar HKTI benar-benar terjun ke tengah-tengah petani dan tidak menjadi pengabdian organisasi yang terlepas dari jutaan petani yang menjadi tujuan pengabdian organisasi tersebut. Diharapkannya organisasi ini dapat memberikan petunjuk dan bimbingan, serta dapat membangkitkan kepercayaan petani bahwa masa depan benar-benar di tangan mereka.
Selanjutnya ia mengemukakan pula harapnya agar intensifikasi bidang pertanian dilakukan tidak hanya terdapat padi saja. Melainkan juga pertanin dilkaukan tidak hanya terhadap padi saja. Melainkan juga meliputi palawija, peternakan, perkebunan, perikanan, dan lainsebagainya. Tetapi diingatkan oleh presiden bahwa yang menjadi persoalan produksi, melainkan bagaimana kita dapat memperbaiki nasib petani. Untuk itu harus diusahakan agar hasil dari peningkatan produksi itu benar-benar dapat dinikmati oleh petani.
Juan Ponce enrile, Menteri Pertaahanan Filipina, pukul 10.30 pagi ini mengdakan kunjungan kehormatan kepada presiden Soeharto di Istana Merdeka. Enrile berada di Indonesia dalam ranka penandatanganan perjanjian tentang perbatasan antara kedua negara yang dilakukannya telah disebutkan sebelumnya, perjanjin itu meliputi pula tentang patroli bersama dan lintas perbatasan.
Kamis, 11 Maret 1976
Bertepatan dengan ulang tahun dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 18966, hari ini di Solo, Jawa Tengah, presiden Soeharto meresmikan berdirinya Universitas 11 Maret sebagai suatu universitas negeri. dalam sambutanya. Presiden antara lain mengatakan bahwa dalam masa pembangunan, perguruan tinggi dipanggil oleh tanggungjawab kemasyarakatan dan tanggungjawab intelektualnya untuk melahirkan tenaga-tenaga pemikir, yang dengan pikirannya mampu menunjukan jalan dan dapat menggerakan masyarakat untuk membangun. Ditambahkannya bhwa karena pada akhirnya ilmu pengetahuan harus diabadikan kepada kebahagiaan dan kesejateraan manusia, maka ukuran berhasil tidaknya sesuatu universitas tidak ditentukan oleh banyaknya sarjana yang dihasilkannya , melainkan oleh peranan perguruan tinggi itu dalam menunjang dan menggerakan pembangunan masyarakatnya.
Jum,at 11 Maret 1977
Pagi ini di dermaga pelabuhan Tegal, Jawa Tengah, dilakukan peresmian motorisasi perahu layar bantuan presiden Soeharto kepada badan pengusahaan Pelabuhan Tegal. Pada acara itu, Kepala Badan Pengusahaan Pelabuhan Tegal, Eddy Raharjo, mengatakan bahwa jumlah mesin yang dipasang di Tegal adalah sebanyak 44 unit dari keseluruhan bantuan presiden yang berjumlah 100 unit. Sisanya dipasang di pelabuhan Gresik. Ujung pandang, bau-bau, Ambon, dan Bitung. Kesemua perahu layar tersebut dilenkapi dengan mesin merk Yanmar yang berukuran 33,45,56,82 dan 110 PK.
Sabtu, 11 Maret 1978
Presiden soeharto pagi ini menyampaikan pidato pertanggung jawabnya di depan sidang umum MPR. Mengawali pertanggung jawabnya, ia mengatakan bahwa merupakan kebiasaan yang baik apabila setiap petugas dan setiap pejabat. Apalagi presiden/ Mandataris selalu memberikan pertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya, pada saat ia akan mengakhiri masa jabatannya.
Presiden mengatakan bahwa pembangunan yang kita kerjakan adalah pembangunan yang serba mka, yaitu pembanguunan bangsa dalam arti yang luas. Karena itu ia bukan saja meliputi pembangunan bidang ekonmi tetapi juga bidang-bidang lain seperti politik, sosial budaya, pertahanan keamanan, hukum, aparatur negara, dan sebagainya. Presiden menegaskan bahwa pembangunan yang kita laksanakan adalah saling kait mengkait dan harus dilaksanakan secara terpadu.
Dalam bidang politik, demikian presiden, yang ingin dicapai adalah pemantapan kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 bagi setiap warganegara , sehingga dapatt terjamin kelancaran usaha mencapai tujuan nasional. Dalam rangka mencapai sasaraan itu harus terus diusahakan terlaksananya proses-proses pembahruan kehdupan politik, sehingga dapat diciptakan keadaan dengan sistem politik yang benar-benar demokratis, stabil, dinamis yang dapat memperkuat kehidupan konstitusional berdasarkan UUD 1945.
Salah satu hasil yang patut dicatat dalam bidang politik itu adalah bahwa dalam jangka waktu 12 tahun. Orde baru telah dapat melaksanakan dua kali pemilihan umum. Pengelompokan tiga kekuatan politik dan pengaturannya dalam Undang-undang partai Politik dan Golongan Karya merupakan pelaksanaan dari tekad bersama dalam rangka mengusahakan pebahruan dan penyederhanaan struktur dan kehidupan politik.
Juga dalam rangka penataan kembali kehidupan politik dan kemasyarakatan itu, maka telah dikukuhkan dengan berbagai undang- undang, dalam masa lima tahun terakhir ini telah terbentuk n dan makin terkonsolidasi berbagai organisasi profesi/ fungsional seperti organisasi wanita, buruh, tani, nelayan, pemuda, pengusaha, cendekiawan, pegawai negeri, agama/kerohanian dan sebagainya.
Presiden menegaskan bahwa dalam alam demokrasi pancasilla yang sedang kita tumbuhkan itu, memang tidak dilarang adanya perbedaan pendapat, juga berbeda pendapat dengan pemerintah, tetapi perbedaan pendapat itu, hendaknya disalurkan secara wajar dan harus mempunyai dasar yang yang wajar pula. Dalam demokrasi pncasila dibenarkan adanya kritik, walaupun keras, juga diperoleh adanya koreksi, untuk prbaikan dan kesempurnaan pelaksanaan pembangunan, tetapi harus didasarkan pada kenyataan dan data yang benar dan dikemukakan dalam proporsi yang wajar, karena itu, presiden mengajak agar kita smuanya makin bijaksana dalam usaha menembangkan kehidupan demokrasi dan konstitusi kita, dan pandai-pandai dalam mengguunakan kebebasan yang harus disertai dengan tanggungjawab.
Mengenai politik luar negeri,,presiden mengatakan bahwa kita melaksanakan poltik luar negeri yang bebas aktif dengan mengabdikannya kepada kepentingan nasional, khususnya pembangunan ekonomi. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan kita memerlukan modal dan teknologi dari luar. Karena itu dalam mengisi hubungan luar negeri telah diusahakan peningkatan kerjasama di bidang ekonomi dan teknik dengan negara-negara sahabat maupun dengan badan-badan internasional. Untuk menjaga kemantapan stabilitas di wilayah sekitar , organisasi ASEAN telah diperkokoh, dan hubungan kawasan dengan kawasan Pasifik Barar Daya juga telah ditingatkan.
Mengenai penggabungan Timor-Timur dengan Indonesia sejak tanggal 17 juli 1976 iti, presiden berpendapat dan sekaligus menyampaikan pertimbangan agar penyatuan di kukuhkan oleh MPR. Hal tersebut penting, karena menerima pernyataan Timor- Timur berarti perluasan wiyah negara kita dan penerimaan penyatuan itu juga bukan merupakan tugas yang dibebankan MPR kepada Mandataris.
Presiden melanjutkan bahwa di bidang ekonomi,kita menganggap bahwa stabilitas ekonomi merupakan salah satu segi utama daripada stabilitas nasional. Selama lima tahun yang terakhir ini usaha menegakan stabiltas ekonomi mengalami tantangan-tantangan yang sungguh luar biasa, langkah-langkah yang bersifat menyeluruh dan terpadu telah diambil dalam menghadapi masing-masing tantangan tersebut. Ditegaskanya bahwa meskipun tantangan datang bertubih-tubih dan luar biasa besarnya selama tahun terkahir ini, namun pertumbuhan ekonomi kita mencapai rata-rata sekitar 2 % setahunya.
Menyimpulkan keadaan ekonomi selama lima tahun terakhir, presiden mengemukakan bahwa perkembangan berbagai sektor menunjukan secara keseluruhan telah dicapai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut bukanlah tujuan pokok pembangunan . tujuan pokok pembangunan adalah meningkatkan taraf hidup serta kelanjutan seluruh rakyat, dan sekaligus meletakan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya.
Sebagai kesimpulan ,presiden melihat ada empat hal pokok yang telah kita capai selama lima tahun terkahir ini, yang juga merupakan kekuatan bagi pertumbuhan bangsa kita yang kokoh guna meneruskan pembangunanselanjutnya . pertama , kita telah memantapkan stabilitas yang dinamis baik di lapangan politik, ekonomi maupun keamanan nasional. Kedua, kita telah berhasil melaksanakan Repelita II sampai pada tahun keempat sekarang ini.
