PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Presiden dan Ibu Soeharto Menghadiri Pembukaan Munas ke - 3 Golkar

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Kamis, 20 Oktober 1983 --- Jam 10.00 pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri acara pembukaan Musyawara Nasional ke-3 Golkar yang berlangsung di Maggalan Wanabhaki, Jakarta. Musyawara Nasional ini diadakan bertepatan dengan ulang tahun Golkar yang ke-19.

Sebelum membuka dengan resmi musyarawarah nasional tersebut, Presiden Soeharto dalam sambutannya mengigatkan bahwa pembangunan politik merupakan bagian pembangunan nasional kita yang sulit. Sadar akan hal itu, demikian Presiden,  makan pembangunan politik telah kita lakukan dengan sangat berhati-hati, dengan penuh kesabaran dan kedewasaan melalui konsensus-konsensus nasional. Jika sekarang kita memilikitiga kekuatan sosial politik, maka hal itu merupakan pelaksanaan dari ketetapan hati kita sejak sidang umum MPR tahun 1966, yang telah menggariskan perlunya penyerdehanaan dan pembaharuan kehidupan dan struktur poklitik, yang pelaksanaannya telah dilandasi oleh adanya konsensus nasional, sebagai hasil dari dialog dan pertukar-pikiran di tingkat nasional yang memakan waktu bertahun-tahun.

Selanjutnya dikatankan oleh Presiden bahwa kehidupan dan struktur politik yang ada sekarang ini masih harus kita mantapkan dan kita konsolidasi, khususnya bagi kekuatan-kekuatan sosial politik itu sendiri. karena itu, demi kepentingan nasional kit, Kepala Negara mengharapkan agar Musyawara Nasional Golkar ini dapat menggariskan konsolidasi dalam tubuh Golkar sendiri. Usaha yang sama perlu dilakukan oleh dua kekuatan sosial politik yang lain.

Menyinggung soal Pancasila sebagai satu-satunya asas politik  bagi kekuatan-kekuatan  sosial politik, Presiden menegaskan bahwa ini tidak berarti bahwa kita menuju terbentuknya partai tunggal. Juga tidak berarti menghilangkan keanekaragaman dan kemajemukan masyarakat kita. Dijelaskannya bahwa Pancasila itu sendiri justru merupakan jaminan bagi perstuan dan kestuan bangsa. Yang menjadi tanggu jawab kita bersama adalah menjaga agar keaneka ragaman dan kemajemukan itu tidak menggerogoti persatuan nasional. Sebaliknya persatuan dan kesatuan itu tidak menghilangkan kemandirian dan sifat-sifat khas dari kekuatan sosial politik dan organisasi-organisasi kemasyarakatan. Demikian antara lain kata sambutannya Presiden.

Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto