Senin, 1 Desember 1980
Presiden beserta Ibu Soeharto dan rombongan pukul 12.10 waktu setempat tiba di New Delhi, ibukota India, setelah terbang selama kurang dua jam dari Karachi, Pakistan, Di Lapangan udara Palam, Presiden dan Ibu Soeharto disambut upacara kenegaraan oleh Presiden India dan Nyonya Sanjiva Reddy, serta PM Indira Gandhi.
Membahas pidato selamat datang yang diucapkan Presiden Reddy di lapangan udara Palam itu, Presiden Soeharto mengatakan bahwa dalam pandangan Indonesia, India bukanlah hanya negara dan bangsa yang mewarisi sejarah dan kebudayaan yang tinggi, yang telah berhubungan dengan Indonesia sejak berabad-abad yang lalu. Lebih dari itu, India juga merupakan sahabat dekat yang bantuan dan rasa kesetiakawanannya yang tulus. Yang telah diberikannya tatkala Indonesia berjuang mempertahankan kemerdekaan, tidak akan dapat dilupakan. Selanjutnya Presiden Soeharto berharap agar kedua masing-masing dan juga memberi peranan bagi kebikan dunia, Demikian antara lain pidato Presiden.
• Sore ini di New Delhi, Presiden Soeharto mengadakan pembicaraan empat mata denga PM Indira Gandhi. Pembicaraan yang merupakan babak pertama itu membahas masalah-masalah hubungan dan kerjasama antara kedua negara. Pembicaraan resmi babak kedua dilakukan besok pagi.
Dalam pada itu. Perundingan antara para menteri yang menyertai Presiden juga telah berlangsung dengan rekan-rekan mereka dari India.Menteri Koorinator bidang Ekuin, Widjojo Nitisasto, mengadakan perundingan dengan menteri perdagangan India, Pranab Mukerjee, sedangkan Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja juga berunding dengan Menteri Luar Negeri Narasimha Rao.
• Malam ini Presiden dan Ibu Soeharto beserta rombongan menghadiri santap malam kenegaraan yang diselengggarakan oleh Presiden dan Nyonya Sanjiva Reddy. Memberikan sambutan pada jamuan itu Presiden Soeharto mengatakan bahwa dalam kunjungannya yang pertama kali ini ke India ini, ia tidak merasa asing, karena India telah sanagt dikenal oleh rakyat Indonesia dan merupakan sahabat tradisionalnya. Lebih jauh dikatakannya bahwa dalam kunjungannya kali ini makan persahabtan diantara kedua bangsa bertambah erat. Saling pengertiannya bertambah dalam dan kerjasama makin terbukanluas dalam masa-aamsa yang akan datang.
Dibagian lain pidatonya, Presiden Soeharto mengatakan bahwa hubungan kerjasama erat antara kedua negara masih juga bertambah dengan catatan-catatan sejarah tatkala kedua negara berdiri didepan barisan yang melahirkan Konfrensi Asia-Afrika yang memberi pengaruh besar bagi lahirnya negara-negara merdeka di kedua benua. Dan sejarah juga mencatat bahwa akar-akar kekuatan non-blok justru telah mulai tertanam sejak Konfrensi Asia–Afrika yang pertama itu, Demikian antara lain dikatakan Presiden Soeharto.