Ketiga , kita telah berusaha agar aparatur negara tumbuh dengan kewibawaan, serta dapat bekerja lebih efektif dan efisien. Keempat. Kita telah makin meluruskan jalanya politik luar negeri kita yang bebas aktif.
Demikian antara lain pertanggung jawab presiden.
Menteri penerangan a.i . Sudharmono mengatakan kepada pers setelah selesai sidang paripurna kabinet pembangunan II yang terakhir sore ini bahwa presiden Soeharto, sambil menunggu keputusan-keputusan MPR, tidak akan mengambil kebijaksanaan –kebijaksanaan prinsipil, namun tetap bertanggungjawab sebagai presiden sampai terpilihnya presiden baru tanggal 23 Maret nanti. Presiden menginstruksikan kepada para menteri untuk tidak mengambil langkah-langkah kebijaksanaan baru, melainkan hanya meneruskan tugas-tugas rutin administrasi di bidangnya masing-masing. Presiden dalam kesempatan yang sama juga meminta kepada para Menteri untuk waspada, menjaga kelancaran penyaluran bahan-bahan kebutuhan pokok.
Ketua Umum Fraksi Karya Pembangunan Amir Murtono , ketika dijumpai di Gedung MPR malam ini, mengatakan sudah ada kesepakatan diantara anggota-anggota Fraksi Karya untuk menyetujui Adam Malik menjadi calon wakil presiden. selanjutnya dikatakan bahwa calon wakil presiden harus dari Golkar.
Selasa, 11 Maret 1980
Pagi ini, presiden soeharto bertindak sebagai Inspektur Upacara dalam acara penglepasan perwira Akabri di Yogyakarta. Dalam amanatnya , kepala Negara antara lain menyatakan bahwa kemedekaan nasional bukanlah akhir dari cita-cita bangsa indonesia, karena bangsa indonesia ingin mencapai kehidupan bangsa Indonesia, karena bangsa indonesia ingin mencapai kehidupan lahir batin yang lebih baik, ingin merasakan kemajuan dan kesejateraan bersama yang berkeadilan sosial, serta ingin hidup bersama menjadi bangsa yangkokoh kuat dan terhormat dalam pergaulan bangsa-bangsa di dunia Cita-cita ini hanya dapat diwujudkan dengan pembangunan.
Karena itu, demikian presiden, para perwira remaja bersama dengan segenap kaum muda Indonesia memiliki kesempatan sejarah yang sama besarnya dengan pendahulu-pendahulu mereka, yaitu membangun bangsa dan tetap menjunjung tinggi kehormatan negara. kepala Negara mengharapkan agar perwira remaja ABRI menjadi perwira yang di cintai rakyat dan dimanapun bertugas dapat menunjukan sikap sebagai pelindung dan pengayom rakyat. Selanjutnya dikatakan bahwa dengan menunjukan sikap sebagai pelindung dan pengayom rakyat, maka dengan melihat para perwira ABRI saja rakyat sudah merasa tentram dan bergairah di dalam rangka membangun masa depannya. Oleh karna itu presiden meminta kepada semua perwira remaja yang baru dilantik, agar menjaga kehormatan dan tradisi ABRI.
Rabu, 11 Maret 1981
Pukul 09.30 pagi ini, presiden soeharto meresmikan pembukaan Balai pendidikan Kewanitaan (BPK) RIA Pembangunan di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Dalam sambutannya Kepala Negara mengatakan bahwa potensi kaum wanita dalam pembangunan indonesia sangat besar, paling tidak karena jumlahnya separoh dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Karena itu kaum wanita harus ikut serta dalam pembangunan, sebab tanpa ikut sertanya kaum harus ikut serta pembangunan maka pembangunan pasti akan berjalan lambat. Dalam kaitan ini presiden mengingatkkan bahwa pendidikan, pengetahuan dan ketermpilan kaum wanita perlu ditingkatkan.
Kamis, 11 Maret 1982
Tepat pada peringatan 16 tahun dikeluarkannya Surat perintah 11 Maret, Presiden Soeharto pagi ini meresmikan perpustakaan pramuka yan diberi nama “Ki Hajar Dewantara” , serta gelanggang Olahraga dan kesenian Pramuka Widya Mandala Krida Bhakti pramuka di Cibubur, Jakarta. Dalam sambutannya , kepala Negara mengadakan bahwa dalam usaha membangun bangsa ini, pembangunan di bidang pendidikan mutlak diperlukan, karena tanpa pendidikan yang baik tidak mungkin kita melaksanakan pembangunan nasional baik. Sebab, demikian presiden, hakikat pembangunan nasional itu adalah pembangunan manusai Indonesia seutuhnya dan pembangunan selruh masyraakt indonesia. Dalam pada itu pembangunan seluruh masyarakat indonesia. Dalam pada itu pembangunan juga harus dilaksanakan dalam dimensi waktu jauh ke depan. Untuk itum jelas diperlukan persiapan yang baik dan teliti. Dalam hubungan ini, Gerakan Pramuka adalah salah satu sarana yang benar-benar ampuh dalam membentuk watak anak-anak kita.
Jum,at, 11 Maret 1983
Pagi ini Jenderal (Purn) Soeharto dilantik kembali sebagai presiden RI untuk masa bakti 1983-1988. Menyambut pelantikannya kembali, presiden Soeharto megatakan bahwa dalam masa lima tahun mendatang, kita memikul tugas besar dalam rangka menyiapkan prasayarat-prasayarat yang memungkinkan kita tinggal Landas untuk mewujudkan masyarakat yang kita cita-citakan. Prasayarat-prasyarat itu lima tahun yang kelima, sehingga dalam tahapan pembanguna lima tahun yang keenam kita benar-benar dapat tinggal landas dalam membangun masyaraakt Pancasila yang kita idam-idamkan semenjak lahirnya Indonesia merdeka.
Untuk membangun prasyarat-prasyarat yang demikian tadi, demikian Kepala Negara, di satu pihak kita harus memantapkan dan mendewasakan lembaga-lembaga politik, ekonomi, sosial, kebudayaan dan pendidikan kita berdasarkan Pancasila.,pada pihak lain, kita harus membina generasi baru yang memiliki pengabdian dan ketekunan, yang menguasai ilmu penegetahuan dan teknologi, yang merasa bebas mengeluarkan pikirannya dan tebal rasa tanggungjawabnya, serta yang teguh kesetiaanya kepada Pancasila. Generasi Penerus inilah pemilik masa depan, Pelaksana penerus Pembangunan masyarakat Indonesia modern berdasarkan Pancasila, setelah landasannya dapat kita ciptakan dengan mantap.
Setelah mengucap sumpah jabatan wakil presiden Terpilih Republik Indonesia di gedung MPR/DPR-RI malam ini, jenderal (Purn) Umar wirahadikusumah mengatakan bertekad secara sungguh-sungguh memberikan saham pengabdian serta bertekad secara adil dan dan makmur dalam keadilannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ia menyataka niat dan itikad tulus iklas untuk menjadi pembantu kecuali kesediaan bekerja nkeras membantu presiden terpilih.
Selasa, 11 Maret 1986
Hari ini secara serempak, DIP tahun 1986/1987 diserahkan oleh seorang menteri Kabinet pembangunan IV, atas nama presiden, kepada para gubernur di seluruh ibukota provinsi. Dalam amanat tertulisnya, presiden mengatakan semua kemajuan yang telah kita capai bersama memberikan kekuatan dan semangat bagi kita untuk membuat langkah-langkah maju selanjutnya. Kekuatan dan semangat itu sangat kita perlukan, lebih-lebih karena itu menyadari baahwa di hadapan masyarakat dan ekonomi dunia, maka pekembangan ekonomi kitapun tidak terlepas dari perkembangan ekoonomi dunia yang masih saja serba tidak menetu. Disamping itu dalam waktu- waktu yang terakhir ini harga minyak bumi merosot dengan tajam, yang mengakibatkan terbatasnya dana yang tidak dapat kita sediakan bagi penyelenggaraan rumah tangga negara kita dan pelaksanaan pembangunan.
Selanjutnya dikatakan bahwa walaupun jumlah proyek pembangunan tidak sebanyak tahun kedua Repelita dahulu, walaupun dana yang tersedia bagi pembangunan proyek-proyek tidak besar masa-masa yang lalu, namun jangan kita menganggap bahwa tidak banyak lagi yang harus kita kerjakan. Proyek-proyek akan kita bangun dalam tahun ketiga Repelita IV ini harus boleh dilakukan dengan sambiln lalu saja. Demikian presiden memperingatkan.
Jum,at,11 Maret 1988
Pagi ini pada jam 08.30 Jenderal (purn) Soeharto, yang kemarrin telah dipilih kembali oleh MPR sebagai presiden RI masa bakti 1988-1993, dilantik dan diambil sumpahnya di hadapan sidanf paripurna ke -11 MPR. Dalam pidato pad acara pelantikan presiden soeharto mengatakan bahwa ia menerima pengangkatanya itu dengan rasa haru yang sangat dalam dengan penuh rasa tanggunjawab. Dikatakannya bahwa ia merasa mendapat kehormatan dan keperayaan yang sangat besar.
