Rabu, 25 Juli 1984. --- Presiden Soeharto mengatakan bahwa masalah
yang paling mendesak dan harus ditangani semua bansa sekarang ini
adalah usaha perbaikan taraf hidup dan kesejateraan sebagian besar
umat manusia. Masalah itu hanya dapat dilakukan secara terpadu oleh
semua bangsa, baik yang maju maupun yang sedang membangun. Demikian
dikatakan Kepala Negara ketika menerima surat kepercayaan Duta Besar
Republik Peru, Dr Furtonato Isasi Cayo, di Istana Merdeka pada
pukul 09,00 pagi ini.
Lebih jauh Presiden mengatakan bahwa dalam hubungan itulah kerjasama antara negara-negara yang sedang membangun makin dirasakan perlunya untuk mewujudkan Tata Ekonomi Dunia Baru. Dalam rangka itulah terasa pentingnya kerjasama antara Indonesia dan Peru, baik sebagai sesama negara anggota Non- Blok maupun dalam kelompok 77.
Pukul 10.00 pagi ini, dalam suatu upacara yang berlangsung di Bina Graha, Presiden Soeharto meresmikan lapangan minyak Lalang,Dumai, yang terletak di pantai timur laut Sumatera. Peresmian yang dilakukan dari jarak jauh ini telah dimungkinkan oleh pemanfaatan komunikasih modern yang sekarang dimiliki Indonesia. Dari Bina Graha .Presiden dan segenap undangan dapat melihat secara langsung kegiatan dilokasi yang terletak ribuan kilometer dari Jakarta. Diantara lebih kurang 300 undangan yang hadir dalam acara tersebut tampak Menteri Pertambangan dan Energi, Subroto, dan Direktur Utama Pertamina AR Ramly.
Dalam pidatonya, Kepala Negara mengambil kesempatan itu untuk menegaskan bahwa tidak ada perubahan dalamkebijaksanaan penanaman modal asing di Indonesia. Dikatakannya , walaupun Indonesia akan menciptakan suasana yang mendorong investasi dikalangan masyarakat sendiri,tetapi secara realitas kita menyadari bahwa Indonesia masih memerlukan modal asing lebih banyak mengalir ke mari.
Pukul 17.00 sore ini,Presiden Soeharto menerima Ketua PLO,Yasser Arafat,di Istana Merdeka. Setiba di pelabuhan udara internasional Halim perdana kusuma,Yasser Arafat dan rombongannya langsung menuju Istana Merdeka.
Dalam Pertemuan dengan Arafat, Presiden didampingi oleh Menteri Luar Negeri Mochtar Kususmaatmadja dan Menteri Muda/ Sekertaris Kabinet Moerdiono . Dalam kesempatan ini Presiden Soeharto menegaskan kembali dukungan indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaannya ,karena hal itu merupakan hal yang prinsipil dan secara politis sesuai dengan UUD 1945. Demikian dikemukakan Presiden kepada pemimpin PLO.
Lebih jauh Presiden mengatakan bahwa dalam hubungan itulah kerjasama antara negara-negara yang sedang membangun makin dirasakan perlunya untuk mewujudkan Tata Ekonomi Dunia Baru. Dalam rangka itulah terasa pentingnya kerjasama antara Indonesia dan Peru, baik sebagai sesama negara anggota Non- Blok maupun dalam kelompok 77.
Pukul 10.00 pagi ini, dalam suatu upacara yang berlangsung di Bina Graha, Presiden Soeharto meresmikan lapangan minyak Lalang,Dumai, yang terletak di pantai timur laut Sumatera. Peresmian yang dilakukan dari jarak jauh ini telah dimungkinkan oleh pemanfaatan komunikasih modern yang sekarang dimiliki Indonesia. Dari Bina Graha .Presiden dan segenap undangan dapat melihat secara langsung kegiatan dilokasi yang terletak ribuan kilometer dari Jakarta. Diantara lebih kurang 300 undangan yang hadir dalam acara tersebut tampak Menteri Pertambangan dan Energi, Subroto, dan Direktur Utama Pertamina AR Ramly.
Dalam pidatonya, Kepala Negara mengambil kesempatan itu untuk menegaskan bahwa tidak ada perubahan dalamkebijaksanaan penanaman modal asing di Indonesia. Dikatakannya , walaupun Indonesia akan menciptakan suasana yang mendorong investasi dikalangan masyarakat sendiri,tetapi secara realitas kita menyadari bahwa Indonesia masih memerlukan modal asing lebih banyak mengalir ke mari.
Pukul 17.00 sore ini,Presiden Soeharto menerima Ketua PLO,Yasser Arafat,di Istana Merdeka. Setiba di pelabuhan udara internasional Halim perdana kusuma,Yasser Arafat dan rombongannya langsung menuju Istana Merdeka.
Dalam Pertemuan dengan Arafat, Presiden didampingi oleh Menteri Luar Negeri Mochtar Kususmaatmadja dan Menteri Muda/ Sekertaris Kabinet Moerdiono . Dalam kesempatan ini Presiden Soeharto menegaskan kembali dukungan indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh kemerdekaannya ,karena hal itu merupakan hal yang prinsipil dan secara politis sesuai dengan UUD 1945. Demikian dikemukakan Presiden kepada pemimpin PLO.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo