PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Catatan Harian Kegiatan Pak Harto pada Tanggal 3 Agustus

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,


RABU, 3 AGUSTUS 1966
Ketua Presidium Kabinet Ampera, Jenderal Soeharto, bertemu dengan Presiden Soekarno di Istana Merdeka hari ini. Dalam pertemuan itu Jenderal Soeharto melaporkan mengenai usaha-usaha yang telah ditempuh dalam rangka penyelesaian konfrontasi dengan Malaysia. Jenderal Soeharto mengatakan bahwa konfrontasi segera akan dapat diselesaikan dengan jalan damai berdasarkan jiwa atau spirit Manila Agreement

Sementara itu dalam sambutan tertulisnya pada penutupan musyawarah Mubalig Pemuda Persatuan Umat Islam di Cirebon, Ketua Presidium Kabinet Ampera/Menutama Hankam, Jenderal Soeharto menekankan bahwa berhasil tidaknya Kabinet Ampera dalam melaksanakan program Dwi Dharma dan Catur Karyanya, tergantung pada amal dan tanggung jawab kita semua dalam membantu pemerintah. 

SABTU, 3 AGUSTUS 1974
Presiden Soeharto mengatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan rakyat pada tingkat nasional maupun internasional akan menjadi kunci pokok terwujudnya perdamaian dunia yang telah sangat diimpi-impikan oleh semua orang. Tetapi jalan yang harus kita tempuhg jelas masih panjang karena keadaan dunia sekarang memang masih jauh dari apa yang kita cita-citakan. Demikian dikatakan oleh Kepala Negara ketika menerima surat kepercayaan duta besar baru Libanon, Mahmoud Hafez, yang berlangsung di Istana Merdeka pukul 09.00 pagi ini.

Dalam pada itu, kepada Duta Besar Austria, Dr. Erich M. Schmidt, yang menyerahkan surat kepercayaannya sejam kemudian di tempat yang sama, Kepala Negara mengatakan bahwa Indonesia sedang mengerahkan segala kemampuan nasional yang tersedia untuk membangun. Akan tetapi disamping itu Indonesia juga membuka pintunya dan menerima baik kesediaan negara-negara sahabat, termasuk Austria, untuk turut serta dalam pembangunan Indonesia. 

KAMIS, 3 AGUSTUS 1978
Pada pukul 09.00 pagi ini, di Istana Negara berlangsung upacara pelantikan anggota-anggota DPA yang baru. Keanggotaan serta pimpinan DPA ini telah diperluas, sesuai dengan undang-undang baru, anggota DPA yang semula hanya 27 orang, kini diperluas menjadi sebanyak-banyaknya 45 orang; sedangkan pimpinannya dari semula terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua, sekarang menjadi seorang Ketua dengan beberapa orang Wakil Ketua. 

Dalam amanatnya, Presiden Soeharto mengatakan bahwa kita masih menginginkan hasil-hasil yang lebih besar lagi daripada hasil-hasil yang kita capai sekarang, itu adalah wajar. Bahwa dewasa ini masih banyak kekurangan-kekurangan dalam usaha kita selama ini, tidak pernah kita pungkiri. Selaku mandataris MPR, ia menyadari benar akan hal ini. Presiden juga mengatakan bahwa menyadari pula bahwa tugas-tugas yang dipikulnya selaku Presiden untuk tahun-tahun mendatang tidak makin ringan. Dalam kerangka ini ia pun menyadari sepenuhnya betapa pentingnya fungsi DPA sebagai Badan Penasihat Presiden. Demikian antara lain dikatakan oleh Kepala Negara.

*Pada pukul 10.30 pagi ini, bertempat di Istana Merdeka, Presiden Soeharto menerima surat kepercayaan dari Duta Besar Turki untuk Indonesia, Haluk Kocaman. Membalas pidato Duta Besar Kocaman, Kepala Negara menyambut dengan gembira ajakan utusan Turki itu untuk meningkatkan hubungan bilateral antara kedua negara di segala bidang, termasuk dalam forum-forum internasional demi kepentingan bersama. Sebelumnya Presiden Soeharto mengemukakan bahwa hubungan yang erat antara kedua bangsa mempunyai akar yang kuat tertanam jauh kedalam masa lampau, dan makin diperkokoh oleh adanya kesamaan agama yang dianut oleh sebagian besar rakyat kedua negara.

Penyusun : Sari Puspita Ayu
Sumber : Buku Jejak Pak Harto Jilid 1 - 6