Dikatakannya pula bahwa dengan sumpah yang telah diucapkannya itu, menyadari sealam-dalamya betapa berat tugas yang mulai saat itu terpikul di pundaknya, dan ia menyadari betapa besar harapan rakyat dari seluruh rakyat Indonesia yag telah disuarahkan melalui MPR. Diungkapkannya bahwa dukungan rakyat itu membesarkan hati daan memberkan kekuatan batin baginya.
Malam ini, sidang paripurna MPR melantik daan mengambil sumpah Letjen. (purn) Sudharmono SH sebagai wakl presiden RI untuk masa bakti 1988-1983. Dengan demikian i merupakan wakil presidej RI yang ke-5, yaitu setelah Dr Mohammad Hatta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Adam Malik, dan Umar wirahadikusumah.
Sabtu, 11 Maret 1989
Gedung Perpustakaan nasional ditemukan Presiden Soeharto pagi ini di jalan Salemba Raya, Jakarta. gedung baru yang megah itu dibangun oleh Yayasan Harapan Kita yang selanjutnya diserahkan kepada pemerintah. Dalam acara ini ibu Tien Soeharto selaku Ketua Umum Yayasan Harapan Kita, penggagas dan pembangun gedung Perpustakaan Nasional itu, secara resmi menyerahkan hak pemilikan gedung itu berikut semua fasilitasnya kepada negara, yaitu dalam hal ini diwakili oleh Presiden Soeharto.
Menerima gedung tersebut, kepala Negara mengatakan bahwa apa yang sudah kita lakukan dalam penyediaan perpustakaan masih belum memadai. Karena itu apa yang dilakukan oleh Yayasan harapan Kita hendaknya menggugah para hartawan kita untuk mengikutinya . ia menyatakan keyakinannya bahwa kalau para hartawan tergerak hatinya untuk mengikuti usaha yayasan harapan Kita, banyak gedung perpustakaan yang dapat kita bangun. Pada kesempatan itu kepa la Negara juga menetuk hati para penerbit dan pemilik perpustakaan pribadi untuk menyumbangkan buku kepada perpustakaan –perpustakaan di seluruh tanah air.
Senin, 11 Maret 1991
Hari ini, bertepatan dengan ulang tahun surt perintah 11 Maret yang ke-25 , presiden soeharto meresmikan Jalan Tol Padalarang –Cileunyi, Jawa Barat. Acara peresmian ini berlangsung di Bandung. Dalam sambutannya, presiden mengatakan bahwa dengan surat Perintah 11 Maret kita mulai memasuki babak baru dari perkembangan dan pertumbuhan bangsa kita. Dengan Surat perintah 11 Maret itu kita dapat meluruskan kembali perjalanan bangsa dan Negara Republik Indonesia yang kita proklamasikan pada tanggal 17 agustus 1945.
Presiden mengemukakan bahwa memang ada kaitan erat antara perjuangan kemerdekaan. Orde Baru, Orde pembangunan. yang dewsa ini makin giat kita lakukan. Pembangunan kita tetap bertujuan untuk membangun masyarkat yang berkemakmuran. Perjalanan kita untuk mewujudkan masyarakat yang demikian tadi akan sangat panjang. Kita berjalan selangkah demi selangkah. Kita maju setahap demi setahap. Sampai sekarang telah hampir seperempat abad lamanya kita membangun. Namun cita-cita kita mengenai kemajuan dan kesejateraan yang berkeadilan sosial, sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945, sebelum terwujud. Untuk mewujudkan cita-cita yang luhur itu memang diperlukan waktu yang lama.
Kamis, 11 Maret 1993
Pagi ini Presiden Soeharto yang dipilih kembali sebagai Presiden untuk masa bakti 1993-1998 dalam sidang pariurna MPR ke-10 kemarin, mengucapkan sumpah dalam suatu upacara khidmat dihadapan sidang paripurna ke -11 MPR. Sesuai mengucapkan sumpah, Presiden Soeharto menyampaikan pidato pertamanya, dimana ia mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada rakyat Indonesia dan kepada MPR yang telah memberi kepercayaan.
Selanjutnya ia juga memohon dukungan,moreksi dan pengawasan dari DPR yang juga menjadi anggota MPR dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai presiden/Mandataris lima tahun mendatang. Dikatakannya bahwa dukungan akan menambah keyakinanya untuk melanjutkan langkahnya. Koreksi akan mengingatkannya untuk menimbang-nimbang kembali kebijakan pemerrintahannya. Pengawasan akan mencegahnya dari kekeliruan yang tidak perlu terjadi.
Penyusun Intarti Publikasi Lita,SH