Jum'at 8 Oktober 1976---Presiden
Soeharto, bersama PM Fraser, sore ini meresmikan pabrik bahan bangunan
dan pipa asbes semen di Tangerang, Jawa Barat. Pabrik yang dimiliki oleh
PT James Hardie Indonesia ini merupakan proyek penanaman modal asing
yang dilakukan oleh perusahaan Australia, yaitu James Hardie Asbestos
Ltd.
Dalam
amanatnya, Kepala Negara mengharapkan agar modal swasta asing mampu dan
mau menyesuaikan kepentingannya dengan dasar-dasar dan arah pembangunan
Indonesia berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah ditegaskan dalam
Undang-Undang Penanaman Modal Asing. Dikatakannya bahwa kepada
investor-investor asing itu kita telah memberikan rangsangan dan
fasilitas-fasilitas yang menarik. Sebagai imbalannya kita pun
mengharapkan penanaman modal asing ikut mendorong maju pembangunan
menurut arah yang kita cita-citakan. Demikian Presiden.
Presiden
dan Ibu Soeharto malam ini di istana Negara menyelenggarakan jamuan
santap malam untuk menghormat tamu Negara, Perdana Mentri dan Nyonya
Fraser. Dalam sambutannya, Kepala Negara, antara lain telah berbicara
mengenai ASEAN dan masalah-masalah perdamaian, serta Timor Timur.
Menyangkut soal yang terakhir ini, adalah masalah penghapusan jajahan
dan penentuan masa depan mereka sendiri. Mereka telah menyatakan
bergabung dengan saudara-saudara sekandungnya dari Indonesia, dan bangsa
Indonesia pun telah menerimanya dengan tanggungjawab.
Khusus
mengenai kunjungan PM Fraser, Presiden Soeharto mengatakan bahwa kita
masing-masing tentu mempunyai jawaban yang kita anggap baik mengenai
berbagai masalah. Mungkin jawaban yang kita berikan berbeda-beda karena
lingkungan dan kepentingan yang berbeda. Tetapi yang penting adalah
adanya saling pengertian dan saling percaya. Karena itu Presiden
menganggap pembicaraan yang telah dilakukannya dengan PM Australia itu
sangat berharga.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Sukur Patakondo
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Sukur Patakondo