PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 1 Juli 1966 - 1 Juli 1989

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,

Jum’at, 1 Juli 1966
Ketetapan MPRS No.IX/1966 yang memeperkuat Supersemar dari Presiden Soekarno kepada Menpangad Letjen Soeharto disambut gembira oleh KAMI Pusat. Kepada Jenderal Soeharto diharapkan agar Supersemar diefektifkan sepenuhnya untuk merealisasikan Tritura.

Sabtu, 1 Juli 1967
Pejabat Presiden Soeharto bertindak sebagai Inspektur Upacara pada HUT Bhayangkara yang ke-21 di Parkir Timur Senayan, Jakarta. Dalam pidatonya Jenderal Soeharto berusaha menempatkan kedudukan AKRI di tengah-tengah masyarakat, yaitu dengan menekankan fungsi polisi dalam masa pembangunan Orde Baru. Ditekankan bahwa kita kini berada pada masa transisi dalam segala bidang. Untuk dapat mewujudkan tuntutan rakyat itu diperlukan adanya ketertiban, sebab ketertiban merupakan syarat mutlak dalam mencapai cita-cita bangsa kita, yaitu masyarakat adil dan akmur. Disinilah tugas dan peranan besar slogarde Bhayangkara AKRI untuk ikut serta menciptakan suasana tertib dalam masyarakat, demikian Jenderal Soeharto.

Selasa, 1 Juli 1969
Presiden Soeharto mengatakan bahwa untuk dapat melaksanakan tugas dngan sebaik-baikya, maka aparatur Kepolisian RI harus bertindak secara dinamis, penuh inisiatif, tegas dan tepat, adil tanpa pandnag bulu, serta tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia dan hukum negara. Hal ini dikemukakan pada Hari Bhayangkara ke-23 di Jakarta. Pada kesempatan itu pula Presiden mengumumkan perubahan nama Angkatan Kepolisian menjadi Kepolisian Negara RI, yang tercantum dalam SK Presiden No.52/1969.

Kamis, 1 Juli 1971
Dengan didampingi Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, Menteri P dan K Mashuri, Presiden Soeharto meresmikan sebuah STM Pembangunan di Jakarta. Dalam amanatnya, Jenderal Soeharto mengatakan bahwa dibidang pendidikan kita sangat jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Ketinggalan itu harus kita kejar, baik untuk mempercepat tercapainya masyarakat maju dan sejahtera maupun unuk menempatkan bangsa kita sejajar dengan bangsa-bangsa lain dalam bidang ekonomi. Dengan mengenal manfaat teknologi berarti telah tertanam pula salah satu sikap mental yang diperlukan bagi manusia pembangunan, yaitu menggunakan akal dan usaha untuk memanfaatkan keadaan alam. Hal ini dipandang Jenderal Soeharto sebagai kebalikan dari sikap “nrimo” terhadap alam yang dianggapnya kejam. Kemudian Presiden menganjurkan agar masyarakat melepaskan ikatan yang bersifat “nrimo” antara lain dengan cara-cara mengenal dan menggunakan hasil teknologi secara tepat bagi usaha-usaha pembangunan.

Senin, 1 Juli 1974
Dalam tahun anggaran 1974/1975, Pemerintah akan mengangkat 57.485 pegawai negeri baru. Dari jumlah tersebut, tercatat 20.500 orang sebgai pegawai tambahan, 15.000 orang untuk mengantikan pegawai yang pensiun, 18.000 orang untuk guru SD, dan 3.985 tenaga kesehatan.

Kamis, 1 Juli 1976
Di Ciriwoyo Wonogiri Presiden Soeharto meresmikan penggunaan Bendungan Nawangan. Pembangunan bendungan ini semula dilakukan oleh rakyat dibawah pimpinan Bupati setempat dan kemudian dilanjutkan denganbiaya dari pemerintah pusat. Keseluruhan pembangunannya memakan waktu selama delapan tahun.

Jum’at, 1 Juli 1977
Untuk pertamakali sejak pemerintah Orde Baru tercapai suatu memorandum saling pengertian dan kerjasama dalam bidang penelitian dan ilmu pengetahuan antara Indonesia dan Hongaria yang merupakan salah satu negara sosialis. Kerjasama tersebut dalam bidang penelitian, latihan, perikanan darat, pemulihan tanah, dan radio isotop untuk kesehatan.

Rabu, 1 Juli 1987
Dalam sidang Kabinet Terbatas Bidang Ekuin Menteri Perindustrian Hartarto melaporkn mengenai ekspor perdana kapal, yang berupa ponton, produksi galangan kapal milik pemerintah, PT Kodja. Kapal yang diekspor ke Malaysia itu bernilai kontrak sebesar US$ 1,175 juta. Ia juga melaporkan tentang pengembangan industri sttrategis dalam rangka meningkatkan daya saing dan ekspor industri baja dan lainnya.

Sabtu, 1 Juli 1989
Presiden dan Ibu Tien Soeharto mengahdiri acar peresmian sejumlah proyek pembangunan yang dipusatkan di lokasi bendungan irigasi Air Manjuto di Kecamatan Muko-Muko, Kabupaten Bengkulu Utara. Disamping irigasi Air Manjuto, proyek-proyek yang diresmikan adalah Irigasi Air Nipis Seginim dan Air Kedurang di Bengkulu Selatan, serta irigasi Air Musi Kejalo di Kabupaten Rejang Lebong. Selain itu diresmikan pula Masjid Akbar Bengkulu, yang oleh Kepala Negara diresmikan dengan nama Masjid At-Taqwa. Keseluruhan proyek itu menghabiskan biaya sebesar Rp. 67 milyar.

Penyusun : Gani Khair