PUSAT DATA JENDERAL BESAR HM. SOEHARTO

---

Jejak Langkah Pak Harto 13 Juli 1966 - 13 Juli 1992

♠ Dipublikasikan oleh Tim Kerja Media Cendana Nusantara ,,,,

Rabu, 13 Juli 1966

Wapendam Hankam  a.i / Menpangad  Letjen. Soeharto  telah  menerima  massa  KAMI  dan kAPPI  yang  datang  MBAD guna  menyampaikan  pandangan  mereka  tentang pembentukan  mereka tentang  Kabinet  Ampera. Dalam sambutannya, jenderal  Soeharto  menekankan  bahwa  struktur  adalah  sangat penting  diperhatikan  dalam pembentukan  kabinet. Oleh  sebab  itulah  diadakan hearing  dengan  organisasi  massa  dan organisasi  politik. Dalam hubungan  ini dikatakan bahwa  kabinet  Ampera  mendatang harus memenuhi syarat-sayarat  atau ketentuan -ketentuan  yang telah ditetapkan  dalam ketetapan    MPRS  No. X111/1966. Selain itu  jenderal Soeharto  juga mengharapkan bahwa kabinet  tersebut  akan betul-betul  memiliki  struktur organisasi  yang sederhana,efektif  dan efisien. Calon -calon  yang akan menduduki  struktur kabinet  juga akan  memiliki  sifat 3 A +B + C, yaitu Ahlak, Ahli, Amal, Berani, dan Chayal (ejaan baru :Khayal).
Untuk mengembalikan kepercayaan rakyat kepada swadaya koperasi; maka seluruh kegiatan dan organisasi KOKSI (Kesatuan Organisasi Koperasi Seluruh Indonesia), yang disahkan pembentukannya dengan Keppres RI No. 266/1961, baik di pusat maupun daerah, dibekukan. Ini merupakan keputusan Presidium Kabinet Dwikora yang tercantum dalam SK No. Aa/E/98/1966. Sementara itu berdasarkan Surat Keputusan Kabinet Dwikora No. Aa/E/96/1966 yang dikeluarkan pada hari ini juga, telah digariskan tugas Kolognas yang terpusat pada pengamanan sembako.

Senin, 13 Juli 1981
Hari ini kepala  Bulog, Bustanil Arifin, menyerahkan bantuan 250 ton beras kepada Gubernur DKI Jakarta Beras ini merupakan  sumbangan  presiden  yang  harus  disampaikan  kepada fakir miskin  yang ada di jakarta.

Senin,13 Juli 1987.

pukul 09.30 pagi ini  presiden  Soeharto menerima  presiden  Bank  pembangunan  Asia,  Masao  Fujuoko, di Bina Graha.  Seusai  pertemuan, dalam keterangan  persnya, Fujioko mengatakan  bahwa selama ini  Asian  Development Bank (ADB)  telah  memberikan  bantuan  kepada Indonesia  sebanyak  U$$3,8 miliar. Ini  berarti Indonesia  merupakan  negara  penerima  bantuan terbesar,yaitu hampir  20% dari  seluruh  bantuan ADB. Untuk  tahun  ini Indonesia akan menerima  sebesar  U$$500 juta dan 40%  dari bantuan  itu akan  digunakan  untuk pembangunan pertanian.  Dikatakanya pula  bahwa ADB  sangat menghargai  pembangunan  bantuan-bantuan  yang diberikannnya kepada Indonsia.


Senin,13 Juli 1992

Presiden  Soeharto  memutuskan  bahwa pemerintah mulai  tahun ajaran 1992  tidak  akan memberikan  lagi dispensasi  bagi  warga  Indonesia  yang baru  tiba kembali  di tanah air  untuk belajar  sekolah  internasional  dengan alasan  untuk melakukan  penyesuaian. Dalam  hubungan ini, presiden mengharpkan  para  orang tua menyadari  bahwa  anak mereka  harus  belajar  di sekolah  berwawasan  Indonesia  dan bukannya  berwawasan  asing.

Demikian dikatakan Menteri  P dan k, Fuad  Hasan, setelah  menemui  kepala Negara untuk melapor  tentang  persiapan  rapat  kerja  nasional  departemen  yang dipimpinanya  dalam bulan ini.

pada jam 10.00 pagi ini, di Bina Graha,presiden  Soeharto  menerima  para atlet  Indonesia  yang akan mengikuti  Olimpiade  di Barcelona, Spanyol. Memberikan  kata sambutannya, Kepala Negara mengharapkan kontingen Indonesia  agar  bersikap waspada  karena  sebuah  negara tetangga  tuan rumah  pesta  olaraga  itu masih  terus  berusaha  memburukkan  nama Indonesia  terutama  mengenai  masalah  Timor-Timur. Kepada  para atlet itu, Presiden  juga mengatakan  bahwa  mereka  berkewajiban  memperkenalkan  Indonesia  kepada  olaragawan  dari berbagai  negara lain.

pada jam 12.30 siang ini, bertempat  di Bina Graha, Presiden  Soeharto  menerima  Panglima  ABRI Jenderal Try Sutrisno,  Pangab  menghadap Kepala  Negara guna melaporkan  hasil penelitian  ABRI atas  peristiwa  12 november 1991 di Dili. dilaporkan bahwa  team yang ditugaskan  pangab  melakukan penelitian itu  menyimpulkan  bahwa  terdapat 115  orang  korban tewas  dan hilang  dalam kejadian itu, selain  seorang  warganegara  asing. Dari  115 yang dilaporkan  hilang, ternyata  31 orang  telah kembali ke desa masing-masing.

Penyusun : Eren Saumuru