PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Suharto, 7 Maret 1966, - 1992

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
Senin, 7 Maret 1966

Menpangad Letjen. Soeharto  dalam sambutan  tertulisnya  pada pembukaan rapat kerja Koandahan  Kalimantan  di Banjarmasin baru-baru ini menegaskan  bahwa ABRI  harus bersiap  untuk menghadapi  suasana Revolusi dan negara kita yang sedang menghadapi tantangan-tantangan, baik dari dalam maupun dari luar negeri. secara khusus Letjen Soeharto meminta agar raker Koandahan  Kalimantan  memperhatikan soa-soal yang sangat mendesak sekarang ini. Hal-hal tersebut  adalah, pertama, melaksanakan dan memenangkan Dwikora. Khususnya penggayanan proyek Nekolim “Malaysia” . kedua, menumpas sampai  pada akar-akarnya semua kontrev, khusunya  G-30-S/PKI. Ketiga, melaksanakan Ampera dalam sektor-sektor yang telah memungkinkan, khususnya membantu rakyat  di dalam  penghidupan  sehari-hari.keempat, mengerahkan potensi massa  untuk membantu  PBR  di dalam  merealisasikan  Conefo. Front Pemuda  memohon  kepada  presiden Soeharto  agar secara formal  membubarkan  PKI  dan organisasi-organisasi  massanya  serta  membersihkan oknum-oknumnya  dari semua  lembaga negara.

Selasa, 7 Maret 1967

Ketua  MPRS  jenderal  AH  Nasution  dalam sambutannya  pada pembukaan  sidang  istimewa  MPRS menyatakan  bahwa  bahan-bahan  pokok  untuk sidang istimewa  adalah; pelengkap  Nekaswra, resolusi dan memorandum  DPR-GR, pengukuhan keputusan tanggal 20 Februari 1967, fakta yuridis  mengenai huungan Soekarno  selaku pemegang  Ketetapan  MPRS No. IX/ 1966 telah memberikan  laporan kepada sidang istimewa  MPRS  tentang hubungan  antara Presiden Soekarno  dengan  G-30 S/PKI. Kesalahan  pokok politik dari presiden  Soekarno  dengan  yakin bahwa  PKI  dapat  dipersatukan  dengan  Pancasila, demikian jenderal Soeharto.

Harian Berlin  Barat  Spandauer  Volksbladtt  dalam  ulasannya  tentang  situasi politik  di Indonesia  menulis  bahwa  Jenderal  Soeharto  telah menunjukan  dirinya  sebagai  seorang politikus  yang terbaik  di dunia  poitik Asia,  dengan  menjatuhkan Soekarno  secara cepat.

Kamis, 7 Maret 1968

Sebagai hasil perundingan  antara  PM  Tuanku  Abdulrahman  dan pejabat  Presiden Soeharto, maka hari ini  di Jakarta telah dikeluarkan  sebuah Komunike  Bersama. Pengeluaran  Komunike  pada akhir  kunjungan PM Malaysia  di Indonesia ini merupakan  babak  baru  dalam hubungan  kedua negara. pada dasarnya pula ia merupakan  kelanjutan  daripada  persahabtan  antara kedua  negara  serumpu, yang  telah  dipulihkan  kembali dua tahun yang lalu. Komunike  Bersama  tersebut  menyatakan bahwa  kedua negara  setuju  untuk mengadakan  perjanjian  persahabatan  yang disesuaikan  denga  keadaan dan perkembangan  baru   dalam hubungan  kedua  negara. kepala  Pemerintahan  kedua negara  bersepaakat pula  untuk berihktiar  mencari  penyelesaian  secara  damai  melalui  perundingan, apabila  timbul perselisihan  dalam hubungan kedua  negara.

Jum,at 7 Maret 1969

Presiden Soeharto  mengatakan  bahwa masalah  pembangunan  tidak  lepas  dari sikap mental dan pola berfikir, dan bahwa peningkatan produktifitas  harus tercermin  dalam peningkatan  pendapatan nasional  dan taraf hidup  rakyat  banyak. Demikian  antara lain  dikatakan Presiden Soeharto   dalam amanat tertulisnya  pada pelantikan badan   Musyawarah  Pimpinan  Pusat  Produktivitas Nasional  hari ini  di Departemen   Tenaga Kerja. Dalam  hubungan  ini presiden  menegaskan  bahwa  Pusat  produktivitas  Nasional  bertujuan  untuk  mengembangkan  prinsip-prinsip  produktivitas  dengan  menanamkan  kesadaran  dalam sikap mental aparatur  pemerintah masyarakat.

Hari ini presiden  Soeharto mengeluarkan  kebijaksanaan  baru mengenai  penyelenggaraan  urusan  haji. Dalam  kebijaksanaan  tersebut  ditetapkan  bahwa  semua  penyelenggaraan  urusan  haji  hanya  dilaksanakan  oleh pemerintah. Hal ini tercantum  didalam  Keputusan  Presiden  No. 22/1969  yang dikeluarkan  dengan  pertimbangan  untuk  meningkatkan  kelancaran  pelaksanaan  ibadah  haji. Dalam  keputusan  tersebut  juga  ditetapkan  bahwa jumlah jatah  haji  dan mereka  yang  naik haji  ditetapkan  dua  tahun  sebelum  keberangkatan.

Selasa, 7 Maret 1972
 
Presiden Soeharto, dalam  sidang  kabinet paripurna  hari ini,  membentuk sebuah  team  kerja  yang bertugas  untuk menyiapkan  bahan-bahan   bagi persidangan  MPR  hasil  pemilihan umum  sidang  tersebut  akan diadakan  pada bulan  Maret  tahun  depan. Presiden soeharto menegaskan bahwa team ini dimaksudakan  untuk mempersiapkan  bahan-bahan  mengenai rancangan  tata cara  tertib MPR, rancangan  tata cara  pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, rancangan  GBHN dan  rancangan pola umum pembangunan. namun  yang diberikan untuk team  ini  adalah “Team kerja penyiapan bahan MPR 1973”

Pada kesempatan yang sama presiden Soeharto menginstruksikan departemen-departemen dan lembaga-lembaga  pemerintah  non-departemen  agar sebelum tanggal 1 April 1972  telah menyelesaaikan DIP-nya  masing-masing.Sementara  itu presiden hari ini telah pula mengeluarkan keputusan  Presiden No. 18/ 1972  yang mengatur  tentang jenis-jenis  pakaian  sipil  di Indonesia. Pakaianitu terdiri  dari lima  jenis yaitu  Pakaian  Sipil harian  untuk kegiatan kerja sehari-hari, pakaian kenegaraan, pakaian Sipil  Hitam  untuk jamuan  makan menyambut  tamu  negara  dan pakaian Sipil Nasional. Dengan  dikeluarkan nya keputusan ini maka pejabat negara dan pegawai wajib memakai jenis-jenis pakaian tersebut.

Kamis, 7 Maret 1974

Wkil Menteri  Luar Negeri  Uni Soviet,  Nikolai P Firyubin, diterima oleh presiden Soeharto di Istana  Merdeka  pada Jam  10.00 pagi ini. Dalam  pembicaraan telah  dibahas  berbagai  masalah Internasional.

Selasa, 7 Maret 1978

Kepala Staf  Kopkamtib  Laksamana  Sudomo  siang ini menghadap  presiden soeharto  di bina Graha. Ia  datang untuk melaporkan hasil Opstib bulan Februari  1978 di tingkat  departemen, lembaga  pemerintahan  non departemen  daan sekertariat  jenderal lembaga  tertinggi, Kejaksanaan Agung, dan bank  pemerintah. Usai  menghadap  Kepala  Negara ia mengatakan  pula bahwa  peraturan mengenai  larangan mogok  belajar  merupakan  Kebijaksanaan  Pemerintah  yang dikeluarkan  baik oleh Kopkamtib  maupun mahasiswa  di  perguruan  tinggi. Mengenai  adanya pasukan yang melakukan  penjagaan  disekitar  kampus-kampus, ia mengatakan bahwa  itu hanya  untuk mencegah  agar  golongan ekstrim  yang melakukan  teror  jangan sampai masuk kedalam kampus.

Presiden Soeharto  menugaskan  Menteri Perhubungan  Emil  Salim  dan Menteri Keuagan  Ali Wardhana  untuk mengadakan  penelaahan  mengenai kemungkinan  pembelian pesawat  terbang  dan  kapal laut  dari perusahaan  dalam  negeri  yang membuatnya.alasannya adalah bahwa  pembelian pesawat  dan kapal  didalam  negeri  akan  mendorong  perkembangan perusahaan yang membuat  pesawat  dan kapal  tersebut. Untuk  itu adanya  perkreditan  yang  memadai  akan bisa  mendorong perluasan industri  kapal terbang  dan galangan kapal  dalam  negeri.  demikian dikatakan  menteri  perhubungan Emil  salim  selesai  menghadap  presiden  pagi ini.

Senin, 7 Maret 1983

Sekalipun  berhalangan  menghadiri  KTT  Non-Blok  yang berlangsung  di New  Delhi,  presiden  Soeharto  telah  menyampaikan  sambutan  tertulisnya. Dalam  awal  sambutanya , kepala  Negara  mengemukakan  penyesalannya  tidak dapat  menghadiri KTT  tersebut  karena  tuugs-tugas  konstitusional  di dalam  negeri. selanjutnya  diungkapkannya  keyakinan  bangsa  Indonesia  bahwa  gerakan  Non-Blok  akan terus  berkembang  dan menjadi  kuat  dan vital, akan  lebih  meningkatkan  peranannya  sebagai  suatu faktor politik  yang penting, malahan yang menentukan, dalam percaturan  dunia  dengan  cara lebih  memperkuat  lagi persatuan  dan solidaritas  kita dan  dengan berpegang  teguh pada  prinsip-prinsip  non-aligament;  dan selanjutnya  dengan mengambil sikap  yangnjelas  program  aksi  untuk kemerdekaan, perdamaian  dan pembangunan.

Rabu, 7 Maret 1984

Pukul 09.00 pagi ini, bertempat  di Bina Graha  presiden Soeharto  memyerahkan  bibit  bayam  kepada  Team  Penggerak  PKK  Pusat  yang diketahui  oleh Ibu  Supardjo Rustam. Kepada para pengurus  Team  penggerak  PKK   Pusat  diminta  oleh presiden  untuk menyebarkan  biit-bibit  bayam  tersebut  kepada  para  petani  di  semua  provinsi, sehingga  dapat  menambah  penghasilan mereka.

 Setelah acara  penyerahan  bibit  bayam  tersebut, presiden memimpin  sidang  kabinet terbatas  bidang Ekuin. Salah  satu  kebijaksanaan  yang  diambil didalam  sidang  hari ini  adalah  berupa usaha  mengatasi  akibat banjir. Dalam  hubungan  ini kepala  negara  menginstruksikan  kepada  Bulog  dan pemerintah  daerah  setempat  untuk memberikan  bantuan  pangan  kepada para korban  banjir  yang terjadi  di berbagai daerah itu.  Sehingga dapat  meningkatkan  penderitaan  mereka.
Selain itu, presiden  juga  telah  menegaskan  kembali  perlunya  kantor-kantor  pemerintah  menghemat  penggunaan  listrik, terutama  pada waktu-waktu sesudah  jam kerja.

Kamis, 7 Maret 1985

Didampingi  menteri  Perkembangan  dan Energi, Subroto, pagi ini di Bina Graha, presiden Soeharto  menerima John  Mckinley, Presiden  Direktur  Texaco  Inc.yang disertai Tahija  dan Haroen al Rasjid  dari Caltex  Indonesia. Usai pertemuan  itu, menteri  Subroto mengatakan  bahwa  produksi  minyak  Texaco  seluruhnya  akan diekspor,  dan hal ini sama sekali tak akan memengaruhi  harga BBM  di  dalam negeri.

Sabtu, 7 Maret 1987

Presiden Soeharto  selama  lebih  dari  satu jam  pagi ini mengadakan  pembicaraan  dengan Menteri  Luar Negeri  Uni Soviet  Eduard  Shevardnadze, di Bina Graha. Dalam  pertemuan  itu dibahas  masalah perlombaan  senjata. Eduard  Shevardnadze  menjelaskan  tentang  ususl-usul  negerinya  mengenai  rudal  jarak  sedang  dan penempatan  senjata  nuklir  di angkasa  kepada  Amerika  Serikat  dalam  sidang  yang sedang diadakan  di Jenewa.

Masalah lain  yang dibicarakan  ialah  masalah-masalah  global  sepeti  soal  perang  di Timur Tengah, perang  Irak-Iran, soal  Afganistan  dan Kamboja Kemudia  kepala Negara  memesankan  kepada  Menlu  Uni Soviet  agar dapat  menerangkan  pandangan  indonesia  kepada  negara-negara  yang  akan dikunjunginya.

Senin, 7 Maret 1988

Pukul 20.15  malam ini, presiden  Soeharto menerima Ketua  MPR Kharis Suhud  dan Wakil Ketua  MPR  R  Soekardi di Istana  Merdeka. Mereka  datang  untuk menanyakan  kesediaanya  berkenaan dengan dicalonkannya  kembali  sebagai presiden RI  untuk masa  bakti  1988-1993 oleh  kelima fraksi MPR.Kepada  pimpinan  MPR  yang sedang  menjalankan  tugasnya  itu, Jenderal (Purn)  Soeharto  menyatakan  kesediaanya  untuk dipilih  kembali  menjadi presiden RI  untukm masa  lima tahun mendatang.

