PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto, 6 Maret 1968, - 1991

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,
Selasa, 6 Maret  1968

Pejabat  presiden  menegaskan pada  rapat  kerja transmigrasi  di Senayan, Jakarta, bahwa  transmigrasi  bukanlah sekedar memindahkan penduduk  dari  daerah   yang padat  ke daerah  yang kurang  padat. Transmigrasi  harusah  diletakan  padaa kerangka  pemikiran  untuk meningkatkan kesejateraan  rakyat  dengan meningkatkan  produksi dan memberikan lapangan pekerjaan  yang lebih baik.

Senin, 6 Maret 1972

Presiden Soeharto  mengangkat  207  anggota  tambahan  MPR;155 orang  diantaranya  adalah  dari golongan  ABRI, dan 52  sisanya  dari golongan  non- ABRI. Pengangkatan  ini dicantumkan  dalam  Keppres  No. 36/M/1972, yang dikeluarkan  hari ini.

Rabu, 6 Maret 1974

Pimpinan DPR  diterima  oleh presiden Soeharto  di Bina  Graha  pagi ini. Pada  kesempatan  itu pimpinan  DPR  telah menyampaikan  tanggapan, pandangan  dan saran-saran DPR  serta fraksi-fraksi mengenai repelita  II, sesuai  dengan anjuran kepala Negara agar masyarakat  memberikkan masukan kepada Pemerintah.

 Ketika menerima Dewan Pengurus  kadin siang ini, presiden Soeharto menyatakan harapannya  kadin  bersama  bank dan pemerintah bekerjasama  untuk memajukan usaha  swasta  nasional pribumi, pimpinan Kadin menghadap Kepala Negara  untuk melaporkan  mengenai perkembangan oranisasi  usahawan nasional  itu, terutama  dalam  rangka seruan pemeerintah agar para pengusaha  mengefektifkan  partisipasi  mereka dalam pembangunan . selain Suwoto Suhendar, para pengrus  lain  yang hadir adalah pengusaha-pengusaha  Kowara, Amaludin  Gani, Susilo Sardadi, dan Yulius Tachya.

Kamis, 6 Maret 1975
 

Presiden  Soeharto  siang ini  di Bina Graha  menerima  sebentuk  cincin  dan sepucuk  pedang  dari panglima  Kostrad, Mayjen. Kemal  Idris. Penyerahan  cincin  dan pedang  Konstrad  ini kepada  Kepala Negara  adalah sebagai  tanda  kenang-kenangan  dan penghargaan  kepadanya  selaku Panglima  Kostrad  yang pertam. Upacara  penyerahan   tanda penghargaan  itu dihadiri  oleh sekitar  400 perwira menengah  dan tinggi  Kostrad  dan dilakukan  dalam rangka perayaan ulang tahun  yang tinggi Kostrad  dan dilakukan dalam rangka perayaan  ulang tahun yang ke- 14  pasukan tersebut.

Dalam sambutannya  pada upacara itu, presiden  Soeharto menyatakan bahwa kelahiran dan perjuangan Kostrad sama dengan kelahiran  dan perjuangan Gatotkaca. Diceritakannya bahwa kelahiran tokoh pewayangan gatotkaca telah menghebohkan, sebab tali pusarnya tidak dipotong  dengan pisau biasa, melainkan dengan nasihat-nasihat   para dewa.  Kelahirannya juga sekaligus dibebani  dengan tugas untuk menyelamatkan  Suralaya.

Demikian  juga dengan kelahiraan Kostrad, kata Kepala Negara,  yang  pada masa mudanya  telah menyelamatkan negara dan kepala negara , yang pada  masa  mudanya telah menyelamatkan negara  daan bangsa indonesi, yakni mengembalikan Irian Barat dalam pangkuan Republik Indonesia  dan menumpas G-30- S/PKI.

Selanjutnya  presiden mengamanatkan  agar Kostrad merasa bangsa telah mendapatkan tempaan daan gemblengan  yang demikian hebat,  yang menjadikannya  kuat dan ampuh. Tetapi  diperingatkannya agar  Kostrad  tidak hanya harus  merasa bangga,  melainkan harus pula dapat  mempertahankan  kekuatan dan keampuhannya. Selain  itu diamankan  pula oleh kepala Negara  agar seluruh  warga Kostrad  bertaqwa  kepada Tuhan  Yang Maha Esa dan mencintai tanah  airnya serta berperi- kemanusiaan.

