PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Perhatian Soeharto Terhadap Pupuk Pertanian dan Sistem Penerbangan Di Indonesia

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
Kamis, 9 April 1970

Masih berada di Jawa Barat, hari ini Presiden Soeharto melakukan serangkaian kunjungan di daerah Priangan Timur, Bandung, Cianjur, dan Sukabumi. Di dsa Linggar, Kabupaten Bandung, Presiden meninjau gudang milik PN Petani, dimana ditemukan lebih kurang 5000 ton pupuk dalam keadaan rusak, karena gudang tersebut tidak memnuhi persyaratan. Melihat kenyataan ini, Presiden mngatakan bahwa hal ini tidak hanya mengakibatkan kerugian bagi negara, tetapi juga menghambat program peningkatan produksi pangan. Presiden juga memberi perhatian pada karyawan yang kena penyakit koreng, karena menginjak zat kimia yang berceceran di lantai gudang tanpa alas kaki. Tampak menekan emosi, Jenderal Soeharto segera mengambil tindakan utnuk menyelamatkan kekayaan negara itu. Dengan seketika Presiden mengirim radiogram kepada menteri pertanian, Ir. Thoyib Hadiwidjaja, dan Direktur Jenderal Pertanian, sekretaris pengendalian Bimas, dan direktur PN Pertani agar secepatnya datang ke Rancaekek untuk memeriksa keadaan itu dan melaporkan kepadanya.

Jumat, 9 April 1971

Presiden Soeharto mengatakan bahwa dalam bidang penerbangan kita memang jauh ketinggalan dibandingkan dengan kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam dunia penerbangan. Kita harus mengejar ketinggalan ini agar angkasa kita tidak dilampaui oleh pesawat-pesawat raksasa orang lain saja. Hal ini dikatakan Presiden Soeharto ketika bertindak sebagai Inspektur Upacara pada peringatan Hari Penerbangan Nasional, yang diadakan di Parkir Timur Senayan, Jakarta, hari ini. Dikatakan pula bahwa yang membangun harus melihat ke depan dan bekerja untuk masa depan. Pembangunan kekuatan penerbangan nasional kita harus melihat jauh ke kaki langit di depan, bukannya menoleh pada jalan yang telah kita tinggalkan di belakang. Masa depan kita tergantung pada pembangunan kekuatan penerbangan nasional ini. Tanpa perhubungan yang baik di darat, di laut maupun di udara, tidak mungkin kita menjadikan Indonesia sebagai suatu kesatuan ekonomi, kesatuan politik, kesatuan pertahanan keamanan. Presiden menyatakan keyakinannya bahwa masa depan pembangunan kekuatan penerbangan nasional kita cukup cerah, baik dilihat dari kegiatan ekonomi yang semakin memerlukan jasa-jasa angkutan udara, maupun dari minat tunas-tunas muda terhadap angkasa. Dalam membina kekuatan penerbangan nasional, kita juga tidak ingin hanya pesawat atau peralatan buatan orang lain. Dalam jangka panjang kita bercita-cita membuat pesawat sendiri. Menyinggung tentang kelahiran AURI pada tanggal 9 april 1946, Jenderal Soeharto mengatakan bahwa sejak semula angkatan bersenjata kita sesungguhnya adalah satu tubuh, satu jiwa dan satu tujuan perjuangannya, ialah mengabdi kepada kepentingan dan perjuangan bangsa. Sesudah melalui berbagai pengalaman yang sangat berat pada tahun-tahun sebelum 1996, ABRI telah menemukan kembali kesatuan jiwa itu. Kesatuan jiwa inilah yang telah melahirkan program-program integritas ABRI. Semangat perjuangan adalah modal kita yang paling besar, walaupun dengan pesawat kecil, sangat sederhana dan dalam jumlah yang terbatas, AURI telah langsung menerjunkan diri dalam perjuangan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan

Publikasi Lita,SH.