Selasa, 7 Maret 1989

Diantara  oleh menteri  Tenaga  Kerja  Cosmos batubara, pimpinan  SPSI  diterima presiden soeharto  di Istana Merdeka  pada jam 12.00 siang ini. Mereka  menghadap  guna melaporkan tentang  rencana  kebernagkatan  mereka  ke beberpa  negara  Eropa  dan AS  dalam  rangka melakukan   lobby   dengan  serikat- serikat  pekerja  di sana. Salah satu    target  kunjungan tersebut  adalah untuk mencegah  diambilnya  tindakan  proteksi atas komoditi  ekspor  Indonesia  ke negara-negara  tersebut.

Usai menghadap kepala Negara, ketua Umum DPP SPSI, Imam  Soedarwo, mengatakan  bahwa  presiden Soeharto berpesan agar  pimpinan  SPSI menjelaskan kedudukan  dan keadaan  serikat pekerja di Indonesia kepada  pihak-pihak  di luar negeri, kalau  sudah dijelaskan, tetapi  mereka tetap tak percaya, kepala  Negara menganjurkan  supaya mereka datang  dan melihat sendiri  di Indonesia.

Rabu, 7 Maret 1990

Mulai  jam  10.15  pagi ini  presiden Soeharto  memimpin  sidang  kabinet  Ekuin  di Bina Graha . di dalam sidang hari ini  presiden  memutuskan  bahwa para petani  yang menanam  padi, palawija  dan tebu  yang rusak akibatb meletusnya  gunung  Kelud  di Jawa Timur  belum lama ini, dibebaskan dari  pembayaran KTT.  Sehubungan  dengan itu presiden memerintahkan Gubernur  Jawa Timur   untuk menginvestarisasi  kredit  dari  areal  yang dinyatakan  puso  akibat  letusan gunung  berapi  itu dan  mengajukannya  kepada  Menteri  Keuangan  melalui Menteri  Pertanian. Ini  merupakan salah satu  keputusan  yang diambil dalam bidang  pertanian.

Sementara  itu kepada  sidang dilaporkan  bahwa neraca  perdagangan  dalam bulan  desember  1989  mengalami  surplus  sebesar  U$$ 71,1 juta  yang berasal  dari nilai  ekspor  sebesar U$$ 2,143 miliar  dan impor  sebesar  U$$ 1, 571  miliar. Ekspor  migas  dalam  bulan Desember  1989  tercatat  sebanyak  U$$ 849,5 juta  atau  meningkat  59,9 %  jika  dibandingkan  keadaan  dalam bulan  yang sama  mencapai  U$$ 1,293 miliar  atau  naik sebesar  6,2 %.

Berkenaan  dengan keadaan moneter  dilaporkan  bahwa  jumlah uang yang  beredar pada bulan Oktober  1989  adalah 0,99% , dengan demikian , inflasi  tahun anggaran menjadi  sebesar 5,87%  dan tahun  takwin  adalah  1,90 %. Secara  keseluruhan  dikatakan  bahwa  tingkat inflasi  dalam periode yang  sama tahun ini lebih rendah dari pada tahun sebelumnya.

Dalam sektor industri  dilaporkan  bahwa telah  terjadi peningkatan  pembangunan industri, tertutama  di Indonesia  bagian  Timur. Sehubungan  dengan itu, presiden meminta agar  peningkatan  produksi  komponen  industri  untuk mendukung daya saing . dan tidak kalah  pentingnya  ialah adanya  dukungan selruh instansi terkait baik diminta atau tidak.

Sabtu, 7 maret  1992
 
Menteri  Luar negeri  Pakistan, Mohammad  SaddiqueKhan Kanjo, pagi ini presiden Soeharto di Bina Graha. Ia menghadap  Kepela Negara dalam Kapasitas  sebagai utusan khusus perna menteri  Pakistan. Setelah  bertemu  presiden  menteri  Luar Negeri  Pakistan  ia mengatakan  bahwa pemerintahnya  mengharapkan bantuan  indonesia mempunyai  hubungan  yang baik dengan India.  Selain itu indonesia  adalah  Ketua  Gerakan Non- Blok . pemerintah  Pakistan juga meminta dukungan presiden Soeharto  bagi pencalonan  Pakistan  untuk menjadi anggota  tidak tetap  Dewan  Keamanan PBB periode 1993-1994.

Menurut  Menteri Luar Negeri  Saddique, presiden Soeharto  mengharapkan agar india  dan pakistan  duduk di meja  peundingan untuk  menyelesaikan  persilisahan mereka mengenai Kasmhir, sesuai dengan revolusi  Dewan  Keamanan, presiden  juga menyatakan  dukungannya  atas keinginan Pakistan untuk menjadi anggota tidak  tetap dewan Keamanan PBB.

Penyusun Intarti Publikasi Lita,SH.