Sabtu, 6 Maret 1976

Hari ini  melalui Keputusan  presiden  No.31/M/1976, presiden Soeharto telah melengkapi struktur  kepemimpinan  Pertamina  Ir. Tri Susilo  diangkat  kembali sebagi Direktur  Eksplorasi  dan  produksi, Ir. Sudarno Martosewoyo sebagai  direktur  Pembekalan  dalam Negeri , Ir Wijarso diangkat kembali sebagai  Direktur  Umum, dan pada itu jabatan Dirktur Keuangan Perkapalan  dirangkap oleh Mayjen. Piet haryono, yang sebelumnya juga telah ditunjuk sebagai Direktur Utama  perusahaan minyak negara itu.

Senin, 6 Maret 1978

Menteri  Negara  Riset, Prof . Sumitro  Djojo hadikusumo, hari ini  di Cendana  telah menyampaikan  kepada  presiden soeharto  hasil-hasil  peninjauan terhadap  Undang-undang  Agraria  yang  telah dilakukan  selama  enam bulan belakangan  ini. Ia mengatakan bahwa selama   masa itu presiden Soeharto  memberi tugas kepadanya  untuk memgadakan penelitian dan peninjauan  undang-undang  yang mengatur  sal pertahanan  di Indonesia, termasuk landreform.

Selasa, 6 Maret  1979

 Hari terakhir  di Yogyakarta  pagi ini presiden soeharto  mengajak  PM  Husein Onn  melihat-lihat  sebuah industri kerajinan  perak. Kepada pemiliknya  yang  mengeluh  akan kesulitan  bahan  baku perak, presiden  menganjurkan para  pengrajin  untuk membentuk koperasi yang mengatur  pembelian  dan penyediaan  bahan baku.Ketika kedua  pemimpin  itu hendak  mengakhiri  kunjungan  mereka,  pemilik  kerajinan  perak  itu menyampaikan  cenderamata   kepada  mereka.

Sebelum  mengakhiri  kunjungan  tidak  resminya   di indonesia  siang ini PM Husein Onn mengadakan  Konferensi   pers  di Gedung  Negara.  ia antara lain  menngungkapkan  bahwa  negerinya  mendukung  tawaran Indonesia  untuk  menyediakan  sebuah  pulau guna  dijadikan  pusat  processing  bagi fungsi Vietnam   yang kini membanjirri  Asia Tenggara . lebih jauh  dikatakan bahwa  Malaysia   dan Indonesia  akan mengambil inisiatif  untuk mengetahui  sikap para pihak  yang terlibat  dalam sengketa   Indociina terhadap  insiatif ASEAN  tentang  masalah Indocina.

 Pukul 14.00 siang ini PM Husein  Onn  meninggalkan  Yogyakarta  untuk  kembali  ke negerinya. Di   Lamuna  Adisucipto  ia dilepas  oleh  presiden  Soeharto. Sultan  Hammengkubuwono  IX   dan  pejabat-pejabat   sipil  dan  militer   setempat. Sepuluh menit kemudian. Presidden Soeharto terbang   kembali ke Jakarta.

Minggu, 6 Maret 1983

Pukul 10.00 pagi ini, pressidden Soeharto  meresmikan  gedung  Markas  Kostrad. Di jalan  Merdeka  Timur, Jakarta. Dalam  kata sambutannya, kepala Negara  mengatakan bahwa  kepercayaan rakyat   kepada  ABRI  tidak  boleh disia-siakan. Cara  yang paling tepat  untuk memelihhara  kepercayaan  tadi  adalah pengabdian  ABRI  yang terus  menerus  dan tidak  kenal  kepada rakyat . ABRI  harus   timbul  dan tenggelam bersama- sama  rakyat . ini berarti  kemanunnggalan ABRI dan  rakyat  harus terus menerus   diperkokoh.

Selasa, 6 Maret 1984
 

Penasihat Menteri  Luaar Negeri  Jepang,  Dr. Saburo Okita, jam  09.30  pagi ini  diterima presiden Soeharto  di Bina Graha, jakarta . maksud  kunjungan  Okita ke Indonesia  kali ini  adalah  untuk mengadakan  tukar  menukar  pandangan  dengan para   pemimpin  Indonesia   mengenai  peningkaatan kerjasama   antara kedua  negara  dalam rangka  Repelita IV.

