PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Presiden Soeharto dan Wakil Presiden AS Melakukan Pembicaraan di Hotel Imperial

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,
Selasa, 13 November  1990 --- Presiden Soeharto dan Wakil Presiden AS, Dan Quayle, mengadakan pembicaraan di Hotel Imperial, Tokio. Dalam pembicaraan itu Presiden Soeharto menyampaikan terima kasih kepada Presiden George Bush atas vetonya terhadap rencana Kongres untuk mengenakan pembatasan impor tekstil ke Amerika Serikat. Selain itu Presiden juga meminta perhatian AS supaya memberlakukan bea masuk kayu lapis dari Indonesia sama dengan yang diberlakukannya terhadap negara lainnya. Misalnya, impor dari Brazil dikenakan bea masuk sebesar 4%, padahal terhadap Filipina dan Malaysia tidak dikenakan bea masuk, sedangkan dari Indonesia dikenakan 8%.

Wakil Presiden Dan Quayle berjanji untuk memperhatikan persoalan yang dikemukakan oleh Kepala Negara. Ia juga berjanji akan menyampaikan hasilnya dengan segera. Selain itu ia juga menyatakan dapat memahami langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia berkenaan dengan krisis Teluk dan penyelesaian masalah Kamboja.

Kemudian, ditempat yang sama, Presiden Soeharto menerima Putera Mahkota Kerajaan Yordania, Pangeran Hassan bin Talal. Ia menjelaskan kepada Presiden mengenai situasi Perang Teluk dan posisi negaranya dalam krisis tersebut. Ia menyatakan dapat memahami dan menghargai sikap Indonesia yang menginginkan memecahan krisis Teluk sesuai dengan resolusi PBB.

Setelah pertemuan dengan Putera Mahkota Yordania, Presiden Soeharto menerima Kepala Negara Brunei Darussalam, Sultan Hasanal Bolkiah. Dalam pertemuan itu ia menyampaikan kepastiannya untuk membeli tiga pesawat CN-235 buatan IPTN Bandung. Selain itu ia juga menyampaikan rencananya untuk mengunjungi Indonesia dalam waktu dekat.

Siang ini Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri jamuan makan yang diselenggarakan oleh “Japan Indonesia Association”. Memberikan sambutan pada jamuan itu, Presiden mengatakan bahwa kerjasama antara Indonesia dan Jepang yang berjalan dengan baik selama ini kiranya dapat menjadi pola hubungan antara negara Selatan dan Utara yang bersifat terbuka untuk tukar pikiran. Pola itu kiranya dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam rangka kerjasama Utara-Selatan.

Atas dasar kerjasama Jepang-Indonesia yang telah berlangsung dengan baik selama ini, maka Jepang dan Indonesia bersama-sama dapat melakukan usaha-usaha untuk menjembatani Utara-Selatan. Dengan demikian kita harapkan akan tumbuh kerjasama Utara-Selatan yang adil dan berjalan lancar.



Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto JIlid 1-6
Publikasi : Oval Andrianto