Rabu, 27
September 1989 --- Hari ini di
Semarang, Presiden Soeharto meresmikan 158 buah pabrik industri hilir
pengolahan kayu dan barang jadi rotan. Pabrik-pabrik tersebut tersebar di 19
provinsi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.
Dalam amnatnya
Kepala Negara mengatakan bahwa kekayaan alam berupa kayu dan rotan harus kita
olah di dalam negeri agar memberi nilai tambah yang sebesar-besarnya, agar
memberi manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat kita. Limbah kayu dan rotan
juga harus kita olah agar dapat menjadi barang jadi. Untuk itu kita harus
mengembangkan industri hilir pengolahan kayu dan rotan, baik yang besar maupun
yang kecil dan kerajinan. Dengan demikian, disamping kita dapat mengekspor
barang jadi dengan nilai yang lebih tinggi, usaha tersebut akan mampu
menciptakan lapangan kerja yang cukup luas. Karena itu ekspor kayu gergajian
perlu dikurangi dan diarahkan menjadi ekspor barang-barang jadi, termasuk pula
pengolahan limbah kayu.
Sumber : Buku Jejak Langkah Pak Harto Jilid 1-6
Publikasi : Rayvan Lesilolo
Publikasi : Rayvan Lesilolo