Kepada Okita , dalam pertemuan  itu,  presiden Soeharto  telah  mennekankn perlunya Jepang  meningkatkan  impor minyaknya  dari  Indonesia.Satu jam  kemudian   ditempat  yang sama, pressidden Soeharto  menerima  pimpinan  BKKBN, antara  lain Dr   Suyono  dan Dr  PT Sumbung, beserta Gubernur  DKI  Jakarta,  R Soeprapto, dan  Gubernur  Jawa Bara,  Aang  Kunaefi. Dalam kesempatan  itu kepala  Negara telah menginstruksikan  BKKBN  untuk  mengadakan  “Safari  KB Senyum  Terpadu” dalam rangka usaha  untuk terus  meningkatkan  peserta KB  Lestari. Presiden  mengharapkan  agar  Safari KB  Lestari. Presiden  mengharapkan  agar  Safari  KB senyum  Terpadu  itu dijalankan  secara  terus menerus, sehingga   masyarakat  ikut  berpartisipasi  dalam melaksanakan  program KB. Ditekankan  kembali  oleh  presiden   bahwa  mensukseskan  program KB itu bukan  hanya tanggungjawab  Pemerintah   saja, tetapi  tanggungjawab nasional.

Rabu, 6  Maret 1985

Presiden Soeharto  pagi ini  memimpin  sidang  kabinet  terbatas   bidang Ekuin   yang  diadakan di Bina Graha. Dalam sidang  itu  antara lain presiden menekankan  agar  para pelaku   penyelundupan ditindak tegas tanpa pndan g  bulu, termasuk  para  penadahnya. Dikatakannya  oleh kepala  Negara  bahwa  hal ini  dilakukan  untuk melindungi  penerimaan  pendapatan  negara,  dan juga   untuk  melindugi  dalam negeri.

Di dalam  sidang  hari ini  presiden  mengemukakan  bahwa  peneriimaan   negara  harus didukung  pula oleh pendapatan  dari pajak . oleh karena itu. Departemen  keuangan  beserta  aparatnya  haruss memberi  keemudahan  kepada wajib pajak. Juga  dipesankan  agaar pembayaran gaji  pegawai  negeri  dilakukan  tepat pada waktunya.

Diantara  masalah-masalah  penting  yan dibahas  oleh  para  menteri peserta  sidang  terbatas  ini adalah    rencana  pemeintah   untuk  menghapuskan  sertifikat ekspor. Menurut  Menteri   perdagangan  , dengan   penghapusan  sertifikat ekspor yang  akan mulai  diberlakukan  pada bulan April 1986, maka prosedur  ekspor  ini akan  kembali kepada   sistem pemberian  fasilitas  ekspor dalamm bentuk aslinya (draw back).

Senin, 6 Maret 1989

Presiden Soeharto mengatakan  bahwa  Indonesia  membangun  bukan untu kmencari  penghargaan  dunia,  melainkan  untuk meningkatkan  kesejateraan  masyarakatnya  secara menyeluruh. Kendati demikian  Indonesia  merasa  bersyukur  jika usaha-usahanya  dalam melaksanakan pembangunan mendapat  penghargaan dunia.

Demikian  dikatakan KepalaNegara  ketika  menerima  Kepala  BKKBN  Haryono  di Bina Graha  siang  ini. Pernyataaan itu  diemukakan  Kepala Negara  sehubungan  ddengan akan  diserahkannya   penghargaan  dari lembaga  kependudukan  PBB   untuk presiden  Soeharto  di New York   pada  bulan juni  mendatang. Peghargaan  tersebut  diberikan  atas  keberhasilan  presiden Soeharto  menggerakan  program  KB  di Indonesia  selama ini.

Rabu, 6  Maret 1991

Bertempat  di Bina  Graha.pada pukul  10.00  pagi  ini,  presiden  Soeharto  memimpin sidang  kabinet terbatas  bidang Ekuin. Didalam  sidang itu.  Presiden Soeharto meminta para   menteri  bidang  ekonomi  untuk memberkan  penjelasan  yang  sebaik-baiknya  tentang  deposito beberapa  BUMN   dari  bank-bank  pemerintah. Penarikan  uang  sebanyak  Rp 8  triliun  itu diperlukan  BUMN-BUMN tersebut  dalam ranngka pembelian  Sertifikat   Bank  Indonesia (SBI).  Dengan   tinndakan  ini pemerintah   bermaksud  mengurangi  jumlah uang  yang beredar. Disamping  menekan keinginan masyrakat  untuk berspekulasi   dengan valuta asing.

Penyusun Intarti Publikasi Lita,SH