PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 9 November 1969 - 9 November 1991

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,
Minggu, 9 November  1969

Dalam rangka meresmikan Proyek Kemanusiaan di Irian Barat, Hari ini Presiden Soeharto mengadakan pertemuan dengan para wartawan, sosiawan dan para calon donatur bertempat di Istana Bogor. Dalam pertemuan ini telah terkumpul sumbangan dari para hadirin, yang diperkirakan cukup untuk membiayai  4.500 anak di Irian Barat yang masih keadaan primitif. Pada kesempatan itu Presiden mengatakan bahwa generesi Irian yang akan datang harus ditingkatkan kehidupannya agar sejajar dengan bangsa Indonesia lainnya. Presiden juga berjanji akan memberikan pakaian secara terus menerus bagi  rakyat Irian Barat yang masih dalam kedaan  keterbelakang, disamping pendidikan, latihan-latihan dalam bidang peternakan.


Sabtu, 9 November 1974

Presiden Soeharto mengeluarkan beberapa keputusan penting dari bidang pertekstilan dalam rangka membantu industri dalam negeri. Diantara keputusan-keputusan itu adalah, pertama,  memberikan subsidi pembelian kapas, yang dewasa ini harganya tinggi sekali, kepada perusahaan-perusahaan pemintahan kapas, baik milik Pemerintah maupun Swasta. Kedua, impor  tekstil dihapuskan, impor tekstil berdasarkan merachant  L/C dilarang, dan impor tekstil dikurangi.
   

Rabu, 9 November 1977

Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November besok, Pemerintah telah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum Sultan Thaha Syaifuddin dari Jambi atas jasa-jasanya kepada nusa dan bangsa. Upacara penganugerahan tersebut dilakukan hari ini di Istana Negara, dan dihadiri oleh para Menteri Kabinet dan undangan lainnya. Puteri Sultan Thaha Syaifuddin, Ratu Mas Ayu Maryam, yang berusia 88 tahun, menerima penganugerahan itu dari Presiden Soeharto.
   
Wakil Gubernur Jawa Timur, M Sugiono, hari ini menyerahkan bantuan Presiden berupa delapan mobil tangki air, 40 ton pupuk urea dan 2.000 ton beras kepada para Bupati di wilayah Jawa Timur. Mobil-mobil tangki air itu diserahkan untuk Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Tuban, Lamongan, Trenggalek, Ponorogo dan Pacitan. Bantuan tersebut digunakan untuk mengangkut air di daerah yang mengalami kekurangan air minum. Sedangkan bantuan 40 ton pupuk urea diperuntukkan bagi Kecamatan Kemlangi di Kabupaten Mojokerto dan Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar. Sedangkan bantuan 2.000 ton beras di berikan kepada 37 daerah Kabupaten maupun Kotamadya yang meliputi 280 Kecamatan dan 1.384 desa di Jawa Timur. Bantuan beras ini akan dimanfaatkan untuk lumbung desa di desa-desa yang paling rawan, sebagai bantuan modal yang harus di kembangkan sebagai pinjaman dan harus dikembalikan sesudah panen nanti.


Kamis, 9 November 1978
  
Selama lebih kurang 40 menit pagi ini, sejak pukul 10.15, Kepala Negara menerima pimpinan DPR di Bina Graha. Selain Ketua DPR, Daryatmo, dari pimpinan Dewan itu hadir pula para Wakil Ketuanya, yaitu mashuri SH, Mh. Isnaeni, dan Kartijo, serta Sekertaris Jenderal, Wang Suwandi.

Dalam pertemuan dengan Kepala Negara itu, pimpinan DPR menyampaikan saran-saran yang di ajukan oleh fraksi-fraksi DPR untuk penyusunan Repelita III. Kepada pimpinan DPR, Presiden Soeharto mengatakan bahwa saran-saran tersebut akan dipelajarinya secara mendalam.

Menteri Agama, Alamsyah Ratu Perwiranegara, menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha siang ini. Usai menghadap, ia mengatakan bahwa Pemerintah mengharapkan agar pemeluk agama-agama di Indonesia dapat berusaha membangun agamanya sendiri tanpa bantuan pihak luar.


Selasa, 9 November 1982

Gubernur Sumatera Barat, Azwar Anas, pukul 10.30 pagi ini menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha. Usai menghadap, ia mengatakan bahwa Kepala Negara menghendaki agar pelaksanaan MTQ di Padang tahun depan diselenggarakan sesederhana mungkin tanpa mengurangi kekhidmatannya. Kepala Negara berpendapat bahwa MTQ bertujuan untuk adalah membangun manusia seutuhnya baik jiwa maupun raganya. Karena itu pelaksanaan MTQ hendaknya tidak hanya ditujukan pada segi-segi seremonialnya saja. Yang lebih penting adalah rakyat tidak hanya membaca Al-Qur’an, melainkan juga menghayatinya. Karena itu Kepala Negara mengharapkan pelaksanaanya tidak perlu berlebih-lebihan.


Rabu, 9 November 1983

Presiden Soeharto mengharapkan agar dalam rangka mengatasi masalah adopsi anak oleh para keluarga di luar negeri, kesadaran sosial warga masyarakat perlu digerakan. Menurut Kepala Negara, hal ini mengingat bahwa banyak orang Indonesia yang mampu dan bersedia mengadopsi anak. Demikin diungkapkan Menteri koordinator bidang Kesra, Alamsyah Ratu Perwiranegara seusai menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha pagi ini.

Lebih jauh dijelaskan oleh Alamsyah bahwa mengenai masalah adopsi anak itu, pemerintah telah mengambil langkah-langkah penertiban. Dalam pertemuan dengan Kepala Negara pagi ini, selain di bahas masalah adopsi anak yang menghangat akhir-akhir ini, juga telah dilaporkannya tentang rencana peringatan Hari Kesehatan Nasional yang akan dipusatkan di Bandung dari tanggal 12 sampai tanggal 19 Desember 1983. Hal ini dilaporkan Alamsyah dalam kedudukannya sebagai Menteri Kesehatan Adinterim.


Senin, 9 November 1987

Seminar nasional tentang perumahan  dan pemukiman sebagai  penggerak ekonomi dan kesempatan kerja dibuka secara resmi oleh Presiden Soeharto di Istana Negara  pada pukul 09.00 pagi i ini.

Dalam sambutannya pada peristiwa itu, Kepala Negara mengatakan bahwa kami tidak akan menbangun manusia Indonesia yang utuh, dan tidak mungkin merasakan kesejahteraan lahir batin  kami tidak akan mengalami perbaikan kualitas kehidupan,  jika masalah perumahan dan pemukiman belum terslesaikan secara mendasar. Dalam kata sambutannya, Presiden mengatakan bahwa penggunaan perumahan dan pemukiman di Indonesia bertujuan meningkatkan perumahan dalam jumlah yang makin meningkat dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat terutama, bagi golongan berpenghasilan rendah. Lebih jauh dikatakannya karena pembangunan perumahan merupakan usaha peningkatan kesejahteraan, maka kendatipun rumah murah yang di  prioritaskan, tapi Indonesia dapat memperhatikan persyaratan minimum bagi perumahan dan pemukiman yang layak, sehat, aman, dan serasi.

Dikatakannya pula, agar pembangunan perumahan dan pemukiman dapat ikut menggerakan roda perekonomian nasional dalam meningkatkan dan mensejahterakan rakyat maka pembangunannya dilakukan dengan cara-cara memperluas kesempatan berusaha mendorong berkembangnya industri dan bangunan, dan dengan mengutamakan bahan-bahan yang tersedia setempat. Dalam hubungan ini pemanfaatan sumber alam dan pengolahan barang-barang penyuluhan serta teknis dan pemasarannya terus disempurnakan dan dikembangkan.

Duta besar Filipina, Ramon J Forlan, jam 10.30, pagi ini menghadap Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Ia datang untuk menyampaikan undanga resmi dari Presiden Filipina , Nonya Corazon Aquino , Kepada Presiden dan Ibu Soeharto untuk mengunjungi Manila  dan menghadiri KTT ASEAN Ke-3 . KTT ASEAN itu di jadwalkan akan berlangsung pada tanggal Desember mendatang.

Preisden Soeharto menerima baik undangan tersebut. Kepala Negara  menyatakan sendiri bahwa ia akan menghadiri KTT tersebut, namun Ibu Tidak akan dapat mengunjungi Manila pada saat itu.


Sabtu, 9 November 1991

Di Istana Merdeka pagi ini Presiden Soeharto menganugerahkan Bintang Mahaputera Utama kepada almarhum H Nani Wartabone, seorang tokoh nasional dari Gorontalo. Tanda penghargaan yang diserahkan dalam rangka peringatan hari pahlawan itu diterima oleh putera almarhum, Fauzi Wartabone adalah seorang perintis kemerdekaan yang menduduki berbagai jabatan dalam pemerintahan, termasuk sebagai anggota DPR-GR dan DPA.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto
Editor : Sukur Patakondo